Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan tindakan 1. 1. Meminimalkan
dengan peningkatan keperawatan diharapkan nyeri Mempertahankan tirah baring stimulasi/meningkat-kan
tekanan vaskuler serebral. berkurang atau teratasi selama fase akut relaksasi
Kriteria Hasil :
Melaporkan nyeri / ketidak 2. Tindakan yang
nyamanan tulang / terkontrol 2. menurunkan tekanan
Mengungkapkan Berikan tindakan nonfarmakologi vaskuler serebral dan
metode yang memberikan untuk menghilangkan sakit yang memperlambat/
pengurangan kepala, misal kompres dingin memblok respons
Mengikuti regiment farmakologi pada dahi, pijat punggung dan simpatis efektif dalam
yang leher, tenang, redupkan lampu menghilangkan sakit
diresepkan. kamar, teknik relaksasi (panduan kepala dan
imajinasi, ditraksi) dan aktivitas komplikasinya.
waktu senggang.
3. Aktivitas yang
3. meningkatkan
Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi
vasokonstriksi yang dapat menyebabkan sakit
meningkatkan sakit kepala, mis., kepala pada adanya
mengejan saat BAB, batuk peningkatan tekanan
panjang, membungkuk. vaskular serebral
5. Menurunkan/ mengontrol
5.
nyeri dan menurunkan
Kolaborasi dalam pemberian obat:
rangsang sistem saraf
analgesik, antiansietas
simpatis.
2. Intoleransi aktifitas Setelah diberikan tindakan 1. Observasi respons pasien 1. Menyebutkan parameter
berhubungan dengan keperawatan diharapkan klien terhadap aktivitas, perhatikan membantu dalam
kelemahan mampu melakukan aktivitas sesuai frekuensi nadi lebih dari 20 kali mengkaji respons
dengan batas toleransinya dengan per menit di atas frekuensi fisiologi terhadap stres
Kriteria Hasil : istirahat: peningkatan TD yang aktivitas dan, bila ada
Klien dapat berpartisipasi dalam nyata selama/sesudah aktivitas merupakan indikator dari
aktivitas yang di inginkan / (tekanan sistolik meningkat 40 kelebihan kerja yang
diperlukan mmHg atau tekanan diastolik berkaitan dengan tingkat
Melaporkan peningkatan dalam meningkat 20 mmHg); dispnea aktivitas.
toleransi aktivitas yang dapat atau nyeri dada; keletihan dan
diukur. kelemahan yang berlebihan;
diaforesis; pusing atau pingsan.
2. Instruksikan pasien tentang 2. Teknik menghemat energi
teknik penghematan energi, mis., mengurangi penggunaan
menggunakan kursi saat mandi, energi, juga membantu
duduk saat menyisir rambut atau keseimbangan antara
menyikat gigi, melakukan suplai dan kebutuhan
aktivitas dengan perlahan. oksigen.
3. Berikan dorongan untuk 3. Kemajuan aktivitas
melakukan aktivitas/perawatan bertahap mencegah
diri bertahap jika dapat peningkatan kerja jantung
ditoleransi. Berikan bantuan tiba-tiba. Memberikan
sesuai kebutuhan. bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan
mendorong kemandirian
dalam melakukan
aktivitas.
3 Kelebihan volume cairan Setelah diberikan tindakan 1.Pantau pemasukan/pengeluaran 1. Evaluator langsung status
berhubungan dengan keperawatan diharapkan volume Hitung keseimbangan cairan, cairan. Perubahan tiba-
retensi natrium dan air cairan dapat terkontrol dengan catat kehilangan tak kasat mata. tiba pada berat badan
Kriteria Hasil: Timbang berat badan sesuai dicurigai kehilangan/
Turgor kulit baik (tidak indikasi. retensi cairan.
membentuk cekungan bila
ditekan) 2.Evaluasi turgor kulit, 2. Indikator langsung status
Membran mukosa baik kelembaban membran mukosa, cairan/perbaikan
Tanda-tanda vital dalam batas adanya edema dependen/umum. ketidakseimbangan
normal (TD:120-130/80-
85mmHg, N: 60-100x/mnt, RR: 3.Pantau tanda vital (tekanan 3. Kekurangan cairan
18-20x/mnt, S:36-37C) darah, nadi, frekuensi mungkin
Bunyi nafas normal pernapasan). dimanifestasikan oleh
hipotensi dan takikardi,
karena jantung mencoba
untuk mempertahankan
curah jantung.
4.Auskultasi bunyi napas, catat
adanya krekels.
4. Kelebihan
cairan/terjadinya gagal
mungkin
dimanifestasikan oleh
hipertensi, takikardi,
takipnea, krekels, distres
pernapasan.
5.Kaji ulang kebutuhan cairan.
Buat jadwal 24 jam dan rute yang
5. Tergantung pada situasi,
digunakan. Pastikan
cairan dibatasi atau
miuman/makanan yang disukai
diberikan terus.
pasien. Pemberian informasi
melibatkan pasien pada
pembuatan jadwal dengan
kesukaan individu dan
meningkatkan rasa
terkontrol dan kerjasama
dalam program
3. S4 umum terdengar
3. Auskultasi tonus jantung pada
dan bunyi napas. pasien hipertensi berat
karena adanya hipertropi
atrium, perkembangan S3
menunjukan hipertropi
ventrikel dan kerusakan
fungsi, adanya krakels,
mengi dapat
mengindikasikan
kongesti paru sekunder
terhadap terjadinya
atau gagal jantung kronik.
4. Adanya pucat,
4. Amati warna kulit, dingin, kulit lembab dan
kelembaban, suhu, dan masa masa pengisian kapiler
pengisian kapiler. lambat
mencerminkan
dekompensasi /
penurunan curah jantung.
5. Dapat
5. Catat adanya demam mengindikasikan gagal
umum / tertentu. jantung, kerusakan ginjal
atau vaskuler.
6. Membantu untuk
6. Berikan lingkungan yang menurunkan rangsangan
nyaman, tenang, kurangi simpatis, meningkatkan
aktivitas / keributan relaksasi.
ligkungan, batasi jumlah
pengunjung dan lamanya tinggal.
7. Dapat
7. Anjurkan teknik relaksasi, menurunkan rangsangan
panduan imajinasi dan distraksi. yang menimbulkan stress,
membuat efek tenang,
sehingga akan
menurunkan tekanan
darah.
8. Menurunkan tekanan
darah.
8. Kolaborasi dengan dokter
dalam pembrian therafi anti
hipertensi,deuritik.
9. Kurang pengetahuan Setelah diberikan tindakan 1. Bantu klien dalam 1. Faktor-faktor resiko
berhubungan dengan keperawatan diharapkan mengidentifikasi factor-faktor ini telah menunjukan
perubahan status pengetahuan klien tentang proses resiko kardivaskuler hubungan dalam
kesehatan dan proses penyakit meningkat dengan Kriteria yang dapat diubah, misalnya : menunjang hipertensi dan
penyakit Hasil: obesitas, diet tinggi lemak jenuh, penyakit
Menerima dan mendiskusikan dan kardiovaskuler serta
informasi yang diterima kolesterol, pola hidup monoton, ginjal.
Menyatakan pemahaman merokok, dan minum alcohol
tentang proses penyakit dan (lebih dari 60
regiment pengobatan. cc / hari dengan teratur) pola
Mengidentifikasi efek samping hidup penuh stress. 2. Kesalahan konsep dan
obat dan kemungkinan menyangkal diagnosa
2. Kaji kesiapan dan hambatan
komplikasi yang karena perasaan sejahtera
dalam belajar termasuk orang
perlu diperhatikan. yang
terdekat.
sudah lama dinikmati
mempengaruhi minimal
klien / orang terdekat
untuk
mempelajari penyakit,
kemajuan dan prognosis.
Bila klien tidak menerima
realitas bahwa
membutuhkan
pengobatan kontinu,
3. Kaji tingkat pemahaman
maka perubahan perilaku
klien tentang pengertian,
tidak akan dipertahankan.
penyebab, tanda dan
3. Mengidentivikasi
gejala, pencegahan, pengobatan,
tingkat pegetahuan
dan akibat lanjut.
tentang proses penyakit
hipertensi dan
mempermudahj
4. Jelaskan pada klien tentang dalam menentukan
proses penyakit hipertensi intervensi.
(pengertian,penyebab,tanda dan
gejala,pencegahan, pengobatan, 4. Meningkatkan
dan akibat pemahaman dan
lanjut) melalui penkes. pengetahuan klien
tentang proses penyakit
hipertensi.