KELOMPOK 11
KELOMPOK 11
Nama
NIM
Marcella Dian
405070096
PENULIS
Restu Wahyuni
405070140
SEKRETARIS
Emilya Kusnaidi
405080016
Andrew
405080020
Roky Arianto
405080061
Divan Fernandes
405080065
Riana Chandra
405080073
Alberto Kosasih
405080079
Catherina Chandra
405080081
Motya Aldiarthi
405080142
Ike Martyani
405080144
Diana Marsha
405080145
KETUA
LEARNING OBJECTIVE
Mampu menjelaskan tentang visum et repertum secara
umum
Mampu menjelaskan visum et repertum pada kasus
pemerkosaan
Mampu menjelaskan pemeriksaan korban dengan dugaan
pemerkosaan ( fisik dan penunjang )
Mampu menjelaskan kewajiban dokter dalam membantu
proses peradilan
Mampu menjelaskan sanksi memberikan keterangan palsu
Mampu menjelaskan larangan menjadi saksi ahli
Mampu menjelaskan penanganan yang tepat pada korban
dugaan perkosaan
LO 1
MAMPU MENJELASKAN TENTANG VISUM ET
REPERTUM SECARA UMUM
VISUM ET REPERTUM
DEFINISI
Visum et Repertum Visual (melihat ) dan
Repertum (melaporkan)
Visum et Repertum laporan mengenai apa yang
dilihat atau diperiksanya.
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FK UI laporan
tertulis yang dibuat atas permintaan tertulis dari
pihak yang berwajib mengenai apa yang dilihat
atau diperiksanya berdasarkan keilmuannya dan
berdasarkan sumpah untuk kepentingan peradilan
BAGIAN- BAGIAN
1. Kata PRO JUSTISIA
Kata ini dicantumkan disudut kiri atas, dan dengan demikian visum et
repertum tidak perlu bermaterai, sesuai dengan pasal 136 KUHAP
2. Bagian Pendahuluan
Identitas korban
Keterangan dari penyidik mengenai cara kematian, luka, dimana
korban dirawat, waktu korban meninggal
Keteranganmengenai orang yang menyerahkan / mengantar korban
pada dokter dan waktu saat korban diterima dirumah sakit
3.
Bagian Pemberitaan
Syarat-syarat :
Memakai bahasa Indonesia yang mudah dimengerti orang awam
Angka harus ditulis dengan huruf, (4 cm ditulis empat
sentimeter)
Tidak dibenarkan menulis diagnosa luka (luka bacok, luka
tembak dll)
Luka harus dilukiskan dengan kata-kata
Memuat hasil pemeriksaan yang objektif (sesuai apa yang
dilihat dan ditemukan) :
Hasil pemeriksaan luar termasuk identitas korban
Hasil pemeriksaan dalam, membuka rongga tengkorak, dada
dan perut serta organ dalam, rongga mulut dan leher
Pemeriksaan penunjang jika diperlukan seperti konsultasi
dengan ahli lain : Pemeriksaan PA, Toksikologi, Balistik, Serologi,
Immunologi, Enzimatologis, Trace Evidence
4.
Bagian Kesimpulan
Identitas jenazah
Kelainan yang terdapat pada tubuh korban, baik pemeriksaan luar
maupun dalam
Hubungan kausal dan kelainan yang didapati pada pemeriksaan
(penyebab luka, persentuhan dengan benda tajam)
Sebab dan saat kematian/klasifikasi luka
5.
Bagian Penutup
Berisikan kalimat baku : Demikianlah visum et repertum ini saya
buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dengan
sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
Diakhiri dengan tanda tangan, nama lengkap/NIP dokter
Harus seorang dokter (dokter gigi hanya terbatas pada gigi dan
mulut)
Di wilayah sendiri
Memiliki SIP
Kesehatan baik
LO 2
MAMPU MENJELASKAN VISUM ET REPERTUM
PADA KASUS PEMERKOSAAN
Kasus Perkosaan
Perkosaan ialah tindakan menyetubuhi wanita yang
bukan istrinya dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan.
Persetubuhan sendiri didefinisikan sebagai penetrasi
penis ke dalam kemaluan wanita (mulai dari labia
minor).
Pada kasus akut/dini (dalam 7 hari setelah kejadian)
masih dapat dicari adanya sperma sebagai bukti.
Sedangkan bila korban diperiksa lebih dari 7 hari
setelah kejadian, kemungkinan ditemukannya sperma
lebih sulit dan pemeriksaan lebih ditujukan untuk
mengetahui terjadinya kehamilan.
Pembuatan VeR
Harus ada permintaan tertulis dari penyidik yang berwenang dan
korban harus diantar polisi. Buat visum berdasarkan keadaan
yang didapatkan pada tubuh korban saat surat permintaan VeR
diterima dokter.
Hasil pemeriksaan korban yang diperiksa datang atas inisiatif
sendiri, bukan atas permintaan polisi, tidak dapat dijadikan VeR,
tetapi hanya sebatas surat keterangan.
Untuk membuat VeR, korban harus datang dengan polisi yang
membawa surat permintaan VeR. VeR dibuat berdasarkan
keadaan yang ditemukan saat permintaan diajukan.
22
23
Tugas dokter
Tugas dokter bukan menentukan apakah korban telah diperkosa,
melainkan mencari ada/tidaknya bukti berupa tanda-tanda
persetubuhan, kekerasan dan jenis kekerasan yang menyebabkannya
sesuai kejadian.
Dokter harus teliti, waspada, dan curiga, namun tetap obyektif dan
tidak memihak. Catat setiap penemuan, termasuk hal-hal yang tidak
ditemukan, tetapi relevan dengan keterangan korban. Jangan
menyampaikan kesimpulan atau opini.
Simpan bukti-bukti yang diperoleh dalam tempat terpisah, disegel, dan
diberi label dengan jelas berisi nama korban, tanggal, nama pemeriksa,
dan dari mana bukti diperoleh. Di atas segel tulis inisial pemeriksa
secara melintang sehingga bila telah dibuka akan diketahui.
Barang bukti diserahkan secara langsung pada polisi (dengan tanda
terima) atau disimpan di tempat terkunci. Hal ini untuk menjamin bukti
dapat digunakan dengan sah di pengadilan.
Dasar Hukum
Agar kesaksiannya dalam perkara pidana dapat
membantu pengadilan dengan sebaik-baiknya,
dokter perlu mengetahui undang-undang yang
berkaitan dengan tindak pidana tersebut. Dalam
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) diatur
undang-undang tentang kejahatan terhadap
kesusilaan, yaitu:
Pasal 284
1. Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan:
l. a. seorang pria yang telah kawin yang melakukan gendak (overspel), padahal
diketahui bahwa pasal 27 BW berlaku baginya,
I.b. seorang wanita yang telah kawin yang melakukan gendak, padahal
diketahui bahwa pasal 27 BW berlaku baginya;
2. a. seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal
diketahuinya bahwa yang turut bersalah telah kawin;
2. b. seorang wanita yang telah kawin yang turut serta melakukan perbuatan
itu, padahal diketahui olehnya bahwa yang turut bersalah telah kawin dan
pasal 27 BW berlaku baginya.
2. Tidak dilakukan penuntutan melainkan atas pengaduan suami/istri yang
tercemar, dan bilamana bagi mereka berlaku pasal 27 BW, dalam tenggang waktu
tiga bulan diikuti dengan permintaan bercerai atau pisah-meja dan ranjang
karena alasan itu juga.
3. Terhadap pengaduan ini tidak berlaku pasal 72, 73, dan 75.
4. Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan
belum dimulai.
5. Jika bagi suami-istri berlaku pasal 27 BW, pengaduan tidak diindahkan selama
perkawinan belum diputuskan karena perceraian atau sebelum putusan yang
menyatakan pisah meja dan tempat tidur menjadi tetap. a
Pasal 285
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
Pasal 286
Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal
diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 287
1. Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umumya belum lima belas
tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, bawa belum waktunya untuk dikawin,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
2. Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umur wanita belum
sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal berdasarkan pasal 291 dan
pasal 294.
Pasal 288
1. Barang siapa dalam perkawinan bersetubuh dengan seormig wanita yang
diketahuinya atau sepatutnya harus didugunya bahwa yang bersangkutan
belum waktunya untuk dikawin, apabila perbuatan mengakibatkan luka-luka
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, dijatuhkan pidana penjara
paling lama delapan tahun.
3. Jika mengakibatkan mati, dijatuhkan pidana penjara paling lama dua belas
tahun.
Pasal 289
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena
melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 290
Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:
1. barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang, padahal
diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya;
2. barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang padahal
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya, bahwa umumya belum lima
belas tahun atau kalau umumya tidak jelas, yang bersangkutan belum
waktunya untuk dikawin:
3. barang siapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau sepatutnya harus
diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umumya tidak
jelas yang bersangkutan atau kutan belum waktunya untuk dikawin, untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, atau bersetubuh di
luar perkawinan dengan orang lain.
Pasal 292
Orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama
kelamin, yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya belum dewasa,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
Pasal 293
1. Barang siapa dengan memberi atau menjanjikan uang atau barang,
menyalahgunakan pembawa yang timbul dari hubungan keadaan, atau
dengan penyesatan sengaja menggerakkan seorang belum dewasa dan baik
tingkahlakunya untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul
dengan dia, padahal tentang belum kedewasaannya, diketahui atau selayaknya
harus diduganya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
2. Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan orang yang terhadap dirinya
dilakukan kejahatan itu.
3. Tenggang waktu tersebut dalam pasal 74 bagi pengaduan ini adalah masingmasing sembilan bulan dan dua belas bulan.
Pasal 294
1. Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengm anaknya, tirinya, anak
angkatnya, anak di bawah pengawannya yang belum dewasa, atau dengan
orang yang belum dewasa yang pemeliharaanya, pendidikan atau
penjagaannya diannya yang belum dewasa, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
2. Diancam dengan pidana yang sama:
1. pejabat yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang karena
jabatan adalah bawahannya, atau dengan orang yang penjagaannya
dipercayakan atau diserahkan kepadanya,
2. pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas atau pesuruh dalam penjara,
tempat pekerjaan negara, tempat pen- didikan, rumah piatu, rumah sakit,
rumah sakit jiwa atau lembaga sosial, yang melakukan perbuatan cabul
dengan orang yang dimasukkan ke dalamnya.
Pasal 295
1. Diancam:
1. dengan pidana penjara paling lama lima tahun barang siapa dengan
sengaja menyebabkan atau memudahkan dilakukannya perbuatan cabul
oleh anaknya, anak tirinya, anak angkatnya, atau anak di bawah
pengawasannya yang belum dewasa, atau oleh orang yang belum
dewasa yang pemeliharaannya, pendidikan atau penjagaannya
diserahkan kepadanya, ataupun oleh bujangnya atau bawahannya yang
belum cukup umur, dengan orang lain;
2.
dengan pidana penjara paling lama empat tahun barang siapa dengan
sengaja menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul, kecuali
yang tersebut dalam butir 1 di atas., yang dilakukan oleh orang yang
diketahuinya belum dewasa atau yang sepatutnya harus diduganya
demikian, dengan orang lain.
2. Jika yang RS melakukan kejahatan itu sebagai pencarian atau kebiasaan,
maka pidana dapat ditam sepertiga.
LO 3
MAMPU MENJELASKAN PEMERIKSAAN KORBAN
DENGAN DUGAAN PEMERKOSAAN ( FISIK DAN
PENUNJANG )
Anamnesis
Tanyakan apakah pasien telah mandi, membersihkan diri, mengganti
pakaian, atau minum obat-obatan sejak kejadian tersebut. Secara
keseluruhan data yang didapat harus meliputi:
1. Identitas: umur, tanggal dan tempat lahir, status perkawinan.
2. Riwayat medis.
3. Riwayat ginekologi; termasuk riwayat menstruasi (menars, lama,
jumlah, siklus, keteraturan, nyeri), metode kontrasepsi, riwayat
penyakit menular seksual, riwayat penyakit radang panggul, koitus
terakhir, dst.
4. Riwayat obstetri; cara melahirkan, graviditas, dan paritas.
5. Tempat, tanggal dan jam terjadinya perkosaan.
6. Deskripsi kejadian dengan kata-kata pasien sendiri.
Dubur
Kasus khusus (sodomi, hub kelamin via dubur
swab & disimpan dalam tabung reaksi yang
kering,di label)
Rongga mulut
Kasus khusus (fellatio ,hub kelamin via
oral)swab beberapa tempat dalam rongga
mulut & disimpan dalam tabung reaksi
kering,dilabel)
3. Rambut kemaluan
Rambut kemaluan disisir dgn sisir bersih
kumpulkan rambut yg terlepas yg mungkin berasal
dr rambut pelaku.
24 helai rambut/> harus dicabut ,baik korban /
tersangka
4. Kontrol
Pem gol darah dari cairan tubuh (air mani)
Ambil darah & air liur dr org Ybs untuk kontrol. Jika
tidak bersedia diambil dr data di RS.
Air liur dari korban
Tersangka :
Sel epitel dinding vagina
Penyakit menular
seksual
Gol. Darah
Enzimatik
DNA
Hasil (akibat)
Penetrasi penis
Ejakulasi
bukti
Minggu I
Sperma
2 hari
Air mani
3 hari
Robekan hymen
Perlukaan
PMS
Obat2(NAPZA)
Kehamilan
Stress pasca
perkosaan
3 hari
Minggu II
Minggu III
PENYIDIK POLRI
DOKTER
+
PENYIDIK POLRI
SURAT
KETERANGAN
DOKTER
DOKTER
DOKTER
FORENSIK
VER
VeR
PENYIDIK POLISI
VeR
Dokter spesialis
forensik &
medikolegal
Dokter :
Obgyn
Psikiater
Bid. Spesialis
umum
Penyidik polri
Dokter spesialis
forensik &
medikolegal
Dr. Umum, dr. Obgyn, dr. Bedah, dr. bid. Spesialis lain
Dokter forensik
VeR
3. Mencari : as.fosfatase
Bahan pemeriksaan : Cairan vaginal
Metoda : Cairan vaginal ditaruh pada kertas
whatman,diamkan sampai kering Semprot dengan
reagensia
Hasil yang diharapkan : Warna ungu timbul dalam waktu
kurang dari 30 detik, berarti asam fosfatase berasal dari
prostat (berarti indikasi besar), warna ungu timbul kurang dari
65 detik (indikasi sedang)
PATOLOGI SEKS
I.
Heteroseksuil
1.
Algolagni : puas bila disakiti/menyakiti lawan jenis
a.
Sadisme : puas bila menyakiti (umumnya laki2)
b.
Masochisme : puas bila disakiti
2.
Necrophili : koitus dg mayat (wanita), sering mencuri mayat wanita
3.
Fetichisme : puas bila melihat 1 bgn tubuh lawan jenis/ memiliki benda2
lawan jenis (yg diteruskan dg onani), kasus ini srg mencuri/ mengintip
4.
Pygmalionisme : semacam fetichisme dimana seorg jatuh cinta dg
benda mati : arca, patung, gambar, lukisan, foto ( melihat itu & beronani
sehingga mndptkan kepuasan seks), lebih srg pd laki2
5.
Gerontophili : seorg jatuh cinta pd jenis kelamin lain yg jauh lebih tua
6.
Exhibitionisme : kepuasan seks didapatkan setelah menunjukan alat
kelaminnya dimuka umum (sekalipun tdk onani) berlawanan dg Pasal
281 KUHP
DD : Dementia senilis pd ortu, serangan epilepsi, org gila
7.
Transvertitisme : mendapatkan kepuasan seks bila memiliki/ memakai
jenis lain srg diikuti pencurian pakaian
II. Homoseksuil
1. tribadie : mendptkan kepuasan seks dg cara menggeserkan/
penggosokan alat kelamin satu sama lain di paha/tangan. Kdg2
disertai dg pergerakan onani dg jari2/ memasukkan jarinya ke
vagina
2. saphisme : perbuatan seks di luar batas, umunya terjadi di antara
perempuan & mengakibatkan sadisme
3. predirasti : terdapat pd laki2 dimana ia senang memasukkan
penisnya ke anus temannya
4. onani : pelaku mencari kepuasan sendiri tidak melanggar hukum
asal melakukannya tdk ditempat umum
a.Onani dilakukan sendiri ( disebut onani )
b.Onani yg dilakukan oleh org lain yg sm jenis kelamin (
disebut onani mutualis)
III. Lain2
1. sodomi-zoophili-bestialiteit : berhubungan seks dg binatang, baik
terdapat pd laki2 atau perempuan
2. satryasis : laki2 dg napsu seks berlebihan
3. nymphomania : wanita dg napsu berlebihan
LO 4
MAMPU MENJELASKAN KEWAJIBAN DOKTER
DALAM MEMBANTU PROSES PERADILAN
PROSES PERADILAN
Yang berwenang meminta pemeriksaan kepada
dokter/ahli adalah penyidik, diatur dalam KUHAP
pasal 6 dengan syarat kepangkatan diatur dalam PP
RI No.27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP.
PROSES PERADILAN
Kesimpulan dalam VeR dibuat oleh dokter atas sumpah sesuai dengan
KUHAP pasal 120 ayat (2) jadi ia tidak perlu lagi hadir di sidang
pengadilan.
Kedudukan ahli/dokter dalam KUHAP disamakan dengan saksi menurut
KUHAP pasal 179.
Akan tetapi bila ada hal yang belum/kurang jelas, maka dokter akan
dipanggil ke sidang pengadilan dan apabila menolak kewajiban ini, akan
ada sanksi pidana menurut KUHP pasal 522.
PROSES PERADILAN
Sumpah untuk menandatangani VeR : sumpah asertoris (
mjd saksi, jd ahli ) & sumpah promisoris ( pekerjaan,
jabatan, warga negara ).
Pelanggaran thd sumpah asertoris ( dengan sengaja
memberi keterangan palsu ) maka akan dikenakan sanksi
menurut KUHP pasal 242.
Pelanggaran thd sumpah promisoris baru dapat dikenakan
sanksi pidana apabila melanggar suatu hukum positif.
KETENTUAN HUKUM
KETENTUAN HUKUM
LO 5
MAMPU MENJELASKAN SANKSI MEMBERIKAN
KETERANGAN PALSU
Pasal 267
(1) Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan
surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya
penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun
(2) Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk
memasukkan seseorang ke dalam rumah sakit jiwa
atau untuk menahannya di situ, dijatuhkan pidana
penjara paling lama delapan tahun enam bulan.
(3) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa
dengan sengaja memakai surat keterangan palsu itu
seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran.
Pasal 242
(1) Barang siapa dalam keadaan di mana undang-undang menentukan
supaya memberi keterangan di atas sumpah atau mengadakan akibat
hukum kepada keterangan yang demikian, dengan sengaja memberi
keterangan palsu di atas sumpah, baik dengan lisan atau tulisan, secara
pribadi maupun oleh kuasanya yang khusus ditunjuk untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Jika keterangan palsu di atas sumpah diberikan dalam perkara pidana
dan merugikan terdakwa atau tersangka, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun.
(3) Disamakan dengan sumpah adalah janji atau penguatan diharuskan
menurut aturan-aturan umum atau yang menjadi pengganti sumpah.
(4) Pidana pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 4 dapat
dijatuhkan.
LO 6
MAMPU MENJELASKAN LARANGAN
MENJADI SAKSI AHLI
LO 7
MAMPU MENJELASKAN PENANGANAN YANG
TEPAT PADA KORBAN DUGAAN PERKOSAAN
KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan telah
terjadi persetubuhan dimana ditemukannya
spermatozoa dalam keadaan motil dalam
vagina dan perlu dilakukan pemeriksaan lab
(darah atau urine) untuk menentukan Xe
diperkosa dalam keadaan pingsan atau tidak.
SARAN
Melakukan penanganan yang tepat untuk
korban dugaan perkosaan dengan
memperhatikan 3 aspek,yaitu : sosial, fisik ,
dan psikis.
Eva :
diktat dr handoko : dlm keadaan hidup spermatozoa masih dpt : 2hr, dlm
keadaan mati : sampai 7 hari. Dibuku forensik beda. Yang dipakai yang mana?
tergantung siklus menstruasi wanitanya (?)
mengapa pd orang yang mati spermatozoa diketemukan lebih tahan lama?
sperma tidak tahan pada suhu tinggi (??),
Sperma yang tidak bergerak = sperma yang mati?
orang tua tersangka melaporkan penyidik, dokter dan anak perempuan yang
diperkosa ke polisi, diperbolehkan atau tidak? Ibu tersangka apakah dikenakan
pasal penuduhan? Penyidik dan dokter dilindungi hukum, tidak bs dituntut
karena hanya melakukan kewajiban
Wk :
Di kuhp pasal 133 yg berwenang meminta pemeriksaan adalah penyidik, tapi
misalnya korban dan keluarganya keburu dateng ke dokter, boleh atau tidak kita
melakukan pemeriksaan dahulu? Boleh.
Pasal 224 sebagai dokter kita wajib datang untuk menjadi ahli, tapi misalkan
saja sebagai fresh graduate diminta menjadi saksi ahli, bolehkah menolak?
Tidak bisa menolak jika tidak ada alasan penting.
William
Jika di daerah tidak ada dokter forensik, boleh digantikan oleh dokter
umum? boleh karena dokter termasuk saksi ahli
Ganjar
kasus istri reserse yang diperkosa ; tidak ada bekas sidik jari, tidak ada
tanda jendela dibuka dari luar. Pemeriksaan benar diperkosa atau
tidak? Dokter hanya memeriksa adakah persetubuhan atau tidak,
tidak bisa mendiagnosis adanya perkosaan atau tidak.
jika suami istri coitus sebelum diperkosa, hasil laserasi sama? Apakah
pemeriksaan spermatozoa bisa untuk menentukan ia diperkosa suami
atau tidak? periksa air mani gol.darah, spermatozoa
Erwin
tata cara prosedur aborsi pada korban pemerkosaan? Pastikan apakah
benar kasus perkosaan atau tidak. Korban harus konseling dahulu. Aborsi
dilakukan bila ada indikasi pasien traumatik. Aborsi dilakukan sebelum
umur kehamilan 6 minggu, dihitung dari HPHT.
proses peradilan lama, haruskah korban menunggu? meminta
pengadilan mempercepat proses tanya pakar