Anda di halaman 1dari 20

3.

Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan tindakan 1. 1. Meminimalkan
dengan peningkatan keperawatan diharapkan nyeri Mempertahankan tirah baring stimulasi/meningkat-kan
tekanan vaskuler serebral. berkurang atau teratasi selama fase akut relaksasi
Kriteria Hasil :
 Melaporkan nyeri / ketidak 2. Tindakan yang
nyamanan tulang / terkontrol 2. menurunkan tekanan
 Mengungkapkan Berikan tindakan nonfarmakologi vaskuler serebral dan
metode yang memberikan untuk menghilangkan sakit yang memperlambat/
pengurangan kepala, misal kompres dingin memblok respons
 Mengikuti regiment farmakologi pada dahi, pijat punggung dan simpatis efektif dalam
yang leher, tenang, redupkan lampu menghilangkan sakit
diresepkan. kamar, teknik relaksasi (panduan kepala dan
imajinasi, ditraksi) dan aktivitas komplikasinya.
waktu senggang.
3. Aktivitas yang
3. meningkatkan
Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi
vasokonstriksi yang dapat menyebabkan sakit
meningkatkan sakit kepala, mis., kepala pada adanya
mengejan saat BAB, batuk peningkatan tekanan
panjang, membungkuk. vaskular serebral

4. Pusing dan penglihatan


4. kabur sering berhubungan
Bantu pasien dalam ambulasi sesuai dengan sakit kepala.
kebutuhan Pasien juga dapat
mengalami episode
hipotensi postural.

5. Menurunkan/ mengontrol
5.
nyeri dan menurunkan
Kolaborasi dalam pemberian obat:
rangsang sistem saraf
analgesik, antiansietas
simpatis.
2. Intoleransi aktifitas Setelah diberikan tindakan 1. Observasi respons pasien 1. Menyebutkan parameter
berhubungan dengan keperawatan diharapkan klien terhadap aktivitas, perhatikan membantu dalam
kelemahan mampu melakukan aktivitas sesuai frekuensi nadi lebih dari 20 kali mengkaji respons
dengan batas toleransinya dengan per menit di atas frekuensi fisiologi terhadap stres
Kriteria Hasil : istirahat: peningkatan TD yang aktivitas dan, bila ada
 Klien dapat berpartisipasi dalam nyata selama/sesudah aktivitas merupakan indikator dari
aktivitas yang di inginkan / (tekanan sistolik meningkat 40 kelebihan kerja yang
diperlukan mmHg atau tekanan diastolik berkaitan dengan tingkat
 Melaporkan peningkatan dalam meningkat 20 mmHg); dispnea aktivitas.
toleransi aktivitas yang dapat atau nyeri dada; keletihan dan
diukur. kelemahan yang berlebihan;
diaforesis; pusing atau pingsan.
2. Instruksikan pasien tentang 2. Teknik menghemat energi
teknik penghematan energi, mis., mengurangi penggunaan
menggunakan kursi saat mandi, energi, juga membantu
duduk saat menyisir rambut atau keseimbangan antara
menyikat gigi, melakukan suplai dan kebutuhan
aktivitas dengan perlahan. oksigen.
3. Berikan dorongan untuk 3. Kemajuan aktivitas
melakukan aktivitas/perawatan bertahap mencegah
diri bertahap jika dapat peningkatan kerja jantung
ditoleransi. Berikan bantuan tiba-tiba. Memberikan
sesuai kebutuhan. bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan
mendorong kemandirian
dalam melakukan
aktivitas.
3 Kelebihan volume cairan Setelah diberikan tindakan 1.Pantau pemasukan/pengeluaran 1. Evaluator langsung status
berhubungan dengan keperawatan diharapkan volume Hitung keseimbangan cairan, cairan. Perubahan tiba-
retensi natrium dan air cairan dapat terkontrol dengan catat kehilangan tak kasat mata. tiba pada berat badan
Kriteria Hasil: Timbang berat badan sesuai dicurigai kehilangan/
 Turgor kulit baik (tidak indikasi. retensi cairan.
membentuk cekungan bila
ditekan) 2.Evaluasi turgor kulit, 2. Indikator langsung status
 Membran mukosa baik kelembaban membran mukosa, cairan/perbaikan
 Tanda-tanda vital dalam batas adanya edema dependen/umum. ketidakseimbangan
normal (TD:120-130/80-
85mmHg, N: 60-100x/mnt, RR: 3.Pantau tanda vital (tekanan 3. Kekurangan cairan
18-20x/mnt, S:36-37C) darah, nadi, frekuensi mungkin
 Bunyi nafas normal pernapasan). dimanifestasikan oleh
hipotensi dan takikardi,
karena jantung mencoba
untuk mempertahankan
curah jantung.
4.Auskultasi bunyi napas, catat
adanya krekels.
4. Kelebihan
cairan/terjadinya gagal
mungkin
dimanifestasikan oleh
hipertensi, takikardi,
takipnea, krekels, distres
pernapasan.
5.Kaji ulang kebutuhan cairan.
Buat jadwal 24 jam dan rute yang
5. Tergantung pada situasi,
digunakan. Pastikan
cairan dibatasi atau
miuman/makanan yang disukai
diberikan terus.
pasien. Pemberian informasi
melibatkan pasien pada
pembuatan jadwal dengan
kesukaan individu dan
meningkatkan rasa
terkontrol dan kerjasama
dalam program

