Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia

termasuk lima besar Negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak

didunia, populasi lansia diprediksi mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Populasi lansia di Indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi

lansia di wilayah asia dan global setelah tahun 2050, yaitu mencapai 28,68%

dibandingkan dengan populasi lansia di asia yaitu sebanyak 27,63% dan didunia

mencapai 25,07% (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2013).

Dilihat secara demografis, berdasarkan dari sensus kependudukan pada

tahun 1971, jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta

(4,5%) dari jumlah penduduk. Kemudian, pada tahun 1980, jumlahnya menjadi

meningkat sejumlah 8 juta (5,5%), dan pada tahun 2000, diperkirakan akan

meningkat sebanyak 15,3 juta (7,4%) dan pada tahun 2005, jumlah ini akan makin

meningkat menjadi 18,3 juta (8,5%). Diperkirakan pada tahun 2020-2025,

Indonesia akan menjadi negara dengan struktur dan jumlah penduduk lanjut usia

setelah RRC, India, dan Amerika Serikat, dengan umur harapan hidup diatas 70

tahun (Nugroho, 2015).

Di Indonesia jumlah rumah tangga lansia sebanyak 16,08 juta rumah

tangga atau 24,50% dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Rumah tangga lansia

adalah yang minimal salah satu anggota rumah tangganya berumur 60 tahun ke
atas. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03%

dari seluruh penduduk tahun 2014 (Statistik Penduduk Lanjut Usia, 2014;7).

Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan

akibat proses degeneratif (penuaan), sehingga penyakit tidak menular banyak

muncul pada lanjut usia. Selain itu proses degeneratif menurunkan daya tahan

sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak menular pada

lansia diantaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus, dan radang sendi atau

rematik. Sedangkan penyakit menular yang diderita adalah tuberkulosis, diare,

pneumonia, dan hepatitis (Kemenkes RI, 2013; 9).

Penyakit terbanyak pada lanjut usia berdasarkan hasil Rikesdas tahun

2013 adalah hipertensi (57,6%), artritis (51,9%), Stroke (46,1%), masalah gigi dan

mulut (19,1%), penyakit paru obstruktif menahun (8,6%) dan diabetes mellitus

(4,8%). Dilaporkan bahwa disabilitas ringan yang diukur berdasarkan kemampuan

melakukan aktivitas hidup sehari-hari atau Activity of Daily Living (ADL) dialami

sekitar 51% lanjut usia, dengan distribusi prevalensi sekitar 51% pada usia 55-64

tahun dan 62% pada usia 65 ke atas; disabilitas berat dialami sekitar 7% pada usia

55-64 tahun, 10% pada usia 65-74 tahun, dan 22% pada usia 75 tahun.

Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih

tinggi dari 140 mmHg, yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada

proses menua (Fitrah, 2010; 22). Menurut data dari Dinkes Provinsi Bali, jumlah

penderita hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas di Provinsi Bali Tahun 2015

adalah sebanyak 89.394 orang.


Penelitian yang dilakukan oleh Agus Ada yang berjudul Pengaruh Senam

Aerobik Low Impact terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer di

Desa Bugbug Karangasem dikatakan bahwa penderita penyakit Hipertensi pada

tahun 2014 adalah sebanyak 98 orang dan juga dikatakan bahwa penderita

tersebut sudah pernah melakukan pengobatan farmakologis seperti obat anti

hipertensi tetapi belum mendapatkan hasil yang signifikan.

Penanganan kasus penyakit tersebut diatas kelihatannya tidaklah mudah

karena penyakit pada lanjut usia umumnya merupakan penyakit degeneratif,

kronis, multi diagnosis, yang penanganannya membutuhkan waktu lama dan biaya

tinggi, sehingga akan menjadi beban yang sangat berat bagi masyarakat dan

pemerintah termasuk bagi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Oleh

karena itu pemeliharaan kesehatan lanjut usia seharusnya lebih mengutamakan

promotif dan preventif dengan dukungan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang

berkualitas (Permenkes RI No. 25 Tahun 2016).

Salah satu upaya penanganan penyakit hipertensi secara Non

farmakologis adalah dengan melakukan senam jantung. Senam jantung sehat

merupakan olah raga yang dikembangkan sejak tahun 1978. Olahraga ini

berintikan olahraga aerobik yaitu olahraga yang banyak menghirup oksigen,

kemudian dapat memberikan kelenturan, kekuatan dan peningkatan otot-otot

secara mudah, murah, meriah, massal dan bermanfaat serta aman. Dikatakan

mudah karena untuk berjalan, jogging tidak perlu keterampilan khusus dan dapat

dilakukan siapa saja. Kemudian cara melakukannya adalah pada waktu melakukan

latihan denyut nadi diukur terlebih dahulu, pengukuran dilakukan pada waktu nadi
sebelum latihan, nadi sesudah pemanasan, nadi sesudah program inti dan nadi

sesudah pendinginan. Kemudian untuk mengetahui jumlah nadi maksimal yang

boleh melakukan senam, dapat dihitung menggunakan rumus 200 yakni 200

dikurangi dengan umur itulah nadi maksimal yang dapat melakukan latihan senam

(Widianti, 2010).

Berdasarkan hasil observasi dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada tanggal Januari 2017 di Banjar Lumajang, Desa Samsam, Kec. Kerambitan,

Kab. Tabanan, didapatkan data bahwa jumlah penduduk dibanjar Lumajang

sebanyak 589 dengan jumlah Lansia sebanyak 111 orang. Dan lansia penderita

Hipertensi sejumlah.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : Adakah Pengaruh Latihan Senam Jantung Sehat Seri I Terhadap

Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Banjar Lumajang, Desa

Samsam, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan?.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Latihan Senam Jantung Sehat Seri I

Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Banjar Lumajang,

Desa Samsam, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengidentifikasi tekanan darah sebelum diberikan Senam Jantung

Sehat Seri I Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi.


2. Untuk mengidentifikasi tekanan darah setelah diberikan Senam Jantung Sehat

Seri I Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi.


3. Untuk menganalisa Senam Jantung Sehat Seri I Terhadap Tekanan Darah pada

Lansia Penderita Hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan

khususnya dalam keperawatan tentang Senam Jantung Sehat Seri I Terhadap

Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi serta dapat dimanfaatkan

sebagai terapi alternatif untuk menunjang pengobatan medis.


2. Penelitian ini diharapkan dapat sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya dalam

melakukan penelitian serupa mengenai Senam Jantung Sehat Seri I Terhadap

Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi.


1.4.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi instansi pelayanan kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan komplementer pada penderita Hipertensi.


2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi pada penderita

hipertensi terkait penurunan tekanan darah melalui Senam Jantung Sehat.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya terkait dengan

Pengaruh Senam Jantung Sehat Seri I Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia

Dengan Hipertensi adalah sebagai berikut :

1. Agus Ada (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Senam

Aerobik Low Impact Terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

Primer di Desa Bugbug Karangasem. Jenis penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah rancangan eksperimen semu (Quasi Experimen Design),

dengan menggunakan rancangan rangkaian waktu (Times Series Design) yaitu


ramcangan ini seperti rancangan pretest posttest. Persamaan dengan penelitian

ini yaitu sama-sama meneliti tentang penderita Hipertensi pada lansia.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian Agus Ada meneliti tentang

Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Tekanan Darah pada

Penderita Hipertensi Primer sedangkan dalam penelitian ini peneliti

mengalinis tentang Pengaruh Latihan Senam Jantung Seri I Terhadap Tekanan

Darah pada Lansia Penderita Hipertensi.


2. Risqiyatiningsih (2014) dengan judul Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap

Penurunan Tekanan Darah dengan Hipertensi Derajat I pada Lansia di Desa

Wironanggan Kecamatan Gatak Sukoharjo. Desain penelitian ini

menggunakan metode Quasi Eksperiment Desaign dengan rancangan Non

Equivalent Control Group Desaign. Teknik yang digunakan dalam

pengambilan sample menggunakan total sampling yaitu 40 lansia berusia 55

tahun ke atas yang terbagi manjadi 2 kelompok, kelompok yang tidak

mengikuti senam ergonomik sabanyak (n=20), dan kelompok yang mengikuti

senam ergonomik sebanyak (n=20). Persamaan dengan penelitian ini yaitu

sama-sama mengg unakan penelitian dengan metode Quasi Eksperiment

Desaign. Kemudian perbedaan pada penelitian ini adalah Risqiyatiningsih

meneliti tentang Pengaruh Senam Ergonomik terhadap Penurunan Tekanan

Darah dengan Hipertensi Derajat I sedangkan dalam penelitian ini peneliti

mengalinis tentang Pengaruh Latihan Senam Jantung Seri I Terhadap Tekanan

Darah pada Lansia Penderita Hipertensi.


3. Priadi (2016) dengan judul Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Tekanan

Darah pada Lansia Hipertensi di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta


Selatan. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experiment dengan

Control Group. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling

dengan jumlah sample 30 responden yang terbagi menjadi 15 responden

kelompok intervensi dan 15 responden kelompok kontrol. Persamaan dengan

penelitian ini adalah sama sama menggunakan metode Quasi Eksperiment

Desaign. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini adalah priadi meneliti

tentang Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Tekanan Darah pada Lansia

Hipertensi sedangkan peneliti meneliti tentang Pengaruh Latihan Senam

Jantung Seri I Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai