Anda di halaman 1dari 96

PERATURAN

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN


USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 06/Per/M.KUKM/III/2008
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
NOMOR 22/PER/M.KUKM/IV/2007 TENTANG PEDOMAN
PEMERINGKATAN KOPERASIPERATURAN MENTERI

PERATURAN
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 06/Per/M.KUKM/III/2008
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
NOMOR 22/PER/M.KUKM/IV/2007 TENTANG PEDOMAN
PEMERINGKATAN KOPERASI
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang

a. bahwa untuk lebih menjamin keberhasilan


pelaksanaan pemeringkatan koperasi, perlu
meningkatkan peran pemerintah daerah dan
memperjelas status lembaga pemeringkat
dalam kegiatan pemeringkatan koperasi;
b. bahwa berdasarkan tujuan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Menteri tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Nomor
22/PER/M.KUKM/ IV/2007 tentang Pedoman
Pemeringkatan Koperasi.
2

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992


tentang Perkoperasian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3502);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1995
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1995 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3591);
3. Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004
tentang Perubahan atas Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2002
tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia, sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
5. Instruksi Presiden Nomor 18 Tahun 1998
tentang
Peningkatan
Pembinaan
dan
Pengembangan Perkoperasian;
6. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah
Nomor
33/Per/M.KUKM/VIII/2007 tentang Organisasi
3

dan Tata Kerja Kementerian Negara Koperasi


dan Usaha Kecil dan Menengah;
7

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan


Usaha Kecil dan Menengah Nomor
22/KEP/M.KUKM/IV/2007 tentang Pedoman
Pemeringkatan Koperasi.

MEMUTUSKAN
Menetapkan

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI


DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA
KECIL DAN MENENGAH NOMOR 22/PER/
M.KUKM/IV/2007
TENTANG
PEDOMAN
PEMERINGKATAN KOPERASI.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Nomor 22/Per/M.KUKM/ IV/2007
tentang Pedoman Pemeringkatan Koperasi, diubah
sebagai
berikut :
1. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 5
(1) Pelaksana Pemeringkatan Koperasi adalah Lembaga
Independen yang memiliki kompetensi dan profesionalisme
di bidangnya.
4

(2) Penetapan Lembaga Independen sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah, yang dalam pelaksanaannya
untuk tingkat nasional didelegasikan kepada Deputi Bidang
Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
untuk tingkat Provinsi, Kabupaten, Kota didelegasikan
kepada Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Provinsi, Kabupaten, Kota.
2. Diantara Pasal 5 dan Pasal 6 disisipkan Pasal 5 A, 5 B, 5 C,
dan 5 D, yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 5 A

(1) Kedudukan Lembaga Independen Pemeringkat Koperasi


yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat
(2), adalah sebagai pihak ketiga yang bekerja berdasarkan
kode etik jabatan/fungsinya, yang melakukan kegiatan
pemeringkatan koperasi atas dasar kontrak kerja antara
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah atau Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi
di Provinsi, Kabupaten, Kota.

(2) Dalam kedudukannya sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), Lembaga Independen Pemeringkat Koperasi karena
penugasannya dan jabatannya adalah pihak yang
bertanggung jawab atas keabsahan dari hasil penilaian
kinerja koperasi yang dibuatnya.
Pasal 5 B
(1) Tugas pokok Lembaga Independen Pemeringkat Koperasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 A adalah
melaksanakan pemeringkatan koperasi, yang meliputi
5

penelitian dan penilaian serta penyajian laporan hasil


penilaian kinerja koperasi secara obyektif dan transparan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Lembaga Independen Pemeringkat Koperasi
berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
22/PER/M.KUKM/IV/2007 tentang Pedoman Pemeringkatan
Koperasi dan peraturan ini, yang meliputi :
a. melakukan penggalian data;
b. melakukan pengolahan data;
c. menyampaikan laporan hasil pemeringkatan dan
rekomendasi pembinaan koperasi kepada Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
melalui Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM
dan atau Dinas/Instansi yang membidangi koperasi dan
UKM Provinsi, Kabupaten, atau Kota.
(3) Penyajian laporan hasil penilaian pemeringkatan koperasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, berisi laporan
survey dalam bentuk dokumen hasil penilaian, mulai dari
persiapan, proses penelitian dan hasil penilaian kinerja
koperasi serta mapping rekomendasi pemeringkatan
koperasi secara sistematis dan transparan.
Pasal 5 C
Untuk dapat ditetapkan sebagai Lembaga Independen
Pemeringkat Koperasi harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Lembaga atau perusahaan yang melakukan kegiatan


konsultan dan atau penelitian yang menguasai bidang
manajemen mutu dan memperoleh sertifikasi.
b. Memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil,
profesional dan memadai serta memiliki keahlian melakukan
pemeringkatan koperasi.
c. Berpengalaman kerja di bidang survey, penelitian dan atau
penilaian dengan melampirkan company profile dan surat
pernyataan bebas konflik dari lembaga independen.
Pasal 5 D
Persyaratan dan tatacara sertifikasi Lembaga Independen
Pemeringkat Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 C
diatur lebih lanjut oleh Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah.
3. Ketentuan pasal 7 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 7
Penetapan hasil pemeringkatan koperasi dilaksanakan dengan
cara sebagai berikut :

a. Keputusan hasil pemeringkatan koperasi untuk koperasi


Tingkat Nasional ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah c.q. Deputi Bidang
Kelembagaan Kooperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

b. Keputusan hasil pemeringkatan koperasi untuk koperasi


Tingkat Provinsi ditetapkan oleh Gubernur c.q. Kepala
7

Dinas/Instansi
Provinsi/D.I.

yang

membidangi

Koperasi

dan

UKM

c. Keputusan hasil pemeringkatan koperasi untuk koperasi


Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota c.q.
Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi dan UKM
Kabupaten/Kota.
d. Dalam hal Gubernur, Bupati atau Walikota belum dapat
melaksanakan kegiatan pemeringkatan koperasi, maka
kegiatan pemeringkatan koperasi tingkat Provinsi,
Kabupaten dan Kota dapat dilakukan oleh Kementerian
Nagara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah c.q.
Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah.
Pasal II
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Jakarta
pada tanggal 12 Maret 2008
Menteri Negara
ttd
Suryadharma Ali

PERATURAN
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 22/PER/M.KUKM/IV/2007
TENTANG
PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI

PERATURAN
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 22/PER/M.KUKM/IV/2007
TENTANG
PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang

a. bahwa pengukuran kinerja koperasi yang


selama ini dilakukan dengan sistim klasifikasi
belum dapat meningkatkan kepercayaan
pihak terkait terhadap koperasi, sehingga
diperlukan
penyempurnaan
pengukuran
kinerja koperasi secara lebih menyeluruh,
transparan
dan
obyektif
yang
diselenggarakan oleh lembaga independent,
b. bahwa dalam rangka menyempurnakan
pengukuran kinerja koperasi sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu penyesuaian
penilaian dengan sistim pemeringkatan
koperasi;
c. bahwa
untuk
melaksanakan
tujuan
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b,
10

perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara


Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
tentang Pedoman Pemeringkatan Koperasi.
Mengingat

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992


tentang Perkoperasian (Lembaran Negara RI
Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3502);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun
2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia;
4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 1998 tentang Peningkatan
Pembinaan dan Pengembangan Koperasi;
5. Keputusan Menteri Koperasi dan Pengusaha
Kecil Menengah Nomor 194/KEP/M/IX/1998
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit
Simpan Pinjam;
6. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Usaha Menengah Nomor
70/KEP/MENEG/XII/2001
tanggal
10
Desember 2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia.
11

MEMUTUSKAN
Menetapkan

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI


DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
TENTANG
PEDOMAN
PEMERINGKATAN
KOPERASI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang
kehidupan koperasi.

menyangkut

3. Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan


beranggotakan orang seorang, sebagaimana diatur dalam
perundang-undangan tentang Perkoperasian.
4. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan koperasi.
5. Pemeringkatan Koperasi adalah suatu kegiatan penilaian
terhadap kondisi dan atau kinerja koperasi melalui sistem
pengukuran yang obyektif dan transparan dengan kriteria dan
12

persyaratan tertentu yang dapat menggambarkan tingkat


kualitas dari suatu koperasi.
6. Koperasi Berkualitas adalah koperasi sebagai badan usaha aktif
yang dicirikan oleh prinsip-prinsip kohesivitas dan partisipasi
anggota yang kuat dengan kinerja usaha yang semakin sehat
dan berorientasi kepada usaha anggota serta memiliki
kepedulian sosial.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 2
Tujuan pemeringkatan koperasi adalah :
a. mengetahui kinerja koperasi dalam suatu periode tertentu.
b. menetapkan peringkat kualifikasi koperasi.
c. mendorong koperasi agar menerapkan prinsip-prinsip koperasi
dan kaidah bisnis yang sehat.
BAB II
MEKANISME PEMERINGKATAN KOPERASI
Bagian Kesatu
Ruang Lingkup Pemeringkatan
Pasal 3
Ruang lingkup pelaksanaan pemeringkatan koperasi dilakukan
dengan mekanisme sebagai berikut :
1. melakukan penggalian data;
13

2. melakukan pengolahan data;


3. menyiapkan lembar hasil pemeringkatan.
Bagian Kedua
Penilaian
Pasal 4
(1) Pelaksanaan pemeringkatan koperasi didasarkan kepada
penilaian terhadap 6 (enam) aspek koperasi berkualitas, yang
terdiri dari :
a. Aspek Badan Usaha Aktif, ditunjukkan dengan berjalannya
mekanisme manajemen koperasi, seperti rapat anggota
tahunan
(RAT),
audit,
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, aktivitas
bisnis berjalan, dan ketaatan terhadap peraturan
perundangan yang berlaku.
b. Aspek Kinerja Usaha Yang Semakin Sehat, ditunjukkan
dengan membaiknya struktur permodalan, kondisi
kemampuan penyediaan dana, penambahan aset,
peningkatan volume usaha, peningkatan kapasitas produksi,
dan peningkatan keuntungan.
c. Aspek Kohesivitas dan Partisipasi Anggota, ditunjukkan
dengan keterikatan anggota terhadap anggota lain maupun
terhadap organisasi, dalam hal rasa tanggung renteng atau
kemauan untuk berbagi resiko (risk sharing), tingkat
pemanfaatan pelayanan koperasi, serta ukuran-ukuran
kuantitatif lainnya, seperti rasio peningkatan jumlah
anggota, prosentase kehadiran dalam rapat anggota,
prosentase pelunasan simpanan wajib, dan prosentase
besaran simpanan sukarela.

14

d. Aspek Orientasi Kepada Pelayanan Anggota, ditunjukkan


dengan beberapa hal, seperti keterkaitan antara usaha
koperasi dengan usaha anggota, kegiatan penerangan dan
penyuluhan terkait dengan usaha anggota, kegiatan
pendidikan dan pelatihan bagi anggota serta besaran
transaksi usaha yang dilakukan antara koperasi dengan
usaha anggotanya.
e. Aspek Pelayanan Kepada Masyarakat, ditunjukkan
dengan seberapa jauh usaha yang dijalankan koperasi
dapat menyerap tenaga kerja setempat serta seberapa
banyak jumlah layanan koperasi yang dapat dinikmati oleh
masyarakat umum termasuk peran koperasi ikut mereduksi
kemiskinan masyarakat setempat.
f.

Aspek Kontribusi Terhadap Pembangunan Daerah,


ditunjukkan dengan ketaatan koperasi sebagai wajib pajak
dalam membayar pajak serta berbagai bentuk dukungan
sumberdaya terhadap kegiatan pembangunan daerah.

