Jadi Satu Kti
Jadi Satu Kti
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwataala atas
segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Karya tulis ilmiah ini berjudul Uji
Aktivitas Antidiare Perasan Segar Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca var.
sapientum (L.) Kunt.) pada mencit putih jantan galur DDY .
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Darmasta Maulana, S.Kep, M.Kes selaku Ketua STIKes Madani Yogyakarta.
2. Rahma Artemisia, M. Sc.,Apt selaku dosen pembimbing I atas segala
bimbingan, dorongan, kritik dan saran yang telah diberikan selama
penyusunan penulisan proposal karya tulis ilmiah.
3. Monik Krisnawati, M. Sc.,Apt selaku dosen pembimbing II atas segala
bimbingan, dorongan, kritik dan saran yang telah diberikan selama
penyusunan penulisan proposal karya tulis ilmiah.
4. Bapak, Ibu, Adik dan seluruh anggota keluarga atas doa, limpahan kasih
sayang dan dukungannya selama penulis menyelesaikan studi.
5. Seluruh teman-teman Program Studi D-III Farmasi angkatan 2012/2013 yang
saya cintai serta saya banggakan, atas persahabatan, perjuangan kita selama ini
di kampus tercinta.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan, baik bidang kefarmasian maupun
kesehatan yang lain.
Yogyakarta, Juni 2015
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
INTISARI ........................................................................................................... x
ABSTRACT ...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A.
B.
C.
D.
Jenis Penelitian......................................................................................
Variabel Penelitian ................................................................................
Definisi Operasional ..............................................................................
Alat dan Bahan......................................................................................
1. Bahan ...........................................................................................
2. Alat ..............................................................................................
E. Prosedur Penelitian................................................................................
1. Penyiapan Bahan Uji ....................................................................
2. Penentuan Dosis ...........................................................................
3. Pembuatan Sediaan Uji .................................................................
4. Penyiapan Hewan Uji ...................................................................
5. Uji Antidiare ................................................................................
6. Analisis Data ................................................................................
19
19
20
20
20
20
21
21
21
22
24
25
29
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6. Skema Kerja Metode Transit Intestinal Perasan Segar Kulit Pisang
Ambon pada Mencit Putih Jantan Galur DDY ............................... 28
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Data Hasil Uji Statistik Frekuensi Diare pada Metode Proteksi ... 51
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Data Hasil Uji Statistik Rasio Panjang Usus pada Metode Tansit
Intestinal ............ ........................................................................ 53
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10. Foto Penyuntikan Peroral Larutan Uji pada Mencit ..................... 55
Lampiran 12. Foto Konsistensi Feses Encer ...................................................... 56
Lampiran 12. Foto Konsistensi Feses Padat dan Semi Padat.............................. 56
Lampiran 13. Foto Usus pada Metode Transit Intestinal yang Dilewati Marker
Karbo Adsorben . ........................................................................57
ix
INTISARI
Diare merupakan penyebab morbiditas dari sekian banyak penyakit
infeksi. Banyak tanaman obat telah digunakan secara empiris oleh masyarakat
utamanya sebagai obat diare, salah satunya yakni menggunakan kulit Pisang
Ambon. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah perasan segar kulit Pisang
Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.)
mempunyai aktivitas
antidiare pada mencit putih jantan (Mus musculus albinus) galur DDY. Tujuan
penelitian adalah diketahui aktivitas antidiare perasan segar kulit Pisang Ambon
(Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) pada mencit putih jantan (Mus
musculus albinus) galur DDY.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan metode
proteksi terhadap diare oleh oleum ricini dan metode transit intestinal. Lima belas
ekor mencit dialokasikan menjadi 3 kelompok secara acak yang berturut-turut
diberi perasan segar kulit Pisang Ambon dosis 100 %, kontrol positif (Tanin), dan
kontrol negatif (CMC Na 1%). Data yang diperoleh berupa frekuensi diare,
konsistensi feses, dan rasio panjang usus. Analisis data frekuensi diare dan rasio
panjang usus menggunakan Anova (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil metode proteksi menunjukkan konsistensi feses kelompok kontrol
positif pada menit ke-180 lembek, perasan segar kulit Pisang Ambon pada menit
ke-60 semi padat, dan pada menit ke-120 keseluruhan kelompok menunjukkan
konsistensi feses semi padat. Hasil analisis statitik perbandingan aktivitas
antidiare pada metode proteksi antara kelompok kontrol positif dengan kelompok
perasan segar kulit Pisang Ambon memberikan nilai signifikansi 0,022 (<0,05).
Di sisi lain, hasil analisis perbandingan aktivitas antidiare pada metode transit
intestinal antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perasan segar kulit
Pisang Ambon memberikan nilai signifikansi 0,713 (>0,05). Perasan segar kulit
Pisang Ambon berefek sebagai antidiare terhadap mencit
ABSTRACT
Diarrhea is the leading cause of morbidity of many infectious diseases .
Many medicinal plants used empirically by the public primarily as diarrhea , one
of them is using skin Pisang Ambon. Problems in this study is whether the skin
fresh juice Pisang Ambon (Musa paradisiaca var . Sapientum (L.) Kunt .) Has
antidiarrheal activity on male white mice (Mus musculus Albinus) DDY strain .
The research objective was to determine the antidiarrheal activity of the skin fresh
juice Pisang Ambon (Musa paradisiaca var . Sapientum (L.) Kunt .) On male
white mice (Mus musculus albinus) DDY strain.
This study was an experimental study using the methods of protection
against diarrhea by oleum ricini and intestinal transit method . Test animals were
used 15 mice were allocated randomly into 3 groups (n=5) were respectively
given a fresh juice Pisang Ambon skin dose of 100 % , positive control (Tannins)
, negative control (CMC Na 1 %) . The measured data defecation frequency , stool
consistency , and rara average length ratio of the intestine. Data analysis the
frequency of diarrhea and intestinal length ratios using ANOVA with a level of 95
% followed by LSD test.
Results of the research methods of protection for the consistency of
positive control at minute 180 with an average consistency of soft, freshly
squeezed fresh skin Pisang Ambon 60th with an average consistency semi-solid,
and at minute 120 with an average Overall test substance consistency semi-solid.
The average yield of 9.2 positive control diarrhea frequency with skin fresh juice
Pisang Ambon diarrhea average frequency of 9.6 (p<0.05). The average yield
positive control intestinal length ratio of 49.8 with the skin fresh juice Pisang
Ambon 51.2 (p<0.05). Pisang Ambon skin fresh juice as an anti-diarrhea effect on
male white mice (Mus musculus albinus) DDY strain.
Keywords: diarrhea, drugs, antidiarrheal, bananas.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
selain murah dan mudah didapat, juga memiliki efek samping yang jauh
lebih rendah dibandingkan obat-obatan kimia (Setiawan, 2010).
Banyak tanaman obat yang digunakan secara empiris oleh
masyarakat utamanya sebagai obat diare. Tanaman obat yang dapat
digunakan untuk membantu mengatasi diare diantaranya mempunyai efek
sebagai adstringen yaitu dapat mengerutkan selaput lendir usus sehingga
mengurangi pengeluaran cairan diare dan disentri, selain itu juga
mempunyai efek sebagai antiradang dan antibakteri (Tjay dan Rahardja,
2007).
Pisang Ambon merupakan buah yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat karena mengandung senyawa asam lemak rantai pendek, yang
berfungsi memelihara lapisan sel jaringan dari usus kecil dan
meningkatkan kemampuan tubuh untuk meyerap nutrisi. Kulit Pisang
Ambon memiliki beberapa efek farmakologi, seperti obat diare, disentri,
diabetes, uremia, hipertensi, dan luka bakar. Selain itu, tanaman pisang
juga dapat digunakan untuk mengurangi reaksi inflamasi, nyeri, dan
mengatasi gigitan ular (Imam dan Akter, 2011). Berdasarkan uraian di atas
maka peneliti tertarik melakukan uji aktivitas antidiare perasan segar kulit
Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) pada mencit
putih jantan galur DDY
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah perasan segar
kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.)
mempunyai aktivitas antidiare pada mencit putih jantan (Mus musculus
albinus) galur DDY ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini yakni diketahui aktivitas antidiare
perasan segar kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)
Kunt.) pada mencit putih jantan (Mus musculus albinus) galur DDY.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain :
1. Sumber informasi kepada masyarakat, bahwa perasan segar kulit
Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) dapat
digunakan sebagai alternatif pengobatan diare.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
pengembangan obat tradisional terutama sebagai obat antidiare.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Diare
a. Definisi
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4
kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dan dewasa, dengan
konsistensi encer, dapat berwarna hijau, atau dapat pula bercampur
lendir dan darah atau lendir saja (Hidayat, 2008).
b. Patofisiologi
Teori
klasik
menyatakan
diare
disebabkan
oleh
dan
berlendir.
Penyebab
dari
pembentukan
derivat-derivat
petidin
(difenoksilat
dan
3)
Adsorbensia,
misalnya
carbo
adsorben
yang
pada
10
b. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman Pisang Ambon adalah sebagai berikut.
(Satuhu, dkk, 2008)
c.
Division
: Magnoliophyta
Sub division
: Spermatophyta
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
Species
Kandungan Kimia
Kulit pisang mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan
steroid (Imam dan Akter, 2011). Akar mengandung serotonin,
norepinefrin, tannin, hidroksitriptamin, dopamine, vitamin A, B
dan C. Buah mengandung flavonoid, glukosa, fruktosa, sukrosa,
tepung, protein, lemak, minyak menguap, kaya akan vitamin (A, B,
C dan E), mineral (kalium, kalsium, fosfor, Fe), pektin, serotonin,
5-hidroksi triptamin, dopamine, dannoradrenalin. Kandungan
kalium pada buah pisang cukup tinggi yang kadarnya bervariasi
tergantung jenis pisangnya. Buah muda mengandung banyak tanin
(Persi, 2012).
11
12
13
dihidrolisis,
tetapi dapat
14
memiliki warna bulu dan galur dengan bobot badan yang bervariasi
(Smith, 1989).
Klasifikasi mencit menurut Arrington (1972) adalah sebagai
berikut:
Kerajaan
: Animalia
Filium
: Chordata
Sub-filum
: Vetebrata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Sub-ordo
: Myoimorphia
Famili
: Muridae
Genus
: Mus
Spesies
: Mus musculus
Galur
15
c. F1-Hybrid
Yaitu mencit hasil perkawinan antara dua galur yang inbreed
(Malole dan Pramono, 1989).
Berdasarkan lingkungan hidupnya mencit dibagi dalam empat
kategori :
a. Mencit bebas hama yaitu mencit yang bebas dari mikroorganisme
yang dapat dideteksi.
b. Mencit yang hanya mengandung mikroorganisme tertentu.
c. Mencit yang bebas mikroorganisme patogen tertentu.
d. Mencit biasa yaitu mencit yang dipelihara tanpa perlakuan khusus
(Malole dan Pramono, 1989).
Mencit merupakan hewan yang paling banyak digunakan
sebagai hewan model laboratorium dengan kisaran penggunaan
antara 40-80%. Mencit banyak digunakan sebagai hewan
laboratorium (khususnya digunakan dalam penelitian biologi),
karena memiliki keunggulan-keunggulan seperti siklus hidup yang
relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifatsifatnya tinggi, mudah ditangani, secara sifat produksi dan
karakteristik reproduksinya mirip hewan lain, seperti sapi,
kambing, domba, dan babi (Moriwaki et. al, 1994). Selain itu,
sumber lain menyebutkan bahwa keunggulan mencit yaitu cepat
berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi
16
genetiknya
tinggi
dan
sifat
anatomis
dan
fisiologisnya
17
spesifik
kemoterapeutik
dilakukan
setelah
diketahui
dengan
penyebab
memberikan
yang
pasti
obat-obat
melalui
18
C. Kerangka Konsep
Skema kerangka konsep pada penelitian ini dapat disajikan dalam
gambar berikut :
Mencit
Zat Uji
Kontrol Positif
Kontrol Negatif
(Tanin)
(CMC Na 1%)
Konsentrasi 100 %)
Metode Proteksi
diare
Aktivitas Antidiare
Analisis Statistik
jantan
(Mus
musculus
albinus)
galur
DDY.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian
ini
adalah
penelitian
eksperimental.
Penelitian
C. Definisi Operasional
19
20
21
Pisang Ambon
Pisang Ambon yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
daerah Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
b.
Kontrol Positif
Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanin
yang diperoleh dari Laboratorium Fitokimia Universitas Ahmad
Dahlan.
c.
Kontrol Negatif
Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah CMC
Na 1 %.
2. Penentuan Dosis
a. Dosis Tanin
Dosis maksimum penggunaan tanin adalah 0,5-1 g (Tjay dan
Rahardja, 2002). Dosis tanin yang dipergunakan pada penelitian ini
adalah 500 mg. Faktor konversi manusia dengan asumsi berat
badan 70 kg ke mencit dengan berat 20 g adalah 0,0026. Dosis
tanin untuk mencit 20 g adalah 0,0026 x 500 mg = 1,3 mg/20 g
22
23
b. Larutan Tanin
Dosis tanin untuk mencit 20 g adalah 1,3 mg/20 g BB
mencit dengan volume pemberian sebesar 0,25 ml /20g BB mencit.
Maka tanin yang dibutuhkan untuk membuat larutan stok 50 ml
adalah 260 mg. Alur pembuatan sediaan larutan tanin dapat dilihat
pada gambar 3.
Ditimbang 260 mg, Tanin
24
25
26
I
Kontrol (+)
(Tanin dosis1,3 mg/20g BB)
II
Kontrol (-)
(suspensi CMC Na 1 %)
III
(kulit Pisang Ambon
konsentrasi 100%)
27
0 menit
I
Kontrol (+)
(Tanin dosis1,3 mg/ 20 g
BB )
II
Kontrol (-)
(suspensi CMC Na 1 %)
45 menit
III
(kulit Pisang Ambon
konsentrasi 100%)
28
Pemberian suspensi karbon absorben dan gom arab secara per oral
dengan dosis 0,2 ml/ 20 g BB
20 menit
Mencit dibunuh dan diambil ususnya dari pilorus sampai anus
kemudian direntangkan
Hitung nilai rasio normal panjang jarak usus yang dilewati karbo
absorben dengan panjang usus
Analisis statistik
Uji aktivitas antidiare perasan segar kulit Pisang Ambon
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji aktivitas antidiare perasan segar kulit Pisang Ambon pada penelitian
ini menggunakan dua metode yakni metode proteksi dan metode transit intestinal.
Hasil uji aktivitas antidiare menggunakan kedua metode tersebut secara rinci
adalah sebagai berikut.
A. Metode Proteksi
Uji aktivitas antidiare dengan metode proteksi menggunakan Oleum
Ricini dilakukan pada mencit putih jantan galur DDY berumur 2,5 bulan
dengan bobot mencit 20-30 gram. Uji antidiare pada penelitian ini terdiri dari
tiga perlakuan yakni kontrol negatif menggunakan CMC Na 1%, kontrol
positif menggunakan Tanin dosis 1,3 mg/ 20g BB, dan perlakuan zat uji
menggunakan perasan segar kulit Pisang Ambon.
Mencit terlebih dahulu dipuasakan selama 1 jam sebelum diberikan
perlakuan. Hal itu bertujuan agar pemberian larutan uji tidak dipengaruhi oleh
makanan, yang dapat mengurangi absorbsi dan efek larutan uji tersebut.
Setelah mencit dipuasakan, mencit diberi larutan uji secara peroral, yakni
kontrol positif (Tanin dosis 1,3 mg/ 20g BB), kontrol negatif (CMC Na 1%),
dan perasan segar kulit Pisang Ambon. Oleum Ricini dengan dosis 0,75
ml/20 g selanjutnya disuntikan secara peroral sebagai penginduksi diare pada
keseluruhan mencit. Pengamatan frekuensi diare dan konsistensi feses
dilakukan selama 6 jam.
29
30
1. Frekuensi Diare
Parameter pertama yang diamati pada uji aktivitas antidiare pada
penelitian ini adalah frekuensi diare. Frekuensi diare merupakan parameter
utama yang menunjukkan kemampuan suatu zat uji dalam menghambat
terjadinya diare. Zat uji yang mempunyai aktivitas antidiare mampu
menurunkan frekuensi pengeluaran feses hewan uji. Data hasil
pengamatan frekuensi diare pada penelitian ini disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Frekuensi Diare pada Metode Proteksi
Perlakuan
Mencit
1
2
3
30
60
90
4
4
1
2
4
3
2
2
2
2
2
2
CMC Na
4
5
Total
1
2
Tanin
3
4
5
1
1
2
0
1
1
1
1
300
1
0
360
1
0
14
14
15
9
3
2
4
0
0
1
1
1
3
2
7
1
0
1
2
3
7
2
11
2
2
2
2
1
9
1
7
1
3
2
1
2
9
1
5
0
1
2
2
2
7
1
8
0
0
2
1
1
4
1
4
0
1
0
2
2
5
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Total
0
1
0
Perasan
2
0
segar
kulit
3
0
Pisang
4
0
Ambon
5
0
Total
0
Sumber: Data Primer 2015
2
0
Total
15
13
13
13
15
83
11
9
7
9
10
46
4
7
10
12
12
45
31
32
Mencit
1
2
3
CMC Na
4
5
30
+
60
+
90
++
++
++
++
++
++
++
++
Tanin
Perasan
segar kulit
Pisang
Ambon
300
++
360
0
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
0
0
0
0
0
Keterangan :
+
++
0
33
menit ke-300
34
35
Mencit
ke
1
2
Kontrol
negatif
CMC Na
1%
62.5
71.4
66.1
88.2
53.1
2
Kontrol
Positif
(Tanin)
43.1
60
32.7
45.0
40
45
41
45
25,5
22
27
18
23
Rasio
Rerata
rasio
60
64
63
60
62
51
47
51
45
49,8
55
51
33
46
29
56
71.7
2
Perasan
Kulit
Pisang
Ambon
51.7
3
14
25.4
55
51,2
22
43.1
51
30
62.5
48
36
rerata rasio 49,8 lebih kecil daripada kontrol negatif (CMC Na 1%)
dengan rerata rasio 60. Hal itu menunjukkan bahwa kontrol positif
(Tanin) mempengaruhi gerak peristaltik usus daripada kelompok
kontrol negatif (CMC Na 1%). Kelompok perasan segar kulit Pisang
Ambon menunjukkan rerata rasio panjang usus 52,2 lebih kecil
daripada kelompok negatif (CMC Na 1%) dengan rerata rasio panjang
usus 60. Hal itu dapat diartikan bahwa kelompok perasan segar kulit
Pisang Ambon menurunkan gerakan peristaltik usus dibanding kontrol
negatif (CMC Na 1%).
Berdasarkan data rasio panjang usus pada metode transit
intestinal dapat ditegaskan bahwa perasan segar kulit Pisang Ambon
menunjukkan aktivitas antidiare. Kandungan Tanin yang terdapat pada
kulit Pisang Ambon berkhasiat sebagai adstrigensia yang dapat
menciutkan selaput lendir usus sehingga mengurangi frekuensi diare
(Tjay dan Rahardja, 2007). Adstringensia sendiri merupakan senyawa
yang dengan protein dalam larutan netral atau asam lemah akan
membentuk endapan yang tak larut, terasa kesat, dan jika diberikan
pada mukosa akan nekerja menciutkan. Zat ini akan menyebabkan
perapatan dan penciutan lapisan sel terluar, juga sekresi jaringan yang
meradang akan dihambat (Mutschler, 1991).
C. Perbandingan Aktivitas Antidiare
1. Metode Proteksi
37
Perbandingan
aktivitas
antidiare
pada
masing-masing
38
Tabel 4. Data Hasil Uji Perbandingan Frekuensi Diare Mencit pada MasingMasing Kelompok Perlakuan
Perbandingan Kelompok
I-II
I-III
II-III
Sumber: Data Primer 2015
Keterangan :
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Nilai signifikasi
0.000
0.005
0.022
39
segar kulit Pisang Ambon diperoleh nilai signifikansi 0,022 (< 0,05).
Nilai signifikansi tersebut dapat dimaknai ada perbedaan aktivitas
antidiare antara kelompok perasan segar kulit Pisang Ambon dengan
kelompok kontrol positif (Tanin dosis 1,3 mg/ 20g BB). Kelompok
perlakuan perasan segar kulit Pisang Ambon menunjukkan aktivitas
antidiare yang lebih baik dikarenakan pada perasan segar kulit Pisang
Ambon belum diketahui secara pasti kandungan tanin yang terdapat di
dalamnya. Hal tersebut
aktivitas
antidiare
pada
masing-masing
40
Nilai signifikasi
0.000
0.000
0.713
dengan
kelompok
perasan
segar
kulit
Pisang
Ambon
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan adalah perasan segar kulit
Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) mempunyai
aktivitas antidiare pada mencit putih jantan (Mus musculus albinus) galur
DDY.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penentuan kadar
senyawa tanin dalam perasan segar kulit Pisang Ambon.
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai uji aktivitas antidiare
Perasan segar kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)
Kunt.) dengan mengamati durasi waktu perubahan konsistensi feses.
42
DAFTAR PUSTAKA
44
Lampiran
45
46
47
Mencit 1
Mencit 2
Mencit 3
Mencit 4
Mencit 5
30
60
90
120
150
180
210
240
300
360
15
13
15
15
15
29
28
32
25
26
0,3625
0,35
0,4
0,3125
0,325
Frekuensi
diare total
Bobot
mencit
VAO (ml)
48
Mencit 1
Mencit 2
Mencit 3
Mencit 4
Mencit 5
30
60
90
120
150
180
210
240
300
360
11
10
24
24
29
23
21
0,3
0,3
0,36
0,2875
0,26
Frekuensi
diare total
Bobot
mencit
VAO (ml)
Mencit 1
Mencit 2
Mencit 3
Mencit 4
Mencit 5
30
60
90
120
150
49
180
210
240
300
360
10
12
12
22
25
22
25
22
0,27
0,31
0,27
0,31
0,27
Frekuensi
diare total
Bobot
mencit
VAO (ml)
50
30
60
90
300
360
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
300
360
1
2
CMC Na
++
30
60
90
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
300
360
Tanin
++
30
60
90
++
++
++
51
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
Sig.
.101
df1
df2
2
Sig.
.419
ANOVA
trn_frek_3
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.064
.008
.072
df
2
7
9
Mean Square
.032
.001
F
26.433
Sig.
.001
52
Multiple Comparisons
Dependent Variable: trn_frek_3
LSD
(I) zat_uji
kontrol negatif
kontrol positif
zat uji
(J) zat_uji
kontrol positif
zat uji
kontrol negatif
zat uji
kontrol negatif
kontrol positif
Mean
Difference
(I-J)
Std. Error
.19106*
.02657
.10777*
.02657
-.19106*
.02657
-.08329*
.02841
-.10777*
.02657
.08329*
.02841
Sig.
.000
.005
.000
.022
.005
.022
53
33
Vao
zat
uji
(ml)
0,40
26
0,32
31
0,38
31
0,38
29
0,36
25
0,30
23
0,28
21
0,26
25
0,30
21
0,26
28
0,34
29
0,35
24
0,29
24
0,29
22
0,27
Mencit Berat
ke
badan
Kelompok
Kontrol
negatif CMC
Na 1%
Kontrol
Positif
(Tanin)
Perasan Kulit
Pisang
Ambon
Keterangan
VAO : Volume akhir obat
Rasio :
x 100
Marker
41
40
45
41
45
25,5
22
27
18
23
33
29
14
22
30
60
64
63
62
51
47
51
45
55
51
46
56
55
51
48
54
Lampiran 6. Data Hasil Uji Statistik Rasio Panjang Usus pada Metode
Transit Intestinal
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
trn_rasio
.926
12
.339
* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
trn_rasio
Levene
Statistic
2.755
df1
df2
2
Sig.
.117
ANOVA
trn_rasio
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.159
.018
.178
df
2
9
11
Mean Square
.080
.002
F
39.518
Sig.
.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable: trn_rasio
LSD
(I) zat_uji
kontrol negative
kontrol positive
zat uji
(J) zat_uji
kontrol positive
zat uji
kontrol negative
zat uji
kontrol negative
kontrol positive
Mean
Difference
(I-J)
Std. Error
.23822*
.03175
.25026*
.03175
-.23822*
.03175
.01204
.03175
-.25026*
.03175
-.01204
.03175
Sig.
.000
.000
.000
.713
.000
.713
55
56
57
Lampiran
Konsistensi Feses Padat dan Semi Padat
12.
Foto
58
Lampiran 13. Foto Usus pada Metode Transit Intestinal yang Dilewati
Marker Karbo Adsorben