Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Racun adalah suatu zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit
atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil dapat mengakibatkan cedera
dari tubuh melalui suatu reaksi kimia. Racun merupakan zat yang bekerja pada tubuh secara
kimiawi dan fisiologik yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau
mengakibatkan kematian. Racun dapat diserap melalui pencernaan, hisapan, intravena, kulit,
atau melalui rute lainnya. Reaksi dari racun dapat seketika itu juga cepat, lambat, atau secara
kumulatif. Intoksikasi, atau keracunan adalah kondisi yang mengikuti masuknya suatu zat
psikoaktif yang menyebabkan gangguan kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perilaku, fungsi,
dan respon psikofisiologis. Setiap zat atau benda yang dapat menimbulkan perubahan kondisi
fisiologis tubuh, dapat disebut sebagai racun. Salah satu zat yang digolongkan toksik ialah
merkuri atau bahasa awamnya air raksa.1
Merkuri (Hg) atau air raksa umumnya diasosiasikan sebagai polutan bagi lingkungan.
Setiap tahun ratusan ton merkuri dilepaskan ke atmosfir karena pemakaiannya yang luas baik
di industri, pertaniam, kedokteran gigi, rumah sakit, laboratorium penelitian. Pembakaran
batu bara pada pembangkit listrik merupakan kontributor utama polutan merkuri. Secara
alami, merkuri merupakan suatu zat yang lazim dijumpai dalam bentuk senyawa merkuri
sulfida. Merkuri sulfida bersifat tak larut dalam air, berwarna merah, digunakan sebagai zat
warna pada zaman kuno. Merkuri ada dalam tiga bentuk, unsur logam merkuri, garam
merkuri, merkuri organik. Unsur merkuri dalam bentuk bebas adalah logam berbentuk cair
yang banyak digunakan pada termometer, terhirupnya uap merkuri jenis ini dapat
mengakibatkan kerusakan paru-paru dan otak. Merkuri oksida bersifat hampir tidak larut
dalam air, digunakan pada antiseptik topikal. Garam merkuri merupakan bentuk
anorganiknya, contohnya adalah merkuri klorida. Merkuri organik contohnya ialah
metilmerkuri yang secara komersial digunakan sebagai fungisida, disinfektan, zat pengalkil
pada sintesis organik bagi senyawa organometalik lainnya dan sebagai pengawet cat.2
Limbah merkuri seringkari berbentuk merkuri anorganik, tetapi organisme atau vegetasi
air dapat mengkonversi bentuk anorganik tersebut menjadi bentuk organik, yaitu senyawa

metilmerkuri yang mematikan. Merkuri dapat mengalami metilasi biotik maupun abiotik
membentuk metilmerkuri. Senyawa merkuri organik, khususnya metilmerkuri merupakan
yang terbanyak terkonsentrasi dalam rantai makanan. Salah satu bahan makanan yang rentan
terkontaminasi senyawa merkuri organik adalah ikan. Ikan mengkonsumsi tumbuhan yang
terkontaminasi dan menjadikan merkuri terakumulasi di tubuhnya. Protein ikan mengikat
dengan kuat lebih dari 90% metilmerkuri yang terkonsumsi, meski dengan pemasakan yang
lama dan kuat dengan menggoreng, merebus atau membakar tidak dapat melepaskannya jika
ada kecurigaan terjadinya intoksikasi metilmerkuri, perlu diketahui jumlah ikan yang
dikonsumsi, frekuensi, dan jenis ikannya. Pada ikan besar kemungkinan terakumulasi
metilmerkuri akan semakin besar mengingat posisinya yang cukup tinggi pada rantai
makanan.2,3
Pada tahun 1958, di jepang pernah dihebohkan dengan kasus teluk minamata pada
dimana para penduduk kota minamata secara berurutan menderita kelainan syaraf berat.
Setelah diteliti ternyata mereka keracunan merkuri yang berasal dari ikan yang dikonsumsi
yang berasal dari teluk minamata. Ikan ikan tersebut mengandung merkuri dalam jumlah
besar, akibat pencemaran yang dilakukan oleh pabrik baterai chisso. Pabrik tersebut
membuang limbah merkuri hasil pembakaran ke teluk minamata. Pada akhirnya pabrik
tersebut ditutup dan terkena sanksi dan membayar ganti rugi sebanyak 26,6 juta dolar.3 Di
jakarta, IF Setiadi melaporkan hasil penelitiannya pada tahun 2010 di teluk jakarta pada 51
penduduk dengan kelainan saraf, hasilnya tidak terbukti ada pertanda keracunan merkuri
tetapi pemeriksaan kadar merkuri pada ikan diteluk jakarta mengandung kadar merkuri batas
rendah maksimal. Sehingga dalam kesimpulannya menghimbau pemerintah meneliti limbah
pabrik disekitar teluk jakarta4
1.2 Rumusan masalah
Tulisan yang kami sajikan ini mengangkat masalah mengenai keracunan merkuri
1. Apa yang dimaksud dengan keracunan?
2. Apa saja jenis-jenis racun?
3. Apa yang dimaksud dengan merkuri?
4. Bagaimana sifat kimia dan kegunaan merkuri?
5. Bagaimana patofisiologi dan manifestasi klinis merkuri terhadap tubuh?

6. Bagaiana penanganan keracunan merkuri?


1.3 Tujuan penulisan
1.3.1. Tujuan umum
Menjelaskan efek merkuri pada tubuh manusia dan cara penanganan keracunan
merkuri
1.3.2. Tujuan khusus
o Mengetahui pengertian keracunan
o Mengetahui jenis-jenis racun
o Mengetahui sifat kimia dan kegunaan merkuri
o Mengetahui efek yang ditimbulkan merkuri terhadap tubuh manusia
o Mengetahui penanganan keracunan merkuri
1.4 Manfaat
1.4.1 Bidang Akademik
o Meningkatkan kemampuan dan penalaran dalam penyusunan dan penulisan
suatu referat dari beberapa sumber.
o Meningkatkan teknik penulisan referat
o Melatih kerjasama tim dalam penyusunan makalah
o Menambah pengetahuan ilmu kedokteran forensik mengenaik kasus
keracunan merkuri.
1.4.2 Pelayanan Masyarakat
o Memberi informasi mengenai efek yang ditimbulkan merkuri
o Mencegah bertambahnya korban keracunan merkuri

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keracunan
2.1.1 Definisi Racun
Suatu bahan atau zat disebut racun bila si pemberi bahan atau zat tersebut,
bermaksud untuk merusak kesehatan atau menyebabkan kematian pada orang yang diberi
obat atau zat tersebut. Pengertian racun adalah suatu zat yang berkerja pada tubuh secara
kimiawi dan secara faal, yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi
tubuh, dan dapat berakhir dengan penyakit atau kematian.
Racun dapat masuk kedalam tubuh melalui oral ( ditelan ), terhisap melalui
udara melalui pernapasan ( inhalasi ), penyuntikan ( parenteral ), penyerapan melalui kulit
yang sehat maupun kulit yang sakit, melalui anus ( perrektal ). Berdasarkan kecepatan
kerjanya maka racun akan paling cepat menimbulkan efek pada manusia bila masuk
secara inhalasi, diikuti secara injeksi, peroral, perektal, atau pervagina, dan paling lambat
masuk melalui kulit yang sehat.
Keracunan adalah suatu keadaan penyakit akut yang diakibatkan oleh obat
atau zat kimia lain yang masuk atau mengenai tubuh manusia dalam dosis toksik baik
sengaja maupun tidak yang dapat membahayakan jiwa.
2.1.2 Pengelompokan Jenis Racun
Berdasarkan sumber, dapat dibagi menjadi racun yang berasal dari tumbuhtumbuhan : opium ( dari papafer somniferum ), kokain, kurare, alfatoksin ( dari aspergilus
niger ), berasal dari hewan : bisa ( toksin ular ) atau laba-laba / hewan laut, berasal dari
mineral : arsen, timah hitam, atau sintetik : heroin.
Berdasarkan tempat dimana racun berada, dapat dibagi menjadi :
a. Racun yang banyak terdapat di rumah tangga, terdiri dari :

Disinfektan

Detergen

Insektisida

b. Racun yang banyak dipakai dalam pertanian dan perkebunan, terdiri dari :

Pestisida

Herbisida

c. Racun yang banyak beredar di kalangan medis, terdiri dari :

Hipnotika

Sedativa

Transquilizer

Anti-depresan

Analgetika

Narkotika

Antibiotika

d. Racun yang banyak dipakai dalam industri atau laboratoriun, terdiri dari :

Asam dan basa kuat

Logam berat

e. Racun yang terdapat di alam bebas, terdiri dari :

Opium

Ganja

Cocain

Amygdala

Racun binatang berbisa dan jamur

Berdasarkan cara kerja / efek yang ditimbulkan, racun ada yang bekerja secara lokal
dan menimbulkan beberapa reaksi, misalnya perangsangan,

Anda mungkin juga menyukai