Trauma Fisik
Dosen Penguji:
dr. Bianti Hastuti M, Sp.KF, MH(Kes)
Residen Pembimbing:
Dr. Agung
Disusun oleh:
Ramli Saibun Hasudungan
11 2013 320
Mia Ckristina
11 2013 298
Rucmana Aga
11 2013 319
Fadini Rizki
11 2013 057
Hendra Sucipta
11 2014 339
Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kedokeran Forensikdan Medikolegal
Rumah Sakit Umum Pusat DR. Kariadi Semarang
luka apa yang ditemui, jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka
dan bagaimana kualifikasi dari luka itu. Sebagai seorang dokter, ia tidak
mengenal istilah penganiayaan. Jadi istilah penganiayaan tidak boleh
dimunculkan dalam Visum et Repertum. Akan tetapi sebaiknya dokter tidak
boleh mengabaikan luka sekecil apapun. Sebagai misalnya luka lecet yang satudua hari akan sembuh sendiri secara sempurna dan tidak mempunyai arti medis,
tetapi sebaliknya dari kaca mata hukum.
Pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP
dijelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli
tersebut adalah Visum et Repertum, dimana didalamnya terdapat penjabaran
tentang keadaan korban, baik korban luka, keracunan, ataupun mati.Seorang
dokter perlu menguasai pengetahuan tentang mendeskripsikan luka.Visum et
Repertum harus dibuat sedemikian rupa, yaitu memenuhi persyaratan formal dan
material , sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti yang sah di sidang
pengadilan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami definisi dari trauma fisik
2. Mahasiswa dapat memahami klasifikasi dari trauma fisik
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis perlukaan yang dapat disebabkan oleh
suatu trauma fisik
4. Mahasiswa dapat memahami ciri-ciri dari perlukaan yang disebabkan oleh suatu
trauma fisik
5. Mahasiswa dapat memahami mekanisme terjadinya suatu trauma fisik
6. Mahasiswa dapat memahami trauma fisik dipandang dari aspek hukum
1.4 MANFAAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi traumatologi
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos.Trauma berarti kekerasan atas
jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu.Traumatologi adalah
cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang trauma atau perlukaan, cedera
serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), yang kelainannya
terjadi pada tubuh karena adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang
menimbulkan jejas.1
2.2 Penyebab trauma
Kekerasan yang mengenai tubuh seseorang dapat menimbulkan efek pada fisik
maupun psikisnya. Efek fisik berupa luka- luka yang kalau di periksa dengan
teliti akan dapat di ketahui jenis penyebabnya, yaitu:
1. Trauma mekanik
2. Trauma fisik
3. Kombinasi traumamekanik dan fisik
4. Trauma zat-zat kimia korosif
2.3 Trauma Fisik
Kekerasan fisik adalah kekerasan yang disebabkan oleh benda-benda fisik,
antara lain:1
Benda bersuhu tinggi
Benda bersuhu rendah
Sengatan listrik
Petir
Tekanan (barotrauma)
2.3.1
Benda suhu tinggi
2.3.1.1 Luka bakar
Luka bakar adalah jenis luka (kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan)
yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu yang tinggi, sumber listrik,
bahan kimiawi, cahaya, radiasi, dan friksi. Kerusakan yang terjadi tergantung
dari tinggi suhu, lama kontak, dan luas kontak. Luka lepuh adalah akibat
cairan /uap panas dari cairan dengan temperatur titik didih atau hampir
mencapai titik didih, serta akibat bentuk gas dari suatu cairan.2
2.3.1.2 Karakteristik
Pada kebakaran yang hebat, apakah di dalam gedung atau yang terjadi pada
kecelakaan mobil yang terbakar, sering terlihat bahwa keadaan tubuh korban
yang terbakar sering tidak mencerminkan kondisi saat matinya. Berikut
keadaan umum yang ditemukan pada mayat dengan luka bakar.
a. Skin split
Kontraksi dari jaringan ikat yang terbakar menyebabkan terbelahnya kulit
dari epidermis dan korium yang sering menyebabkan artefak yang
menyerupai luka sayat dan sering disalah artikan sebagai kekerasan
tajam.Artefak postmortem ini dapat mudah dibedakan dengan kekerasan
tajam antemortem oleh karena tidak adanya perdarahan dan lokasinya
yang bervariasi disembarang tempat. Kadang-kadang dapat terlihat
pembuluh darah yangn intak yang menyilang pada kulit yang terbelah.
hebat dan kepala sudah menjadi arang atau hangus terbakar dapat terlihat
artefak fraktur tulang tengkorak yang berupa fraktur linear. Disini tidak
penah diikuti oleh kontusio serebri, subdural atau subarachnoid.
abu-abu
keputihan
dan
sering
menunjukan
fraktur
kortikal
pada
Koagulasi
dari
otot-otot
oleh
karena
panas
akan
Tingkat keparahan luka bakar tiap individu masing masing bergantung pada :
derajat 1 dapat disebabkan oleh paparan berkepanjangan dari panas atau cahaya
intensitas rendah (misal :sunburn), atau paparan jangka pendek dari panas atau
10
11
12
perabot dan kain, plastik tertentu, seperti polipropilen, polivinyl, dan lain-lain, yang
melepaskan spektrum gas racun yang luas saat terbakar. Hipoksia adalah faktor lain
yang berperan pada kematian akibat kebakaran, sebagaimana karbonmonoksida
terbentuk akibat insufisiensi oksigen yang tersedia untuk oksidasi lengkap menjadi
karbondioksida pada material yang mudah terbakar. Meskipun, hampir tidak mungkin
untuk mengidentifikasi elemen hipoksik didasarkan pada banyaknya gas beracun.8
Mekanisme
biasanya merupakan akibat dari syok terbakar. Bila terjadi hari dan minggu
berikutnya, penyebab utama kematian adalah infeksi.Kematian yang tertunda sesekali
dapat terjadi dari bekas luka yang kemudian menjadi ganas.Beberapa mekanisme
pada luka bakar yang menyebabkan kematian,yaitu:Syok akibat terbakar, infeksi
(pneumonia, septikemia, sindrom syok toksik), emboli paru-paru, ulserasi lambung,
gagal ginjal akut, luka terkait keganasan.
2.3.1.6Syok akibat terbakar
Syok akibat terbakar ini menggambarkan kegagalan sirkulasi hipovolemik yang
terjadi dengan cepat yang terlihat dalam 72 jam pertama setelah luka bakar.
Perubahan
fisiologis
yang
menyebabkan
syok
ini
terjadi
secara
13
tidak kembali normal hingga 12 sampai 24 jam setelah luka bakar, bahkan dengan
resusitasi cairan yang cepat dan efektif. Situasi ini tidak hanya disebabkan oleh
hilangnya cairan, tetapi juga diakibatkan efek dari sitokin dan mediator inflamasi
lainnya.Penyebab langsung kematian pada kasus-kasus tersebut sering diakibatkan
kegagalan multi organ.9
2.3.1.7Pemeriksaan (Tandaintravital danpost mortem)
Merupakan hal yang sulit, bahkan mustahil untuk membedakan luka bakar
antemortem dari postmortem, terutama dengan adanya kerusakan yang terjadi.
Pemeriksaan mikroskopis pun kurang membantu, kecuali bila korban hidup cukup
lama untuk membentuk reaksi inflamasi. Luka bakar antemortem biasanya luas,
dengan batas kemerahan dan terdapat lepuhan, baik pada daerah yang terbakar
maupun pada tepi luka.Meskipun demikian, berbeda dengan buku teks lama, tidak
diragukan bahwa panas yang diberikan pada mayat baru (setidaknya 60 menit setelah
henti jantung) masih dapat mengakibatkan eritema.10
Lepuhan lebih sering terbentuk postmortem, meskipun biasanya lepuhan tersebut
tidak memiliki dasar ataupun batas merah.Juga dijelaskan bahwa lepuhan yang terjadi
antemortem mengandung cairan berprotein tinggi, dimana vesikel postmortem
memiliki cairan yang lebih jernih, namun hal ini jarang dapat dibedakan dalam
prakteknya.9,10
Dahulu adanya tepi merah pada luka bakar telah dianggap sebagai bukti reaksi
penting.Namun, tepi merah juga sering terlihat di sekitar luka bakar postmortem,
sehingga perbedaan ini tidak dapat digunakan.Lepuhan biasanya merupakan bagian
dari luka bakar antemortem tetapi juga dapat terbentuk setelah kematian, di mana
mereka cenderung pucat, kuning, dan tidak memiliki dasar merah.Pemeriksaan
histologi
untuk
bukti
reaksi
inflamasi
dapat
dilakukan
dan
mungkin
14
ini
dari
epidural
hematoma
antemortem.Epidural
hematoma
postmortem berwarna coklat dan terlihat rapuh atau menyerupai sarang lebah.
Bentuknya besar, cukup tebal (hingga 1,5 cm), dan biasanya terjadi pada daerah
frontal, parietal, dan daerah temporal, dalam beberapa kasus dengan perluasan ke
daerah oksipital.11
Ketika tengkorak terpapar dengan panas yang mendidihkan, darah keluar dari ruang
dalam tengkorak dan sinus venosus dan terkumpul dalam lapisan tipis antara
duramater dan tengkorak.Ini yang disebut heat hematoma.Darah dari heat hematoma
memiliki konsistensi seperti busa, berwarna coklat, tipis, dan bilateral.berbeda dengan
hematoma ekstradurasl sejati yang lokal unilateral, tebal, dan biasanya temporal
hematoma dengan darah warna gelap juga terlihat. Hematoma subdural bukan
merupakan akibat dari trauma panas.Heat hematoma mungkin atau mungkin juga
tidak berhubungan dengan fraktur tengkorak terkait panas.Duramater mungkin
terpisah disebabkan adanya herniasi otak yang dilapisinya, akibat serangan panas
yang tajam.Otak sendiri biasanya menyusut, memadat, dan berwarna kuning hingga
coklat.perdarahan Saat ini, perdarahan artifaktual telah dilaporkan di otak,
sebagaimana air mata dalam bagian putih otak pada individu yang diyakini mati pada
awal kebakaran.12
Apabila didapatkan adanya karboksihemoglobin dalam darah perifer, maka akan
didapatkan pula pada hematoma panas palsu. Namun hematoma ekstradural sejati
yang disebabkan oleh trauma sebelum kebakaran terjadi, maka darah tersebut tidak
15
tinggi
badan
disebabkan
adanya
kontraksi
panas
tangan
terkepal
yang
diakibatkan
kontraksi
panas
dapat
mempertahankan sidik jari.Jika ada identifikasi tentatif, catatan gigi dan rekam medis
yang tersedia harus diperoleh oleh pemeriksa.Pemanfaatan catatan ini bergantung
pada spesifikasi dan akurasinya.8,14
Pada tubuh yang terbakar hingga tingkat struktur wajah sudah termutilasi dan tidak
ada sidik jari yang bisa didapatkan, catatan gigi harus dipersiapkan dan X-ray rahang
harus dilakukan.Hal ini dilakukan untuk membandingkan catatan gigi orang yang
dicurigai sebagai korban, dengan korban tersebut.Pengambilan X-ray rahang ini dapat
dilakukan in situ maupun dengan melepaskan rahang korban.Bahkan, identifikasi
dental positif dapat dibuat hanya dengan menggunakan sebuah gigi. Bila digunakan
dan diinterpretasi secara tepat, identifikasi dental ini sama dapat dipercayanya dengan
sidik jari.14
Jika pencocokan dari informasi antemortem dan postmortem tidak dapat dilakukan,
konsistensinya masih dapat dikonfirmasi oleh ahli patologi dan ahli lain yang terlibat.
Apabila metode perbandingan konvensional tidak
16
tulang dapat digunakan untuk analisis DNA. Jika tidak ada metode identifikasi
tersebut adalah mungkin, maka hanya identifikasi tentatif berdasarkan keadaan; milik
pribadi, atau karakteristik spesifik seperti tato, bekas luka, atau tidak adanya organ,
dapat dibuat.14
Selama kebakaran, terdapat perubahan yang terjadi dapat meniru trauma dan
menghalangi identifikasi, yaitu:
17
atau lingkaran yang tidak memiliki garis fraktur. Sebaliknya, Spitz mengamati
adanya beberapa garis fraktur yang muncul dari titik umum di tengkorak terbakar.
Fraktur panas calvarium biasanya terletak di atas tempurung dan kadang-kadang
bilateral. Patah tulang ini jarang terbatas pada tabula eksternal. Sutura kranial
cenderung tidak meledak bahkan pada individu muda, namun ledakan pada sutura
Frostnip ditandai adanya rasa nyeri, tampak pucat, anastesi di daerah yang
terkena. Keadaan di atas reversibel akan pulih setelah tindakan pemansaan
dan tidak terdapat kehilangan jaringan, kecuali bila keadaan ini berulang
dalam beberapa tahun (akan menyebabkan kehilangan bantalan lemak atau
terjadi atroti).
Frostbite ditandai adanya pembekuan jaringan yang terjadi karena
pembentukan kristal intraselluler dan oklusi mikrovaskuler sehingga terjadi
anoksia jaringan. Beberapa dari kerusakan jaringan terjadi akibat reperfusion
Injury setelah upaya penghangatan tubuh.
a) Derajat I : Hiperemia dan edema tanpa nekrosis kulit
b) Derajat II : Pembentukan vesikel dan bulla serta hiperemia dan edema
dengan nekrosis sebagian lapisan kulit
18
c) Derajat III : Terjadi nekrosis seluruh lapisan kulit dan jaringan subkutan,
biasanya disertai pembentukan vesikel hemoragik
d) Derajat IV : Nekrosis seluruh lapisan kulit termasuk ganggren dari otot
dan tulang
e) Klasifikasi : frostbite superfisial dan frostbite profunda.
Trauma dingin tidak membekukan (Non Freezing Injury)16,17
Terjadi karena kerusakan endotel mikrovaskuler, stasis dan oklusi vaskuler
"Trench frost "(kaki parit) atau kaki dan tangan tercelup (Immersion foot or
hand ) menjelaskan satu keadaan nonfreezing injury dari tangan atau kaki,
khususnya sering terjadi pada tentara, pelaut dan para nelayan, sebagai akibat
kontak menahun dengan "keadaan basah", suhu dingin diatas titik beku,
misalnya pada suhu 1,6 C - 10 C (35 F - 50 F ).Meskipun kaki tampak
hitam, tetapi tidak terjadi kerusakan jaringan dalam.
Terjadi keadaan-keadaan vasospasme dan vasodilatasi pembuluh darah
dengan akibat bahwa jaringan yang terkena mula-mula dingin dan anestetik
berlanjut menjadi hiperemia dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Dengan keadaan hiperemia, terjadi rasa nyeri hebat seperti terbakar dan
"disestesi", disertai timbulnya gambaran perusakan jaringan (ex : edema,
timbulnya vesikel/ bulla, kemerahan, ekhimosis dan ulserasi). Dapat terjadi
penyakit infeksi berupa sellulitis, limfangitis atau gangren.
Perasaan gatal pada tangan dan kaki (Chilblain atau Pernio) merupakan
manifestasi kulit sebagai akibat kontak berulang dengan keadaan atau suasana
lembab dan dingin seperti terjadi pada para nelayan, atau kontak dengan
keadaan dingin dan kering pada pendaki gunung. Keadaan ini terutama terjadi
pada daerah muka, tibia anterior, bagian daerah dari tangan dan kaki, pada
daerah-daerah.tubuh yang tidak terlindung dengan baik. "Chilblain atau pernio
" di tandai dengan adanya perasaan gatal, timbul makula-makula, "plakat"
atau dungkul berwarna merah keunguan. Apabila keadaan berlanjut, akan
terjadi ulserasi atau pendarahan dan dapat terjadi parut, fibrosis atau atrofi
19
dilarang
untuk
merokok
dan
jangan
diberi
obat-obatan
20
Listrik merupakan suatu bentuk energy yang pada keadaan tertentu dapat
melukai tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian.Di alam listrik dihasilkan oleh
gumpalan awan listrik di udara yang berupa petir. Listrik buatan dapat dihasilkan
dengan menggunakan alat pembangkit listrik, misalnya generator, dynamo,dan lainlain, Arus listrik ialah muatan listrik yang bergerak dari tempat yang berpotensial
tinggi ke potensial rendah. Arah arus listrik adalah sama dengan arah gerak muatanmuatan positif ,sehingga di dalam pengantar logam elektron-elektron bergerak
berlawanan arah dengan arah arus. 20
Dikenal beberapa bagian-bagian listrik, antara lain :
1
Tegangan (voltage/V)
Satuan : volt. 1 volt = tenaga listrik yang dibutuhkan untuk
menghasilkan intensitas listrik sebesar 1 ampere melalui sebuah
konduktor (penghantar) yang memiliki tahanan sebesar 1 ohm. Voltase
rendah (110-460 V) misalnya penerangan, pabrik, tram listrik.Voltase
tinggi (= 1.000 V) misalnya transpor arus listrik.Voltase sangat tinggi
(20.000-1.000.000 V) misalnya deep X-rays therapy dan diatermi.
21
V
I
W = I2 R t
=
Keterangan
---
2.3.3.1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Efek Aliran Listrik Pada Tubuh
Terjadinya luka akibat sengatan listrik dipengaruhi oleh faktor faktor antara lain:
Tegangan / voltage
Hanya penting untuk sifat-sifat fisik saja, sedangkan pada implikasi
biologis kurang berarti.Tegangan yang paling rendah yang sudah dapat
menimbulkan kematian manusia adalah 50 volt. Makin tinggi tegangan akan
22
menghasilkan efek yang lebih berat pada manusia baik efek lokal maupun
general.+60% kematian akibat listrik arus listrik dengan tegangan 115 volt.
Kematian akibat aliran listrik tegangan rendah terutama oleh karena terjadinya
fibrilasi ventrikel, sementara itu pada tegangan tinggi disebabkan oleh karena
trauma elektrotermis.
Tahanan / resistance
Tahanan tubuh bervariasi pada masing-masing jaringan, ditentukan
perbedaan kandungan air pada jaringan tersebut. Tahanan yang terbesar
terdapat pada kulit tubuh, akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat
saraf, otot, darah dan cairan tubuh. Tahanan kulit rata-rata 500-10.000 ohm.
Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal
ini bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut,
kelenjar keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit
yang kering. Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat menurunkan
tahanan sebesar 3000-2500 ohm. Pada kulit yang lembab karena air atau
saline, maka tahanannya turun lebih rendah lagi antara 1200-1500 ohm.
Tahanan tubuh terhadap aliran listrik juga akan menurun pada keadaan
demam atau adanya pengaruh obat-obatan yang mengakibatkan produksi
keringat meningkat.
Pertimbangkan tentang transitional resistance, yaitu suatu tahanan
yang menyertai akibat adanya bahan-bahan yang berada di antara konduktor
dengan tubuh atau antara tubuh dengan bumi, misalnya baju, sarung tangan
karet, sepatu karet, dan lain-lain.
23
Berikut ini disajikan sebuah tabel mengenai efek aliran listrik terhadap
tubuh :
mA
1,0
1,5
2,0
4,0
15,0
Efek
Sensasi, ambang arus
Rasa yang jelas, persepsi arus
Tangan mati rasa
Parestesia lengan bawah
Kontraksi otot-otot fleksor mencegah terlepas dari
40,0
75-100
aliran listrik
Kehilangan kesadaran
Fibrilasi ventrikel
24
Faktor-faktor lain
25
26
Luka listrik karena arus searah biasanya terjadi saat laki-laki usia muda secara
tidak sengaja menyentuh rel kereta dari sebuah kereta listrik yang sedang berjalan.
Arus searah (DC) kurang berbahaya dibanding arus bolak-balik (AC); arus dari 50-80
mA AC dapat mematikan dalam hitungan detik, dimana 250 mA DC dalam waktu
yang sama sering dapat selamat. Arus bolak-balik adalah 4-6 kali menyebabkan
kematian, sebagian karena efek bertahan, yang merupakan hasill dari spasme otot
tetanoid dan mencegah korban lepas dari konduktor hidup.
2.3.3.3.Patofisiologi
Secara umum, energi listrik membutuhkan aliran energi (elektron-elektron)
dalam perjalanannya ke objek.Semua objek bisa bersifat konduktor (menghantarkan
listrik) atau resistor (menghambat arus listrik).Kulit berperan sebagai penghambat
arus listrik yang alami dari sebuah aliran listrik.Kulit yang kering memiliki resistensi
sebesar 40.000-100.000 ohm.Kulit yang basah memiliki resistensi sekitar 1000 ohm,
dan kulit yang tebal kira-kira sebesar 2.000.000 ohm. Anak dengan kulit yang tipis
dan kadar air tinggi akan menurunkun resistensi, dibandingkan orang dewasa.
Tahanan dari alat-alat tubuh bagian dalam diperkirakan sekitar 500-1000 ohm,
termasuk tulang, tendon, dan lemak memproduksi tahanan dari arus listrik.Pembuluh
darah, sel saraf, membran mukosa, dan otot adalah penghantar listrik yang baik.
Dengan adanya luka listrik , pada sayatan melintang akan memperlihatkan kerusakan
jaringan.22
Elektron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang menyebabkan
perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot dan saraf, menginisiasi
aliran listrik abnormal yang dapat menggangu irama jantung dan otak, atau produksi
energi listrik menyebabkan luka listrik dengan cara pemanasan yang menyebabkan
nekrosis dan membentuk porasi (membentuk lubang di membran sel).21,22
27
Aliran sel yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau tegangan rendah,
dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan secara langsung menyebabkan
depolarisasi sel-sel saraf otak.Arus bolak balik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel
jika aliran listrik melewati daerah dada. Hal ini dapat terjadi saat aliran listrik
mengalir dari tangan ke tangan, tangan ke kaki, atau dari kepala ke tangan/kaki.3
2.3.3.4. Mekanisme Kerusakan Kulit Akibat Sengatan Listrik
Pada trauma listrik umumnya menyebabkan luka bakar.Luka tumpul sekunder
juga dapat terjadi jika korban terjatuh dari ketinggian setelah tersengat arus listrik.
Secara umum, luka bakar listrik dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu:
28
kematian karena listrik tegangan tinggi mendapat luka bakar di tubuhnya. Pada listrik
tegangan rendah, luka bakar umumnya terjadi pada titik masuk, titik keluar listrik
atau pada jarak tertentu antara keduanya jika arus memasuki areal yang luas dengan
hambatan minimal, mungkin tidak akan ditemukan luka bakar. Contoh terbaik dalam
hal ini ialah bunuh diri di bak mandi.Jika hanya terjadi kontak yang singkat dengan
kawat beratus, mungkin tidak terjadi suatu luka bakar.Orang dapat pingsan karena
fibriliasi ventrikel dan terlempar dari kabel. Jika kontak tetap berlangsung, akan
timbul luka bakar yang berat. Luka bakar disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh
listrik.
Ada empat mekanisme yang menyebabkan timbulnya luka bakar pada kulit
akibat listrik yaitu:22
1) Pemanasan electrothermal (electrothermal burn) merupakan pola klasik akibat
kontak langsung dengan konduktor, luka bakar terlihat pada titik masuk dan titik
keluar arus listrik.
2) Lengkung elektrik adalah suatu percikan arus listrik yang timbul diantara dua
permukaan objek yang tidak bersentuhan memiliki beda potensial yang sangat besar,
biasanya pada sumber arus tegangan tinggi dengan ground. Karena besarnya
perbedaan potensial ini, dapat timbul panas sampai temperatur 2500C.Panas ini
dapat menimbulkan luka bakar yang sangat hebat pada titik kontak dengan kulit.
3) Nyala api karena percikan api yang dihasilkan oleh listrik mengenai pakaian
4) Arus listrk akibat Petir.
Dari keempat mekanisme diatas dapat dilihat bahwa penyebab kerusakan kulit
adalah perubahan energi listrik menjadi panas.Energi listrik ini berubah menjadi
panas karena kulit mempunyai tahanan yang cukup tinggi.Perubahan energi listrik
menjadi energi panas ini menyebabkan luka bakar (electrical burn) yang ditandai
dengan kerusakan jaringan yang berat dan nekrosis koagulasi. Lapisan kulit yang
terkena panas akan mengalami pemisahan lapisan epidermis dengan lapisan dermis
yang akhirnya timbul luka lepuh. Sel kulit yang terkena panas akan mengalami
kerusakan. Parahnya kerusakan tergantung pada besarnya energi panas.Jika energi
29
panas kecil maka sel kulit hanya mengalami kerusakan sel yang reversibel.Secara
potensial perubahan-perubahan sublethal ini yang dikenal sebagai perubahan
degeneratif.Dua gambaran perubahan seluler sublethal yang umum terlihat ialah
perubahan hidrofik dan perubahan lemak. Sedangkan bila energi panas denaturasi
protein termasuk protein enzim yang akhirnya sel mengalami nekrosis koagulatif.1
Walaupun perubahan-perubahan lisis yang terjadi dalam jaringan nekrotik
dapat melibatkan sitoplasma sel, intilah yang paling jelas menunjukkan perubahan
perubahan kematian sel. Biasanya inti sel yang mati akan melisut, batasnya tidak
teratur, dan berwarna gelap dengan zat warna yang biasa digunakan ahli patologi.
Proses ini dinamakan piknosis, dan inti sel disebut piknotik. Kemungkinan lain, inti
dapat hancur, dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di
dalam sel. Proses ini disebut karioreksis. Akhirnya, pada beberapa keadaan, inti sel
yang mati kehilangan kemampuan untuk diwarnai dan menghilang begitu saja, proses
ini disebut kariolisis.
2.3.3.5. Gambaran Makroskopis Kerusakan Kulit
Kulit merupakan resistor primer terhadap aliran arus listrik dalam tubuh.
Resistensi kulit yang pertama adalah stratum korneum yang berperan sebagai isolator
arus 50 volt selama 6-7 detik mengakibatkan timbulnya lepuh pada area yang
resistensinya terganggu.20
Gambaran makroskopis kerusakan kulit akibat sengatan listrik tergantung
pada beberapa hal antara lain.20
1
30
bakar lebih jelas terlihat jika konduktor kontak langsung pada kulit dalam
keadaan kering (tahanan tinggi) daripada kulit dalam keadaan lembab (tahanan
rendah).Luas Permukaan berbanding lurus dengan tahanan konduktor. Sehingga
semakin luas ( tahanan tinggi ) daerah kulit yang kontak langsung dengan
2
konduktor kerusakan lebih ringan dari pada luas kontak yang sempit.
Ketebalan kulit.
Bermacam macam histomorfologi alami kulit dengan perbedaan
ketebalan lapisan tanduk (stratum korneum) pada lapisan epidermis dan
kandungan fibroblas (pembentuk serabut kolagen) pada lapisan dermis
mempengaruhi gambaran kerusakan kulit.Gambaran kerusakan kulit tampak
jelas pada telapak tangan dan telapak kaki karena mempunyai lapisan tanduk
31
spasme arteriol dan daerah hiperemis lagi. Listrik dengan tegangan tinggi
( >1000 V ) akan menyebabkan luka bakar yang lebih berat ( derajat 3 4 ).
Luka akibat tegangan listrik tinggi ini disebut exogenous burn dimana selain arus
listriknya juga karena energi panas yang dikandungnya, misalnya pada listrik
tegangan 330 Volt. Tubuh korban akan hangus terbakar, tak jarang disertai
dengan patah tulang.
32
terlepas. Pada beberapa luka trauma listrik ditemukan vakola vakuola kecil pada
stratum korneum.Vakuola berasal dari kelenjar keringat di tempat masuk dan
keluarnya arus listrik, sebagai akibat produksi uap panas berlebih yang
mengakibatkan pelebaran kelenjar keringat tersebut, dikenal sebagai honeycomb
atau Swiss cheese-like apparance.21,22
Bohm (1967) dan Sellier (1975) melaporkan bahwa pada bagian tengah
epidermis yang kontak dengan konduktor tampak kulit tertekan, tipis, membentuk
saluran terputus-putus disertai pengarangan dan robekan pada pinggir luka tersebut.
Selain itu terkadang timbul luka lepuh berisi cairan kaya protein dan leukosit. Pada
tahun 1981 Thomsen mengamati luka sengatan listrik dengan mikroskop elektron,
tampak gambaran perubahan partikel inti sel. Partikel inti sel berubah bentuk, berisi
gumpalan kromatin, homogen, dan bergranuler halus. Ditemukan pula perpanjangan
inti sel menjadi piknotik.22
Semakin besar energi panas yang dihasilkan oleh arus listrik maka semakin
luas kerusakan pada epidermis yang kontak dengan konduktor.Epidermis dapat
terlepas dari ikatannya dengan dermis.Sedangkan pada tepi luka, epidermis
mengalami
penebalan,
homogen,
dan
tampak
vakuola-vakuola
di
dalamnya.Gambaran ini tampak nyata jika konduktor kontak dengan telapak tangan
dan telapak kaki.Pada sel-sel basal epidermis tepi luka ditemukan pemanjangan inti
sel yang piknotik. Elongasi tiap-tiap sel tersebut dapat tersusun spiral, loop, whorls,
palisade satu sama lain. Gambaran yang sama juga ditemukan pada organ-organ kulit
asesoris misalnya pada folikel rambut.22
Seharusnya
perhatian
perlu
ditujukan
kepada
distribusi
nekrosis,
pembengkakan dan perdarahan yang tidak merata di dermis di bawah epidermis yang
kontak dengan konduktor. Gambaran nekrosis akan lebih jelas terlihat di sel basal
epidermis kulit. Pemeriksaan hendaknya juga dilakukan terhadap daerah-daerah yang
berada di sekitar luka.22
Gambaran mikroskopis sengatan listrik pada kulit belum pernah ada yang meneliti
tetapi diduga gambaran kerusakan sel dengan paparan listrik yang cukup akan timbul
33
34
terjadi pada arus 25-80 mA, sedangkan ventrikel fibrilasi terjadi pada arus 75-100
mA.22
c. Paralisis pusat nafas
Jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh
trauma pada pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek
hipertermi. Bila aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada, jantung
pun masih berdenyut, oleh karena itu dengan bantuan pernafasan buatan korban
masih dapat ditolong. Hal tersebut bisa terjadi jika kepala merupakan jalur arus
listrik.22
2.3.3.8. Pemeriksaan Korban
1. Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Pada pemeriksaan korban di TKP.Langkah pertama kali adalah mematikan
aliran listrik atau menjauhkan kawat listrik dari dengan kayu kering.Pastikan korban
apakah masih hidup atau sudah meninggal. Bila lebam mayat (-), maka mungkin mati
suri dan perlu pertolongan segera sampai timbul tanda kematian pasti.20,21
2. Pemeriksaan Jenazah
a. Pemeriksaan Luar
Dalam pemeriksaan luar yang harus dicari adalah tanda-tanda listrik atau
current mark/electric mark/stroomerk van jellinek/joule burn.
Tanda-tanda listrik tersebut antara lain:
Electric mark
Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat
dimana listrik masuk ke dalam tubuh.Electric mark berbentuk bundar
atau oval dengan bagian yang datar dan rendah di tengah, dikeliilingi
oleh kulit yang menimbul. Bagian tersebut biasanya pucat dan kulit
diluar elektrik mark akan menunjukkan hiperemis. Bentuk dan
ukurannya tergantung dari benda yang berarus listrik yang mengenai
tubuh.Penting sekali karena justru kelainan yang menyolok adalah
pada kulit korban.21
35
36
37
Ada bagian sel yang memipih, pengecatan dengan metoxy lineosin akan
berwarna lebih gelap dari yang normal.
Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi lonjong dan tersusun secara
palisade
Ada sel yg mengalami karbonisasi dan ada pula bagian sel-sel yang rusak dari
stratumCorneum
dahulu,
sebelum
penderita
ditangani,
arus
listrik
harus
38
kali, untuk memperbaiki filtrasi ginjal dan mencegah gagal ginjal. Bila ada udem otak
dapat diberikan diuretik dan kortikosteroid.20,21
Pada luka bakar yang dalam dan berat, perlu pembersihan jaringan mati secara
bertahap karena tidak semua jaringan mati jelas tampak pada hari pertama.Bila luka
pada ekstermitas, mungkin perlu fisiotomi pada hari pertama untuk mencegah
sindrom kompartemen.Selanjutnya dilakukan rekonstruksi kulit.
2.3.4. Petir
Ratusan kematian terjadi setap tahunnya akibat kilat, terutama di negara
negara tropis.Kilat adalah tranfser sebuah kumpulan listrik dan merupakan hasil dari
perubahan tiba-tiba listrik statis yang dihasilkan oleh lingkungan. Kilat terjadi saat
terdapat dua area di awan yang memilliki perbedaan voltase, saat perbedaan voltase
ini melebih tahanan yang dimiliki oleh atmosfir, sejumlah besar elektron akibat
perbedaan voltase akan dilepaskan didalam awan (mayoritas), dari awan ke tanah,
dari tanah ke awan. Kekuatan sebuah kilat diperkirakan memiliki kuat arus diantara
10.000-200.000 A, dengan perkiraan voltase 20 juta 1 milyar volt. Sebuah kilat
akan memproduksi ledakan yang meradiasikan panas sampai 30.000 K dalam
sepermilisekon dan diikuti dengan gelombang kejut hingga 20 atm yang dapat
mengakibatkan kontusio atau bahkan perforasi organ. Energi listrik akan mengelir
mengikuti resistensi Efek kilat terhadap tubuh manusia bergantung pada beberapa
hal, seperti intensitas arus, lama waktu yang dibutuhkan untuk melewati tubuh, jalur
yang terlibat, aktivitas dan posisi seseorang pada waktu menyentuh tanah, jenis
sambaran (langsung, kontak, side splash, aliran dari tanah, atau sambaran melalui
penghantar). Sambaran kilat menghasilkan disfungsi multisistem, dan korban selamat
akan mengalami kecacatan jangka panjang yang diikuti dengan penyembuhan.Energi
listrik dapat mengakibatkan spasme otot dan nekrosis, trombosis, robeknya pembuluh
darah, hilang kesadaran, abnormalitas fungsi sensoris dan memori. Sebagian besar
39
kematian pada sambaran kilat terjadi akibat henti jantung primer atau hipoksia akibat
henti jantung sekunder.Jika beberapa orang tersambar, maka yang paling pertama kali
meninggal, karena mereka mungkin mengalami henti napas dan membutuhkan
resusitasi jantung paru sesegera mungkin.22
Sambaran kilat dari awan ke bumi dapat mengenai properti, hewan maupun manusia.
Sejumlah besar energi listrik terlibat , yang menghasilkan jutaan ampere serta voltase
dalam jumlah yang fenomenal. Beberapa lesi yang terbentuk terjadi akibat sengatan
langsung atau berada didekat kilat menyambar, lesi dapat juga berbentuk luka bakar
dan dan lesi yang muncul akibat efek ledakan dari kompresi udara yang mengalami
pemanasan serta menyebabkan ledakan gendang telinga, cedera ledakan paru dan
nekrosis otot (myoglobinuria). Seluruh gambaran tersebut dapat terlihat secara
bersamaan.Luka bakar berat, fraktur dan laserasi dapat tampak bersamaan dengan
magnetisasi atau bahkan gabungan objek logam yang ditemukan pada pakaian. Pada
beberapa sumber terdapat deskripsi pola dahan pohon atau tumbuhan paku yang
disebut juga gambaran Lichenberg.
Kematian akibat petir sampai saat ini masih merupakan kejadian yang sifatnya
kecelakaan, sehingga ahli forensik seringkali tidak mengalami kesullitan dalam
melakukan pemeriksaan. Kadang kadang dapat juga terjadi penemuan jenazah di
lingkungan terbuka tanpa ada tanda tanda kelainan, namun biasanya terdapat laporan
badai kilat dan artifak pada jenazah berupa pakaian yang terkoyak, objek objek logam
yang mengalami magnetisasi dapat mendukung ke arah sambaran kilat.
Sudah lama dikteahui bahwa trauma akibat sambaran kilat tidak dapat diprediksi.
Misalnya dua orang dapat berdiri bersebelahan kemudian saat terjadi sambaran kilat
dalam sekejap salah satu
sementara orang disebelahnya tidak terluka. Kerusakan fisik pada kasus fatal dapat
bervariasi mulai dai tidak ada sampai terbakar hebat, fraktur, dan destruksi jaringan.
Gambaran Histopatologi
40
41
42
Tekanan Gauge
Kedalaman Laut
1 ATA
0 ATG
Permukaan
2 ATA
1 ATG
10 meter (33ft)
3 ATA
2 ATG
4 ATA
3 ATG
43
Tekanan Absolut
Tekanan absolut merupakan tekanan total yang dialami seorang penyelam ketika
berada di kedalaman laut yang merupakan jumlah dari tekanan atmosfer yang berada
di permukaan air ditambah tekanan yang dihasilkan oleh massa air di atas penyelam
(tekanan hidrostatik). Tekanan total yang dialami penyelam disebut tekanan absolut.
Tekanan ini menggambarkan keadaan atmosfer dan disebut sebagai absolut atmosfer
atau ATA.24
Tekanan Gauge
Seperti yang telah dijelaskan, tekanan hidrostatik pada penyelam secara umum
diukur dengan suatu tekanan atau depth gauge. Seperti alat ukur yang telah dijelaskan
tekanan pada permukaan laut dan mengabaikan tekanan atmosfer (1 ATA). Tekanan
gauge dapat diubah menjadi tekanan absolute dengan menambahkan 1 tekanan
atmosfer. 24
Tekanan Parsial
Pada campuran gas, proporsi tekanan total yang dimiliki oleh masing-masing gas
disebut sebagai tekanan parsial (bagian atas tekanan). Tekanan parsial yang dimiliki
oleh masing-masing gas sebanding dengan persentase campuran. Setiap gas memiliki
proporsi yang sama dengan tekanan total campuran, seperti proporsinya dalam
komposisi campuran. Misalnya, udara pada 1 ATA mengandung oksigen 21%, maka
tekanan parsial oksigen adalah 0,21 ATA dan udara pada 1 ATA mengandung nitrogen
78%, maka tekanan parsial nitrogen adalah 0,78 ATA.24
Barotrauma pada saat menyelam dapat terjadi pada saat turun ke dalam air yang
disebut sebagai squeeze, sedangkan barotrauma pada saat naik ke permukaan air secara
cepat disebut reverse squeeze atau overpressure.24
b. Saat penerbangan
Seseorang dalam suatu penerbangan akan mengalami perubahan ketinggian yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan udara sekitar. Tekanan udara akan menurun
pada saat lepas landas ( naik / ascend ) dan meninggi saat pendaratan ( turun / descend ).
Tekanan Lingkungan yang menurun, menyebabkan udara dalam telinga tengah
mengembang dan secara pasif akan keluar melalui tuba auditiva. Jika perbedaan tekanan
antara rongga telinga tengah dan lingkungan teralu besar, maka tuba auditivaakan
menciut. Untuk memenuhi regulasi tekanan yang adekuat, terjadi perbedaan tekanan
telinga tengah dengan tekanan atmosfir yang besar selama lepas landas dan mendarat,
menyebabkan ekstensi maksimal membran tympani.Keadaan ini dapat mengakibatkan
pendarahan. Pada ekstensi submaksimal, akan timbul perasaan penuh dalam telinga dan
pada ekstensi maksimal berubah menjadi nyeri.25
c. Ledakan
Secara garis besar, peledakan bom adalah transformasi kimia cepat dari padat atau cair
menjadi gas.Gas berekspansi radial luar sebagai gelombang ledakan bertekanan tinggi
yang melebihi kecepatan suara. Udara sangat padat di tepi terkemuka gelombang ledakan
menciptakan sebuah front shock.7Bahan peledak energi tinggi menghasilkan sebuah
gelombang kejut supersonik tekanan tinggi. Tekanan ini ditransmisi melalui medium di
sekitarnya (udara, air, dan tanah) membentuk blast wave.Blast wave mempunyai 3
gambaran :
1. Fase positif
2. Fase negative
3. Mass movement of air (blast wind) dan kemudian kembali normal.
Pada fase positif, terdapat peningkatan yang cepat dari tekanan dalam gelombang
sesuai dengan besarnya ledakan. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan udara
lingkungan yang menyebar secara radial dengan kecepatan yang kurang lebih sama
dengan kecepatan suara, yaitu sekitar 3000-8000 meter per detik. Overpressure ini
disebabkan oleh kompresi udara di depan gelombang ledakan yang mengakibatkan
pemanasan dan percepatan molekul udara. Tekanan ini mengeluarkan tenaga yang
luar biasa pada objek dan manusia.Gelombang ini kehilangan tekanan dan
kecepatannya sesuai dengan jarak dari sumber ledakan.Besarnya tekanan puncak
pada fase positif serta lamanya fase positif ini berperan penting dalam keparahan
cedera.Sebaliknya, kedua variabel ini sendiri ditentukan oleh jenis dan jumlah bahan
peledak serta lokasi terjadinya ledakan, apakah berlangsung dalam rua
ngan
atau di ruang terbuka.Cedera yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan ini disebut
cedera ledakan primer (primary blast injuries).25
Pada fase negatif (fase vakum), terjadi penurunan tekanan di bawah tekanan udara
lingkungan.Hal ini mengakibatkan terhisapnya objek, seperti jendela-jendela tertarik
ke luar.Efek fase negatif ledakan terhadap tubuh manusia ternyata mirip dengan
cedera primer yang ditimbulkan fase positif ledakan.
Blast wind terjadi akibat udara dalam volume besar bergeser akibat gas yang
dihasilkan ledakan. Blast wave kemudian menghilang dan kemudian kembali ke
tekanan atmosfer normal. Dalam ruang tertutup, gambaran gelombang ledakan
berbeda.Ini diakibatkan oleh refleksi gelombang pada dinding dan objek-objek di
sekitarnya.Terjadi puncak tekanan yang diikuti oleh beberapa puncak tekanan yang
lebih kecil.Puncak-puncak kecil tekanan ini menambah kekuatan overprekssure yang
terjadi.Oleh karena itu, cedera yang terjadi pada ruang tertutup lebih disebabkan oleh
perubahan tekanan yang terjadi selama waktu tertentu daripada puncak overpressure
maksimum saja.
Kecepatan dari gelombang ledakan di udara mungkin sangat tinggi, tergantung pada
jenis dan jumlah bahan peledak yang digunakan.Seseorang yang berada di jalur
ledakan tidak hanya terkena tekanan dari barotrauma, melainkan juga tekanan dari
udara berkecepatan tinggi tepat setelah kejutan dari gelombang ledakan. Besarnya
kerusakan akibat gelombang ledakan tergantung pada: 1) puncak gelombang tekanan
positif yang awal (mengingat bahwa tekanan antara 60-80 PSI atau 414-552 kPa
berpotensi mematikan), 2) durasi tekanan, 3) media di mana ia meledak, 4) jarak dari
kejadian gelombang ledakan; dan 5) tingkat fokus dalam kaitan area terbatas atau
dinding. Sebagai contoh, ledakan di dekat atau dalam permukaan bendapadat keras
menjadi diperkuat 2-9 kali karena refleksi gelombang kejut. Akibatnya, individu
diantara ledakan dan bangunan umumnya menderita dua sampai tiga kali derajat
cedera dibandingkan dengan yang ada di ruang terbuka.25
2.3.5.2. Patofisiologi
Penyakit yang disebabkan oleh perubahan tekanan secara umum ditemukan oleh hukum
fisika Boyle dan Henry. Hukum boyle menyatakan suatu penurunan atau peningkatan
pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu
volume gas dalam ruang tertutup.25
Perubahan tekanan terjadi ketika menyelam, pada ruang hipo dan hiperbarik,
perjalanan udara, dan pada beberapa pendakian serta pada lift yang cepat.Tekanan
meningkat sebesar 1 atmosfer setiap kedalaman laut 33 ft (10 m). Hal ini menunjukkan
bahwa balon (atau paru-paru) dengan volume udara 1 kaki kubik pada kedalaman 33 kaki
akan memiliki volume 2 kaki kubik pada permukaan laut. Jika udara ini terperangkap,
udara tersebut akan mengembang dan memberi tekanan yang hebat pada dinding ruang
tersebut. Pada pendakian cepat, insiden pneumotoraks dan pneumomediastinum serta
penekanan sinus dan trauma telinga dalam dapat terjadi.
disfungsi dari tuba eustakius akan menyebabkan perdarahan pada telinga dalam, robekan
membran labirin, atau fistula perilimfatik.25
Normalnya, tekanan udara di luar dan di dalam telinga sama. Tuba eustakius, berfungsi
sebagai penyeimbang kedua sisi tersebut dengan mengeluarkan atau memasukkan udara
ke telinga tengah.Barotrauma dapat terjadi ketika ruang-ruang berisi gas dalam tubuh
(telinga tengah, paru-paru) menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya jaras-jaras
ventilasi normal.Bila gas tersebut terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktur
tersebut dapat rusak karena ekspansi ataupun kompresi. Barotrauma sering terjadi pada
telinga tengah, hal ini terutama karena rumitnya fungsi tuba eustakius. Tuba eustakius
secara normal selalu tertutup namun dapat terbuka pada gerakan menelan, mengunyah,
menguap, dan dengan manuver Valsava. 24
Apabila perbedaan tekanan melebihi 90 cm Hg, maka otot yang normal aktivitasnya
tidak mampu membuka tuba. Jika perbedaan tekanan antaara rongga telinga tengah dan
lingkungan sekitar menjadi terlalu besar (sekitar 90 sampai 100 mmHg), maka bagian
kartilaginosa dari tuba eustakius akan sangat menciut. Jika tidak ditambahkan udara
melalui tuba eustakius untuk memulihkan volume telinga tengah, maka struktur-struktur
dalam telinga tengah dan jaringan didekatnya akan rusak dengan makin bertambahnya
perbedaan tekanan. Pada keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga telinga tengah,
dimana mula-mula membran timpani tertarik ke dalam menyebabkan membran teregang
dan pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil sehingga cairan keluar dari pembuluh
darah kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai dengan ruptur pembuluh darah,
sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah dan tampak sebagai
gambaran injeksi dan bula hemoragik pada gendang telinga. Dengan makin meningkatnya
tekanan, pembuluh-pembuluh darah kecil pada mukosa telinga tengah juga akan
berdilatasi dan pecah, menimbulkan hemotimpanum. Kadang-kadang tekanan dapat
menyebabkan ruptur membran timpani.23,24
Terdapat dua mekanisme yang dapat menyebabkan barotrauma pada telinga dalam.
Ketika penyelam menyelam ke bawah dan mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan
tekanan dan terus melanjutkan menyelam lebih dalam, dalam usaha menyeimbangkan
tekanan, dapat terjadi terbukanya tuba eustakius secara tiba-tiba sehingga udara masuk ke
telinga tengah. Hal ini akan menyebabkan rupturnya salah satu tingkap antara telinga
tengah dan telinga dalam entah fenestra rotundum ataupun fenestra ovalis ke telinga
dalam. Kebalikannya, jika penyelam menyelam lebih dalam dengan kesulitan untuk
menyeimbangkan tekanan dan tuba eustakius tidak terbuka, maka tekanan diteruskan
melalui cairan spinal, menuju ke saluran koklear ke ruang perlimfatik pada telinga dalam.
tingkap bundar atau lonjong dapat ruptur.23,24
Hukum henry menyatakan bahwa daya larut udara pada cairan secara langsung
sebanding dengan tekanan pada udara dan cairan.Sehingga, ketika tutup botol soda dibuka,
terbentuk gelembung pada saat udara dilepaskan dari cairan. Sebagai tambahan, ketika
nitrogen pada tank udara penyelam larut pada jaringan lemak atau cairan sinovial
penyelam saat menyelam, nitrogen akan dilepaskan dari jaringan tersebut ketika penyelam
naik menuju lingkungan dengan tekanan yang lebih rendah. Hal ini akan terjadi secara
perlahan dan bertahap jika penyelam naik secara perlahan dan bertahap, dan nitrogen akan
memasuki pembuluh darah dan menuju ke paru-paru dan dikeluarkan saat bernafas. Akan
tetapi, jika penyelam naik secara cepat, nitrogen akan keluar dari jaringan secara cepat dan
membentuk gelembung udara. Gelembung yang terbentuk akan mempengaruhi jaringan
dalam banyak cara. Gelembung dapat membentuk obstruksi pada pembuluh darah yang
dapat mengarah ke cedera iskemik.Hal ini dapat berakibat fatal bila terjadi pada area
tertentu pada otak.Kehilangan pendengaran (tuli mendadak) dapat terjadi bila gelembung
udara membentuk oklusi pada pembuluh darah arteri labirin yang kemudian meyebabkan
iskemik pada koklea.Gelembung juga dapat membentuk suatu permukaan dimana protein
dari pembuluh darah dapat melekat, terurai, dan membentuk gumpalan atau sel-sel radang.
Sel-sel radang ini dapat menyebabkan kerusakan endotel dan kerusakan jaringan yang
permanen.23
Cedera Pada Telinga/Cedera Pada Sistem Auditorius
Telinga merupakan organ yang paling sensitif mengalami kerusakan akibat trauma
ledakan.Tekanan yang mengenai membran timpani berperan penting dan ini dipengaruhi oleh
orientasi kepala terhadap gelombang tekanan.24
Gambaran khas cedera ledakan primer pada sistem auditorius adalah kerusakan telinga
tengah dan dalam.Gambaran paling sering adalah kehilangan pendengaran, dengan atau tanpa
disertai ruptur membran timpani. Perforasi membran timpani terutama terjadi pada bagian
anteroinferior dari pars tensa. Penyembuhan spontan terjadi pada 50-80% pasien dengan
perforasi. Penelitian lain menemukan 100% pasien kehilangan pendengaran permanen
setelah ledakan. 24,25
Perforasi membran timpani dulu dianggap sebagai petanda kemungkinan terjadinya
cedera ledakan pada paru-paru dan gastrointestinal, sehingga pasien dengan perforasi
membran timpani harus diobservasi selama 6 sampai 12 jam. Namun, dalam penelitian
terakhir yang dilakukan di Israel selama 1994 sampai dengan 1996 terhadap 770 pasien
korban ledakan bom, didapat kesimpulan bahwa adanya ruptur membran timpani bukan
merupakan petanda adanya cedera primer paru yang tersembunyi atau mengancam. Pasienpasien ini dapat dipulangkan setelah dilakukan pemeriksaan radiologis toraks dan observasi
dalam waktu singkat. 24,25
Cedera pada paru merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas terbesar akibat ledakan
bom.Beberapa peneliti menyebutkan bahwa kematian segera paling banyak disebabkan oleh
perdarahan pulmonal yang disertai dengan sufokasi.Emboli udara masif juga merupakan
penyebab kematian segera.Besar tekanan yang dapat mengakibatkan cedera primer paru lebih
dari 40 psi.Kompresi dinding dada yang terjadi berpengaruh terhadap keparahan cedera.24
Di dalam rongga toraks, gelombang tekanan akan mengalami refleksi dan peningkatan
besar tekanan. Ini mengakibatkan adanya konsentrasi tekanan yang besar pada beberapa
tempat, terutama yang dekat dengan organ padat seperti mediastinum dan hepar, sehingga
cedera pada daerah ini lebih parah. 25
Istilah blast lung digunakan untuk menggambarkan cedera ledakan primer pada paru
berupa kontusio paru dan insufisiensi pernapasan, yang disertai atau tanpa disertai tandatanda barotrauma pulmonal.25
Pada cedera paru-paru primer, terjadi mikrohemoragik pada alveoli, disrupsi perivaskular
dan peribronkial, serta dinding alveolus sobek yang mengakibatkan paru-paru penuh darah
dan emfisematosa.25
Barotrauma
dapat
mengakibatkan
sobeknya
septa-septa
alveolus.Sobekan
ini
mengakibatkan hubungan antara rongga pleura dengan udara luar, yang pada akhirnya
mengakibatkan pneumotoraks.
Pada cedera primer paru, terjadi edema di mana alveolus terisi eosinofil.Edema ini dapat
membentuk membran hialin pada dinding-dinding saluran napas kecil. Membran hialin yang
terbentuk ini berperan dalam proses pembentukan sikatriks.
Dalam penelitian yang dilakukan di Swedia, atelektasis dijumpai pada seluruh subjek
penelitian.Atelektasis ini terjadi karena pada cedera paru primer terjadi peningkatan produksi
mukus, penurunan kemampuan evakuasi mukus, serta penurunan produksi surfaktan.Ketiga
faktor tersebut mengakibatkan kolapsnya alveolus.24
Akibat lain yang ditakutkan pada trauma ledakan adalah adanya emboli udara. Emboli
udara hanya terjadi pada pasien dengan kontusio paru dan mengakibatkan kematian dalam
jam pertama. Emboli terjadi akibat adanya fistula bronkovaskular yang dapat merupakan
akibat langsung trauma ledakan maupun sebagai komplikasi penatalaksanaan gagal napas.24
Pada cedera ledakan yang ringan, fungsi respirasi dapat segera kembali normal dalam 24
jam. Sedangkan pada cedera lebih berat, fungsi ini mengalami penurunan 24 jam pasca
trauma. Efek jangka panjang cedera ledakan primer pada paru-paru dapat berupa resolusi
total atau fibrosis. Foto toraks umumnya mengalami perbaikan dalam waktu satu minggu dan
mengalami resolusi sempurna setelah lima bulan. Pemeriksaan fungsi paru-paru kembali
normal dalam jangka waktu satu tahun pasca trauma.Efek jangka panjang pada pasien kedua
belum dapat ditentukan karena belum dilakukan pemeriksaan fungsi paru.
Barotrauma pada telinga luar dapat terjadi bila telinga bagian luar mengalami
obstruksi, sehingga volume gas tertutup yang ada akan dikompresi atau dikurangi
selama proses turun ke dalam air. Hal ini dapat terjadi pada pemakaian tudung yang
ketat, wax pada liang telinga, pertumbuhan tulang atau eksostosis atau menggunakan
penutup telinga. Biasanya obstruksi pada saluran telinga bagian luar ini akan
menyebabkan penonjolan membran timpani disertai perdarahan, swelling dan hematom
pada kulit yang melapisi saluran telinga bagian luar. Kondisi seperti ini dapat
ditemukan pada saat menyelam dengan kedalaman sedikitnya 2 meter.24,25
Barotrauma
pada
telinga
tengah
merupakan
barotrauma
yang
paling
umum.Membran Timpani merupakan pembatas antara saluran telinga luar dan ruang
telinga tengah.Pada saat penyelam turun, tekanan air meningkat diluar gendang telinga,
untuk menyeimbangkan tekanan ini, maka tekanan udara harus mencapai bagian dalam
dari gendang telinga, melalui tuba eustakius. Ketika tabung eustakius ditutupi oleh
mukosa, maka telinga tengah memenuhi empat syarat terjadinya barotrauma (adanya
gas dalam rongga, dinding yang kaku, ruang tertutup, penetrasi pembuluh darah).
Jika seorang penyelam terus turun pada kedalaman, maka akan terjadi
ketidakseimbangan tekanan. Jika terjadi peningkatan tekanan maka gendang telinga
akan terdorong ke dalam, awalnya akan terjadi penekanan gas yang berada pada
telinga tengah, sehingga pada batasan tertentu terjadi tekanan pada telinga tengah lebih
rendah dari tekanan air diluar, menciptakan vakum relatif dalam ruang telinga tengah.
Tekanan negatif ini menyebabkan pembuluh darah pada gendang telinga dan lapisan
pertama telinga tengah akan terjadi kebocoran dan akhirnya dapat pecah. Jika terus
menurun, selain pecahnya gendang telinga yang menyebabkan udara atau air dapat
masuk kedalam telinga tengah untuk menyamakan tekanan, dapat pula terjadi pecahnya
pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan ke dalam telinga tengah untuk
menyamakan tekanan.
Gejala yang dapat ditemukan jika terjadi tekanan pada telinga tengah yaitu nyeri
akibat terjadi peregangan pada gendang telinga.Rasa sakit sering dirasakan sebelum
pecahnya gendang telinga. Gejala tersebut dapat sedikit berkurang dengan berhenti
untuk menyelam yang lebih dalam dan segera naik beberapa meter secara perlahan. 9,13
Jika penyelaman ke bawah terus berlanjut, meskipun ada rasa sakit, dapat terjadi
pecahnya gendang telinga. Ketika pecah terjadi, nyeri akan berkurang dengan cepat.
Kecuali penyelam memakai pakaian diving dengan topi keras, rongga telinga tengah
dapat terkena air ketika pecahnya gendang telinga tersebut. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya infeksi telinga tengah, dan disarankan agar tidak menyelam sampai
kerusakan yang terjadi sembuh.Pada saat membran timpani pecah, penyelam dapat tibatiba mengalami vertigo.Hal tersebut dapat menyebabkan disorientasi, mual dan muntah.
Vertigo ini terjadi akibat adanya gangguan dari maleus, inkus dan stapes, atau dengan
air dingin yang merangsang mekanisme keseimbangan telinga bagian dalam.
Barotrauma pada telinga tengah terjadi tidak harus disertai dengan pecahnya membran
timpani.
Masalah yang paling sering terjadi ketika penerbangan dan menyelam adalah
kegagalan dalam menyamakan tekanan antara telinga tengah dan tekanan
lingkungan.Persamaan tekanan terjadi melalui tuba eustakius, yang merupakan jaringan
lunak berbentuk tabung yang berasal dari belakang hidung hingga ruang telinga
tengah.Kerusakan yang terjadi bergantung pada tingkat dan kecepatan dari perubahan
tekanan lingkungan. Ketika penyelam menyelam hanya 2,6 kaki dengan kesulitan
menyamakan tekanan pada telinga tengahnya, membran timpani dan tulang-tulang
pendengaran akan tertarik, dan penyelam merasakan suatu tekanan dan rasa nyeri. Pada
tekanan yang lebih tinggi, tuba eustakius mungkin tertutup oleh tekanan negatif dari
telinga tengah. Hal ini dapat terjadi pada kedalaman 3,9 kaki dibawah laut. Peningkatan
yang lebih tinggi lagi dapat menyebabkan ruptur membran timpani.24
Gejala dari barotrauma berupa nyeri dan ketulian.Tinnitus dan vertigo tidak
terlalu terlihat pada kasus ini.Tergantung pada luas cederanya, pada otoskopi dapat
terlihat injeksi pembuluh darah atau perdarahan pada membran timpani, perforasi
membran timpani, atau darah pada telinga tengah.Audiometri memberikan suatu
diagnosis tuli konduktif tanpa komponen sensorineural.Pengobatan yang dilakukan
adalah berdasarkan gejalanya. Dalam beberapa hari hingga minggu, gejala menghilang
dan penampilan membran timpani dapat kembali normal.25
3. Barotrauma Penurunan (Squeeze) Telinga Dalam
Terjadi bila pada saat penyelam naik ke permukaan dengan cepat sehingga
tekanan pada membran timpani diteruskan pada tingkap bulat dan lonjong sehingga
meningkatkan tekanan telinga dalam.Ruptur tingkap bulat dan lonjong dapat terjadi dan
mengakibatkan gangguan telinga dalam sehingga gejala yang ditemukan adalah
gangguan keseimbangan dan pendengaran seperti vertigo persisten dan kehilangan
pendengaran.
Gejala klinis yang biasa terjadi pada barotrauma telinga dalam yaitu adanya
tinnitus,
berkurangnya
ketajaman
pendengaran,
adanya
vertigo,
mual
dan
Barotrauma pada sinus terjadi bila pasase yang menghubungkan sinus dan
ruangan lainnya tertutup karena mukosa maupun jaringan.Gejala yang ditemukan
adalah adanya nyeri pada sinus yang terkena dan pendarahan dari hidung yang berasal
dari sinus yang terkena.
Barotrauma yang terjadi pada saat penyelam naik dari kedalaman secara cepat disebut
reverse squeeze atau overpressure.Terjadi usaha tubuh untuk mengeluarkan isi dari ruangan
untuk menyesuaikan tekanan.Overpressure memiliki beberapa gejala yang berbeda dengan
squeeze yaitu:
1. Barotrauma saat naik (Overpressure) Telinga Tengah
Pada overpressure telinga tengah, peregangan dan ruptur membran timpani dapat
terjadi dan mengakibatkan nyeri yang sama dengan squeeze. Sebagai tambahan, dapat
terjadi facial baroparesis dimana peningkatan tekanan mengakibatkan kurangnya suplai
darah pada nervus facialis karena tekanan pada telinga tengah diteruskan ke os
temporalis. Dibutuhkan overpressure selama 10 sampai 30 menit untuk gejala dapat
terjadi, dan fungsi nervus facialis kembali ke normal setelah 5 - 10 menit setelah
penurunan overpressure.
2. Barotrauma saat naik (Overpressure) Sinus Paranasalis
Gejala pada overpressure sinus sama dengan squeeze pada sinus.
Kedua mekanisme yang menyebabkan barotrauma telinga dalam akan menyebabkan
terbentuknya fistula perilimfatik. Tingkap bundar lebih sering terkena dibandingkan
tingkap lonjong, tetapi biasanya keduanya dapat ruptur. Gejala berupa tinnitus, vertigo
dengan mual dan muntah, hilang pendengaran, akan muncul ketika menyelam. Biasanya
terdapat bukti barotrauma telinga tengah, tetapi membran timpani mungkin terlihat
normal.Tuli berupa tuli sensorineural, diikuti oleh nistagmus dan tes fistula yang positif.
2.3.5.4.Gambaran makroskopis dan mikroskopis dekompresi
Sebagian besar kematian yang berhubungan dengan penyelaman, dimana dysbarisme
menyebabkan atau memberikan kontribusi dalam tenggelamnya seseorang. Otopsi harus
dilakukan untuk investigasi kasus tenggelam dan untuk mengekslusi atau konfirmasi bukti bukti
dysbarisme atau barotrauma. Otopsi sebaiknya tidak dimulai sampai adanya ahli ahli lainnya ,
termasu seseorang dengan pengetahuan tentang peralatan- peralatan penyelaman. Bila korban
meninggal di rumah sakit atau dalam ruang dekompresi, sehingga mungkin saja informasi
informasi penting tentang pemeriksaan pakaian dan peralatan bantu napas. Terdapat pula
rekomendasi otopsi yang dilakukan langsung di ruang dekompresi untuk mencegah hilangnya
gas gas posmortem saat tubuh dibawa ke tekanan atmosfer. Bagaimanapun, telah diketahui
bahwa dekompresi menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung udara didalam tubuh,
walaupun gelembung gelembung udara tersebut dapat sudah tidak ada saat kematian. Harl ini
menjadi kesulitan yang tiidak dapat diukur bagi ahli patologi forensik kecuali ototpsi benar benar
dapat dilakukan didalam ruang dekompresi. Ditemukannya gas dalam pembuluh dan jaringan
harus diinterprestasikan dengan kemungkinan hal tersebut dapat berupa artefak, dan diferensiasi
dilakukan secara kuantitatif,
terakumulasi postmortem langsung pada cairan statis dan jaringan , dan terbawa sampai kesana
untuk membentuk sumbatan udara melalui sirkulasi vital.
Otopsi tidak boleh dimulai atau bahkan menanggalkan pakaian korban juga belum boleh
dilakukan sebelum pemeriksaan yang dibutuhkan terhadap peralatan menyelam dilakukan oleh
ahli.Foto dari seluruh stadium dan gambaran radiologi thoraks dan sendi sendi besar penting
dilakukan sebelum pembedahan dilakukan.Telah direkomendasikan bahwa sampel udara harus
diambil dengan menggunakan tusukan jarum secera eksternal dengan jarum yang diminyaki
sehingga analisis dapat dilakukan untuk menentukan rasio oksigen dengan nitrogen.Hal ini harus
dilakukan dibawah bimbingan dan pengawasan tenaga ahli.Secara eksternal perhatian harus
ditujukan pada warna kulit, seperti pada kasus hipotermia yang menjadi salah satu bahaya dari
penyelaman.Sayangnya banyak jenazah jenazah yang dikeluarkan dari air memiliki warna merah
muda terang bisa karena peristiwa post mortem taampak mirip dengan jenazah yang dikeluarkan
dari lemari pendingin. Garis lurus berwarna merah dapat terlihat pada orang yang mengalami
remasan didalam pakaian selam (neoprene drysuit) saat tekanan luar menjadi sangat besar.
Peningkatan krepitansi kulit yang biasanya terjadi pada kepala, leher dan toraks menjadi indikasi
adanya trauma akibat barotrauma.Gendang telinga harus diperiksa dengan menggunakan
ototskop atau deteksi ruptur gendang telinga terserin.20
Otak harus di kelurkan terlebih dahulu sebelum membuka rongga rongga tubuh lainnya, dengan
menggunakan teksnik khusus untuk mendeteksi udara di arteri serebral. Forcep arteri harus
diletakkan di tengah arteri cerebral, basilar dan vertebral sebelum dilakukan pemotongan, otak
harus diletakkan didalm air dan klem dibuka utnuk melihatadakah gelembung udara ywng keluar
dari ujung vena serebri , karena tidak mungkin untuk melepaskan calvaria tanpa aspirasi
sejumlah udara pada pembuluh darah pial. Pada setiap kasus, tidak mungkin udara dari sisi
arterial sirkulasi serebri dapat mempenetrasi kapiler kapiler otak dalam volume yang cukup
untuk dapat terlihat pada pembuluh kortikal.
Pada susunan saraf pusat, peteki dapat terlihat pada bagiam sistem tubuh manapun termasuk
medula spinalis.Bila korban bertahan selama sehari atau lebih, infark awal dapat terlihat. Secara
histologis perdarahan berbentuk lingkaran disekitar pembuluh darah yang dapat terlihat pada
substansia alba. Pada pasien yang bertahan lebih lama, bertahan lebih dari beberap minggu,
pelembutan kolumna dorsalis dan lateral medual spinalis pars thorakal dapat terlihat jika emboli
udara mengenai struktur ini.
Emfisema subkutis, mediastinum, retroperitoneal dan subpleura dapat terlihat.Pada paru-paru
ruptur membran alveoli mengakibatkan udara masuk ke interstitial dan pada bagian perifer paru
membentuk bula subpleura.Udara juga dapat menyilang ke paru sisi sebelahnyamelalui hilum,
sebeagi tambahan stenosis bronkus lokal dapat memerangkap udara pada salah satu lobus dan
menyebabkan distesi lokal paru paru.Thoraks harus diperiksa untuk menilai adanya
pneumotoraks, awalnya dengan pemeriksaan radiologi dan berikutnya dengan menusuk celah
intercostal didalam sebuah kolam air.Selain itu jantung juga harus diperiksa secara radiologi
untuk menilai ada tidaknya gelembung gelembung. Jika udara telah terkumpul dari sejumlah
besar jaringan tubuh, gelembung gelembung tersebut akan disalurkan ke pusat sirkulasi
mengikuti drainase vena sehingga banyak udara akan ditemukan pada bilik jantung kanan
daripada jantung kiri. Jika terjadi kerusakan paru maka dengan sistem vena pulmonal udara akan
lebih banyak dibawa kejantung kiri. Cukup sulit untuk membuka jantung dalam kondisi
perikardium terisi penuh oleh air, dimana sejumlah besar busa di dalam ruang ruang jantung
untuk dapat menyebabkan kematian. Beberapa penulis, akan menjepit pembuluh besar toraks
serta trakea sebelum melepaskan penggantung organ organ rongga toraks. Kemudian organ
tersebut akan diletakkan di dalam air dan diikuti dengan pelepasan klem dan melihat dari mana
gelembung udara muncul.20,21
Secera histologis, tidak ada perubahan spesifik pada jaringan. Jaringan yang mengandung lemak
seperti jaringan adiposadan korteks adrenal, akan tampak gelembung mikro dengan tampilan
busa. Mungkin terdapat perubahan lemak pada hepar, mungkin disebabkan oleh emboli udara.
Pada paru yang mengalami barotrauma tampak edem, petekie, alveoli yang robek, emfisema
fokal akan mengkonfirmasi temuan makroskopis. Pada myocard dapat ditemukan fokus nekrosis
berukuran kecil.Emboli lemak dapat terjadi, baik pada syok post descent dan pada dekompresi
pada kasus penyelaman maupun naik ke ketinggian.Tidak hanya lemak, sel sel pada sum sum
tulang juga dapat ditemukan pada organ target seperti jantung, paru, otak dan ginjal. Terdapat
kontoversi dibalik asal emboli lemak pada kasus dekompresi, beberapa orang menyatakan hal ini
disebabkan gelembung gelembung udara merusak jaringan penyimpanan lemak, sementara yang
lain lebih menyukai
yang lebih
kompleks dan melibatkan redistribusi lemak dalam darah, kemudian juga kaitannya dengan
produksi fibrin dan koagulasi intravaskular diseminata.20
2.3.6 Medikolegal
2.3.6.1. Aspek Medikolegal
Kematianoleharuslistrikbiasanyatidak
kelalaiandalampenggunaanperalatan.Dalamindustri,
disengajadariperalatanlistrikrusakatau
kematiandapatdihasilkan
darikontak
dengankabel yang berarus, atau dari alat-alat penerangan, alat-alat elektronik, ataupun saklarsaklar.Kematiandapatterjadiselamaterapikejanguntukpasiendengan gangguan jiwa namun kasus
tersebut jarang, kecuali sebagai kasusbunuh diri, danbahkanpembunuhantelahterjadi.Organ
dalamharusdianalisisuntukmengetahuiapakahkorbantelah
rusakpadasaatkecelakaan.Bunuh
oleh polisi (penyidik). Tujuan pemeriksaan forensik pada korban hidup adalah untuk mengetahui
penyebab luka/sakit dan derajat parahnya luka atau sakitnya tersebut, dimaksudkan untuk
memenuhi rumusan delik dalam KUHP.Peristiwa yang dapat mengakibatkan tindak pidana
antara lain peristiwa kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, penganiayaan, pembunuhan,
perkosaan, maupun korban meninggal.Korban dengan luka ringan merupakan salah satu hasil
tindak pidana tersebut, yaitu berupa penganiayaan ringan (pasal 352 KUHP), korban dengan luka
sedang merupakan hasil dari tindak penganiayaan, dan korban dengan luka berat.
Pada kasus tersebut, penyidik membutuhkan bantuan dari ahli, salah satunya dokter
maupun ahli kedokteran kehakiman, untuk mengungkap kasus dan membuat perkara menjadi
lebih terang agar kasus bisa terselesaikan.Hal ini dikarenakan, dokterlah seseorang yang paling
memahami tubuh manusia. Peranan dokter maupun ahli kedokteran kehakiman tersebut tertuang
dalam Pasal 133 ayat 1 KUHAP yang berbunyi, Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena
peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
Yang dimaksud keterangan ahli tertuang dalam Pasal 1 butir 28 KUHAP yang berbunyi,
keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.Surat
keterangan ahli ini dinyatakan dalam surat yang disebut visum et repertum, sesuai dengan Pasal
133 ayat 2 KUHAP, dan berfungsi sebagai alat bukti yang sah di pengadilan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 184 KUHAP. Visum et Repertum juga berguna dalam proses penyidikan.
Keterangan ahli yang berupa Visum et Repertum (VER) tersebut adalah keterangan yang
dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik
terhadap manusia, baik hidup atau mati, ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia,
berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah untuk kepentingan peradilan. Seorang dokter
juga berkewajiban memberikan keterangan ahli seperti yang diminta penyidik yang berwenang
tersebut, seperti yang diatur dalam Pasal 179 KUHAP yang berbunyi, Setiap orang yang
diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib
memberikan keterangan ahli demi keadilan.
Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap
orang yang bekerja padanya atau menjadi bawahannya.
(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pada korban dengan luka sedang, dapat pula merupakan hasil dari tindak penganiayaan,
seperti yang disebutkan pada Pasal 351 KUHP ayat (1) yang berbunyi Penganiayaan diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak
4500 rupiah dan Pasal 353 KUHP ayat (1) yaitu: Penganiayaan dengan rencana lebih
dahulu, diancam dengan pidana pejara palig lama 4 tahun.
Korban dengan luka berat seperti yang disebutkan pada pasal 90 KUHP adalah sebagai
berikut:
Luka berat berarti:
1) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak member harapan akan sembuh sama sekali,
atau yang menimbulkan bahaya maut;
2) Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
3) Kehilangan salah satu pancaindra;
4) Mendapat cacat berat;
5) Menderita sakit lumpuh;
6) Terganggunya daya piker selama empat minggu lebih;
7) Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
Hasil dari tindak penganiayaan tersebut dengan akibat luka berat diatur dalam pasal 351
ayat (2) yang berbunyi: Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam
dengan pidana pejara paling lama 5 tahun atau Pasal 353 ayat (2) yaitu Jika perbuatan
mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikarenakan pidana pejara palig lama tujuh
tahun. Sementara, jika korban dengan luka berat merupakan akibat penganiayaan berat,
undang-undang mengaturnya dalam Pasal 354 ayat (1) yang berbunyi Barang siapa dengan
sengaja melukai berat orang lain, diancam, karena melakukan penganiayaan berat, dengan
pidana penjara paling lama delapan tahun atau Pasal 355 ayat (1) yaitu Penganiayaan berat
yang dilakukan dengan rencaa lebih dahulu, diancam degan pidana penjara paling lama dua
belas tahun.
Sementara dalam KUHP, yang dimaksud penganiayaan ringan adalah penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau halangan pekerjaan,
seperti bunyi Pasal 352 KUHP.Umumnya, korban datang tanpa luka, atau dengan luka lecet atau
memar kecil di lokasi yang tidak berbahaya atau tidak menurunkan fungsi alat tubuh
tertentu.Luka-luka ini dimasukkan ke kategori luka ringan atau luka derajat satu.
Hoge Road pada tanggal 25 Juni 1894 menjelaskan pengertian penganiayaan yang tidak
disebutkan di KUHP, bahwa menganiaya adalah dengan sengaja menimbulkan sakit atau
luka.Dalam hal ini, semua keadaan yang lebih berat dari luka ringan dimasukkan ke dalam
kategori luka sedang (luka derajat dua) dan luka berat (luka derajat tiga).Luka sedang adalah
keadaan yang terletak di antara luka ringan dan luka berat.
Penentuan derajat luka ini penting utuk membuat visum et repertum, sehingga dokter
harus memeriksa dengan teliti korban yang datang. Uraian yang dibuat meliputi keadaan umum
sewaktu datang, letak, jenis dan sifat luka serta ukuran, pemeriksaan khusus/penunjang, tindakan
medik yang dilakukan, riwayat perjalanan penyakit, dan keadaan akhir saat perawatan.Secara
objektif, dapat dimasukkan gejala yang ditemukan pada korban.26,27
Pembunuhan
barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Barang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang
dihukum karena bersalah melakukan pembunuhan yang direncanakan dengan hukuman penjara
seumur hidup/penjara selama-lamanya 20 tahun.
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya.
Ayat 2:
Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis
yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan
mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
Ayat 3:
Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi
label yang memuat identitas mayat diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki
atau bagian lain badan mayat.
Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan
itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun kalau orang itu jadi bunuh diri.
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.26,27
Case Report
Kematian Akibat Ledakan Silinder Pengisian Balon : Sebuah Laporan Kasus.
1Faraz Ahamed, 2Ramesh C., 3 V. T. Venkatesha, 4Ameena Ahamed
Abstrak :
Ledakan merupakan suatu proses dimana zat atau substansi yang mampu menciptakan ekspansi
gas tiba tiba, melepaskan energi potensial dan menciptakan gelombang tekanan. Cidera ledakan
menjadi lebih sering pada populasi non-militan karena tindakan teroris dan penggunaan gas
domestik yang tidak aman, namun cidera dan kematiannya masih jarang ditemukan. Kematian
terkait ledakan terbagi menjadi tiga kategori : kecelakaan, pembunuhan dan bunuh diri.
Kematian kecelakaan biasanya muncul baik di tempat kerja atau ketika individu dengan legal
ataupun ilegal menangani bahan kembang api maupun bahan peledak/mudah terbakar. Dokter
dan ahli bedah perlu untuk mengerti dasar dari patofisiologi injuri tersebut, karena prognosis
mayor untuk hasil yang menguntungkan ialah tindakan medis dan bedah yang didapat dan tepat
waktu serta implementasi langkah langkah yang dapat dilakukan untuk keselamatan kerja.Kami
melaporkan kasus dimana laki laki 33 tahun meninggal karena kecelakaan ledakan dari silinder
pengisian balon.
Kata kunci : Cylinder, Traumatic amputation, Explosion, Blast lung, Tympanic membrane
rupture
Pendahuluan :
Ledakan merupakan suatu proses dimana zat atau substansi yang mampu menciptakan ekspansi
gas tiba tiba, melepaskan energi potensial dan menciptakan gelombang tekanan.
Kompresi dari udara di depan gelombang tekanan, yang memanaskan dan mempercepat molekul
udara, menyebabkan peningkatan tekanan dan suhu atmosfer secara tiba tiba dan ditransmisikan
ke lingkungan sekitar sebagai gelombang kejut yang menyebar secara radial, dikenal sebagai
gelombang ledakan.
Cidera secara langsung disebabkan oleh peningkatan tekanan udara setelah ledakan disebut
sebagai cidera ledakan primer, dan terutama mempengaruhi struktur primer yang mengandung
udara (paru, telinga tengah dan traktus gastrointestinal).
Tekanan minimum sekitar 700kPa (100lbs/sq inch) diperlukan untuk kerusakan jaringan yang
berat pada manusia.
Cidera Ledakan sekunder merupakan hasil dari energi ledakan pecahan bom dan objek lainnya
yang menyebabkan trauma penetrasi.Cidera ledakan tersier muncul ketika tubuh awalnya
dipercepat menjauh dari gelombang ledakan kemudian tiba tiba melambat pada objek yang keras
menyebabkan trauma tumpul.Cidera ledakan kuater (Aneka cidera terkait ledakan) meliputi luka
yang disebabkan dari tabrakan, jatuhan batu, bangunan, balok, dll.Kekuatan ledakan sangat
terarah.Bagian tubuh Kekuatan ledakan sangat terarah.Hanya bagian tubuh yang terekspos secara
langsung ke kekuatan ledakan yang mengalami cidera.Ledakan pada permukaan tanah terutama
menyebabkan cidera pada kaki dan telapak kaki. Ketika seseorang berada di depan bom kaki dan
telapak kaki. Ketika seseorang berada di depan bom ketika meledak, muka, dada, lengan bawah,
tangan, paha dalam dan kaki dibawah lutut mengalami cidera tapi bagian belakang badan, kaki
bagian bawah dan wajah tidak mengalami cidera. Jika seseorang membungkuk diatas bom,
wajah, dada, kaki dan tangan mengalami cidera berat.
Trauma ortopedik yang dihasilkan dari ledakan merupakan manifestasi sebagai cidera ledakan
primer, sekunder, tersier dan kuater baik tersendiri maupun kombinasi.
Walaupun jarang selamat, efek langsung dari perubahan tekanan atmosfir yang disebabkan
karena gelombang ledakan (cidera ledakan primer) dapat mematahkan tulang dan mungkin dapat
menyebabkan avulsi ekstremitas pada pasien yang terkena gelombang dengan intensitas yang
cukup tinggi.
Sejarah Kasus :
Pada 28-03-2014 sekitar 12:25 PM, laki laki 33 tahun yang biasanya menjual balon gas
mengalami kecelakaan ledakan silinder gas ketika ia sedang mengisi balon. Dia mengalami
cidera berat pada kedua ekstremitas bawah dan dibawa ke pusat trauma dan kecelakaan terdekat
dimana ia ditangani. Namun dia akhirnya menyerah kepada cideranya pada 29-03-2014 pukul
08:35 PM. Tubuhnya diawetkan di dalam lemari pendingin dan otopsi dilakukan pada 30-032014 pukul 01:30 PM.
Temuan Otopsi:
Korban ditemukan sebagai laki laki 33 tahun, dengan ekstremitas bawah teramputasi. Ia diukur
panjang 133cm dari ekstremitas bawah kiri yang teramputasi ke vertex. Dia bertubuh cukup
kekar dan terawat, berkulit coklat.Kaku dingin terdapat pada seluruh badan.
Livor mortis samar terdapat pada bagian belakang badan. Noda bekas darah terdapat pada
hidung, pada pipi kiri dan kedua telinga.Bekas injeksi terdapat pada bagian atas dada kanan,
fossa cubiti kiri dan bagian 1/3 bawah lengan bawah kanan.
Perban rumah sakit terdapat pada ekstremitas bawah dan lengan kiri.Ketika melepaskan pakaian,
kedua ekstremitas bawah teramputasi.Ekstremitas bawah kiri teramputasi dibawah lutut, dengan
panjang puntung 60cm dari SIAS kiri.Cairan bernoda darah terlihat mengalir keluar dari
puntungkiri.
Ekstremitas bawah kanan teramputasi pada pertemuan dari 1/3 tengah dan 1/3 bawah paha dan
panjang puntung terukur 30 cm dari SIAS kanan.
Membran timpani ruptur secara ireguler pada kedua sisi.Meatus auditori eksterna terdapat bercak
darah pada kedua sisi. Abrasi lain yang terukur 6x3cm terdapat pada bagian depan lutut kiri.
Beberapa abrasi dengan berbagai bentuk dan ukuran berkisar dari 0.1x0.1cm hingga 1x1cm
dengan perubahan warna kehitaman terdapat pada sisi kanan wajah, bagian dalam lengan kiri,
dan pada bagian depan abdomen pada regio kanan dan umbilikalis, bagian dalam tangan kanan
dan lengan kanan.
Pemeriksaan internal menemukan memar pada kulit kepala dengan ukuran 10x6 cm pada regio
frontoparietalis kiri.Tidak terdapat patah tulang tengkorak, meningen intak dan otak terlihat
oedem tanpa adanya perdarahan intrakranial.
Tidak terdapat cidera pada dinding dada dan tulang rusuk.Kedua paru terlihat bercak
perdarahan.Janrung dan perikardium intak.Dinding abdominal dan viscera intraabdominal
intak.Kedua ginjal bengkak.
Histopatologi dari jaringan paru menunjukkan pembesaran ruang alveolar, ruptur dan penipisan
septum alveolar, perdarahan intersisial periviaskular (menunjukkan gambaran seperti pukulan
disekitar pembuluh darah paru) namun tidak terdapat bukti adanya embolisme udara ataupun
lemak.
Kematian disebabkan dari cidera ledakan paru dan amputasi traumatik dari ekstremitas bawah.
Diskusi :
Pada populasi non militan, cidera ledakan disebabkan oleh hal hal lain selain tindakan teroris
jarang terjadi. Kematian terkait ledakan terbagi menjadi tiga kategori : kecelakaan, pembunuhan
dan bunuh diri. Kematian kecelakaan biasanya muncul baik di tempat kerja atau ketika individu
dengan legal ataupun ilegal menangani bahan kembang api maupun bahan peledak/mudah
terbakar. Ledakan kecelakaan pada tempat kerja melibatkan pertambangan, kontruksi jalan, dan
situs pembongkaran.
Karakteristik pola cidera karena ledakan telah dibahas secara menyeluruh di literatur.Cidera
ledakan dimediasi oleh mekanisme berbeda; korban biasanya mengalami kombinasi dari efek
primer ledakan untuk organ yang mengandung udara, cidera trauma tumpul, trauma penetrasi
dan luka bakar.Paru, telinga tengah, dan traktus gastroinstestinal paling rapuh terhadap tekanan
ekstreme.
Cidera ledakan paru disebabkan karena gelombang tekanan. Tekanan depan menyebabkan
perpindahan dinding mengarah ke columna spinalis mengarah ke tekanan tinggi transient intratoracic.
Peningkatan tekanan intra-thoracic menyebabkan robeknya septum alveolar, pengupasan epitel
jalan napas, dan pecahnya ruang alveolar dengan konsekuensi adanya perdarahan alveolar,
odema, dan fistula alveolar-venous.
Cidera ledakan paru paling sering terjadi setelah ledakan ruangan tertutup (contohnya di dalam
bus) dibandingkan dengan ledakan pada ruang terbuka (contoh pasar terbuka). Gendang telinga
dapat pecah pada tekanan serendah 2psi, dimana kerusakan paru seharusnya terdapat pada 50%
kasus terekspos 70psi.
Sebuah tinjauan literatur dikutip dari kassu kematian terkait ledakan menemukan perforasi
gendang telinga di kebanyakan kasus (76-86%).Cidera paru dianggap sebagai parameter penting
yang menentukan kematian pada mereka yang bertahan hidup dari ledakan.Amputasi ekstremitas
dapat membawa prognosis yang buruk; berdasarkan laporan Mellor pada 1989, hanya 9 dari 54
prajurit yang mengalami amputasi traumatik dari ledakan dapat bertahan hidup.Pemeriksaan post
mortem penting untuk investigasi kematian terkait ledakan.Dalam penelitian berdasarkan otopsi,
kami menemukan cidera ledakan paru yang signifikan tanpa adanya cidera tumpul ataupun
penetrasi pada dada yang didukung oleh penemuan histopatologis setelah ledakan ruang terbuka.
Kesimpulan kasus:
Cidera ledakan, perforasi gendang telinga dan adanya amputasi traumatik dari extremitas
dianggap sebagai cidera ledakan primer. Abrasi multipel dianggap sebagai cidera ledakan
sekunder karena fragment atau pecahan peluru atau misil. Memar pada kulit kepala dianggap
sebagai cidera ledakan tersier.Kami telah melakukan otopsi berdasarkan investigasi untuk
memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai cidera ledakan, yang merupakan kejadian
langka.Dokter dan ahli bedah perlu untuk memiliki pemahaman dasar dari patofisiologi cidera
tersebut, karena faktor prognosis penting untuk hasil yang menguntungkan ialah tindakan medis
dan bedah yang didapat dan tepat waktu serta implementasi langkah langkah yang dapat
dilakukan untuk keselamatan kerja.28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan kekerasan
terhadap jaringan tubuh manusia yang masih hidup.Dalam menyelesaikan suatu perkara terutama
suatu tindak pidana, tidak jarang penyidik membutuhkan bantuan dari para ahli, salah satunya
adalah seorang dokter untuk ikut menegakkan dan membela kebenaran serta keadilan yang
diwujudkan dalam bentuk Visum et Repertum. Dokter diharapkan untuk memeriksa korban yang
menderita luka atas permintaan penyidik dan membantu mencari tahu penyebab luka tersebut yang
dapat disebabkan oleh suhu tinggi, suhu rendah, listrik, petir, ledakan dan sebagainya.Dengan
demikian,jelasbagikitabahwasebagaidokter,pentinguntukmengetahuicaramengenallukadan
penyebabtrauma.
3.2 Saran
Pada penulisan refarat kali ini penulis sadar bahwa hasil refarat masih jauh dari kesempurnaan
dan ada beberapa hal yang masih bisa di kembangkan kedepannya. Hasil dari refarat ini masih
merupakan secondary survey yakni mengumpulkan data dari sumber yang sudah ada, dan untuk
masa yang akandatang penulis dapat berupaya untuk mengumpulkan data melalui cara primary
survey atau melakukan penelitian langsung dalam beberapa bidang terkait dengan traumatologi
terutama dalam aspek mikroskopis yang penulis sadar masih sangat terbatas dalam pembahasan kali
ini.