Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT HIPERTENSI

Pokok Bahasan

: Penyakit Kardiovaskuler

Sub Pokok Bahasan

: Pengenalan Penyakit Hipertensi

Sasaran

: Keluarga Bapak MM

Hari/tgl

: Senin, 23 september 2013

Pukul

: 10.00 - 10.30 Wita

Penyaji

: Mandala Jaya Utama

Tempat

: Ruang tamu keluarga Bapak MM

I. Latar Belakang
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah
menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama
besar di negara berkembang maupun di negara maju.1 Hipertensi merupakan salah satu
faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi
dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular.
Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan
penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai silent killer. Tanpa disadari penderita
mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal.
Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES
III); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31%
pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90
mmHg.3 Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah
pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi
minum obat kemungkinan lebih besar.
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga Bapak
MM mengerti tentang penyakit Hipertensi
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit diharapkan mampu :
1. Menyebutkan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi
1

3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi


4. Menyebutkan penatalaksaan hipertensi
III.

Kegiatan penyuluhan
A. Garis besar materi
1.
2.
3.
4.

Pengertian hipertensi
Penyebab hipertensi
Tanda dan gejala hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi

B. Metoda :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. Setting Tempat

Bpk.MM

Meja

DD

PENY
AJI
MATE
RI

Ibu NA

ST

D. Langkah- langkah Kegiatan Penyuluhan


NO
1.

PENYULUH
Pembukaan :
1. Memberikan

KEGIATAN
KELUARGA/PENUNGGU

salam 1.
2.
pembuka
3.
2. Memperkenalkan diri
4.
3. Menyampaikan
tujuan

2.

penyuluhan
4. Apersepsi
Kegiatan inti penyuluhan

Membalas salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Mengungkapkan

hal-hal

WAKTU

yang

5 menit

diketahui tentang hipertensi


15 menit

Menyampaikan materi
2

tentang :
1.

Menjelaskan

pengertian hipertensi
2.
Menjelaskan

Menyimak dan memperhatikan


penyuluhan

penyebab hipertensi
Menjelaskan

3.

tanda

dan

gejala

hipertensi
4.
Menjelaskan
penatalaksanaan
3.

hipertensi
Penutup
1. Melakukan tanya jawab
2. Mengevaluasi pemahaman
sasaran

tentang

yang diberikan
3. Menyimpulkan

materi
materi

yang telah diberikan


4. Mengucapkan permintaan

1. Menanyakan

hal-hal

yang

belum diketahui
2. Menjawab pertanyaan yang
diberikan
3. Mendengarkan
4. Membalas salam

10 menit

maaf dan salam penutup


IV. Alat penyuluhan
A. Alat
1. Leaflet
V. Kriteria evaluasi
1.

Evaluasi Struktur

Media/leaflet sudah disiapkan

SAP/materi sudah disiapkan

2.

Evaluasi Proses

Kegiatan berlangsung tepat waktu

Peserta yang hadir 90% dari jumlah total


peserta

Tempat: Ruang tamu keluarga Bapak MM

Peserta yang aktif bertanya 80% dari total


peserta.

3.

Evaluasi Hasil
3

a. 80% anggota keluarga dapat menyebutkan mengenai definisi Penyakit


Hipertensi.
b. 80% anggota keluarga dapat menyebutkan kembali penyebab Penyakit
Hipertensi.
c. 80% anggota keluarga dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala
Penyakit Hipertensi.
d. 80% anggota keluarga dapat menyebutkan kembali penatalaksanaan
Hipertensi.
VI. Lampiran-lampiran
a.
b.

Materi
Leaflet

Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN PENYAKIT HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg
dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Suzanne C. Smeltzer, 2001)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
(http://www.ningharmanto.com/2009/01/hipertensi/)
Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah Tinggi
jika tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih
besar dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80
mmHg untuk Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari
120/80 mmHg didefinisikan sebagai normal. Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada
tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam
jangka beberapa minggu.
2. Penyebab Hipertensi
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan
penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab
tertentu (hipertensi sekunder) Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi
2 jenis :

Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum


diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh
hipertensi). Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab;
beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan
bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
5

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat


dari adanya penyakit lain. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut
hipertensi

sekunder. Pada

sekitar

5-10%

penderita

hipertensi,

penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya


adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil
KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin). Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal

Stenosis arteri renalis

Pielonefritis

Glomerulonefritis

Tumor-tumor ginjal

Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal

Hiperaldosteronism

Sindroma Cushing

Feokromositoma

3. Obat-obatan

Pil KB

Kortikosteroid

Siklosporin

Eritropoietin

Kokain

Penyalahgunaan alkohol

Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya

Koartasio aorta
6

Preeklamsi pada kehamilan

Porfiria intermiten akut

Keracunan timbal akut

Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :


1.

Peningkatan kecepatan denyut jantung

2.

Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama

3.

Peningkatan TPR yang berlangsung lama

3. Tanda dan gejala Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya
berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

sakit kepala

kelelahan

mual

muntah

sesak nafas

gelisah

pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
4. Penatalaksanaan Hipertensi
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena
olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah
7

raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi
asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam
lewat kulit). Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

Pengobatan non obat (non farmakologis)

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Pengobatan non obat (non farmakologis)


Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah
sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya
ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan
non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek
pengobatan yang lebih baik. Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :

Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh

Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.


Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara
pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi
lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.

Ciptakan keadaan rileks


Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol
sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.

Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)


Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat
ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.

Penghambat Simpatetik
8

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin
dan Reserpin.

Betabloker

Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah :
Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hatihati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam
darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya).
Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan)
sehingga pemberian obat harus hati-hati.

Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,
Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini
adalah : sakit kepala dan pusing.

Penghambat ensim konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II
(zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang
termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul
adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang
termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang
mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
9

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor


resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

10

POST TEST

Coba Bapak/Ibu sebutkan pengertian hipertensi


Coba Bapak/Ibu sebutkan penyebab hipertensi
Coba Bapak/Ibu sebutkan tanda dan gejala hipertensi
Coba Bapak/Ibu sebutkan penatalaksanaan hipertensi

11

DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien edisi 3. Jakarta :EGC
Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6
volume 1. Jakarta ;EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta
:EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi

http://www.scribd.com/doc/11554397/Paper-Hipertensi

12

Anda mungkin juga menyukai