6.Kolaborasi dalam pemberian 6. Cairan dapat dibutuhkan


cairan IV melalui alat kontrol untuk mencegah
dehidrasi
4. Risiko perfusi jaringan Setelah diberikan tindakan 1. Tentukan faktor-faktor yang 1. Mempengaruhi penetapan
tidak efektif (serebral) keperawatan diharapkan tidak berhubungan dengan keadaan/ intervensi.
berhubungan dengan terjadi gangguan perfusi jaringan penyebab khusus selama koma/ Kerusakan/kemungduran
peningkatan tek.vaskuler (serebral) dengan Kriteria Hasil : penurunan perfusi serebral dan tanda/gejala neurologis
cerebral  Tidak terjadi peningkatan TIK potensial terjadinya peningkatan atau kegagalan
TIK. memperbaikinya setelah
fase awal memerlukan
tindakan pembedahan
dan/atau pasien harus
dipindahkan ke ruang
perawatan kritis (ICU)
untuk melakukan
pemantauan terhadap
peningkatan TIK.
2. Mengetahui
2. Pantau/catat status kecenderungan tingkat
neurologis sesering mungkin dan kesadaran dan potensial
bandingkan dengan keadaan peningkatan TIK dan
normalnya/standar. mengetahui lokasi, luas
dan kemajuan/resolusi
kerusakan SPP. Dapat
menunjukkan TIA yang
merupakan tanda terjadi
trombosis CVS baru.
3. Letakkan kepala dengan 3. Menurunkan tekanan
posisi agak ditinggikan dan arteri dengan
dalam posisi anatomis (netral). meningkatkan drainase
dan meningkatkan
sirkulasi/perfusi serebral.

4. Pertahankan keadaan tirah 4. Aktivitas/stimulasi yang


baring: ciptakan lingkungan yang kontinyu dapat
tenang: batasi meningkatkan TIK.
pengunjung/aktivitas pasien Istirahat total dan
sesuai indikasi. Berikan istirahat ketenangan mungkin
secara periodik antara aktivitas diperlukan untuk
perawatan, batasi lamanya setiap pencegahan terhadap
prosedur. perdarahan dalam kasus
stroke
hemoragik/perdarahan
lainnya.
5. Cegah terjadinya mengejan 5. Manuver Valsalva dapat
saat defekasi, dan pernapasan meningkatkan TIK dan
yang memaksa (batuk terus- memperbesar risiko
menerus). terjadinya perdarahan.

6. Berikan oksigen sesuai


6. Menurunkan hipoksia
indikasi
yang dapat menyebabkan
vasodilatasi serebral dan
tekanan
meningkat/terbentuknya
edema.
5. Pola nafas tak efektif Setelah diberikan tindakan 1. Observasi frekuensi, 1. Kecepatan biasanya
berhubungan dengan keperawatan diharapkan pola nafas kedalaman pernapasan dan meningkat. Dispnea dan
penurunan suplai O2 menjadi efektif dengan Kriteria ekspansi dada. Catat upaya terjadi peningkatan kerja
Hasil : pernapasan, termasuk napas (pada awal atau
 RR: 18-20x/mnt penggunaan otot bantu/pelebaran hanya tanda EP sebakut).
 Bunyi nafas normal nasal. Kedalaman pernapasan

 Tidak ada retraksi otot dada bervariasi tergantung


derajat gagal napas.
Ekspansi dada terbatas
yang berhubungan
dengan atelektasis
dan/atau nyeri dada
pleuritik.
2. Auskultasi bunyi napas dan 2. Bunyi napas menurun/
catat adanya bunyi napas tak ada bila jalan napas
adventisius, seperti krekels, obstruksi sekunder
mengi, gesekan pleural. terhadap perdarahan,
bekuan atau kolaps jalan
napas kecil (atelektasis).
Ronki dan mengi
menyertai obstruksi jalan
napas/kegagalan
pernapasan.

3. Dorong/bantu pasien dalam 3. Dapat


napas dalam dan latihan batuk. meningkatkan/banyaknya
Penghisapan per oral atau sputum dimana gangguan
nasotrakeal bila diindikasikan. ventilasi dan ditambah
ketidaknyamanan upaya
bernapas.
4. Kolaborasi dalam 4. Memaksimalkan
pemberian oksigen tambahan. bernapas dan
menurunkan kerja napas.
Memberikan kelembaban
pada membran mukosa
dan membantu
pengenceran sekret untuk
memudahkan
pembersihan.
Memudahkan upaya
pernapasan dalam dan
meningkatkan drainase
sekret dari segmen paru
kedalam bronkus, dimana
dapat lebih mempercepat
pembuangan dengan
batuk/penghisapan.
6. Risiko cedera Setelah diberikan tindakan asuhan 1. Kaji perubahan penglihatan 1. Penurunan aliran darah
berhubungan dengan keperawatan diharapkan tidak seperti pandangan kabur atau ke retina akibat
gangguan penglihatan, terjadi cedera dengan Kriteria hasil: kehilangan penglihatan. hipertensi yang kronik.
penurunan lapang
pandang  Klien terhindar dari trauma atau 2. Observasi kelemahan saat 2. Penurunan tekanan
injuri perubahan posisi, perubahan darah dapat terjadi
 Tekanan darah dapat dikontrol tekanan darah saat berbaring, karena perubahan posisi
 Meminta bantuan bila diperlukan. duduk, berdiri. yang tiba-tiba.

3. Observasi fungsi mental 3. Tekanan darah yang


dan kerusakan memori. tidak terkontrol dapat
menyebabkan perubahan
status mental

4. Menyediakan jalan yang


tidak licin, penerangan yang 4. Pencegahan trauma
cukup, barabg yang mudah karena benda di sekitar
dijangkau, dan alat bantu jalan klien dan pencegahan
kemungkinan jatuh saat
mengambil barang atau
berjalan.
5. Ambulasi dengan
menggunakan alat bantu berjalan 5. Memberikan
(walker atau cane) keseimbangan saat
berjalan dan mencegah
jatuh
6. Anjurkan duduk dulu
sebelum bangun dari tempat tidur 6. Menghindari hipotensi
orthostatic
7. Hindari paparan udara
panas dan kegiatan berlebih 7. Dapat menyebabkan
vasodilatasi pembuluh
darah berlebih
7. Gangguan sensori Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan ketajaman 1. Kebutuhan individu
perseptual: penglihatan keperawatan diharapkan gangguan penglihatan, catat apakah satu dan pilihan intervensi
berhubungan dengan sesnsori perseptuan ; penglihatan atau kedua mata terlibat. bervariasi sebab
gangguan penerimaan dapat ditoleransi dengan Kriteria kehilangan penglihatan
sensori Hasil : terjadi lambat dan
 Klien maengatakan mampu progresif. Bila bilateral,
melihat barang atau benda sesuai tiap mata dapat berlanjut
dengan batas kemampuan klien pada laju yang berbeda,
tetapi biasanya hanya
satu mata diperbaiki per
prosedur.
2. Gangguang
2. Perhatikan tentang suram penglihatan/iritasi dapat
atau penglihatan kabur dan iritasi berakhir 1-2 jam setelah
mata, dimana dapat terjadi bila tetesan mata tetapi secara
menggunakan tetes mata. bertahap menurun dengan
penggunaan. Catatan:
iritasi lokal harus
dilaporkan ke dokter,
tetapi jangan hentikan
penggunaan obat
sementara.

3. Letakan barang yang 3. Memungkinkan


dibutuhkan/posisi bel pemanggil pasien melighat objek
dalam jangkauan pada sisi yang lebih mudah dan
tak bermasalah atau pada memudahkan panggilan
jangkauan tangan klien untuk perolongan bila
diperlukan.
8. Penurunan curah jantung Setelah diberikan tindakan 1. Observasi tekanan darah 1. Perbandingan dari
berhubungan dengan keperrawatan diharapkan curah tekanan memberikan
perubahan struktural pada jantung kembali normal. Dengan gambaran
arteri dan vena Kriteria Hasil : yang lebih lengkap
 Klien berpartisifasi dalam tentang keterlibatan /
aktivitas yang menurunkan bidang masalah vaskuler.
tekanan darah / beban 2. Denyutan
kerja jantung 2. Catat keberadaan, kualitas karotis,jugularis, radialis
 mempertahankan TD dalam denyutan sentral dan perifer dan femoralis mungkin
rentang individu yang dapat teramati / palpasi. Dunyut
diterima pada tungkai mungkin
 Memperlihatkan frekwensi menurun, mencerminkan
jantung stabil dalam rentang efek dari vasokontriksi
normal pasien. (peningkatan SVR) dan
kongesti vena.

3. S4 umum terdengar
3. Auskultasi tonus jantung pada
dan bunyi napas. pasien hipertensi berat
karena adanya hipertropi
atrium, perkembangan S3
menunjukan hipertropi
ventrikel dan kerusakan
fungsi, adanya krakels,
mengi dapat
mengindikasikan
kongesti paru sekunder
terhadap terjadinya
atau gagal jantung kronik.
4. Adanya pucat,
4. Amati warna kulit, dingin, kulit lembab dan
kelembaban, suhu, dan masa masa pengisian kapiler
pengisian kapiler. lambat
mencerminkan
dekompensasi /
penurunan curah jantung.

5. Dapat
5. Catat adanya demam mengindikasikan gagal
umum / tertentu. jantung, kerusakan ginjal
atau vaskuler.

6. Membantu untuk
6. Berikan lingkungan yang menurunkan rangsangan
nyaman, tenang, kurangi simpatis, meningkatkan
aktivitas / keributan relaksasi.
ligkungan, batasi jumlah
pengunjung dan lamanya tinggal.
7. Dapat
7. Anjurkan teknik relaksasi, menurunkan rangsangan
panduan imajinasi dan distraksi. yang menimbulkan stress,
membuat efek tenang,
sehingga akan
menurunkan tekanan
darah.

8. Menurunkan tekanan
darah.
8. Kolaborasi dengan dokter
dalam pembrian therafi anti
hipertensi,deuritik.

9. Kurang pengetahuan Setelah diberikan tindakan 1. Bantu klien dalam 1. Faktor-faktor resiko
berhubungan dengan keperawatan diharapkan mengidentifikasi factor-faktor ini telah menunjukan
perubahan status pengetahuan klien tentang proses resiko kardivaskuler hubungan dalam
kesehatan dan proses penyakit meningkat dengan Kriteria yang dapat diubah, misalnya : menunjang hipertensi dan
penyakit Hasil: obesitas, diet tinggi lemak jenuh, penyakit
 Menerima dan mendiskusikan dan kardiovaskuler serta
informasi yang diterima kolesterol, pola hidup monoton, ginjal.
 Menyatakan pemahaman merokok, dan minum alcohol
tentang proses penyakit dan (lebih dari 60
regiment pengobatan. cc / hari dengan teratur) pola
 Mengidentifikasi efek samping hidup penuh stress. 2. Kesalahan konsep dan
obat dan kemungkinan menyangkal diagnosa
2. Kaji kesiapan dan hambatan
komplikasi yang karena perasaan sejahtera
dalam belajar termasuk orang
perlu diperhatikan. yang
terdekat.
sudah lama dinikmati
mempengaruhi minimal
klien / orang terdekat
untuk
mempelajari penyakit,
kemajuan dan prognosis.
Bila klien tidak menerima
realitas bahwa
membutuhkan
pengobatan kontinu,
3. Kaji tingkat pemahaman
maka perubahan perilaku
klien tentang pengertian,
tidak akan dipertahankan.
penyebab, tanda dan
3. Mengidentivikasi
gejala, pencegahan, pengobatan,
tingkat pegetahuan
dan akibat lanjut.
tentang proses penyakit
hipertensi dan
mempermudahj
4. Jelaskan pada klien tentang dalam menentukan
proses penyakit hipertensi intervensi.
(pengertian,penyebab,tanda dan
gejala,pencegahan, pengobatan, 4. Meningkatkan
dan akibat pemahaman dan
lanjut) melalui penkes. pengetahuan klien
tentang proses penyakit
hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai