PENDAHULUAN
termasuk lima besar Negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak
Populasi lansia di Indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi
lansia di wilayah asia dan global setelah tahun 2050, yaitu mencapai 28,68%
dibandingkan dengan populasi lansia di asia yaitu sebanyak 27,63% dan didunia
tahun 1971, jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta
(4,5%) dari jumlah penduduk. Kemudian, pada tahun 1980, jumlahnya menjadi
meningkat sejumlah 8 juta (5,5%), dan pada tahun 2000, diperkirakan akan
meningkat sebanyak 15,3 juta (7,4%) dan pada tahun 2005, jumlah ini akan makin
Indonesia akan menjadi negara dengan struktur dan jumlah penduduk lanjut usia
setelah RRC, India, dan Amerika Serikat, dengan umur harapan hidup diatas 70
tangga atau 24,50% dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Rumah tangga lansia
adalah yang minimal salah satu anggota rumah tangganya berumur 60 tahun ke
atas. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03%
dari seluruh penduduk tahun 2014 (Statistik Penduduk Lanjut Usia, 2014;7).
muncul pada lanjut usia. Selain itu proses degeneratif menurunkan daya tahan
sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak menular pada
lansia diantaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus, dan radang sendi atau
2013 adalah hipertensi (57,6%), artritis (51,9%), Stroke (46,1%), masalah gigi dan
mulut (19,1%), penyakit paru obstruktif menahun (8,6%) dan diabetes mellitus
melakukan aktivitas hidup sehari-hari atau Activity of Daily Living (ADL) dialami
sekitar 51% lanjut usia, dengan distribusi prevalensi sekitar 51% pada usia 55-64
tahun dan 62% pada usia 65 ke atas; disabilitas berat dialami sekitar 7% pada usia
55-64 tahun, 10% pada usia 65-74 tahun, dan 22% pada usia 75 tahun.
Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih
tinggi dari 140 mmHg, yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada
proses menua (Fitrah, 2010; 22). Menurut data dari Dinkes Provinsi Bali, jumlah
Aerobik Low Impact terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer di
tahun 2014 adalah sebanyak 98 orang dan juga dikatakan bahwa penderita
kronis, multi diagnosis, yang penanganannya membutuhkan waktu lama dan biaya
tinggi, sehingga akan menjadi beban yang sangat berat bagi masyarakat dan
promotif dan preventif dengan dukungan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang
merupakan olah raga yang dikembangkan sejak tahun 1978. Olahraga ini
secara mudah, murah, meriah, massal dan bermanfaat serta aman. Dikatakan
mudah karena untuk berjalan, jogging tidak perlu keterampilan khusus dan dapat
dilakukan siapa saja. Kemudian cara melakukannya adalah pada waktu melakukan
latihan denyut nadi diukur terlebih dahulu, pengukuran dilakukan pada waktu nadi
sebelum latihan, nadi sesudah pemanasan, nadi sesudah program inti dan nadi
boleh melakukan senam, dapat dihitung menggunakan rumus 200 yakni 200
dikurangi dengan umur itulah nadi maksimal yang dapat melakukan latihan senam
(Widianti, 2010).
pada tanggal Januari 2017 di Banjar Lumajang, Desa Samsam, Kec. Kerambitan,
sebanyak 589 dengan jumlah Lansia sebanyak 111 orang. Dan lansia penderita
Hipertensi sejumlah.
sebagai berikut : Adakah Pengaruh Latihan Senam Jantung Sehat Seri I Terhadap
Pengaruh Senam Jantung Sehat Seri I Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian Agus Ada meneliti tentang
tentang Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Tekanan Darah pada Lansia