Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa lebih tertarik untuk
mencari pekerjaan dibandingkan menciptakan lapangan kerja. Mendapatkan
pekerjaan dianggap sebagai cara yang cepat untuk mendapatkan pendapatan dan
kepastian dalam jaminan hidup. Sedangkan menciptakan lapangan kerja dengan
melalui segala anak durinya menjadi hal yang sangat melelahkan. Hal ini nampak
dalam tabel 1, betapa banyak lulusan SMK yang masih menganggur dan mencari
kerja, sampai Agustus 2014 jumlah lulusan SMK yang mencari kerja sebanyak
1.3332.521 orang.
Tabel 1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
2014
2014
2013
2013
No
Pendidikan Tertinggi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tidak Sekolah
Belum tamat SD
SD
SMP
SMU
SMK

Sumber: BPS, 2014

Februari Agustus
Februari
Agustus
112.43
81.432
134.040
74.898
5
523.40
489.152
610.574
389.550
0
1.421.87
1.347.555
1.374.822
1.229.652
3
1.821.42
1.689.643
1.693.203
1.566.838
9
1.874.79
1.925.660
1.893.509
1.962.786
9 864.64
1.258.201
847.365
1.332.521
9

Dunia kerja sangat erat kaitannya dengan lingkungan, pergaulan, tugastugas dari pekerjaan yang membutuhkan kesiapan mental fisik atau psikis yang
baik, kemampuan untuk berkomunikasi dan segala sesuatu yang membutuhkan
keseriusan dan kemampuan khusus (Utami, dkk, 2013). Persaingan yang cukup
tinggi antara lulusan SMK di dalam negeri rupanya akan terus bertambah seiring
dengan keberadaan pasar terbuka Asean Economic Community (AEC) yang
dicanangkan oleh negara ASEAN sejak tahun 2009. AEC 2015 bisa menjadi
ancaman, jikalau para lulusan SMK tidak memiliki kesiapan dalam
menghadapinya. Akan tetapi, hal ini bisa menjadi peluang apabila para lulusan
SMK memiliki kesiapan menghadapinya. Kesiapan ini dapat diukur dari
kemampuan yang mereka miliki baik dalam hal ketrampilan hard skill maupun
soft skill.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kompetensi dengan
kesiapan kerja siswa SMK dalam menghadapi MEA?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk memerikan, mengungkap, dan menguji:
1. Signifikansi hubungan antara kompetensi dengan kesiapan kerja siswa
SMK dalam menghadapi MEA.
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan yang signifikan antara kompetensi dengan kesiapan
kerja siswa SMK dalam menghadapi MEA
E. Pentingnya Penelitian
Pentingnya pelaksanaan penelitian ini adalah untuk melihat
kesiapan kerja lulusan SMK dalam mengatasi persaingan pasar terbuka
Asean Economic Community (AEC).

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi menyebutkan Kompetensi
merupakan seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (2005) merumuskan
Kompetensi sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi

mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan


suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan performen yang ditetapkan
Kompetensi adalah serangkaian tindakan dengan penuh rasa
tanggungjawab yang harus dipunyai seseorang sebagai persyaratan untuk
dapat dikatakan berhasil dalam melaksanakan tugasnya (Yasin 2011).
Sedangkan menurut Masdar dkk, (2009) kompetensi merupakan
alat utama bagi individu sebagai anggota organisasi dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaannya sebagai bagian penting dalam perencanaan sumber
daya manusia bagi organisasi.
Terdapat dua kompetensi yang harus dimiliki oleh calon tenaga
kerja yang dibutuhkan oleh DU/DI, yaitu: (1) kompetensi spesifik atau
hard skill, yaitu kompetensi yang sesuai dengan bidang keahlian masingmasing; dan (2) kompetensi general atau soft skill, yaitu kompetensi
umum bagi calon pekerja yang dituntut DU/DI termasuk dari segi mental
(Agung, 2009: 8).
Jadi, kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan atau menyelesaiakan suatu pekerjaan menggunakan
ketrampilan soft skill maupun hard skill.

B. Kesiapan Kerja
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
kesiapan kerja atau kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap
individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sehingga disimpulkan bahwa
kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang meliputi
kondisi fisik, mental, pengetahuan, dan keterampilan yang membuatnya
siap dan mampu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai dengan bidang
keahliannya dalam suatu lingkungan kerja atas dasar tujuan tertentu
sehingga memberikan hasil pengerjaan yang memuaskan.
Menurut Slameto (2010: 113) Kesiapan adalah keseluruhan
kondisi yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam
cara tertentu terhadap suatu kecenderungan untuk memberi respon.

Kondisi mencakup setidak- tidaknya tiga aspek yaitu: (1) kondisi fisik,
mental dan emosional, (2) kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, (3)
keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari.
Menurut Dalyono (2005: 52) Kesiapan adalah kemampuan yang
cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan
kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan
motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan, sedangkan
menurut Oemar Hamalik (2008:94) kesiapan adalah tingkatan atau
keadaaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada
tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
Kesiapan Kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi
kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan
kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Kesiapan
Kerja meliputi keinginan dan kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan mengusahakan suatu kegiatan tertentu, dalam hal ini
bergantung pada tingkat kematangan, pengalaman masa lalu, keadaan
mental dan emosi seseorang. Sebelum melewati kematangan dan tingkah
laku, Kesiapan Kerja tidak dapat dimiliki walaupun melalui latihan yang
intensif dan bermutu.
C. Asean Economic Community
Dalam buku Menuju Asean Economic Community (2012)
disebutkan bahwa cikal bakal AEC tercetus pada tahun 1997 ketika para
Kepala Negara ASEAN menyepakati ASEAN Vision 2020 yaitu
mewujudkan kawasan yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi
dengan pembangunan ekonomi yang merata yang ditandai dengan
penurunan tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial ekonomi. Kemudian
pada tahun 2003, disepakati 3 pilar untuk mewujudkan ASEAN Vision
2020 yang dipercepat menjadi 2015 yaitu:
1. ASEAN Economic Community
2. ASEAN Political-Security Community
3. ASEAN Socio-Cultural Community.
Untuk mewujudkan AEC pada tahun 2015, seluruh negara ASEAN
harus melakukan liberalisasi perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga

kerja terampil secara bebas dan arus modal yang lebih bebas, sebagaimana
digariskan dalam AEC.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu
mengungkap kesiapan kerja siswa ditinjau dari kompetensi yang dimiliki
siswa.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh siswa SMK kelas XII di kota
Malang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu
dengan menggunakan kriteria. kriteria pengambilan sampel, SMK di kota
Malang yang memiliki jurusan teknik mesin dan otomotif.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan angket dan
menggunakan tes kemampuan kompetensi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengunakan tes dan angket. Model angket yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup
E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik analisi regresi linier.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, Y.A. 2009. Analisis Hasil Needs Assessments DUDI dan Studi Pelacakan
Tamatan SMK. Artikel Penelitian. Yogyakarta: PPs Universitas Negeri
Yogyakarta.
Anonim, 2012, Menuju Asean Economic Community, Kementerian Perdagangan.
Anonim, 2014, Pengangguran terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan 2004-2014, dalam tautan www.BPS.go.id.
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia. 2005. Pedoman
Penyusunan Standar Kompetensi Kerja. Jakarta: BNSP.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Masdar, Sjahrazad, Sulika dan Jusuf. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
Berbasis Kompetensi Untuk Pelayanan Publik. Surabaya: Airlangga
University Press.
Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 40 Tahun 2008 Tentang
Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK/MAK). Jakarta: Permendiknas.
Sasmito, Kustono, dan Patmanthara. 2015. Kesiapan Memasuki Dunia
Usaha/Dunia Industri (DU/DI) Siswa Paket Keahlian Rekayasa
Perangkat Lunak di SMK. Jurnal Teknologi dan Kejuruan, VOL. 38, NO.
1, Februari
2015: 25-40. Fakultas Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Jakarta: Diperbanyak oleh Depnakertrans.


Utami, Yudi Ganing Dwi dan Hudaniah. 2013. Self Efficacy dengan Kesiapan
Kerja Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan, Vol. 01, No.01, Januari 2013, ISSN: 2301-8267, Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Yasin, AF. 2011. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama
Islam di Madrasah. Jurnal eL-QUDWAH 1 (5): 157-181.

Anda mungkin juga menyukai