Winda - 405080076
Visum et repertum
Jenis Visum
1. Untuk Orang Hidup
Visum yang diberikan untuk korban luka-luka karena
kekerasan, keracunan, perkosaan, dan psikiatri.
Dibedakan atas :
a. VeR sementara :
- diberikan pd korban yg msh dirawat
-VeR yg diterbitkan belum ada kesimpulan karena
menunggu observasi lebih lanjut.
b. VeR lanjutan :
- Merupakan lanjutan dari VeR sementara, dibuat
setelah korban sembuh/meninggal.
- Tgl & No. VeR sementara dicantumkan.
- Telah ada kesimpulannya setelah diobservasi
Jenis Visum
c. Visum Langsung :
- Langsung diberikan stlh pmriksaan
Korban
2. Visum Jenasah :
a. Visum dengan pemeriksaan luar
b. Visum dengan pemeriksaan luar &
dalam
Macam-Macam Visum et
Repertum
Visum et Repertum TKP
Hubungan sebab akibat luka yang
ditemukan pada tubuh korban.
Saat kematian korban.
Barang bukti yang ditemukan.
Cara kematian korban jika mungkin.
Pemberitaan :
Hasil pemeriksaan luar termasuk
identitas korban
Hasil pemeriksaan dalam, membuka
rongga tengkorak, dada dan perut serta
organ dalam, rongga mulut dan leher
Pemeriksaan penunjang jika diperlukan
seperti konsultasi dengan ahli lain :
Pemeriksaan PA, Toksikologi, Balistik,
Serologi, Immunologi, Enzimatologis,
Trace Evidence
Kesimpulan :
Identitas jenazah
Kelainan yang terdapat pada tubuh
korban, baik pemeriksaan luar maupun
dalam
Hubungan kausal dan kelainan yang
didapati pada pemeriksaan (penyebab
luka, persentuhan dengan benda tajam)
Sebab dan saat kematian/klasifikasi luka
Penutup
Dicantumkan kalimat :
Demikianlah Visum Et Repertum ini dibuat
dengan mengingat sumpah
Pemeriksaan luar
1. Memeriksa label mayat (dari pihak kepolisian) yang
biasanya diikatkan pada jempol kaki mayat. Gunting
pada tali pengikat, simpan bersama berkas
pemeriksaan. Catat warna, bahan, dan isi label
selengkap mungkin. Sedangkan label rumah sakit,
untuk identifikasi di kamar jenazah, harus tetap ada
pada tubuh mayat.
2. Mencatat jenis/bahan, warna, corak, serta kondisi
(ada tidaknya bercak/pengotoran) dari penutup mayat.
3. Mencatat jenis/bahan, warna, corak, serta kondisi
(ada tidaknya bercak/pengotoran) dari bungkus mayat.
Catat tali pengikatnya bila ada.
Pemeriksaan dalam
Lambung
Lambung dibuka dengan gunting pada
curvatura mayor. Perhatikan isi
lambung, simpan dalam botol atau
kantung plastik bila isi lambung
tersebut diperlukan untuk pemeriksaan
toksikologik atau laboratorium.
Selaput lendir lambung diperiksa
terhadap kemungkinan adanya erosi,
ulserasi, perdarahan/resapan darah
Kelenjar suprarenalis
Anak ginjal kanan terletak di bagian
mediokranial dari kutub atas ginjal kanan,
berada antara permukaan belakang hati dan
permukaan bawah diafragma. Bentuk seperti
trapesium.
Anak ginjal kiri terletak di bagian mediokranial
kiri kutub atas ginjal kiri, terletak antara
pancreas dan diafragma. Bentuk seperti bulan
sabit tipis.
Limpa
Limpa normal, permukaanya keriput,
warna ungu, perabaan lunak kenyal.
Buatlah irisan penampang limpa,
limpa normal mempunyai gambaran
jelas, berwarna coklat merah dan bila
di kikis dengan punggung pisau,
akan ikut jaringan penampang limpa.
Pankreas
Pankreas terletak di bawah lambung,
dan pemotongannya mulai dari
duodenum hingga limpa.
Normalnya permukaan limpa
berbelah-belah,warna kelabu agak
kekuningan, perabaan kenyal.
Ginjal
Ginjal diliputi oleh jaringan lemak (capsula
adiposa renis). Dengan melakukan pengirisan
di bagian lateral, ginjal dapat dibebaskan.
Perhatikan adanya kelainan berupa resapan
darah, luka-luka, atau kista-kista retensi. Irisan
pada ginjal dibuat dari lateral ke medial,
usahakan tepat di bidang tengah sehingga
penampang akan melewati pelvis renis.
Perhatikan gambaran korteks dan medulla
ginjal. Perhatikan juga pelvis renis akan
kemungkinan terdapatnya batu ginjal, tanda
peradangan, nanah, dsb.
Usus halus
Usus halus dapat diperiksa di awal,
atau di akhir. Usus halus tidak selalu
harus di buka, hanya bila ada
indikasi tertentu.
Walaupun tidak harus dibuka tetap
harus dikeluarkan.
Otak
Pemeriksaan otak dapat kita lakukan pertama
kali, bila kita mencurigai telah terjadi
perdarahan pada daerah otak. Pemeriksaan
pada otak, khususnya arteri yang membentuk
sirkulus willisi dan vena-vena vertebra adalah
penting, khususnya dalam pemeriksaan kasuskasus aneurisma berry.
Perhatikan permukaan luar otak, apakah
terdapat perdarahan, atau laserasi. Pisahkan
otak kecil dan otak besar. Otak kecil kemudian
dipisahkan juga dari batang otak
VISUM ET REPERTUM
DENGAN KASUS
PEMERKOSAAN
Pembuatan VeR
Harus ada permintaan tertulis dari penyidik
yang berwenang dan korban harus diantar
polisi.
Buat visum berdasarkan keadaan yang
didapatkan pada tubuh korban saat surat
permintaan VeR diterima dokter.
Hasil pemeriksaan korban yang diperiksa
datang atas inisiatif sendiri, bukan atas
permintaan polisi, tidak dapat dijadikan VeR,
tetapi hanya sebatas surat keterangan.
Untuk membuat VeR, korban harus datang
dengan polisi yang membawa surat permintaan
VeR. VeR dibuat berdasarkan keadaan yang
ditemukan saat permintaan diajukan.
Anamnesis
Tanyakan apakah pasien telah mandi, membersihkan diri,
mengganti pakaian, atau minum obat-obatan sejak kejadian
tersebut. Secara keseluruhan data yang didapat harus
meliputi:
1. Identitas: umur, tanggal dan tempat lahir, status
perkawinan.
2. Riwayat medis.
3. Riwayat ginekologi; termasuk riwayat menstruasi (menars,
lama, jumlah, siklus, keteraturan, nyeri), metode
kontrasepsi, riwayat penyakit menular seksual, riwayat
penyakit radang panggul, koitus terakhir, dst.
4. Riwayat obstetri; cara melahirkan, graviditas, dan paritas.
5. Tempat, tanggal dan jam terjadinya perkosaan.
6. Deskripsi kejadian dengan kata-kata pasien sendiri
Perlu ditanyakan apakah korban pingsan dan apa sebabnya,
apakah karena korban ketakutan hingga pingsan atau
korban dibuat pingsan dengan obat tidur atau obat bius
yang diberi pelaku.
MENJELASKAN KEJAHATAN
SEKSUAL
Pasal 288
(1) Barang siapa dalam perkawinan bersetubuh dengan
seorang wanita yang diketahuinya atau sepatutnya
harus didugunya bahwa yang bersangkutan belum
waktunya untuk dikawin, apabila perbuatan
mengakibatkan luka-luka diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat,
dijatuhkan pidana penjara paling lama delapan
tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, dijatuhkan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.
Pasal 291
(1)Jika salah satu kejahatan berdasarkan pasal 286, 2
87, 289, dan 290 mengakibatkan luka-luka berat,
dijatuhkan pidana penjara paling lama dua belas
tahun;
(2) Jika salah satu kejahatan berdasarkan pasal 285, 2
86, 287, 289 dan 290 mengakibatkan kematisn
dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas
tahun.
Pasal 293
(1) Barang siapa dengan memberi atau menjanjikan uang atau barang,
menyalahgunakan pembawa yang timbul dari hubungan keadaan,
atau dengan penyesatan sengaja menggerakkan seorang belum
dewasa dan baik tingkahlakunya untuk melakukan atau membiarkan
dilakukan perbuatan cabul dengan dia, padahal tentang belum
kedewasaannya, diketahui atau selayaknya harus diduganya,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan orang yang terhadap
dirinya dilakukan kejahatan itu.
(3) Tenggang waktu tersebut dalam pasal 74 bagi pengaduan ini adalah
masing-masing sembilan bulan dan dua belas bulan.
Pasal 294
(1) Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengm anaknya, tirinya,
anak angkatnya, anak di bawah pengawannya yang belum dewasa,
atau dengan orang yang belum dewasa yang pemeliharaanya,
pendidikan atau penjagaannya diannya yang belum dewasa,
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama:
1. pejabat yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang
karena jabatan adalah bawahannya, atau dengan orang yang
penjagaannya dipercayakan atau diserahkan kepadanya,
2. pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas atau pesuruh dalam
penjara, tempat pekerjaan negara, tempat pen- didikan, rumah
piatu, rumah sakit, rumah sakit jiwa atau lembaga sosial, yang
melakukan perbuatan cabul dengan orang yang dimasukkan ke
dalamnya.