Agen kimia
tbl gejala jk
terpapar dlm jangka waktu ttt.
PAPARAN : Suatu bentuk
perlakuan/kejadian yang mana
mengakibatkan masuknya bahan
beracun kedalam tubuh (umumnya
melalui jalur pernafasan)
1. Makanan
Dari makanan itu sendiri spt :
keracunan sianida (singkong),
jencolic acid (jengkol),asam
bongkrek (boncreric acid),
aflatoksin (bungkil kacang tanah)
Berasal dari luar makanan spt
pestisida.
Sianida (HCN)
Didalam daun dan kulit dermis umbi
singkong terdapat suatu glikosida
cyanogenik yg disebut linamarin, yaitu
suatu ikatan organik yg dpt menghslkan
racun biru (cyanida; HCN).
Didlm sel2 singkong terdpt suatu enzim
lynase yg dpt memecah glikosida
cyanogenik menjadi HCN. Jika daun atau
umbi singkong tidak terluka, mk iktn
g.cyanogenik tdk berbahaya, krn tdk
pecah oleh enzim & tdk menghslkan HCN
yg terlepas.
Gejala keracunan :
1-2 jam sth mengkonsumsi
singkong, dgn gjl kepala pusing, ggn
kesadaran, muntah, sesak napas,
bibir dan kulit muka cyanotik, dpt
terjd kematian.
Singkong yg digoreng lebih sering
memberikan kasus keracunan dp
direbus atau di kukus, krn cyanida
tidak larut dlm lemak. Dengan suhu
tinggi cyanida dpt menguap.
Asam jengkolat
Terdpt didlm biji jengkol, kebanyakan
kasus keracunan pd org yg
mengkonsumsi jengkol mentah.
Gejala keracunan :
Oliguria sp anuria, didahului rasa
pegal di pinggang, nyeri melilit, kolik
sal. Kencing, rasa sakit bisa menghlg
perlahan2 dan pend bisa
mengeluarkan urine lagi, sering terjd
hematuria.
Asam bongkrek
Terdpt dlm tempe bongkrek yg dibuat dr ampas
kelapa, fermentasi menggunakan jamur Rhizopus
oryzae dan R. oligosporus. Pd ampas kelapa
terdpt bakteri Pseudomonas cocovenans yg
memecah Trigliserida (ampas kelapa), dimana
oleh bakteri ini diubah menjadi toksoflavin yg
berwrn kuning orange dan beracun, persaingan
antara jamur dgn bakteri Pseudomonas
cocovenans ini menghslkan asam bongkrek.
Asam bongkrek bersft antimikotik, shg disekitar
tpt tumbuh basil, jamur tdk tbh, tempe bongkrek
tampak gundul krn tdk ditumbuhi benang2 jamur.
Aflatoksin :
dihasilkan oleh jamur Aspergilus flavus yg
menkontaminasi biji2an, terutama bungkil
kacang tanah.
Keracunan oleh aflatoksin ini dpt akut dan
kronis, yg plg berbahaya keracunan kronis
krn dpt menyebabkan kanker hati,
sdgkan toksisitas akut jarang terjadi.
Aflatoksin didlm tbh bersft kumulatif, dosis
sedikit2 bertumpuk & memberikan
gejala2 sth mencp batas toksisitas.
Pencemaran lingkungan
1. Asap rokok :
Asap utama
(MS)
10-23 mg
20-66 mg
70-100 g
400-500 g
50-100 g
210-478 g
12-48 g
160 g
100-250 g
Ratio SS : MS
2,5-4,7
8-11
0,1-50
0,1-0,25
40-170
1,4-1,6
10
6-8
2-5
Bahan
Fase partikel :
Nikotin
Fenol
Benzo(alfa)pyrene
N-Nitrosonornicotin
Cadmiun (Cd)
Nikel
Seng (Zn)
Bhn partikel lain
Asap utama
(MS)
1,7-3,3 mg
60-120 g
20-40 ng
200-3000 ng
100 ng
20-80 ng
60 ng
15-40 mg
Ratio SS : MS
1,8-3,3
1,6-3,0
2,5-3,5
0,5-3
3,6-7,2
0,2-30
0,2-6,7
1,3-1,9
2. Polusi udara
Stp hr kt menghirup 10.000-20.000 lt
udara, yg mengdg berbg macam polutan
berupa partikel, gas, jasad renik.
Sebgn besar hanya mengganggu, sebgn
lagi menyebabkan penyakit.
Efek polutan ada yg akut berupa
peradangan, nekrosis dan reaksi
hipersensitivitas. Yg kronis (jgk panjang)
yaitu fibrosis, perubahan degeneratif, efek
teratogenik, mutagenik, efek thd fgs
reproduksi, karsinogenik. Efek pd sal nafas
(plg utama) bronkitis kronis, asma, dll.
PNEUMOKONIOSIS AKIBAT
DEBU MINERAL
Antara lain :
a.
b.
c.
Silikosis
Antrakosilikosis
Asbestosis
Pneumokoniosis.
Yaitu kelainan atau reaksi paru non
neoplastik krn inhalasi debu mineral,
partikel organik & anorganik, asap atau uap
kimia.
Pneumokoniasis krn debu mineral :
Debu arang, silika, asbestos dan berilium
(sering tjd ditempat kerja ttt).
Kanker paru krn asbestos ternyata
ditemukan juga pd keluarga pekerja
asbestos dan pd org lain yg terpapar
asbestos diluar tempat kerja.
Patogenesis :
Debu arang relatif inert (tdk
aktif), shg ckp banyak debu
arang (carbon) berada dlm paru
seblm penyk paru dpt terdeteksi
scr klinik. Debu silika dan
berilium lbh iritatif shg dlm kadar
rendah sdh menimbulkan
kelainan.
Silikosis :
Adalah suatu pneumokoniosis yang
disebabkan inhalasi partikel-partikel
kristal silika bebas (silikon dioksida =
SiO2). Bentuk mineral kristal utama
silika bebas adalah kuarsa, tridimit dan
kristobalit.
Partikel silika bebas yang terbawa
udara berasal dari peledakan,
penggerindaan, penghancuran,
pengeboran dan penggilingan batuan.
2. ANTRAKOSILIKOSIS (PNEUMOKONIASIS
PEKERJA TAMBANG BATUBARA/ ARANG)
Disebabkan paparan terhadap debu campuran
(serpihan-serpihan, pasir, bubuk batu, kaolinit,
batu tulis, batu kapur, dll) dimana silika bebas
bukan merupakan komponen fibrogenik yang
dominan.
Batubara mengandung C, H (<), S. P dan silika
bebas.
Semua pekerja dipertambangan dalam
(khususnya yang bekerja pada tempat
pencucian dan yang terpapar berat pada
penambangan ditempat terbuka), pekerja yang
memuat batubara(mis. dalam kapal), pekerja
pada industri yang menggunakan batubara
(mis. industri baja) beresiko terpapar.
3. ASBESTOSIS
Adalah suatu silikosis progresif
dan ireversibel yang disebabkan
oleh inhalasi serat-serat asbes.
Asbes adalah istilah generik
untuk sekelompok silika
mineral berserat yang ada
dialam, berbentuk kristal dan
dapat membelah menjadi fibrilfibril tunggal atau berkas serat.
Asbes digunakan dalam pembuatan produkproduk semen seperti pipa dan lembaran
atap (69%),kertas, ubin lantai, bahan
penggosok, cat dan pelapis (29 %), tekstil,
plastik dan bahan isolasi (2%)
Orang yang beresiko tinggi untuk menderita
asbestosis yaitu pekerja pertambangan,
penggilingan dan pengolahan asbes,
transpor asbes yang sudah ditambang dan
digiling, pabrik produk asbes, pembuangan
produk sisa pertambangan, pemakaian atau
pembongkaran produk-produk asbes
dimana debu asbes terbawa udara.
Patofisiologi :
Serat-serat yang terinhalasi dengan
diameter < 3 m menembus sal
napas dan tertahan dalam paruparu. Karena serat serat krisotil
menggulung, maka lebih sukar
masuk keparu-paru dibandingkan
amfibol.
Sebagian besar serat yang masuk keparuparu dibersihkan dari saluran nafas mell
ludah dan sputum. Sedangkan dari seratserat yang tertahan dalam sal nafas kecil
dan alveoli, sebagian serat pendek akan
ditelan oleh magrofag dan dibawa
kekelenjar limfe, limpa, dan jarg lain.
Sebag serat yang menetap pada sal nafas
kecil dan alveoli khususnya amfibol akan
dilapisi oleh kompleks besi protein dan
menjadi badan-badan asbes atau badan
ferruginosa
Setelah paparan lama atau retensi seratserat asbes cukup besar atau berat, scr
perlahan-lahan akan timbul fibrosis paru ,
Fibrosis pleura ringan sampai berat
seringkali ditemukan, dan kadangkala
tampak plak-plak pleura hialin atau
kalsifikasi.
Orang-orang yang terpapar debu menelan
serat-serat asbes bersama ludah atau
sputum, air, minuman atau makanan,
setelah masa laten (>20 tahun) dapat
timbul kanker paru, mesotelioma pleura
ganas atau kanker saluran cerna.
Bahan Obat :
Obat yg diberikan utk tjn terapi dpt
menimbulkan efek yg tdk diharapkan
(Adverse drug reactions = ADR).
A. Estrogen
diberikan pd wanita menjelang
menopause & pasca menopause.
efek merugikan ;
a. karsinoma endometrium
b. Karsinoma mamae
c. Tromboemboli
d. penyakit kardiovasculer.
Karsinoma mamae
kanker endometrium
kanker serviks
kanker ovarium
Tromboemboli
hipertensi
penyk kardiovaskuler
adenoma hepar
Penyk kandung empedu
c. Asetamenofen
- dosis teraupeutik (500mg) aman.
- dosis tinggi (dosis toksik = 15-25
gr) dpt menybbkan nekrosis hati.
- gejala toksisitas : mual, muntah,
diare, shock, disusul dg ikterus,
payah hati dpt terjd kerusakan
ginjal dan miokard.
D. Asam Asetilat
Dosis berlebih dpt terjd krn tertelan
(anak2) atau bunuh diri (dws).
Dpt terjd kelainan metabolik.
Toksisitas kronik dpt terjd pd org dg
kelainan radang kronik
Terjd gastritis erosif dan tendensi
perdarahan.
Kokain :
Menimbulkan euforia (rs nyaman) &
bersft adiktif.
Dikonsumsi dg cr diisap mell
hdg, mell rokok, ditelan,
disuntikkan subkutan atau
intravena.
Heroin :
Digunakan dg cr penyuntikan
sub kutan atau intravena.
Menimbulkan euforia,
halusinasi, somnolen
(mengtk), dan sedasi (kehlgn
kegembiraan) bersifat aditif &
lbh merusak organ.
Mariyuana (ganja)
Dikonsumsi dg cr diisap sbg rokok.
Efek positip utk pengobatan : menurunkan
tekanan intraokuler pd glaukoma dan
menekan rasa mual akibat kemoterapi.
Efek thd SSP : ggn persepsi sensorik &
koordinasi motorik shg mdh terjd
kecelakaan.
Kelainan sistem pernapasan : laringitis,
faringitis, bronkitis, batuk, asma, suara
serak
Efek thd sel germinal : kelainan
kongenital, BBLR, prematur.
Pestisida
Macam pestisida :
A. Insektisida
Banyak digunakan dlm bdg
pertanian & perkebunan (belalang,
kumbang, wereng) serta Kesh.
Masyarakat (nyamuk sbg vektor
malaria, DHF, elefantiasis; lalat sbg
vektor Trypanosomiasis).
Ad c. Piretroid merupakan
insektisida yg plg rendah
toksisitasnya, shg relatif plg
aman digunakan. Tapi jk
mengenai
kulit, kulit terasa
panas & sensitif, dpt
berlsg
sp 24 jam, kmd hlg sdr.
B. Herbisida :
Herbisida umumnya toksistasnya rendah, shg
banyak digunakan oleh petani, spt Parakuat,
digunakan petani utk membunuh gulma
diperkebunan, parakuat tdk menguap, shg tdk
terhirup oleh pernafasan, berbahaya jk
tertelan, krn menyebabkan kerusakan organ
yg berat spt paru, ginjal dan hati sp timbul
kematian. Parakuat inaktif jk kontak dg tanah,
shg jk ada yg tertelan, bs ditangani dg cara
merangsang agar pend muntah, kmd
memberikan bhn tanah liat kedlm sal
pencernaan utk menetralisir parakuat dlm
lbg/usus.
Logam Berat
Yg termsk logam berat yg ptg & plg
sering dijumpai : Pb, Hg, As, Cd.
Dijumpai dialam bebas : gunung
berapi, batu2an, tambang,
pembakaran BBM.
Yg potensial toksik : bentuk
garamnya kecuali Hg.
Pb (timbal).
Timbal logam digunakan pada pelindung kabel
listrik, pembuatan pipa-pipa, tangki dan genting
atap, sambungan penyekat, sebagai logam pelapis
yang terpapar cuaca terutama air laut (timbal
merah), pembuatan baterai penyimpan asam timbal
(plat akumulator), industri kimia untuk melapisi
kontainer asam sulfat, panci pemanas, dll,
pembentukan berbagai senyawa dengan timah,
tembaga dan antimon pada industri cat dan
amunisi, produksi pigmen timbal untuk cat dan
vernis, serta pembuatan kaca pemantik dan pelapis
bening. Tembikar berglasir timbal dan serpihan cat
timbal dirumah-rumah kuno, industri petroleum
(timbal tetra etil dan timbal tetra metil) sebagai
bahan aditif anti knock pada bahan bakar bensin.
Patofisiologi :
Timbal (Pb)
Pb : makanan < 0,3 ppm
Susu kaleng 0,5 ppm
Air minum 0,1 ppm
Logam Pb dikonversi dalam tubuh menjadi Pb2+
Ekskresi Pb 2 mg/hari
Keracunan bentuk kronis, anak-anak pica; kerusakan
syaraf
Hg (mercury/air raksa)
3 bentuk Hg :
Elementer
Organik
Anorganik
Patofisiologi :
Air raksa masuk kedalam tubuh secara inhalasi
(terutama pada paru-paru dalam bentuk uap atau
debu, 80 % dari sini akan diabsorpsi , oral serta
melalui kulit (air raksa (II) organik dan
anorganik). Kadar air raksa tertinggi ada pada
ginjal dan hati. Hg juga dapat melewati pembuluh
darah-otak dan plasenta. 90 % air raksa berada
dalam eritrosit.
Unsur air raksa yang diabsorpsi dengan cepat
dioksidasi menjadi ion Hg2+, yang mempunyai
afinitas terhadap gugus sulfhidril (-SH), serta
berikatan dengan substrat-substrat yang kaya
gugus tsb. Kadar air raksa tertinggi ditemukan
dalam ginjal (terikat pada metalotionein) dan
hati.
Merkuri
Uap Hg sangat berbahaya
Racun kumulatif, kronis; perlu 70 hari utk eliminasi
setengah dosisnya
Kadmium
Sebagai logam campuran
Akibat keracunan Cd
Menyusutnya ion kalsium dari tulang shg rapuh, dan
mudah patah
Nyeri perut, muntah, mencret, rasa tercekik
Contoh kasus di jepang S.zintsu :
itai-itai disease
Patofisiologi :
Kadmium masuk ketubuh lewat pernafasan atau
oral. Laju pengendapan dalam paru-paru (jar
alveoli) berbanding terbalik dengan ukuran
partikel ( 50 % dari partikel yang terinhalasi
berdiameter rata-rata 0,1 m dan 20 %
berdiameter 2 m), 60 % kadmium yang
mengendap disaluran nafas bagian bawah dalam
bentuk kadmium oksida dapat diabsopsi.
Akumulasi terutama dalam hati dan ginjal.
Ekskresi terutama lewat urine, dalam jumlah kecil
lewat jalur lain (empedu, sal cerna, saliva,
rambut dan kuku).
Arsen (As)
Orang yang beresiko terpapar adalah
para pekerja pertanian dan
kehutanan yang menggunakan
pestisida arsen, pekerja pengilangan
arsen dan peleburan bijih, proses
pembuatan pengawet kayu, obatobatan, para pekerja metalurgi dan
elektronika.
2. Corrosive (menghancurkan)
Avoid contact with the skin.
Bear in mind that
these can (under
some circumstances) rust
chemical cupboards.