Anda di halaman 1dari 19

Penyusunan APBD

NISSA ERLINA
DIZTIA ANANDA

1311022003
1311022012

Pembahasan
Defenisi APBD
Tujuan APBD
Fungsi APBD
Tahapan Penyusunan APBD

1. Defenisi APBD

Anggaran
Pendapatan
dan Belanja
Daerah (APBD)

adalah rencana keuangan


tahunan pemerintah daerah di
Indonesia yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. APBD ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
Tahun anggaran APBD meliputi
masa satu tahun, mulai dari
tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember.

2. Tujaan APBD
Pedoman penerimaan dan
pengeluaran penyelenggara
negara di daerah dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah
dan untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat.

Struktur APBD terdiri atas :


1.Pendapatan Daerah
2.Belanja Daerah
3.Pembiayaan Daerah
Pendapatan daerah terdiri atas
Pendapatan asli daerah (PAD), dana
perimbangan, dll pendapatan daerah
yang sah.

Belanja daerah ada dua kelompok,


yaitu :

Belanja
tidak
langsung

Belanja
langsung

Urusan pemerintah terdiri atas urusan wajib


Terdapat 25 urusan wajib dan 8 urusan
pilihan.
Urusan pilihan :

Pertanian

Kehutanan

Kelautan
dan
perikanan

Perdagangan

Energi dan
sumber daya
mineral

Perindustrian

Pariwisata

Transmigrasi

Klasifikasi menurut fungsi :


1.Pelayanan umum
2.Ketertiban dan ketentraman
3.Ekonomi
4.Lingkungan hidup
5.Perumahan dan fasilitas umum
6.Kesehatan
7.Pariwisata
8.Pendidikan
9.Perlindungan sosial

3. Fungsi APBD
Fungsi
Otorisasi

Fungsi
Pengawasan

Fungsi
Distribusi

Fungsi
Perencanaan

Fungsi
Alokasi

Fungsi
Stabilisasi

4. Tahapan Penyusunan
APBD
a. Penyusunan Kebijakan Umum APBD
Rancangan awal KUA (kebijakan umum
APBD) terdiri atas dua komponen
utama :
1. Tingkat pencapaian kinerja yang
terukur dari program-program yang
akan dilaksanakan oleh pemda untuk
setiap urusan pemerintah daerah

2. Proyeksi pendapatan daerah, alokasi


belanja daerah, serta sumber dan
penggunaan pembiayaan yang disertai
dengan asumsi yang mendasarinya.
b. Penyusunan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara
Rancangan awal PPAS ini disusun
berdasarkan Nota Kesepakatan KUA,
dengan tahapan :

1. Menentukan skala prioritas untuk urusan


wajib dan urusan pilihan.

2. Menentukan urutan program untuk


masing-masing urusan
3. Menentukan plafon anggaran untuk tiap
program

c. Penyiapan Surat Edaran Kepala Daerah


tentang Pedoman Penyusunan RKA
SKPD
ada tiga dokumen dalam lampiran SE
KDH yang dibutuhkan SKPD dalam
penyusunan RKA :
1.Dokumen KUA
2.Standar satuan harga
3.Kode rekening unuk tahun anggaran
bersangkutan

d. Penyusunan Rencana Kerja dan


Anggaran SKPD
Dokumen RKA SKPD terdiri atas :
Rincian Anggaran Pendapatan, Rincian
Anggaran Belanja Tidak Langsung,
Rincian Anggaran Belanja Langsung,
Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung,
Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
dan Rincian Pengeluaran Pembiayaan
Daerah.

e. Penyiapan Rancangan Peraturan Daerah APBD


PPKD membuat lampiran-lampiran Raperda
APBD, yaitu :
1.Ringkasan APBD
2.Ringkasan APBD (menurut urusan pemerintah
dan organisasi)
3.Rincian APBD (menurut urusan pemerintah,
organisasi, pendapatan, belanja dan
pembiayaan)

4. Rekap belanja (menurut urusan


pemerintah, organisasi, program dan
kegiatan, dan keselarasan urusan dengan
fungsi)
f. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
APBD
Kepala daerah menyampaikan Raperda
tentang APBD yang telah disetujui
bersama DPRD dan Rancangan
Peraturan Kepala Daerah tentang
penjabaran APBD kepada gubernur
untuk evaluasi.

Penyampaian dilakukan paling lambat 3 hari


kerja setelah Raper KDH disusun dan
disertai dengan :
1.Persetujuan bersama Pemda-DPRD
terhadap Raperda APBD
2.KUA dn PPA yang disepakati Kepala
Daerah dan Pimpinan DPRD
3.Risalah sidang jalannya pembahasan
Raperda APBD
4.Nota keuangan dan pidato Kepala
Daerah perihal penyampaian pengantar
nota keuangan pada sidang DPRD

Nordiawan, Deddi, dkk. 2007. Akuntansi


Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat

http://kerincikab.go.id/baca/tulisan/1651
http://ekonomisku.blogspot.com/2014/07/peng
ertian-hukum-tujuan-fungsi-penyusunanapbd.html

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai