Presentasi PBB FIX
Presentasi PBB FIX
Potensi lingkungan
dampak lumpur pengeboran
yang dibuang ke lingkungan
laut dapat memberikan dasar
bagi pengambilan keputusan
yang bijaksana dan untuk
meminimalkan kerusakan
lingkungan.
Saat ini, ada dua jenis
utama dari cairan pengeboran
yang digunakan oleh industri,
yaitu, cairan berbasis air
(WBFs) dan tak berair cairan
pengeboran (NADFs)
(Asosiasi Internasional
Minyak dan Gas Bumi
Produsen 2003).
Pembuangan
bahan kimia ini
berpotensi beracun ke
lingkungan dapat
menyebabkan dampak
buruk pada sistem
biologi perairan.
Toksisitas
cairan pengeboran
menyebabkan
dampak lingkungan
pada masyarakat
kelautan. Pengujian
Eco-toksisitas
menyediakan
informasi tentang
indikasi kemungkinan
efek dari bahan kimia
beracun pada biota
dan dengan demikian
Pengujian akut
eco-toksisitas umumnya
digunakan untuk
memprediksi toksisitas
cairan pengeboran di
lingkungan laut.
Biodegradasi hanya
untuk menghapus
minyak tumpah tanpa
kontaminasi sekunder.
OECD dan ISO tes untuk
biodegradasi digunakan
sebagai kriteria untuk
menentukan penerimaan
lingkungan pengeboran
cairan (Pedoman
Petroleum untuk
pengeboran Manajemen
Fluid 2005).
Tinjauan Pustaka
6
Biodegradasi
Biodegradasi Minyak
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan
kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah
diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh
mikroorganisme. Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri
merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang
bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah
bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah
di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya
merupakan pengoksidasi alkana normal.
Biodegradasi Minyak
10
Biodegradasi Minyak
11
Fluida Pengeboran
12
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan Masalah
Bagaimana toksisitas spesies ikan yang
memiliki efek pada campuran kimia
yang kompleks pada lumpur
pengeboran di perairan ekosistem?
Bagaimana indikasi dari bahan kimia
beracun pada biota yang dapat
memberikan dasar penilaian
penerimaan lingkungan?
Bagaimana nilai biodegradabilitas
dari minyak dasar pada lumpur
pengeboran di perairan ekosistem?
Uji Cairan
1. Uji Organisme
Setelah hari pertama, air akuarium diganti secara teratur pada selang waktu 8 jam. Proses
ini dilakukan selama 14 hari dan ikan yang dapat menyesuaikan diri (ikan selamat) yang di
pertimbangkan untuk percobaan atau pengujian.
Kedua ikan (T. mossambica dan M. persia) yang telah meyesuaikan diri dipisahkan dalam
akuarium terpisah. Selama periode penyesuaian , mereka diberi makan secara teratur. Ikan
yang selamat kemudian dipindahkan secara manual ke akuarium dengan ukuran 22: 5 cm
22: 5 cm x 15 cm.
Didalam akuarium, mereka diamati selama 48 jam dan mereka tidak diberi makanan. Ikan
yang selamat dari akuarium diamati ini selanjutnya diproses pada percobaan atau pengujian
yang sebenarnya.
Boleopthalmus boddarti juga disesuaikan dengan cara yang sama untuk 14 hari
dan disimpan di bawah pengamatan selama 2 hari. Organisme yang dianggap
selamat selanjutnya digunakan untuk eksperimen atau tujuan pengujian.
3. Uji Cairan
karakteristik
PEMBAHASAN
Tidak ada kematian dalam percobaan kontrol. Estimasi dari Nilai 96 h LC50 pada
minyak dasar untuk
ikan air tawar , ikan laut , dan organisme bentik
ditunjukkan pada Gambar.2 Hasil base oil untuk 96 jam LC50 adalah 22.414
mg/L (T. mossambica) dan 16.713,1 mg/L (M. persia). 10 hari LC50 untuk
organisme bentik (B. boddarti) adalah 68.409,4 mg/kg dan 96 h LC 50 yang
sama organisme adalah 167.340,2 mg/kg
BIODEGRADASI
BIODEGRADASI
Nilai-nilai BOD pengeboran lumpur dan base oil yaitu 3,9 dan 5, 2 mg/L
masing-masing selama
(28 hari). Nilai-nilai dibawah Batas
yang
diperbolehkan sesuai standar limbah discharge yang ditetapkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan (MoEF), Pemerintah India, New
Delhi (<100 mg/L) (MoEF 1993). Base oil lebih beracun (dalam kasus akut uji
toksisitas ikan) dibandingkan dengan lumpur pengeboran, tapi dia memiliki
potensi biodegradable lebih besar dari lumpur pengeboran. Oleh karena itu,
kita harus memiliki lebih sedikit rasa kepekaaan terhadap lingkungan,
sehingga meminimalkan dampak kerusakan terhadap lingkungan.