Dasar Grup
Dasar Grup
BAB 3
DASAR DASAR GRUP
Deskripsi Singkat :
Grup merupakan struktur aljabar dengan satu operasi biner. Dalam bab ini akan
dibahas mengenai sifat-sifat atau syarat-syarat suatu Grup, himpunan bagian dari
Grup yang merupakan Subgrup, serta menentukan orde suatu Grup.
33
Definisi 3.1 :
Suatu monoid (G,*) dikatakan suatu Grup jika setiap anggotanya memliki
unsur balikan atau invers, yaitu :
a G a-1 G sehingga a * a-1 = a-1 * a = e
Dengan kata lain, dari definisi tersebut dapat kita ketahui syaratsyarat dari suatu Grup yaitu memenuhi sifat monoid dan setiap
anggotanya memiliki unsur balikan atau invers. Adapun untuk lebih
jelasnya mengenai syarat-syarat suatu Grup akan dijabarkan dalam
definisi berikut ini :
Definisi 3.2 :
Grupoid (G,*) dikatakan suatu Grup jika memenuhi syarat-syarat :
1. Tertutup
Misalkan a dan b adalah anggota G,
maka a dan b tertutup bila a * b G
34
2. Assosiatif
Misalkan a,b,c G
maka (a * b) * c = a * (b * c)
3. Adanya unsur satuan atau identitas
Misalkan a G
maka a * e = e * a = a
4. Adanya unsur balikan atau invers
Misalkan a G
maka a * a-1 = a-1 * a = e
Contoh 3.1 :
Misalkan G = {-1, 1} adalah suatu himpunan.
Tunjukan bahwa G adalah suatu Grup terhadap perkalian (G, .).
Penyelesaian :
Tabel 3.1.
Daftar Cayley G = {-1, 1} terhadap (G, .)
-1
-1
-1
-1
Dari tabel 3.1. akan ditunjukan bahwa G = {-1, 1} merupakan suatu Grup
terhadap perkalian (G, .), yaitu :
35
a. Tertutup
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan -1 dan 1 G
-1 . 1 = -1
karena hasilnya -1 G, maka tertutup terhadap G
b. Assosiatif
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan a = -1, b = -1 dan c = 1 G
(a . b) . c = (-1 . -1) . 1 = 1 . 1 = 1
a . (b . c) = 1 . (-1. -1) = 1 . 1 = 1
Sehingga (a . b) . c = a . (b . c) = 1
maka G assosiatif
c. Adanya unsur satuan atau identitas (e = 1, terhadap perkalian)
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan -1 G
-1 . e = e . (-1) = -1
misalkan 1 G
1.e= e.1= 1
36
Contoh 3.2 :
Misalkan G = {-1, 1} adalah suatu himpunan. Apakah G merupakan suatu
Grup terhadap penjumlahan (G, +).
Penyelesaian :
Tabel 3.2.
Daftar Cayley G = {-1, 1} terhadap (G, +)
-1
-1
-2
terhadap himpunannya.
Sehingga
G=
{-1,
1}
adalah
bukan
suatu
Grup
terhadap
Contoh 3.3 :
Misalkan G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah merupakan himpunan dari Z6
Tunjukan bahwa G adalah suatu Grup terhadap penjumlahan (G, +).
37
Penyelesaian :
Tabel 3.3.
Daftar Cayley G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} terhadap (G, +)
misalkan 0 G
0+e= e+0= 0
misalkan 1 G
1+e= e+1= 1
misalkan 2 G
2+e= e+2= 2
misalkan 3 G
3+e= e+3= 3
misalkan 4 G
4+e= e+4= 4
misalkan 5 G
5+e= e+5= 5
39
Assosiatif
SEMIGRUP
Identitas
GRUPOID
Tertutup
Assosiatif
Identitas
MONOID
Invers
Assosiatif
Identitas
Invers
GRUP
Gambar 3.1.
Bagan dari suatu Grup
40
Definisi 3.3 :
Suatu grupoid (G,*) dikatakan Grup Komutatif (Grup Abelian), jika
memenuhi syarat-syarat :
1. Tertutup
Misalkan a dan b adalah anggota G,
maka a dan b tertutup bila a * b G
2. Assosiatif
Misalkan a,b,c G
maka (a * b) * c = a * (b * c)
3. Adanya unsur satuan atau identitas
Misalkan a G
maka a * e = e * a = a
4. Adanya unsur balikan atau invers
Misalkan a G
maka a * a-1 = a-1 * a = e
5. Komutatif
Misalkan a,b G
maka a * b = b * a
Contoh 3.4 :
Dari contoh 3.1, tunjukan bahwa G = {-1, 1} adalah suatu Grup Komutatif
/ Grup Abelian terhadap perkalian (G, .).
Penyelesaian :
Dari contoh 3.1, telah ditunjukan bahwa G = {-1, 1} adalah suatu Grup
terhadap perkalian (G, .).