(2) Pelaksanaan pemeringkatan koperasi sebagaimana dimaksud


ayat (1) menggunakan kriteria dan indikator sebagaimana
tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Bagian Ketiga
Lembaga Penilai Pemeringkatan Koperasi
Pasal 5
(1) Pelaksana
pemeringkatan
koperasi
adalah
Lembaga
Independen yang memiliki kompetensi dan profesionalisme di
bidangnya.
(2) Penetapan Lembaga Independen sebagaimana dimaksud ayat
(1) berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah.
15

BAB III
PERSYARATAN KOPERASI
Pasal 6
Pemeringkatan koperasi dilaksanakan
memenuhi syarat sebagai berikut :

bagi

koperasi

yang

a. Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder


b. Berbadan hukum minimal 1 (satu) tahun
c. Telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT)
BAB IV
PENETAPAN HASIL PEMERINGKATAN
Pasal 7
Penetapan hasil pemeringkatan koperasi dilaksanakan dengan tata
cara sebagai berikut :
a. Keputusan hasil pemeringkatan koperasi untuk Tingkat Nasional
ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah.
b. Keputusan hasil pemeringkatan koperasi untuk Tingkat Propinsi
ditetapkan oleh Gubernur.
c. Keputusan hasil pemeringkatan koperasi untuk
Kabupaten/ Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

Tingkat

16

Pasal 8
Hasil pemeringkatan koperasi ditetapkan dalam 5 (lima) klasifikasi
kualitas :
a. Koperasi dengan kualifikasi Sangat Berkualitas, dengan
jumlah penilaian diatas 419.
b. Koperasi dengan kualifikasi Berkualitas, dengan jumlah
penilaian 340 sampai dengan 419.
c. Koperasi dengan kualifikasi Cukup Berkualitas, dengan
jumlah penilaian 260 sampai dengan 339.
d. Koperasi dengan kualifikasi Kurang Berkualitas, dengan
jumlah penilaian 180 sampai dengan 259.
e. Koperasi dengan kualifikasi Tidak Berkualitas, dengan
jumlah penilaian kurang dari 180.
Pasal 9
Keputusan Hasil Pemeringkatan Koperasi bersifat final dan berlaku
untuk satu periode tertentu dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)
tahun.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 10
Dengan dikeluarkannya peraturan ini, maka Keputusan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
129/KEP/M.KUKM/ XI/2002 tanggal 29 Nopember 2002 tentang
Pedoman
Klasifikasi
Koperasi
dan
seluruh
peraturan
pelaksanaannya dinyatakan tidak berlaku lagi.
17

BAB VI
PENUTUP
Pasal 11
Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
pada tanggal

Jakarta
16 April 2007

Menteri Negara,
ttd
Suryadharma Ali

18

Lampiran
Nomor
Tanggal
Tentang

I.

: Peraturan Menteri Negara Koperasi


dan Usaha Kecil dan Menegah
: 22/Per/M.KUKM/IV/2007
: 16 April 2007
: Pedoman Pemeringkatan Koperasi

LEMBAR PENGGALIAN DATA (DATA SHEET)


IDENTITAS KOPERASI

Nama Koperasi
Badan Hukum

Alamat Kantior/Usaha

Jenis Koperasi
(Menurut UU 25/1992)

Jumlah Pengurus

Lapangan Usaha Inti


(Menurut Sektor PDRB)

Prestasi Yang Pernah


Diperoleh
(Termasuk Peringkat/
Akreditasi)

Nomor
Tanggal
Jl./No.
Desa/Kel.
Kecamatan
Kab/Kota

:
:
:
:
:
:

Koperasi Produsen

Pertanian Tanaman Pangan

Koperasi Konsumen
Koperasi Pemasaran
Koperasi Jasa

Koperasi Simpan Pinjam


........ orang, Laki-laki = ....... orang, Perempuan = ....... orang
Peternakan
Perkebunan/Kehutanan
Perikanan
Pertambangan Non-Migas dan Penggalian
Industri Pengolahan (Non-Migas)
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pengangkutan/Transportasi dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa Lainnya

1.
2.
3.
4.
5.

Waktu Penggalian Data


Surveyor

19

Pelaksana

Penyelia

20

Variabel #1 : BADAN USAHA AKTIF


01.

Penyelenggaraan
Rapat
Pengurus/Pengawas dalam
ketentuan dan kebutuhan

Anggota
dan
satu tahun buku

Rapat
sesuai

Frekuensi pelaksanaan Rapat Anggota


= . kali
(dimintakan copy Notulen/Daftar Hadir Rapat Anggota)
Frekuensi pelaksanaan Rapat Pengurus = . kali
(dimintakan copy Notulen/Daftar Hadir Rapat Pengurus)
Frekuensi pelaksanaan Rapat Pengawas = . kali
(dimintakan copy Notulen/Daftar Hadir Rapat Pengawas)
Frekuensi pelaksanaan Rapat Gabungan
Pengurus dan Pengawas
= . kali
(dimintakan copy Notulen/Daftar Hadir Rapat Gabungan)
RAT tahun buku dilaksanakan pada
(tanggal/bulan/tahun)

= ......../....../.......

Dalam penyelenggaraan RAT, apakah memenuhi quorum ?


ya (dimintakan copy Notulen/Daftar Hadir Peserta RAT)
tidak
02.

Manajemen pengawasan
Frekuensi pengawasan oleh Pengawas Koperasi .....

bulanan, triwulanan, semesteran


triwulanan, semesteran
hanya semesteran
bukan ketiganya
tidak dilaksanakan
21

Pihak yang melakukan audit koperasi (pengawasan)

oleh pengawas (dimintakan copy Laporan Hasil


Pengawasan)
oleh auditor independen (dimintakan copy Hasil Audit)
oleh pengawas dan auditor independen sekaligus
(dimintakan copy Laporan Hasil Pengawasan dan
Hasil Audit)

Bagaimana hasil audit yang dilakukan oleh auditor


independen?

03.

wajar tanpa syarat (qualified opinion)


wajar dengan catatan (unqualified opinion)
tanpa pendapat (disclaimer opinion)
menolak memberikan opini (adverse opinion)

Keberadaan dan tingkat realisasi Rencana Kerja (RK) serta


Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)
Koperasi
Keberadaan rencana kerja jangka panjang (lebih dari 3
tahun) ?

ada
tidak ada

Keberadaan RK dan RAPB dalam tahun buku ?

ada, tertulis dengan jelas (dimintakan copy RK dan


RAPB)
tidak ada

22

Apakah RK dan RAPB dalam tahun buku disahkan oleh


Rapat Anggota

ya, disahkan oleh RA, kapan? (mohon disebutkan


waktunya) ...................................................................
tidak,
mengapa?
(mohon
disampaikan
alasannya) ..................................................................
..................

Banyaknya item kegiatan dalam


RK pada tahun buku

= .......... item

Banyaknya item kegiatan dalam


RK yang direalisasikan

= .......... item

Kinerja RAPB dan SHU/laba


jumlah rencana anggaran
pendapatan tahun buku
jumlah realisasi anggaran
pendapatan tahun buku
jumlah rencana anggaran
belanja tahun buku
jumlah realisasi anggaran
belanja tahun buku
jumlah rencana SHU/laba
tahun buku
jumlah realisasi SHU/laba
tahun buku
04.

= Rp .......................
= Rp ...................
= Rp ...................
= Rp ...................
= Rp ...................
= Rp ...................

Kondisi operasional kegiatan/usaha yang dilakukan


Banyaknya unit usaha yang dimiliki Koperasi = ....... unit
Banyaknya
unit
usaha
Koperasi
yang
masih
beroperasi/berjalan =........unit

23

Izin-izin usaha yang dimiliki Koperasi dan masih berlaku


(dimintakan copynya) .........................

05.

SIUP
NPWP
SITU
Lainnya (sebutkan): ...........................................................
............................................................................................

Kinerja kepengurusan
Uraian tugas Pengurus Koperasi?

ada, berjalan (dimintakan copy-nya)


ada, tidak berjalan
tidak ada

Mekanisme (aturan main) pengambilan keputusan?

ada, berjalan (dimintakan copy contohnya)


ada, tidak berjalan
tidak ada

Rencana kerja jangka


pertanyaan No. 03) ?

panjang

(cocokkan

dengan

ada, dijalankan
ada, tidak berjalan
tidak ada

Prosedur pengambilan keputusan?

ada, berjalan
ada, tidak berjalan
tidak ada

24

Kompetensi pengurus dilihat dari pelaksanaan tugas dan


kewenangan?

ada, berjalan
ada, tidak berjalan
tidak ada

Loyalitas dan dedikasi pengurus?

ada, berjalan
ada, tidak berjalan
tidak ada

Budaya kerja yang dikembangkan?

ada, berjalan
ada, tidak berjalan
tidak ada

Pada saat yang bersamaan disebarkan secara acak


kuesioner kepada 10 orang anggota Koperasi untuk
menilai Kinerja Kepengurusan Koperasi
(Kuesioner I-a Terlampir)
25

06.

Tertib administrasi (organisasi, usaha, dan keuangan)


Tertib administrasi organisasi

ada, ada, tidak tidak


dikelola dikelola
ada

Keberadaan buku Daftar Anggota


Keberadaan buku Daftar Simpanan Anggota
Keberadaan buku Daftar Pengurus
Keberadaan buku Daftar Pengawas
Keberadaan buku Notulen Rapat Anggota
Keberadaan buku Notulen Rapat Pengurus
Keberadaan buku Notulen Rapat Pengawas
Keberadaan buku Daftar Inventaris Koperasi

Tertib administrasi usaha


Keberadaan buku Administrasi Transaksi Usaha Koperasi
dengan Anggota?

ada, dikerjakan dengan baik


ada, tidak dikerjakan dengan baik
tidak ada

Keberadaan buku Administrasi Transaksi Usaha Koperasi


dengan non-Anggota?

ada, dikerjakan dengan baik


ada, tidak dikerjakan dengan baik
tidak ada

Tertib administrasi keuangan


Penerapan norma Akuntansi Koperasi?

ada, diterapkan dengan baik


ada, tidak diterapkan dengan baik
tidak ada

26

07.

Keberadaan sistem informasi


Apakah Koperasi memiliki perangkat pencatatan dan
pengolahan data yang memungkinkan pengguna
(anggota, pengurus, pengawas) dapat dengan mudah
mencari data yang diperlukan?

ya
tidak

Apakah sistem tersebut secara keseluruhan sudah


diaplikasikan?

08.

sudah, seluruhnya
sudah, sebagian
belum

Kemudahan untuk mendapatkan (akses) informasi


Kemudahan untuk mendapatkan
pelaksanaan kegiatan Koperasi?
Tidak
bisa mendapat
semua informasi

informasi

bisa
mendapat
sebagian informasi

tentang
bisa
mendapat
informasi

> Anggota

> Pembina

> Pihak ketiga yang


mau bermitra

> Masyarakat

27

Variabel #2 : KINERJA USAHA YANG SEMAKIN SEHAT


09.

Struktur permodalan
Uraian

Tahun sebelumnya
(Rp)

Tahun ini
(Rp)

Modal sendiri:
- Simpanan pokok
- Simpanan wajib
- Dana cadangan
- Hibah
- Modal penyertaan
Modal pinjaman:
- Anggota
- Koperasi lainnya dan/atau anggotanya
- Bank dan lembaga keuangan lainnya
- Penerbitan obligasi & surat hutang lain
- Sumber lain yang sah

10.

Tingkat kesehatan kondisi keuangan


(dimintakan copy Neraca dan Laporan Laba-Rugi 2 tahun
terakhir)
Uraian

Tahun sebelumnya
(Rp)

Tahun ini
(Rp)

Total aktiva
- Aktiva lancar
- Aktiva tetap
- Aktiva lain-lain
Total passiva
- Kewajiban lancar
- Kewajiban jangka panjang
- Modal sendiri

Informasi keuangan lainnya .....


28

Uraian

Tahun sebelumnya
(Rp)

Tahun ini
(Rp)

Volume usaha (omset)


SHU/laba
Piutang
Beban piutang (bad debt)

11.

Kemampuan bersaing Koperasi


Apakah Koperasi berada di tengah persaingan usaha yang
rendah (monopolistik)?

Apakah Koperasi memiliki/menyiapkan strategi untuk


memperkuat posisi terhadap kehadiran badan usaha lain
(misalnya: Koperasi lain, pengusaha)?

ya
tidak,
siapa
saja
pesaingnya?
(sebutkan) ..................................................................
..................
.

ya, dengan cara apa? (sebutkan) .


.................................................................................
..
tidak

Apakah produk Koperasi (berupa barang dan jasa)


tidak memiliki produk pengganti (substitusi) yang
dihasilkan badan usaha lain (misalnya: Koperasi lain,
pengusaha) ?

ya
tidak(sebutkan) ...
....................................................................................
.
29

Apakah Koperasi mempunyai kekuatan tawar yang


tinggi atas produk barang dan jasa yang dihasilkannya?

Apakah Koperasi mempunyai kekuatan tawar yang


tinggi dibanding pemasok lain dalam menentukan harga?

12.

ya
tidak

ya
tidak

Strategi bersaing Koperasi


Apakah ada sifat keunikan (ciri khas) layanan produk dan
jasa yang diberikan Koperasi dibandingkan lembaga usaha
lainnya?
a. Ada (sebutkan) ................................................................
..........................................................................................
b. Tidak ada
Apakah keunikan produk dan jasa yang dihasilkan
Koperasi mudah ditiru oleh lembaga usaha lainnya ?

tidak mudah
ada yang mudah, ada yang tidak mudah
mudah (kenapa?)
....................................................................................

Bagaimanakah tingkat harga produksi/pelayanan produk


dan jasa yang diberikan Koperasi untuk melayani
pelanggan dibandingkan dengan harga produk di pasaran?

lebih murah
sama saja
30

lebih mahal
Kesesuaian harga terhadap kualitas produk dan jasa yang
dihasilkan Koperasi?
a.
b.
c.
d.
e.

Sangat sesuai
Sesuai
Cukup sesuai
Kurang sesuai
Tidak sesuai

Bagaimanakah
(kepeloporan) ?
a.
b.
c.
d.
e.

ketersediaan

produk

di

pasaran

Sangat banyak
Banyak
Cukup banyak
Sedikit
Tidak ada di pasaran

Apakah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan


Koperasi sudah sesuai dengan keinginan dan perilaku
konsumen?

ya, seluruhnya
ya, sebagian
tidak

Apakah produk dan jasa yang dihasilkan Koperasi


merupakan produk fokus (terkonsentrasi pada satu atau
dua jenis produk tertentu)?

ya, seluruhnya (apa bentuknya?) .


....................................................................................
ya, sebagian (apa bentuknya?) .
....................................................................................
tidak

31

Apakah produk dan jasa yang dihasilkan Koperasi


mempunyai keterkaitan dengan produk dan jasa lainnya
(produk dapat saling melengkapi)?

ya, seluruhnya
ya, sebagian
tidak

Apakah Koperasi selalu melakukan kerjasama dengan


lembaga usaha lainnya untuk menciptakan produk dan
jasa baru?

13.

ya, selalu (sebutkan untuk produk/jasa apa saja!) .....


....................................................................................
ya, kadang-kadang (sebutkan untuk produk/jasa apa
saja!) .........................................................................
.
....................................................................................
tidak

Inovasi yang dilakukan


Adakah produk/jasa baru yang ditawarkan Koperasi dalam
satu tahun terakhir?

ada, lebih dari tiga produk/jasa baru (sebutkan) ........


....................................................................................
ada, tiga produk/jasa baru (sebutkan) .......................
....................................................................................
ada, dua produk/jasa baru (sebutkan) .......................
....................................................................................
ada,
satu
produk/jasa
baru,
yaitu ......................... ..................................................
..................................
tidak ada

32

Variabel #3 : KOHESIVITAS DAN PARTISIPASI ANGGOTA


14.

Kohesivitas anggota
Rasio transaksi anggota dibandingkan dengan nonanggota
Jumlah partisipasi bruto
(transaksi anggota pada Koperasi)
= Rp .............
Jumlah penjualan
(transaksi non-anggota pada Koperasi)
= Rp .............
Rasio pembagian SHU terhadap jasa usaha (partisipasi
anggota dalam transaksi usaha)
Jumlah SHU
= Rp .............
Jumlah partisipasi bruto
(transaksi anggota pada Koperasi)
= Rp .............

15.

Rasio peningkatan jumlah anggota


Jumlah anggota pada tahun ini
Jumlah anggota pada tahun sebelumnya

16.

Persentase jumlah anggota yang melunasi simpanan wajib


Banyaknya anggota yang melunasi
simpanan wajib
Banyaknya anggota yang seharusnya
melunasi simpanan wajib

17.

= ........orang
= ........orang

= ................. orang
= ................ orang

Persentase besaran simpanan selain simpanan pokok


dan simpanan wajib
33

18.

Besaran simpanan tahun ini


= Rp ...............................
Besaran simpanan tahun lalu
= Rp ...............................
Rasio peningkatan jumlah penyertaan modal anggota
kepada Koperasi
Besarnya penyertaan modal tahun ini
Besarnya penyertaan modal tahun lalu

19.

Tingkat pemanfaatan pelayanan Koperasi oleh anggota


Jumlah anggota yang dilayani
Jumlah seluruh anggota

20.

= Rp ................
= Rp ................

= ................. orang
= ................. orang

Pola pengkaderan
Apakah Koperasi memiliki Pola Kaderisasi?

ya (ceritakan, seperti apa?) ........................................


....................................................................................
tidak

Apakah Koperasi memiliki Sistem Rekrutmen Kader?

ya
(ceritakan,
seperti
apa?).................................... ......................................
..............................................
tidak

Apakah Koperasi memiliki Sistem Pembinaan Kader?

ya
(ceritakan,
seperti
apa?).................................... ......................................
..............................................
tidak

Jumlah kader yang menjadi Pengurus Koperasi .....


34

separuh, atau lebih


kurang dari separuh

Variabel #4 : ORIENTASI KEPADA PELAYANAN ANGGOTA


21.

Pendidikan dan pelatihan anggota


Apakah tertuang dalam program?

ya
tidak

Bagaimanakah realisasi pelaksanaan program pendidikan


dalam pelatihan?

dilaksanakan sepenuhnya
dilaksanakan sebagian
tidak dilaksanakan

Jenis pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan


selama satu tahun terakhir?
1. ....................................................................................
....................................................................................
2. ....................................................................................
....................................................................................
3. ....................................................................................
....................................................................................
4. ....................................................................................
....................................................................................
5. ....................................................................................
....................................................................................
Jumlah anggota yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan

= ................. orang
35

22.

23.

Keterkaitan antara usaha Koperasi dengan kepentingan


anggota
Jumlah usaha koperasi yang terkait
dengan kepentingan ekonomi anggota

= ......... unit

Jumlah usaha koperasi seluruhnya

= ......... unit

Transaksi usaha Koperasi dengan usaha/kegiatan anggota


Jumlah partisipasi bruto
(transaksi anggota pada Koperasi)
Jumlah transaksi usaha seluruhnya

= Rp .....................
= Rp .....................

36

Untuk cross-check, secara bersamaan disebarkan


secara acak kuesioner kepada 10 orang anggota
Koperasi untuk melihat Kepuasan Anggota terhadap
Kinerja Pelayanan Koperasi
(Kuesioner I-b dan I-c Terlampir)

37

Variabel #5 : PELAYANAN TERHADAP MASYARAKAT


24.

25.

Pelayanan usaha/kegiatan Koperasi (dalam bentuk barang


dan jasa) yang dapat dinikmati oleh masyarakat nonanggota
Jumlah penjualan
(transaksi non-anggota dengan koperasi)

= Rp ..........

Jumlah potensi transaksi seluruhnya

= Rp ..........

Persentase besaran dana yang disisihkan dari anggaran


pendapatan dan belanja Koperasi untuk pelayanan sosial
(community development) yang dapat dinikmati oleh
masyarakat
Jumlah dana yang digunakan
untuk pelayanan sosial

= Rp ..........................

(dalam
bentuk
apa,
sebutkan)....................................... ....................................
........................................................
Jumlah anggaran belanja
26.

= Rp ..........................

Kemudahan masyarakat mendapatkan informasi bisnis


yang disebarkan oleh Koperasi
Jumlah informasi bisnis yang disebarkan
oleh Koperasi kepada masyarakat

= ..................

Jumlah informasi bisnis yang dimiliki


oleh koperasi

= ..................

38

27.

Tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan


Koperasi
(ditanyakan kepada tokoh masyarakat, dan dapat dibuktikan
dengan adanya keluhan masyarakat sekitar terhadap Koperasi)

sangat baik
baik
cukup baik
kurang baik
tidak baik

39

Variabel #6 : KONTRIBUSI TERHADAP


PEMBANGUNAN DAERAH
28.

Ketaatan Koperasi dalam pembayaran pajak


Apakah koperasi memiliki
retribusi daerah lainnya?

NPWP dan

nomor/identitas

ya (dimintakan copy bukti-bukti yang sah)


tidak

Bagaimana ketepatan Koperasi dalam membayar pajak?


(dimintakan copy bukti-bukti yang sah)

29.

membayar, lebih cepat dari waktu yang ditentukan


membayar, sesuai dengan waktu yang ditentukan
membayar, terlambat sampai seminggu dari waktu
yang ditentukan
membayar, terlambat lebih dari seminggu dari waktu
yang ditentukan
tidak membayar pajak pada tahun ini

Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja Koperasi


Jumlah tenaga kerja tahun
sebelumnya
Jumlah tenaga kerja tahun ini

30.

= ................... orang
= ................... orang

Tingkah upah karyawan


Besar upah karyawan rata-rata
Besar UMR yang ditetapkan tahun ini

= Rp .................
= Rp .................

40

Kuesioner I-a
LEMBAR PENGGALIAN DATA
Penilaian Anggota terhadap Kinerja Kepengurusan Koperasi

Penilaian anggota terhadap keberadaan unsur-unsur Kepengurusan


Koperasi pada tahun buku :
Tidak
Baik

Kurang
Baik

Cukup
Baik

Baik

Sangat
Baik

a. Struktur dan pembagian peran

b. Aturan main dlm pengambilan


keputusan

c. Strategi dlm mengelola organisasi

d. Gaya kepemimpinan Pengurus

e. Kompetensi pengurus dan


pengelola

f. Loyalitas dan dedikasi pengurus

g. Budaza verja yang dikembangkan

Silahkan dicetak 10 eksemplar


41

Kuesioner I-b
LEMBAR PENGGALIAN DATA
Apa Yang Dirasakan Anggota terhadap
Kinerja Pelayanan Koperasi
-----------------------------------------------------------------------------------------I.
Aspek Tampilan Fisik (Tangibles)
A. Kondisi Prasarana dan Sarana Kantor Koperasi:
Item Penilaian
1.

Kualitas kantor Koperasi?

2.

Kenyamanan ruang kerja?

3.

Sarana
penunjang
ruang
kerja? (parkir, toilet, dsb)

Yang Dirasakan Anggota


SM
M
CM KM TM

Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai

B. Fasilitas Penunjang :
Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SM M
CM
M
KM

Dukungan peralatan penunjang


operasional?
Dukungan bahan penunjang
5.
kegiatan administrasi?
Kelengkapan sarana
6.
komunikasi yang tersedia?
Dukungan prasarana fisik untuk
ruang tunggu, tenaga counter,
7.
dan ruang karyawan
administrasi?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai
4.

42
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

C. Dukungan Petugas Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SM
M
CM KM TM

Apakah kelembagaan Koperasi


telah didukung oleh karyawan
administrasi yang memadai?
Apakah kegiatan operasional
Koperasi telah didukung oleh
9.
petugas lapangan yang
memadai?
Apakah kelembagaan Koperasi
telah didukung dengan struktur
10
pengelolaan organisasi yang
memadai?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai
8.

II.

Aspek Keterandalan (Reliability)


A. Kecepatan dalam Pelayanan:
Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SC
C
CC AL
L

Koordinasi karyawan di
lingkungan interen Koperasi?
Koordinasi karyawan Koperasi
12. dengan organisasi/ instansi
teknis lain yg berkepentingan?
Proses penanganan
13.
kelengkapan administrasi?
Pemeriksaan lapangan terkait
14. dengan pelayanan yang
diajukan anggota?
Penyelesaian proses pelayanan
15. anggota sejak dari awal hingga
akhir?
Keterangan:
SC = Sangat Cepat, C = Cepat, CC = Cukup Cepat,
AL = Agak Lambat, L = Lambat
11.

43
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

B. Ketepatan dalam Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SS HSS ASS KSS TSS

Ketepatan langkah2 proses


pelayanan administrasi?
Kesesuaian dengan jadual
17.
waktu yang ditetapkan?
Kemampuan untuk melayani
18. secara benar sejak dari awal
hingga akhir proses?
Keterangan:
SS = Sesuai Standar, HSS = Hampir Sesuai Standar, ASS = Agak
Sesuai Standar, KSS = Kurang Sesuai Standar, TSS = Tdk Sesuai
Standar
16.

C. Kemampuan dan Kesigapan dalam Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SS HSS ASS KSS TSS

Kesigapan yang ditunjukkan


para petugas pelayanan?
Sikap profesional yg
20. ditunjukkan petugas
pelayanan?
Keterangan:
SS = Sesuai Standar, HSS = Hampir Sesuai Standar, ASS = Agak
Sesuai Standar, KSS = Kurang Sesuai Standar, TSS = Tdk Sesuai
Standar
19.

44
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

III.

Aspek Daya Tanggap (Responsiveness)


A. Ketanggapan Petugas Pelayanan:
Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


ST
T
CT KT TT

Ketanggapan yang dimiliki


petugas pelayanan?
Ketanggapan petugas
22. pelayanan dalam melayani
keluhan-keluhan anggota?
Keterangan :
ST = Sangat Tanggap, T = Tanggap, CT = Cukup Tanggap, KT =
Kurang Tanggap, TT = Tidak Tanggap
21.

B. Kemampuan dalam Memberikan Informasi:


Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SM
M
CM KM TM

Ketersediaan brosur/papan
pengumuman?
Keberadaan petugas pelayanan
24.
informasi?
Ketepatan informasi yang
25.
diberikan petugas?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai
23.

45
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

IV.

Aspek Kemampuan dalam Memberikan Jaminan


(Assurance)
A. Kesopanan dalam Pelayanan:
Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SM

CM

KM

TM

Keramahan sikap para karyawan


Koperasi dlm melayani?
Kejujuran sikap para karyawan
27.
Koperasi dlm melayani?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai
26.

B. Pemahaman dan Pengetahuan Petugas Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SM
M
CM KM TM

Jaminan dari para petugas


pelayanan atas kemungkinan
28.
kehilangan/kerusakan berkas
administrasi?
Tingkat intelektualitas dan
29. tanggung jawab para petugas
dalam melayani?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai

46
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

V.

Aspek Kemampuan Memberikan Perhatian Personal


(Empathy)
A. Perhatian Petugas Pelayanan dalam Melayani:
Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SM
M
CM KM TM

Pemahaman para petugas thd


kebutuhan anggota?
Sikap adil yang ditunjukkan
31. para petugas pelayanan dalam
melayani anggota?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai
30.

B. Akses terhadap Petugas Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Dirasakan Anggota


SM
M
CM KM TM

Kemudahan dalam menghubungi


para petugas kantor kecamatan
selama proses pelayanan?
Pembagian kerja diantara
petugas sesuai dengan
33.
kepentingan dan jenis
pelayanan?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai
32.

Silahkan dicetak 10 eksemplar


47
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Kuesioner I-c
LEMBAR PENGGALIAN DATA
Apa Yang Diharapkan Anggota
terhadap Kinerja Pelayanan Koperasi
-----------------------------------------------------------------------------------------I.

Aspek Tampilan Fisik (Tangibles)


A. Kondisi Prasarana dan Sarana Kantor Koperasi:
Item Penilaian
1.

Kualitas kantor Koperasi?

2.

Kenyamanan ruang kerja?

3.

Yang Diharapkan Anggota


SM M
CM KM TM

Sarana penunjang ruang


kerja? (parkir, toilet, dsb)
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai i

B. Fasilitas Penunjang:
Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SM
M
CM KM TM

Dukungan peralatan penunjang


operasional?
Dukungan bahan penunjang
5.
kegiatan administrasi?
Kelengkapan sarana
6.
komunikasi yang tersedia?
Dukungan prasarana fisik untuk
ruang tunggu, tenaga counter,
7.
dan ruang karyawan
administrasi?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai
4.

48
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

C. Dukungan Petugas Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SM
M
CM KM TM

Apakah kelembagaan Koperasi


telah didukung oleh karyawan
administrasi yang memadai?
Apakah kegiatan operasional
Koperasi telah didukung oleh
9.
petugas lapangan yang
memadai?
Apakah kelembagaan Koperasi
didukung dengan struktur
10. telah
pengelolaan organisasi yang
memadai?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai
8.

II.

Aspek Keterandalan (Reliability)


A. Kecepatan dalam Pelayanan:
Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SC
C
CC AL
L

Koordinasi karyawan di
lingkungan interen Koperasi?
Koordinasi karyawan Koperasi
dengan organisasi/ instansi
12.
teknis lain yang
berkepentingan?
Proses penanganan
13.
kelengkapan administrasi?
Pemeriksaan lapangan terkait
14. dengan pelayanan yang
diajukan anggota?
Penyelesaian proses pelayanan
15. anggota sejak dari awal hingga
akhir?
Keterangan:
SC = Sangat Cepat, C = Cepat, CC = Cukup Cepat, AL = Agak
Lambat, L = Lambat
11.

49
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

B. Ketepatan dalam Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SS HSS ASS KSS TSS

Ketepatan langkah2 proses


pelayanan administrasi?
Kesesuaian dengan jadual
17.
waktu yang ditetapkan?
Kemampuan untuk melayani
18. secara benar sejak dari awal
hingga akhir proses?
Keterangan:
SS = Sesuai Standar, HSS = Hampir Sesuai Standar, ASS = Agak
Sesuai Standar, KSS = Kurang Sesuai Standar, TSS = Tdk Sesuai
Standar
16.

C. Kemampuan dan Kesigapan dalam Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SS HSS ASS KSS TSS

Kesigapan yang ditunjukkan


para petugas pelayanan?
Sikap profesional yg
20. ditunjukkan petugas
pelayanan?
Keterangan:
SS = Sesuai Standar, HSS = Hampir Sesuai Standar, ASS = Agak
Sesuai Standar, KSS = Kurang Sesuai Standar, TSS = Tdk Sesuai
Standar
19.

50
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

III.

Aspek Daya Tanggap (Responsiveness)


A. Ketanggapan Petugas Pelayanan:
Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


ST
T
CT KT TT

Ketanggapan yang dimiliki


petugas pelayanan?
Ketanggapan petugas
22. pelayanan dalam melayani
keluhan-keluhan anggota?
Keterangan:
ST = Sangat Tanggap, T = Tanggap, CT = Cukup Tanggap, KT =
Kurang Tanggap, TT = Tidak Tanggap
21.

B. Kemampuan dalam Memberikan Informasi:


Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SM
M
CM KM TM

Ketersediaan brosur/papan
pengumuman?
Keberadaan petugas pelayanan
24.
informasi?
Ketepatan informasi yang
25.
diberikan petugas?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai, TM = Tidak Memadai
23.

51
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

IV.

Aspek Kemampuan dalam Memberikan Jaminan


(Assurance)
A. Kesopanan dalam Pelayanan:
Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SM

CM

KM

TM

Keramahan sikap para karyawan


Koperasi dlm melayani?
Kejujuran sikap para karyawan
27.
Koperasi dlm melayani?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai TM = Tidak Memadai
26.

B. Pemahaman dan Pengetahuan Petugas Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SM
M
CM KM TM

Jaminan dari para petugas


pelayanan atas kemungkinan
28.
kehilangan/kerusakan berkas
administrasi?
Tingkat intelektualitas dan
29. tanggung jawab para petugas
dalam melayani?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai TM = Tidak Memadai

52
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

V.

Aspek Kemampuan Memberikan Perhatian Personal


(Empathy)
A. Perhatian Petugas Pelayanan dalam Melayani:
Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SM
M
CM KM TM

Pemahaman para petugas thd


kebutuhan anggota?
Sikap adil yang ditunjukkan
31. para petugas pelayanan dalam
melayani anggota?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai TM = Tidak Memadai
30.

B. Akses terhadap Petugas Pelayanan:


Item Penilaian

Yang Diharapkan Anggota


SM
M
CM KM TM

Kemudahan dalam menghubungi


para petugas kantor kecamatan
selama proses pelayanan?
Pembagian kerja diantara
petugas sesuai dengan
33.
kepentingan dan jenis
pelayanan?
Keterangan:
SM = Sangat Memadai, M = Memadai, CM = Cukup Memadai, KM =
Kurang Memadai TM = Tidak Memadai
32.

Silahkan dicetak 10 eksemplar


53
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Silahkan dicetak 10

II. PENJELASAN ATAS LEMBAR PENGGALIAN DATA


IDENTITAS KOPERASI :
a.

Nama Koperasi
Nama koperasi dimaksud adalah nama yang sesuai dengan
Akta Pendirian, kecuali jika terdapat perubahan akta baru maka
nama tersebut disesuaikan dengan akta terakhir. Jika tidak
terdapat nama koperasi sebagaimana dimaksud maka dituliskan
sebutan atau nama yang mudah dikenal dari koperasi tersebut.

b.

Badan Hukum
Nomor badan hukum ditulis lengkap sesuai dengan nomor yang
tercantum dalam akta pendirian, kecuali jika terdapat perubahan
akta baru maka nomor disesuaikan dengan akta terakhir. Dalam
penulisan nomor badan hukum harus disertakan tanggal
diterbitkannya akta terakhir dimaksud.

c.

Alamat Kantor/Usaha
Dimaksudkan sebagai alamat resmi yang dipergunakan dalam
surat menyurat maupun dalam berhubungan dengan pihak luar
(khususnya dengan Dinas/Instansi lain yang membidangi).
Alamat tersebut tidak selalu menunjukkan alamat kantor, namun
bisa juga alamat usahanya.

d.

Jenis Koperasi
Jenis koperasi ditulis sesuai dengan yang tercantum dalam akta
pendirian, kecuali jika terdapat perubahan akta baru maka jenis
koperasi disesuaikan dengan akta terakhir. Setiap koperasi
seharusnya hanya tersebut dalam satu jenis saja sesuai dengan
kesamaan kepentingan dan kegiatan ekonomi anggotanya
(Pasal 16 UU No. 25/1992), seperti : Koperasi Konsumen,
Koperasi Produsen, Koperasi Pemasaran, Koperasi Jasa, dan
Koperasi Simpan Pinjam.
54

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

e.

Jumlah Pengurus
Dituliskan berapa jumlah pengurus laki-laki dan berapa
perempuan serta berapa totalnya, baik pengurus/staf/pegawai
tetap maupun tidak tetap.

f.

Lapangan Usaha Inti


Lapangan usaha inti mengacu pada sektor-sektor yang biasa
digunakan dalam penyusunan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), yaitu : Pertanian (yang dipecah menjadi Pertanian
Tanaman Pangan, Peternakan, Perkebunan/Kehutanan, dan
Perikanan); Pertambangan Non-Migas dan Penggalian; Industri
Pengolahan (Non-Migas); Listrik, Gas, dan Air Bersih;
Bangunan; Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Pengangkutan/
Transportasi dan komunikasi; Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaanl; dan Jasa-jasa Lainnya. Dalam hal koperasi
memiliki beberapa kegiatan/usaha maka pengisian dapat
didiskusikan dengan pengurus dengan mempertimbangkan
beberapa hal, seperti : akta pendirian, kontribusi terhadap
omset, jumlah anggota yang terlibat langsung, dan sebagainya.

g.

Prestasi Yang Pernah Diperoleh


Ditulis prestasi apa saja yang pernah diraih, termasuk peringkat/
akreditasi/klasifikasi yang disandang selama kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir.

h.

Waktu Penggalian Data


Dituliskan waktu ketika Surveyor mendatangi koperasi yang
bersangkutan, yang ditandai dengan penandatanganan Surat
Visum Kedatangan.

i.

Pelaksana
Ditulis nama lengkap Surveyor yang mengambil data, serta
nama
Penyelia/Supervisor/Koordinator
Lapangan
yang
bertanggung jawab.

55
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Variabel #1 : BADAN USAHA AKTIF


01.

Penyelenggaraan
Rapat
Pengurus/Pengawas dalam
ketentuan dan kebutuhan.

Anggota
dan
satu tahun buku

Rapat
sesuai

Rapat Anggota adalah rapat Koperasi yang dihadiri oleh


seluruh (perwakilan) anggota. Rapat Pengurus adalah rapat
Koperasi yang dihadiri oleh Pengurus saja.
Rapat
Pengawas adalah rapat Koperasi yang dihadiri oleh
Pengawas saja. Sedangkan Rapat Gabungan Pengurus
dan Pengawas adalah rapat Koperasi yang dihadiri oleh
Pengurus dan Pengawas sekaligus.
Tahun buku adalah tahun yang akan diperingkatkan atau
dinilai kinerja Koperasinya. Frekuensi menunjukkan berapa
kali rapat dilaksanakan dalam satu tahun buku.
Quorum menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan Rapat
Anggota paling kurang dihadiri oleh 2/3 jumlah anggota yang
diundang.
02.

Manajemen pengawasan
Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Pokok Perkoperasian, pada Pasal 30 dan Pasal 35
disebutkan
bahwa
Koperasi
harus
taat
dalam
penyelenggaraan pembukuan dan inventaris secara tertib
serta diharuskan untuk menampilkan Neraca, LPA, PHU
(Perhitungan Hasil Usaha) yang sesuai dengan prinsipprinsip keuangan yang berlaku umum, maka diperlukan
pemeriksaan oleh Pengawas Koperasi yang dilanjutkan oleh
pihak Auditor Independen.

56
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor


Independen
diasumsikan
sudah
didahului
oleh
pemeriksaan secara internal dari Pengawas Koperasi.
Manajemen
pengawasan
menunjukkan
kegiatan
pengawasan (audit) terhadap Koperasi yang dilakukan
baik oleh Pengawas Koperasi, Auditor Independen,
maupun sekaligus keduanya, disertai dengan hasil
auditnya.
Pengawas Koperasi adalah orang yang diangkat oleh
Koperasi yang bertugas untuk melakukan pengawasan
terhadap kinerja Koperasi, sedangkan Auditor Independen
adalah pihak yang ditunjuk oleh Koperasi untuk
melakukan audit Koperasi yang berasal dari eksternal dan
bersifat independen.
03.

Keberadaan dan tingkat realisasi Rencana Kegiatan (RK)


dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)
Agar langkah Koperasi lebih terarah, maka Koperasi harus
merumuskan RK (Rencana Kerja) serta RAPB (Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja) secara jelas.
Rumusannya harus mendapatkan legitimasi dari RA, agar
pelaksanaannya didukung oleh semua anggota. Apa yang
sudah direncanakan seharusnya dapat dicapai semuanya,
oleh karena itu proses perencanaannya harus realistis dan
obyektif.

04.

Kondisi operasional kegiatan/usaha yang dilakukan


Kondisi
operasional
kegiatan/usaha
menunjukkan
berlangsungnya aktivitas bisnis Koperasi yang ditandai dengan
jumlah unit usaha yang dimiliki Koperasi, termasuk unit-unit
usaha yang masih berjalan, disertai dengan ijin-ijin usaha
Koperasi yang masih berlaku, seperti SIUP, NPWP, SITU, dan
lainnya.
57

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

05.

Kinerja kepengurusan
Kinerja kepengurusan ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi kelembagaan yang semakin sehat, yang diukur dengan
mengacu pada operasionalisasi Model 7s Mc Kinsey (Tom
Peter & Robert Waterman, 1982). Mengacu pada konsep
tersebut, maka sebuah organisasi yang sehat menunjukkan
adanya 7 (tujuh) komponen kelembagaan yang sehat, yaitu:
structure, system, strategy (hard side), style, skill, staff (soft
side), dan shared value (driving force).
Untuk
menggambarkan kondisi kelembagaan dari Koperasi
Berkualitas, diadopsi ketujuh aspek di atas dan
diterjemahkan sesuai dengan kebutuhan organisasi Koperasi,
yaitu sebagai berikut:
Struktur dan pembagian peran dalam kepengurusan
Koperasi (structure)
Aturan main dalam pengambilan keputusan sehari-hari
(system)
Strategi yang digunakan dalam mengelola organisasi
(strategy)
Gaya kepemimpinan pengurus (style)
Kompetensi pengurus dan pengelola (skill)
Loyalitas dan dedikasi pengurus (staff)
Budaya kerja yang dikembangkan (shared value)
Oleh karena terkait dengan performa dan pelayanan
organisasi Koperasi, khususnya terhadap anggota, maka
informasi tentang kinerja kepengurusan ini digali dari
persepsi anggota. Oleh karena data bersifat persepsional,
maka untuk menghindari bias maka data merupakan skore
rata-rata/ kecenderungan dari sekurang-kurangnya 10
responden.

06.

Tertib administrasi (organisasi, usaha, dan keuangan)


58

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Tertib administrasi mencakup tertib administrasi organisasi,


tertib administrasi usaha, dan tertib administrasi keuangan.
Tertib administrasi organisasi menunjukkan pengelolaan
keberadaan buku-buku kelengkapan organisasi Koperasi,
yang keseluruhannya berjumlah delapan buku.
Tertib administrasi usaha menunjukkan pengelolaan buku
catatan transaksi usaha Koperasi baik dengan anggota
(pencatatan partisipasi bruto) maupun non-anggota
(pencatatan penjualan).
Tertib administrasi keuangan menunjukkan penerapan
norma-norma Akuntansi Koperasi.
07.

Keberadaan sistem informasi


Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja,
informasi,
orang,
dan
teknologi
informasi
yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi Koperasi. Sistem informasi adalah sebuah
rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan,
diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada
pengguna.

08.

Kemudahan untuk mendapatkan (mengakses) informasi


Kemudahan untuk mendapatkan informasi dimaksudkan
untuk mengetahui sampai sejauh mana informasi tentang
kegiatan Koperasi dapat diketahui/diikuti oleh pihak-pihak
yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan Koperasi dalam
kerangka transparansi dalam pengelolaan Koperasi.

Variabel #2 : KINERJA USAHA YANG SEMAKIN SEHAT


59
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

09.

Struktur permodalan
Struktur permodalan adalah proporsi modal sendiri terhadap
modal yang berasal dari luar. Yang termasuk dalam modal
sendiri, diantaranya adalah simpanan pokok, simpanan
wajib, dana cadangan, dan hibah, serta modal penyertaan.
Sedangkan yang modal pinjaman adalah pinjaman-pinjaman,
diantaranya pinjaman dari anggota, Koperasi dan/atau
anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber
lain yang sah.
Rumus yang digunakan
permodalan adalah:
Struktur
permodalan

10.

untuk

menghitung

Jumlah modal pinjaman


Jumlah modal sendiri

struktur

x 100%

Tingkat kesehatan kondisi keuangan


Untuk melihat tingkat kesehatan kondisi keuangan
dibutuhkan data keuangan, yang mencakup data-data yang
bersumber dari Neraca dan Laporan Laba-Rugi. Data-data
keuangan tersebut digunakan untuk mengukur rasio-rasio
keuangan Koperasi.
Catatan:
Berdasarkan tabel di atas (neraca), ada beberapa ukuranukuran yang dapat dimunculkan untuk mengetahui tingkat
kesehatan kondisi keuangan Koperasi. Paling tidak ada
empat ukuran kesehatan keuangan yang bisa dicari dari
data pada tabel di atas, yaitu: likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas, dan aktivitas, dimana masing-masing indikator
tersebut memiliki beberapa ukuran.

60
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung masingmasing ukuran tingkat kesehatan keuangan Koperasi
adalah sebagai berikut:
i.

Likuditas (menggunakan ukuran rasio lancar)


Rasio ini merupakan rasio yang paling umum
digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja
usaha. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan
lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian
kali dibandingkan dengan hutang jangka pendek.
Selain itu, rasio ini juga memperlihatkan sampai
dimanakah kredit jangka pendek dengan rasa aman
dapat diberikan oleh para pemberi kredit, sebab rasio
ini menggambarkan kemampuan Koperasi yang
bersangkutan untuk melunasi hutang segera. Standar
yang baik untuk rasio ini adalah 200 persen.

ii. Solvabilitas
Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan
Koperasi untuk membayar semua hutang-hutangnya
(baik jangka pendek maupun jangka panjang).
iii. Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sampai sejauh
mana pendapatan bruto yang dihasilkan Koperasi
menjadi SHU, yaitu dengan membandingkan antara
keuntungan atau SHU yang diperoleh dari kegiatan
pokok Koperasi dengan pendapatan bruto yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
iv. Aktivitas (menggunakan rasio perputaran piutang)
Rasio piutang menunjukkan kemampuan dana yang
tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode
tertentu. Rasio perputaran piutang yang tinggi
memperlihatkan semakin cepat pengembalian modal
61
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

dalam bentuk kas, karena periode rata-rata yang


diperlukan untuk mengumpulkan piutang lebih pendek.
Rasio
perputaran
piutang
Persentase
Perkembangan
Piutang

11.

Jumlah penjualan
Jumlah piutang rata-rata
Rasio perputaran piutang
tahun ini - Rasio perputaran
piutang tahun sebelumnya
Rasio perputaran tahun
sebelumnya

x 100%

x
100%

Kemampuan bersaing Koperasi


Kemampuan bersaing dalam hal ini digunakan untuk
menggambarkan daya saing yang dilihat dari kemampuan
meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam
memaksimalkan tujuannya. Daya saing Koperasi adalah
kemampuan Koperasi untuk bersaing, yang diukur dengan
menggunakan konsep Five Forces yang dikembangkan oleh
Michael E. Porter (1980). Konsep ini didasari oleh
pemahaman bahwa dalam industri apapun, baik lokal
maupun global, yang menghasilkan produk atau jasa,
keunggulan bersaing industri merupakan hasil dari
kemampuan perusahaan, dalam hal ini adalah Koperasi,
dalam mengatasi 5 (lima) faktor kekuatan persaingan, yaitu:
(1) persaingan di antara perusahaan-perusahaan pesaing
yang ada, (2) masuknya pendatang baru, (3) ancaman
produk pengganti/substitusi, (4) kekuatan penawaran
pembeli, dan (5) kekuatan penawaran pemasok.

12.

Strategi bersaing Koperasi


Strategi bersaing adalah cara-cara yang digunakan oleh
Koperasi untuk bersaing (how to compete). Strategi bersaing
dalam pengukuran ini menggunakan konsep Sustainable
Competitive Advantage (SCA) yang dikembangkan oleh
62

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

David A. Aaker (1998). Keunggulan bersaing berkelanjutan


(SCA) ini adalah suatu strategi bersaing untuk memenangkan
pasar yang disiapkan untuk jangka waktu yang relatif lama
dan berkelanjutan. Aaker (1998) mengidentifikasi sejumlah
kekuatan strategis yang melandasi SCA, yakni : diferensiasi
(differentiation), biaya rendah (low cost), fokus (focus),
kepeloporan (preemption), dan sinergi (synergi).
13.

Inovasi yang dilakukan


Inovasi adalah upaya yang dilakukan oleh Koperasi dalam
rangka mengembangkan kegiatan/usaha Koperasi. Inovasi
ini diukur berdasarkan keberadaan produk/jasa baru yang
ditawarkan Koperasi dalam tahun yang bersangkutan.

Variabel #3 : KOHESIVITAS DAN PARTISIPASI ANGGOTA


14.

Kohesivitas anggota
Kohesivitas adalah rasa keterikatan antar-anggota Koperasi
dalam rangka membangun kebersamaan. Kohesivitas diukur
berdasarkan jumlah transaksi anggota pada Koperasi
(partisipasi bruto), jumlah transaksi non-anggota pada Koperasi
(penjualan), serta rasio pembagian SHU terhadap jasa usaha
yang mencerminkan partisipasi bruto anggota dalam transaksi
usaha.

15.

Rasio peningkatan jumlah anggota


Rasio peningkatan jumlah anggota didasarkan kepada adanya
pertumbuhan (peningkatan) jumlah anggota, yang diukur
berdasarkan pertambahan jumlah anggota pada tahun buku
dibandingkan dengan jumlah anggota tahun sebelumnya.

16.

Persentase jumlah anggota yang melunasi simpanan wajib


63

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

17.

Persentase jumlah anggota yang melunasi simpanan wajib


diukur berdasarkan jumlah anggota yang melunasi simpanan
wajib yang diterima Koperasi dibandingkan dengan banyaknya
anggota yang seharusnya melunasi simpanan wajib sesuai
AD/ART Koperasi yang bersangkutan.
Persentase besaran simpanan selain simpanan pokok
dan simpanan wajib
Adalah jumlah besaran simpanan anggota selain simpanan
pokok dan wajib yang diterima Koperasi yang diukur secara
time series dua tahun berturut-turut untuk mengetahui
perkembangannya.

18.

Rasio peningkatan jumlah penyertaan modal anggota


kepada Koperasi
Adalah melihat banyaknya anggota yang melakukan
partisipasi kepada Koperasi dengan cara memberikan
penyertaan modal kepada Koperasi. Pengukuran indikator ini
didasarkan pada jumlah besaran modal penyertaan yang
diberikan oleh anggota kepada Koperasi secara time series
dua
tahun
berturut-turut
untuk
mengetahui
perkembangannya.

19.

Tingkat pemanfaatan pelayanan Koperasi oleh anggota


Tingkat partisipasi anggota menggunakan layanan yang
disediakan oleh Koperasi baik berupa barang ataupun jasa.
Tingkat partisipasi anggota diukur berdasarkan jumlah anggota
yang dilayani dibandingkan dengan jumlah seluruh anggota.

20.

Pola pengkaderan
Pola pengkaderan yang dimaksudkan menyangkut rencana
penyiapan calon-calon pengurus Koperasi yang kompeten dan
profesional. Pola pengkaderan yang profesional menyangkut
64

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

pola-pola kaderisasi yang digunakan dalam Koperasi, termasuk


sistem rekrutmen kader dan sistem pembinaan kader yang
dipraktekkan. Kader Koperasi adalah anggota Koperasi yang
dibina dan dipersiapkan untuk menjadi pengurus Koperasi yang
profesional.

Variabel #4 : ORIENTASI KEPADA PELAYANAN ANGGOTA


21.

Pendidikan dan pelatihan anggota


Pendidikan dan pelatihan anggota adalah kegiatan yang dilakukan
Koperasi untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi anggota
Koperasi. Pendidikan anggota lebih mengarah kepada
pembentukan pola pikir (kognitif) anggota terhadap pengetahuan
yang terkait dengan kegiatan/usaha serta pola sikap (afeksi) terkait
dengan bisnis perkoperasian. Sedangkan pelatihan lebih
mengarah kepada aspek praktis (psikomotorik) yaitu bagaimana
membangun keterampilan (skills).

22.

Keterkaitan antara usaha Koperasi dengan kepentingan


anggota
Kepentingan anggota yang terkait dengan usaha Koperasi
adalah usaha produktif yang dilakukan anggota yang
berkesesuaian dengan usaha Koperasi.
Jumlah
kegiatan/usaha anggota terkait dengan usaha Koperasi
adalah jumlah unit usaha yang dilakukan anggota yang
berkesesuaian dengan usaha Koperasi.
Jumlah usaha
Koperasi seluruhnya adalah jumlah usaha atau kegiatan
Koperasi termasuk usaha yang berhubungan dengan
kepentingan non-anggota.

23.

Transaksi usaha Koperasi dengan usaha/kepentingan


anggota

65
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Transaksi usaha Koperasi dengan usaha/kegiatan anggota


adalah berlangsungnya aktivitas bisnis antara usaha Koperasi
dengan usaha/kegiatan anggota yang memanfaatkan layanan
produk atau jasa yang diberikan oleh Koperasi. Jumlah
transaksi anggota terhadap Koperasi adalah jumlah
berlangsungnya aktivitas bisnis antara usaha Koperasi dengan
usaha anggota, sedangkan jumlah transaksi seluruhnya adalah
termasuk dengan transaksi yang dilakukan Koperasi dengan
non-anggota.

Variabel #5 : PELAYANAN TERHADAP MASYARAKAT


24.

Pelayanan usaha/kegiatan Koperasi (dalam bentuk barang


dan jasa) yang dapat dinikmati oleh masyarakat nonanggota
Jumlah layanan usaha/kegiatan Koperasi (dalam bentuk barang
dan jasa) yang dapat dinikmati oleh masyarakat adalah
kemampuan Koperasi yang bersangkutan dalam memberikan
layanan usaha/kegiatan yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat umum (yang bukan anggota). Layanan kepada
masyarakat ini diukur berdasarkan jumlah layanan
usaha/kegiatan untuk masyarakat oleh Koperasi dibandingkan
dengan total potensi layanan usaha/kegiatan yang ada.

25.

Persentase besaran dana yang disisihkan dari anggaran


pendapatan dan belanja Koperasi untuk pelayanan sosial
(community
development)
yang
dapat
dinikmati
masyarakat
Layanan sosial yang dapat dinikmati oleh masyarakat
mencakup layanan pendidikan, kesehatan, agama, dan layanan
sosial lainnya. Jumlah layanan ini diukur berdasarkan jumlah
besaran dana yang yang disisihkan dari anggaran dan belanja
Koperasi untuk pelayanan sosial kepada masyarakat
66

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

dibandingkan dengan jumlah anggaran belanja Koperasi


secara keseluruhan.
26.

Kemudahan masyarakat mendapatkan informasi bisnis


yang disebarkan oleh Koperasi
Sumber informasi bisnis yang dimaksud dalam pengertian ini
adalah kemampuan Koperasi dalam menyediakan informasi
bisnis yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha/kegiatan
masyarakat. Kemampuan ini diukur berdasarkan jumlah
informasi bisnis yang dapat dimanfaatkan masyarakat
dibandingkan dengan total informasi yang tersedia di
Koperasi.

27.

Tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan


Koperasi
Tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Koperasi
dimaksudkan untuk mengetahui respon masyarakat dengan
adanya Koperasi yang berada di lingkungannya. Masyarakat
dalam hal ini adalah orang yang menjadi tokoh dalam
masyarakat, yang dimintakan pendapatnya terkait dengan
keberadaan Koperasi di lingkungannya.

Variabel #6 : KONTRIBUSI TERHADAP


PEMBANGUNAN DAERAH
28.

Ketaatan Koperasi dalam pembayaran pajak


Ketaatan Koperasi dalam pembayaran pajak adalah
kemampuan Koperasi untuk mentaati aturan-aturan dalam
pembayaran atas pajak yang dibebankan kepada Koperasi.
Ketaatan ini diukur berdasarkan jumlah kepemilikan NPWP dan
nomor/identitas retribusi daerah lainnya, serta ketepatan
Koperasi dalam membayar pajak.
67

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

29.

Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja koperasi


Tenaga kerja Koperasi adalah orang yang bekerja dan digaji
oleh Koperasi. Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang
terserap menunjukkan bahwa Koperasi turut serta dalam
pembangunan daerah. Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja
Koperasi menunjukkan jumlah tenaga kerja yang terserap
dalam dua tahun pengukuran secara time series.

30.

Tingkat upah karyawan


Upah karyawan adalah jumlah uang yang diterima karyawan
sebagai balas jasa (kompensasi) atas pekerjaan yang
dilakukan kepada koperasi. Tingkah upah karyawan
menunjukkan besar upah karyawan rata-rata dibandingkan
dengan upah minimum regional (UMR) yang ditetapkan pada
tahun yang bersangkutan.

68
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

TAMBAHAN PENJELASAN
1.

Kuesioner 1-a
Adalah lembar penggalian data untuk mengetahui persepsi
anggota terhadap kinerja kepengurusan Koperasi. Penggalian
data ini digunakan sebagai alat kontrol untuk mengukur kinerja
kepengurusan (nomor 05). Pertanyaan yang diajukan kepada
anggota adalah sama dengan yang diajukan kepada pengurus
(dengan bahasa yang dibedakan) dan dalam hal ini
menggunakan Model 7s Mc Kinsey.

2.

Kuesioner 1-b dan Kuesioner 1-c


Adalah lembar penggalian data yang dimaksudkan untuk
mengukur kepuasan pelanggan atau dalam hal ini adalah
anggota (customer satisfaction). Kepuasan anggota diukur
menggunakan konsep Service Quality (ServQual) yang
diperkenalkan oleh Zeithaml, Berry, dan Parasuraman
(1988), yang isinya menyangkut aspek-aspek tampilan fisik
(tangibles), keterandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), kemampuan dalam memberikan jaminan
(assurance), dan kemampuan dalam memberikan perhatian
personal (empathy).
Pengukuran kepuasan pelanggan ini diukur berdasarkan
apa yang dirasakan anggota (persepsi) terhadap kinerja
pelayanan Koperasi (Kuesioner 1-b) dibandingkan dengan
apa yang diharapkan anggota terhadap kinerja pelayanan
Koperasi (Kuesioner 1-c).

69
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

III. PEDOMAN PENGOLAHAN DATA

Variabel #1: BADAN USAHA AKTIF


01.

Penyelenggaraan
Rapat
Anggota
dan
Pengurus/Pengawas dalam satu tahun buku
ketentuan dan kebutuhan (bobot = 3)

a.

b.
c.
d.
e.

02.

Semua
kegiatan
rapat
Koperasi
pernah
diselenggarakan
(Rapat
Pengurus,
Rapat
Pengawas, Rapat Gabungan Pengurus dan
Pengawas, serta Rapat Anggota) baik tahunan
maupun non-tahunan
Salah satu rapat Koperasi dimaksud tidak
diselenggarakan
Ada dua rapat Koperasi dimaksud yang tidak
diselenggarakan
Hanya
ada
satu
Rapat
Koperasi
yang
diselenggarakan
Semua kegiatan Rapat Koperasi tidak pernah
diselenggarakan

Rapat
sesuai

(nilai 5)

(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Manajemen pengawasan (bobot = 3)


a.
b.
c.
d.
e.

Dilakukan oleh Auditor Independen dengan hasil


wajar tanpa syarat
Dilakukan oleh Auditor Independen dengan hasil
wajar dengan catatan .
Dilakukan oleh Auditor Independen dengan hasil
tanpa pendapat
Dilakukan oleh Auditor Independen dengan hasil
menolak memberikan opini
Pengawasan hanya dilakukan oleh Pengawas
Koperasi

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

70
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

03.

Keberadaan dan tingkat realisasi Rencana Kerja (RK) serta


Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) (bobot
= 2)
a.
b.
c.
d.
e.

04.

RK dan RAPB dirumuskan tertulis dengan jelas,


disahkan oleh RA, dengan tingkat realisasi RK
mencapai >80%
RK dan RAPB dirumuskan tertulis dengan jelas,
disahkan oleh RA, dengan tingkat realisasi RK
mencapai 61% - 80%
RK dan RAPB dirumuskan tertulis dengan jelas,
disahkan oleh RA, dengan tingkat realisasi RK
mencapai 41% - 60%
RK dan RAPB dirumuskan tertulis dengan jelas,
disahkan oleh RA, dengan tingkat realisasi RK
mencapai < 41%
RK dan RAPB tidak dirumuskan dengan jelas

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha yang dilakukan


(bobot = 2)
Rasio kondisi
operasional
kegiatan/ usaha

a.
b.
c.
d.
e.

Banyaknya unit usaha yang


masih beroperasi/berjalan
Banyaknya unit usaha yg
dimiliki

Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha > 80%,


atau sangat baik
Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha 71% 80%, atau baik
Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha 61% 70% atau cukup baik
Rasio kondisi operasional kegaiatan/usaha 51% 60% atau kurang baik
Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha < 51%
atau buruk

X 100%

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

71
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

05.

Kinerja kepengurusan (bobot = 2)


Terdapat tujuh item penilaian yang harus diisi oleh 10 orang
anggota, masing-masing mempunyai pilihan penilaian 1 - 5.
Skor maksimal, jika semua item penilaian dinilai sempurna
(ada dan dijalankan) adalah 350 (7x10x5), dan skor minimal
adalah 70 (7x10x1) (jika semua jawaban tidak ada).
a.
b.
c.
d.
e.

06.

Kinerja kepengurusan
atau sangat baik
Kinerja kepengurusan
atau baik
Kinerja kepengurusan
atau cukup baik
Kinerja kepengurusan
atau kurang baik
Kinerja kepengurusan
126, atau buruk

dengan skor 295 - 350,


dengan skor 239 - 294,
dengan skor 182 - 238,
dengan skor 126 - 181,
dengan skor kurang dari

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Tertib administrasi (organisasi, usaha, dan keuangan)


(bobot = 3)
Secara keseluruhan terdapat 11 item penilaian, yang masingmasing mempunyai pilihan penilaian 2, 1, dan 0. Skor
maksimal, jika semua item penilaian dinilai sempurna (ada dan
dikelola) adalah 22 (11x2), dan skor minimal 0 (11x0), jika
semua jawaban bernilai tidak sempurna (tidak ada).
a.
b.
c.
d.
e.

Tertib administrasi dengan skor 17 - 22,


sangat baik
Tertib administrasi dengan skor 13 - 16,
baik
Tertib administrasi dengan skor 9 - 12,
cukup baik
Tertib administrasi dengan skor 5 - 8,
kurang baik
Tertib administrasi dengan skor < 5,
sangat rendah

atau
atau
atau
atau
atau

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

72
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

07.

Keberadaan sistem informasi (bobot = 2)


a.
b.
c.
d.
e.

08.

Memiliki
sistem
informasi
dan
sudah
keseluruhan diaplikasikan
Memiliki sistem informasi dan baru sebagian
diaplikasikan
Memiliki
sistem
informasi
dan
belum
diaplikasikan
Sedang menyusun sistem informasi
Tidak memiliki sistem informasi

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Kemudahan untuk mendapatkan (akses) informasi (bobot


= 2)
Indikator ini memiliki empat item penilaian, yang masingmasing mempunyai pilihan penilaian 3, 2, dan 1. Skor
maksimal yang diperoleh, jika semua item penilaian dinilai
sempurna (semua bisa mendapatkan informasi) adalah 12
(4x3), dan skor minimal 4 (4x1), jika semua jawaban bernilai
tidak sempurna (tidak dapat mendapatkan).
a.
b.
c.
d.
e.

Kemudahan untuk mendapatkan informasi


dengan skor 11 - 12, atau sangat mudah
Kemudahan untuk mendapatkan informasi
dengan skor 9 - 10, atau mudah
Kemudahan untuk mendapatkan informasi
dengan skor 8, atau cukup mudah
Kemudahan untuk mendapatkan informasi
dengan skor 6 - 7, atau agak sulit
Kemudahan untuk mendapatkan informasi
dengan skor 4 5 atau sulit

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

73
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Variabel #2 : KINERJA USAHA YANG SEMAKIN SEHAT


09.

Struktur permodalan
Rasio modal luar terhadap modal sendiri (bobot = 3)
Struktur
permodalan =
a.
b.
c.
d.
e.

10.

Jumlah modal pinjaman


Jumlah modal sendiri

X 100%

Rasio struktur permodalan 60% - 100%, atau


sangat ideal
Rasio struktur permodalan 40% - 59%, atau
ideal
Rasio struktur permodalan 20% - 39%, atau
cukup ideal
Rasio struktur permodalan 101% - 125%, atau
kurang ideal
Rasio struktur permodalan < 20% atau > 125%,
atau tidak ideal

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Tingkat kesehatan kondisi keuangan


Likuditas (bobot = 3)
Likuiditas

a.
b.
c.
d.
e.

Total aktiva lancar


Total kewajiban lancar

X 100%

Likuiditas 175% - 200%, atau sangat ideal


Likuiditas 150% - 174%, atau ideal
Likuiditas 125% - 149%, atau cukup ideal
Likuiditas 100% - 124%, atau kurang ideal
Likuiditas <100% atau >200%, atau tidak ideal

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

74
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Solvabilitas (bobot = 3)
Total aktiva

Solvabilitas =

a.
b.
c.
d.
e.

Total kewajiban

Solvabilitas
Solvabilitas
Solvabilitas
Solvabilitas
Solvabilitas
ideal

X 100%

135% - 150%, atau sangat ideal


120% - 134%, atau ideal
105% - 119%, atau cukup ideal
90% - 104%, atau kurang ideal
<90% atau >150%, atau tidak

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Profitabilitas (bobot = 3)
Profitabilitas
a.
b.
c.
d.
e.

Sisa Hasil Usaha


Pendapatan Bruto

Profitabilitas > 15%, atau sangat baik


Profitabilitas 12% - 15%, atau baik
Profitabilitas 8% - 11%, atau cukup baik
Profitabilitas 4% - 7%, atau kurang baik
Profitabilitas < 4%, atau buruk

X 100%
(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Aktivitas (bobot = 3).


Untuk menggambarkan kondisi aktivitas dalam Koperasi ini
digunakan rasio perputaran piutang, yang formulanya
sebagai berikut :

75
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Rasio perputaran
piutang
a.
b.
c.
d.
e.

11.

Jumlah omset
=

Jumlah piutang rata-rata

Rasio perputaran piutang >


efektif
Rasio perputaran piutang
efektif
Rasio perputaran piutang
cukup efektif
Rasio perputaran piutang
kurang efektif
Rasio perputaran piutang
efektif

X 100%

100%, atau sangat

(nilai 5)

75% - 100%, atau

(nilai 4)

50% - 74%, atau

(nilai 3)

25% - 49%, atau

(nilai 2)

<25%, atau tidak

(nilai 1)

Kemampuan bersaing Koperasi (bobot = 3)


Terdapat lima item penilaian yang dapat menggambarkan
kemampuan bersaing Koperasi, masing-masing mempunyai
pilihan penilaian 1 dan 0. Skor maksimal diperoleh jika semua
item penilaian memperoleh nilai sempurna (ya) yang besarnya
adalah 5 (5x1). Sedangkan, skor minimal adalah sebesar 0
(5x0), jika semua jawaban bernilai tidak sempurna (tidak).
a.
b.
c.
d.
e.

Kemampuan bersaing industri dengan skor 4-5,


atau sangat tinggi
Kemampuan bersaing industri dengan skor 3,
atau tinggi
Kemampuan bersaing industri dengan skor 2,
atau cukup
Kemampuan bersaing industri dengan skor 1,
atau rendah
Kemampuan bersaing industri dengan skor 0,
atau sangat rendah

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

76
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

12.

Strategi bersaing Koperasi (bobot = 3)


Untuk menggambarkan strategi bersaing Koperasi, terdapat
enam item penilaian, yang masing-masing mempunyai pilihan
penilaian 2, 1, dan 0. Skor maksimal diperoleh jika semua item
penilaian memperoleh nilai sempurna (ya) dan jumlahnya
adalah 12 (6x2). Sedangkan, skor minimal sebesar 0 (6x0),
yaitu jika semua jawaban bernilai tidak sempurna (tidak).
a.
b.
c.
d.
e.

13.

Strategi bersaing Koperasi dengan skor 10-12,


atau sangat baik.
Strategi bersaing Koperasi dengan skor 7-9,
atau baik
Strategi bersaing Koperasi dengan skor 6, atau
cukup
Strategi bersaing Koperasi dengan skor 3-5,
atau kurang baik
Strategi bersaing Koperasi dengan skor 0-2,
atau buruk

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Inovasi yang dilakukan (bobot = 2)


a.
b.
c.
d.
e.

Terdapat lebih dari tiga produk/jasa baru dalam


satu tahun terakhir
Terdapat tiga produk/jasa baru dalam satu
tahun terakhir
Terdapat dua produk/jasa baru dalam satu
tahun terakhir
Hanya ada satu produk/jasa baru dalam satu
tahun terakhir
Tidak ada produk/jasa baru dalam satu tahun
terakhir

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

77
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Variabel #3 : KOHESIVITAS DAN PARTISIPASI ANGGOTA


14.

Kohesivitas anggota
Rasio transaksi anggota (partisipasi bruto) dibandingkan nonanggota (bobot = 2)
Rasio transaksi
anggota
a.
b.
c.
d.
e.

Jumlah partisipasi bruto


Jumlah penjualan

X 100%

Rasio transaksi anggota tercatat hingga lebih


dari 400%
Rasio transaksi anggota tercatat 301% - 400%
Rasio transaksi anggota tercatat 201% - 300%
Rasio transaksi anggota tercatat 101% - 200%
Rasio transaksi anggota tercatat hingga 100%
atau kurang

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Rasio besaran SHU terhadap transaksi usaha anggota


(partisipasi anggota dalam transaksi usaha) (bobot = 1)
Rasio SHU
terhadap
transaksi
anggota
a.
b.
c.
d.
e.

Jumlah SHU

X 100%

Jumlah partisipasi bruto

Rasio SHU terhadap


lebih dari 12,5%
Rasio SHU terhadap
10,1% - 12,5%
Rasio SHU terhadap
7,51% - 10%
Rasio SHU terhadap
5,1% - 7,5%
Rasio SHU terhadap
kurang dari 5%

transaksi anggota tercatat


transaksi anggota tercatat
transaksi anggota tercatat
transaksi anggota tercatat
transaksi anggota tercatat

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

78
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

15.

Rasio peningkatan jumlah anggota (bobot = 3)


Persentase
Peningkatan
Jumlah Anggota
a.
b.
c.
d.
e.

16.

Jumlah anggota tahun ini


Jumlah anggota tahun lalu
Jumlah anggota tahun lalu

Persentase peningkatan jumlah anggota > 10%,


atau sangat tinggi
Persentase peningkatan jumlah anggota 7,1% 10%, atau tinggi
Persentase peningkatan jumlah anggota 4,1% 7%, atau cukup tinggi
Persentase peningkatan jumlah anggota 0,1% 4%, atau rendah
Persentase peningkatan jumlah anggota 0%,
atau tidak meningkat

X 100%

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Presentase pelunasan simpanan wajib oleh anggota (bobot


= 3)
Persentase
pelunasan
simpanan wajib
a.
b.
c.
d.
e.

Simpanan wajib
Simpanan wajib yg harus
dibayar

Persentase pelunasan simpanan wajib > 87,5%,


sangat tinggi
Persentase pelunasan simpanan wajib 75,5% 87,5% tinggi
Persentase pelunasan simpanan wajib 63% 75% cukup tinggi
Persentase pelunasan simpanan wajib 50% 62,5% rendah
Persentase pelunasan simpanan wajib < 50%,
sangat rendah

X 100%

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

79
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

17.

Persentase besaran simpanan selain simpanan pokok dan


simpanan wajib (bobot = 3)
Rasio
tingkat
partisipas
i
simpanan
lain-lain
a.
b.
c.
d.
e.

18.

Jumlah simpanan lain-lain tahun ini


Jumlah simpanan lain-lain tahun lalu
=

X 100%
Jumlah seluruh simpanan

Rasio peningkatan simpanan lain-lain > 15%


Rasio peningkatan simpanan lain-lain antara
10% - 15%
Rasio peningkatan simpanan lain-lain antara
5% - 9%
Rasio peningkatan simpanan lain-lain antara
1% - 4%
Rasio peningkatan simpanan lain-lain 0%, atau
kurang

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(Nilai 1)

Rasio peningkatan jumlah penyertaan modal anggota


kepada Koperasi (bobot = 3)
Rasio
peningkata
n
penyertaan
a.
b.
c.
d.
e.

Jumlah penyertaan modal anggota thn ini


Jumlah penyertaan modal anggota thn lalu
Jumlah penyertaan modal anggota thn lalu

Rasio peningkatan penyertaan modal anggota >


3%
Rasio peningkatan penyertaan modal anggota
antara 2,1% - 3%
Rasio peningkatan penyertaan modal anggota
antara 1,1% - 2%
Rasio peningkatan penyertaan modal anggota
antara 0,9% - 1%
Rasio peningkatan penyertaan modal anggota <
0,9%

X 100%

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

80
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

19.

Tingkat pemanfaatan pelayanan Koperasi oleh anggota


(bobot = 3)
Tingkat pemanfaatan pelayanan
a.
b.
c.
d.
e.

20.

Jumlah anggota yang dilayani


Jumlah seluruh anggota

Tingkat pemanfaatan pelayanan lebih dari 85%


Tingkat pemanfaatan pelayanan 70% - 85%
Tingkat pemanfaatan pelayanan 55% - 69%
Tingkat pemanfaatan pelayanan 40% - 54%
Tingkat pemanfaatan pelayanan kurang dari
40%

X 100%

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Pola pengkaderan (bobot = 3)


Terdapat tiga item penilaian yang masing-masing mempunyai
pilihan penilaian 1 dan 0. Skor maksimal, jika semua item
penilaian dinilai sempurna (ya) adalah 3 (3x1), dan skor minimal
adalah 0 (3x0), jika semua jawaban bernilai tidak sempurna
(tidak).
a.
b.
c.
d.
e.

Skor yang diperoleh = 3, dan jumlah kader yang


menjadi pengurus separuh atau lebih
Skor yang diperoleh = 3, tanpa ada informasi
jumlah kader yang menjadi pengurus
Skor yang diperoleh = 2
Skor yang diperoleh = 1
Skor yang diperoleh = 0

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

81
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Variabel #4 : ORIENTASI KEPADA PELAYANAN ANGGOTA


21.

Pendidikan dan pelatihan anggota


Model pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (bobot = 2)
a.
b.
c.
d.
e.

Tertuang dalam program dan dilaksanakan


sepenuhnya
Tertuang dalam program dan dilaksanakan
sebagian
Tidak tertuang dalam program, namun
dilaksanakan
Tertuang dalam program, namun tidak
melaksanakan
Tidak pernah ada dalam program dan tidak
pernah melaksanakan

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Banyaknya jenis pendidikan dan pelatihan yang pernah dilakukan


dalam satu tahun terakhir (bobot 2)
a.
b.
c.
d.
e.

Lima atau lebih jenis program pendidikan dan


pelatihan
Empat jenis program pendidikan dan pelatihan
Tiga jenis program pendidikan dan pelatihan
Satu atau dua jenis program pendidikan dan
pelatihan
Tidak pernah menjalankan program pendidikan
dan pelatihan apapun

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

82
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Rasio anggota yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan


(bobot = 2)
Jumlah anggota yang sudah
menjalani pelatihan dan
pendidikan

Rasio anggota yang


mengikuti pendidi- =
kan dan pelatihan
a.
b.
c.
d.
e.

22.

X 100%

Jumlah seluruh anggota

Rasio anggota yang mengikuti pendidikan


pelatihan > 80%, atau sangat tinggi
Rasio anggota yang mengikuti pendidikan
pelatihan 60% - 80%, atau tinggi
Rasio anggota yang mengikuti pendidikan
pelatihan 40% - 59%, atau cukup tinggi.
Rasio anggota yang mengikuti pendidikan
pelatihan 20% - 39%, atau rendah .
Rasio anggota yang mengikuti pendidikan
pelatihan < 20%, atau sangat rendah

dan
dan
dan
dan
dan

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Keterkaitan antara usaha Koperasi dengan kepentingan


anggota (bobot = 7)
Rasio keterkaitan
usaha koperasi
dengan anggota

a.
b.
c.
d.
e.

Rasio keterkaitan
anggota > 80%
Rasio keterkaitan
anggota 61% - 80%
Rasio keterkaitan
anggota 41% - 60%
Rasio keterkaitan
anggota 21% - 40%
Rasio keterkaitan
anggota < 21%

Jumlah usaha Koperasi yang


terkait dengan anggota
Jumlah usaha Koperasi
seluruhnya
usaha

koperasi

dengan

usaha

koperasi

dengan

usaha

koperasi

dengan

usaha

koperasi

dengan

usaha

koperasi

dengan

X 100%

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

83
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

23.

Transaksi usaha Koperasi dengan usaha/kepentingan


anggota (bobot = 7)
Rasio transaksi
usaha Koperasi
dengan usaha
anggota
a.
b.
c.
d.
e.

Jumlah transaksi anggota dgn


Koperasi

X 100%

Jumlah transaksi seluruhnya

Rasio transaksi usaha


anggota > 80%
Rasio transaksi usaha
anggota 61% - 80%
Rasio transaksi usaha
anggota 41% - 60%
Rasio transaksi usaha
anggota 21% - 40%
Rasio transaksi usaha
anggota < 21%

Koperasi dgn usaha

(nilai 5)

Koperasi dgn usaha

(nilai 4)

Koperasi dgn usaha

(nilai 3)

Koperasi dgn usaha

(nilai 2)

Koperasi dgn usaha

(nilai 1)

Survei tingkat kepuasan terhadap 10 orang anggota terkait


dengan pelayanan yang diberikan Koperasi (bobot = 9)
Skor dihitung berdasarkan selisih antara nilai persepsi (jumlah
skor atas apa yang dirasakan) dengan nilai harapan (jumlah
skor atas apa yang diharapkan).
a.
b.
c.
d.
e.

Jika selisih antara persepsi dan harapan positif,


lebih dari 0,5
Jika selisih antara persepsi dan harapan positif,
sampai dengan 0,5
Jika selisih antara persepsi dan harapan adalah
nol
Jika selisih antara persepsi dan harapan
negatif, sampai dengan -0,5
Jika selisih antara persepsi dan harapan
negatif, lebih dari -0,5

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

84
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Variabel #5 : PELAYANAN TERHADAP MASYARAKAT


24.

Pelayanan usaha Koperasi yang


masyarakat non-anggota (bobot = 1)
Rasio pelayanan
masyarakat non =
anggota

a.
b.
c.
d.
e.

dapat

Jumlah transaksi masyarakat


non-anggota terhadap Koperasi
Jumlah potensi transaksi
seluruhnya

Rasio pelayanan usaha Koperasi yang dapat


dinikmati masyarakat non anggota > 20%, atau
sangat tinggi
Rasio pelayanan usaha Koperasi yang dapat
dinikmati masyarakat non anggota 16% - 20%,
atau tinggi
Rasio pelayanan usaha Koperasi yang dapat
dinikmati masyarakat non anggota 11% - 15%,
atau cukup
Rasio pelayanan usaha Koperasi yang dapat
dinikmati masyarakat non anggota 5% - 10%,
atau rendah
Rasio pelayanan usaha Koperasi yang dapat
dinikmati masyarakat non anggota < 5%, atau
sangat rendah

dinikmati

X 100%

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

85
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

25.

Persentase besaran dana yang disisihkan untuk


pelayanan sosial yang dapat dinikmati masyarakat
(bobot = 1)

Persentase besaran
dana sosial

a.
b.
c.
d.
e.

26.

Jumlah dana untuk


pelayanan sosial
Jumlah anggaran
belanja

X 100%

Persentase besaran dana yang disisihkan untuk


pelayanan sosial yang dapat dinikmati
masyarakat, lebih dari 5%
Persentase besaran dana yang disisihkan untuk
pelayanan sosial yang dapat dinikmati
masyarakat 4% - 5%
Persentase besaran dana yang disisihkan untuk
pelayanan sosial yang dapat dinikmati
masyarakat 2% - 3%
Persentase besaran dana yang disisihkan untuk
pelayanan sosial yang dapat dinikmati
masyarakat sampai dengan 1%
Tidak ada besaran dana yang disisihkan untuk
pelayanan sosial yang dapat dinikmati
masyarakat .

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Kemudahan masyarakat untuk mendapatkan informasi


bisnis yang disebarkan oleh Koperasi (bobot = 1)
Tingkat sebaran
informasi kepada
masyarakat
a.
b.
c.
d.
e.

Jumlah informasi bisnis yang


disebarkan oleh Koperasi
Jumlah informasi bisnis yang
dimiliki Koperasi seluruhnya

Tingkat sebaran mencapai > 80%


Tingkat sebaran mencapai 60% - 80%
Tingkat sebaran mencapai 40% - 59%
Tingkat sebaran mencapai 20% - 39%
Tingkat sebaran mencapai < 20%

X 100%

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

86
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

27.

Tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan


Koperasi (bobot = 1)
a.
b.
c.
d.
e.

Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik

(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

87
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Variabel #6 : KONTRIBUSI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH


28.

Ketaatan Koperasi dalam pembayaran pajak (bobot = 2)


a.
b.
c.
d.
e.

29.

Membayar, lebih cepat dari waktu yang


ditentukan
Membayar, sesuai dengan waktu yang ditentukan
Membayar, terlambat sampai seminggu dari
waktu yang ditentukan
Membayar, terlambat lebih dari seminggu dari
waktu yang ditentukan .
Tidak membayar pajak pada tahun ini

(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja Koperasi


(bobot = 1)
Pertumbuhan
penyerapan
tenaga kerja
Koperasi
a.
b.
c.
d.
e.

30.

(nilai 5)

Jumlah TK Koperasi tahun ini Jumlah TK Koperasi thn


sebelumnya
Jumlah TK Koperasi thn
sebelumnya

Pertumbuhan penyerapan TK Koperasi > 15,0%


Pertumbuhan penyerapan TK Koperasi 10,0% - 14,9%
Pertumbuhan penyerapan TK Koperasi 5,0% - 9,9%
Pertumbuhan penyerapan TK Koperasi 0,1% - 4,9%
Tidak ada Pertumbuhan penyerapan TK Koperasi

X
100
%
(nilai 5)
(nilai 4)
(nilai 3)
(nilai 2)
(nilai 1)

Tingkat upah karyawan (bobot = 1)


88

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Rasio tingkat
upah karyawan
a.
b.
c.
d.
e.

Rasio
200%
Rasio
200%
Rasio
150%
Rasio
100%
Rasio
80%

Besar upah karyawan rata - rata


=

Besarnya UMR yang berlaku

X 100%

tingkat upah karyawan mencapai di atas

(nilai 5)

tingkat upah karyawan mencapai 151% -

(nilai 4)

tingkat upah karyawan mencapai 101% -

(nilai 3)

tingkat upah karyawan mencapai 81% -

(nilai 2)

tingkat upah karyawan sampai dengan

(nilai 1)

89
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

LEMBAR KERJA
PEMERINGKATAN KOPERASI
Nama Koperasi
: .
Alamat
: .
NO
ITEM

NO
KUES

DESKRIPSI INDIKATOR

NILAI

BOBOT

SKOR

f = (d x e)

Variabel #1 : Badan Usaha Aktif


1.1.

01

1.2.

02

1.3.

03

1.4.

04

Penyelenggaraan RA dan Rapat Pengurus/Pengawas sesuai


ketentuan dan kebutuhan
Manajemen pengawasan
Keberadaan & tingkat real. Rencana Kegiatan & Rencana
Anggaran Pendapatan & Belanja
Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha yang dilakukan

1.5.

05

1.6.

Kinerja kepengurusan

06

Tertib administrasi (organisasi, usaha, dan keuangan)

1.7.

07

Keberadaan sistem informasi

1.8.

08

Kemudahan untuk mendapatkan (akses) informasi

19

Subtotal Variabel #I

90
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

NO
ITEM

NO
KUES

DESKRIPSI INDIKATOR

NILAI

BOBOT

SKOR

f = (d x e)

Variabel #2 : Kinerja Usaha Yang Semakin Sehat


2.1.

09

Struktur permodalan

10

Likuiditas

10

Solvabilitas

10

Profitabilitas

10

Aktivitas (rasio perputaran piutang)

2.3.

11

Kemampuan bersaing Koperasi

2.4.

12

Strategi bersaing Koperasi

2.5.

13

Inovasi yang dilakukan

23

2.2.

Subtotal Variabel #2

91
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

NO
ITEM

NO
KUES

DESKRIPSI INDIKATOR

NILAI

BOBOT

SKOR

f = (d x e)

Variabel #3 : Kohesivitas dan Partisipasi Anggota


3.1.

14

Rasio transaksi anggota (pertisipasi bruto) dibandingkan nonanggota pada Koperasi

14

Rasio besaran SHU terhadap transaksi usaha anggota

3.2.

15

Rasio peningkatan jumlah anggota

3.3.

16

Persentase pelunasan simpanan wajib oleh anggota

Persentase besaran simpanan selain simpanan pokok dan

3.4.

17

3.5.

18

3.6.

19

Tingkat pemanfaatan pelayanan Koperasi oleh anggota

3.7.

20

Pola pengkaderan

21

simpanan wajib
Rasio peningkatan jumlah penyertaan modal anggota kepada
Koperasi

Subtotal Variabel #3

92
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

NO
ITEM

NO
KUES

DESKRIPSI INDIKATOR

NILAI

BOBOT

SKOR

f = (d x e)

Variabel #4 : Orientasi Kepada Pelayanan Anggota


21
4.1.

21
21

4.2.

22

4.3.

23

4.4.

Anggota

Model pelaksanaan pendidikan dan pelatihan


Banyaknya jenis pendidikan dan pelatihan yang dilakukan
dalam satu tahun terakhir
Rasio anggota yang mengikuti pendidikan dan pelatihan
Keterkaitan antara usaha Koperasi dengan kepentingan
anggota
Transaksi usaha koperasi dengan usaha/kegiatan anggota
Tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan
Koperasi

29

Subtotal Variabel #4

NO
ITEM

NO
KUES

DESKRIPSI INDIKATOR

NILAI

BOBOT

SKOR

f = (d x e)

93
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Variabel #5 : Pelayanan Terhadap Masyarakat


5.1.

24

5.2.

25

5.3.

26

5.4.

27

Pelayanan usaha Koperasi yang dapat dinikmati masyarakat nonanggota


Persentase besaran dana yang disisihkan untuk pelayanan sosial
yg dapat dinikmati masyarakat
Kemudahan masyarakat untuk mendapatkan informasi bisnis
yang disebarkan oleh Koperasi
Tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan Koperasi
Subtotal Variabel #5

94
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

NO
ITEM

NO
KUES

DESKRIPSI INDIKATOR

NILAI

BOBOT

SKOR

f = (d x e)

Variabel #6 : Kontribusi Koperasi terhadap Pembangunan Daerah


6.1.

28

Ketaatan Koperasi dalam pembayaran pajak

6.2.

29

Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja Koperasi

6.3.

31

Tingkat upah karyawan

Subtotal Variabel #6

95
Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

LEMBAR PERNYATAAN HASIL


PEMERINGKATAN KOPERASI TAHUN .
Nama Koperasi

: ...

Alamat Koperasi : ...


Tanggal Pendataan : ...
Total Skor
Kualifikasi Kualitas

Keterangan :
Sangat Berkualitas
Berkualitas
Cukup Berkualitas
Kurang Berkualitas
Tidak Berkualitas

> 419
340 - 419
260 - 339
180 - 259
< 180
96

Dep. 1.2.

Dep. 1.3.

Anda mungkin juga menyukai