41
Contoh 3.5 :
Dari contoh 3.3, tunjukan bahwa G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah suatu Grup
Komutatif / Grup Abelian terhadap penjumlahan (G, +).
Penyelesaian :
Dari contoh 3.3, telah ditunjukan bahwa G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah
suatu Grup terhadap penjumlahan (G, +).
Sekarang akan ditunjukan sifat komutatif dari Grup tersebut.
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan 1 dan 5 G (pada tabel 4.3.)
1+5 =0
5+1=0
sehingga 1 + 5 = 5 + 1 = 0
Karena Grup tersebut memenuhi sifat komutatif, maka Grup tersebut
adalah Grup Komutatif atau Grup Abelian terhadap penjumlahan (G, +).
Ada beberapa sifat dari suatu Grup, yang akan dijelaskan dalam
teorema berikut ini :
42
Teorema 3.1 :
Misalkan (G, .) adalah suatu Grup, maka :
a. Jika a G, maka (a-1)-1 = a
b. Jika a, b G, maka (ab)-1 = b-1 a-1
Bukti :
a. Dari sifat unsur satuan atau identitas, diketahui a-1 . a = e = a . a-1,
maka dapat dikatakan bahwa a unsur balikan dari a-1.
Dengan sifat ketunggalan balikan, didapat (a-1)-1 = a.
b. (ab) (b-1a-1) = ((ab) b-1) a-1 = (a (bb-1)) a-1 = (ae) a-1 = aa-1 = e
Dengan cara yang sama didapat :
(b-1a-1) (ab) = b-1 (a-1(ab)) = b-1 ((a-1a) b) = b-1 (eb) = b-1b = e
Sehingga dengan sifat ketunggalan balikan, didapat (ab)-1 = b-1a-1
Dalam operasi penjumlahan (+), teorema tersebut dapat ditulis sebagai
berikut :
Teorema 3.2 :
Misalkan (G, +) adalah suatu Grup, maka :
a. Jika a G, maka -(-a) = a
b. Jika a, b G, maka -(a + b) = (-b) + (-a)
43
ea = eb
sehingga :
a = b (penghapusan kiri)
b. Misalkan ax = bx
maka :
(ax) x-1 = (bx) x-1
a (x-1x) = b (x-1x)
ae = be
sehingga :
a = b (penghapusan kanan)
3.2. Subgrup
44
Definisi 3.5 :
Misalkan (G,*) adalah suatu Grup dan H G. (H,*) dikatakan Subgrup
dari (G,*), jika (H,*) adalah suatu Grup terhadap operasi yang ada
dalam (G,*).
Contoh 3.6 :
Dari contoh 3.1, tunjukan bahwa H = {1} adalah merupakan Subgrup dari
G = {-1, 1} terhadap perkalian (G, .).
Penyelesaian :
H = {1} merupakan himpunan bagian dari G = {-1, 1}, sehingga H G.
Dari tabel 3.1. akan ditunjukan H = {1} memenuhi syarat-syarat suatu
Grup :
a. Tertutup
misalkan 1 H dan 1 . 1 = 1
karena hasilnya 1 H, maka tertutup terhadap H
b. Assosiatif
misalkan a = 1, b = 1 dan c = 1 H
(a . b) . c = (1 . 1) . 1 = 1 . 1 = 1
a . (b . c) = 1 . (1. 1) = 1 . 1 = 1
Sehingga (a . b) . c = a . (b . c) = 1, maka H assosiatif
c. Adanya unsur satuan atau identitas (e = 1, terhadap perkalian)
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan 1 G
45
1.e= e.1= 1
maka G ada unsur satuan atau identitas
d. Adanya unsur balikan atau invers
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan 1 G, pilih 1 G,
sehingga 1. 1 = 1 = e, maka (1)-1 = 1
maka G ada unsur balikan atau invers
Jadi, H = {1} memenuhi syarat-syarat suatu Grup, sehingga (H, .)
merupakan Subgrup dari (G, .).
Contoh 3.7 :
Dari contoh 3.3, tunjukan bahwa H = {0, 2, 4} adalah merupakan
Subgrup dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} terhadap penjumlahan (G, +).
Penyelesaian :
H = {0, 2, 4} merupakan himpunan bagian dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5},
sehingga H G.
Dari tabel 3.3. akan ditunjukan H = {0, 2, 4} memenuhi syarat-syarat
suatu Grup :
a. Tertutup
Ambil sebarang nilai dari H
misalkan 0, 2, 4 H
0+0=0
0+2=2
0+4=4
2+2=4
2+4=0
4+4=2
karena hasilnya 0, 2, 4 H,
maka tertutup terhadap H
46
b. Assosiatif
Ambil sebarang nilai dari H
misalkan a = 2, b = 2 dan c = 4 H
(a + b) + c = (2 + 2) + 4 = 4 + 4 = 2
a + (b + c) = 2 + (2 + 4) = 2 + 0 = 2
Sehingga :
(a + b) + c = a + (b + c) = 2
maka H assosiatif
c. Adanya unsur satuan atau identitas (e = 0, terhadap penjumlahan)
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan 0 G
0+e= e+0= 0
misalkan 2 G
2+e= e+2= 2
misalkan 4 G
4+e= e+4= 4
47
e+4=0+4=4
Sehingga :
4+e=e+4=4
maka H ada unsur satuan atau identitas
f. Adanya unsur balikan atau invers
Ambil sebarang nilai dari H, misalkan 4 H
4 + (-4) = 4 4 = 0 = e
(-4) + 4 = -4 + 4 = 0 = e
Sehingga :
4 + (-4) = (-4) + 4 = 0 = e
maka H ada unsur balikan atau invers
Jadi, H = {0, 2, 4} memenuhi syarat-syarat suatu Grup, sehingga (H, +)
merupakan Subgrup dari (G, +).
Contoh 3.8 :
Dari contoh 3.3, tunjukan bahwa H = {1, 2, 3} adalah bukan merupakan
Subgrup dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} terhadap penjumlahan (G, +).
Penyelesaian :
H = {1, 2, 3} merupakan himpunan bagian dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5},
sehingga H G.
Akan ditunjukan H = {1, 2, 3} memenuhi syarat-syarat suatu Grup :
Ambil sebarang nilai dari H
misalkan 2, 3 H
Dari tabel 4.3. didapat : 2 + 3 = 5
5 G tetapi 5 H, sehingga 5 tidak tertutup terhadap operasi biner (H, +)
Maka H = {1, 2, 3} bukan merupakan Subgrup dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5}
48
Contoh 3.9 :
G = {-1, 1} adalah Subgrup dari (Z, .), tetapi bukan merupakan Subgrup
dari (Z, +) karena operasi di Z dan di G = {-1, 1} tidak sama.
Definisi 3.6 :
Misalkan (G,*) adalah suatu Grup. Banyaknya unsur-unsur dari Grup (G,*)
disebut orde dari Grup (G,*), dilambangkan dengan |G|. (G,*) disebut
Grup hingga bila |G| terhingga (finite) dan disebut Grup tak hingga bila
|G| tak hingga.
Definisi 3.7 :
Orde dari suatu unsur a dalam suatu Grup (G,*) adalah bilangan bulat
positif terkecil n, sedemikian hingga an = e (e = 1, untuk perkalian) dan
na = e (e = 0, untuk penjumlahan).
Bila tidak ada bilangan seperti n tersebut, maka orde dari unsur tersebut
tak hingga.
Contoh 3.10 :
Orde dari Grup (Z, +) dan (Z, .) adalah tak hingga.
49
Contoh 3.11 :
Orde dari Grup G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah 6 dan orde dari Subgrup
H = {0, 2, 4} adalah 3.
Contoh 3.12 :
Tentukan Subgrup dari Grup (Z4,+) dan tentukan orde dari masing-masing
Subgrup.
Penyelesaian :
Grup Z4 = {0, 1, 2, 3}, orde dari Grup |Z4| = 4.
Subgrup dari unsur-unsur Z4 adalah :
Misal n = 0, 1, 2, 3 dan Ha = {na, n Z4)
a=0
H0 = {0}
sehingga |H0| = 1
a = 1,
H1 = {1, 2, 3, 0}
sehingga |H1| = 4
a = 2,
H2 = {2, 0}
sehingga |H2| = 2
a = 3,
H3 = {3, 2, 1, 0}
sehingga |H3| = 4
50
3.4. Rangkuman
1. Grupoid (G,*) dikatakan suatu Grup jika memenuhi syarat-syarat :
a. Tertutup
b. Assosiatif
c. Adanya unsur satuan atau identitas
d. Adanya unsur balikan atau invers
3. (H,*) dikatakan Subgrup dari Grup (G,*), bila memenuhi langkahlangkah sebagai berikut :
a. Harus ditunjukan bahwa H G
b. Harus ditunjukan bahwa (H,*) merupakan suatu Grup
Dengan kata lain, (G,*) adalah suatu Grup dan H G. (H,*) dikatakan
Subgrup dari (G,*), jika (H,*) adalah suatu Grup terhadap operasi
yang ada dalam (G,*).
5. Orde dari suatu unsur a dalam suatu Grup (G,*) adalah bilangan bulat
positif terkecil n, sedemikian hingga an = e (e = 1, untuk perkalian)
dan na = e (e = 0, untuk penjumlahan). Bila tidak ada bilangan seperti
n tersebut, maka orde dari unsur tersebut tak hingga.
51
ab
untuk a, b Q+. Buktikan apakah operasi biner tersebut
3
0 1 1 0 0 i i 0
G =
, 0 1, i 0, 0 1
1
0
Buktikan G adalah Grup Abelian terhadap operasi biner perkalian (G, .).
52
53