Bab 3
Bab 3
PEMBAHASAN
3.1 Indikasi dan Kontraindikasi Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan
3.1.1 Indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah
sebagai berikut:
1. Hilangnya satu gigi atau lebih.
2. Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat sebagai gigi abutment.
3. Keadaan processus alveolaris masih baik.
4. Oral hygiene pasien baik.
5. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan.
6. Bila membutuhkan estetik yang lebih baik.
7. Bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut.
8. Keinginan pasien
3.1.2 Kontraindikasi GTSL
1. Penderita yang tidak kooperatif, sifat tidak
menghargai perawatan gigi tiruan.
2. Umur lanjut, mempertimbangkan sifat dan kondisi
penderita sebaiknya dibuatkan GT temporer.
3. Penyakit sistemik (epilepsy, DM tidak terkontrol)
4. OH jelek.
3.2 Komponen Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Pada umumnya geligi tiruan yang konvensional baik
yang terbuat dari plastik maupun dari kerangka logam, terdiri
dari bagian-bagian retainer, basis, konektor, sandaran dan
elemen gigi tiruan.
1. Retainer atau penahan
Retainer merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan
yang berfungsi memberi retensi dan mampu menahan
gigi
penyangga
dapat
terhindari,
karena
pada
gigi
penyangga.
Untuk bisa menyalurkan tekanan oklusal dengan baik,
sandaran harus cukup kuat, dengan perbandingan tebal
dan lebar yang seimbang. Sandaran yang kecil harus
dibuat lebih tebal.
Weinberg menganjurkan ukuran berikut ini sebagai
kedudukan sandaran:
Mesiodistal : 2,5 - 3,0 mm
7
yang
mengubungkan
bagian
protesa
yang
gaya ungkit.
Lokasinya diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu
pergerakan
jaringan
menyebabkan
tergesernya
mukosa
Tonjolan
tulang
dan
jaringan
dan
dan
lunak
tidak
gingiva.
juga
tidak
rongga mulut.
Bagian perifer konektor utama harus terletak cukup
jauh dari tepi gingiva, sehingga tidak menekan atau
dan
tidak
konektor
tajam,
harus
dibentuk
sehingga
tidak
sebagaian
lepasan
yang
menghubungkan
konektor utama.
Menyalurkan tekanan fungsional atau kunyah ke gigi
penyangga. Gaya oklusal atau kunyah yang diterima
protesa diteruskan ke basis melalui sandaran oklusal,
secara
individual
dan
overbite.
Lebar gigi
Banyak
metode
yang
dikemukakan
untuk
dipergunakan
sebagai
patokan
untuk
10
setelah
mengetahui
apa
saja
komponen
11
12
Saddle
free
end,
idealnya
menggunakan
meragukan,
dapat
menggunakan
dukungan
13
sehat.
Pasien tidak memiliki penyakit yang berhubungan
tiruan
kerangka
logam
memiliki
konektor
yang
campur
emas
membutuhkan
dua
konektor
15
Cara mencetak
Mula-mula
dibuat
adonan
sesuai
dengan
trimming
supaya
bahan
mencapai
lipatan
cangkolan
yang
akan
digunakan
untuk
gigitan
kerja
yang
digunakan
untuk
ukuran
gigi
yang
akan
dipasang.
Posisi
gigi
untuk
mendapatkan
derajat
oklusi
yang
18
19
yang
pendinginan
telah
selama
dicuci
10
ditinggalkan
menit.
Panas
untuk
membantu
mempercepat
pengeringan.
Jika
separator
tidak
dengan
mencampur
kedua
kemasan
tersebut
2.
3.
air
maupun
bentukannya
partikel
yang
yang
diperoleh
tidak
teratur
dengan
cara
sekitar
0,006%
berlangsungnya
hydroquinone
untuk
polimerisasi
selama
0,2-0,5%
benzoyl
penyimpanan.
Initiator
peroksida
berupa
peroksida
Pigmen, sekitar 1% tercampur dalam partikel polimer.
Proses pencampuran monomer dan polimer mengalami 6
stadium:
1. Wet sand/sandy stage: adoan seperti pasir
2. Puddled sand: adonan seperti lumpur basah
3. Stringy/sticky stage: adonan apabila disentuh dengan
jari/alat bersifat lekat, apabila ditarik membentuk serat.
Butir-butir polimer mulai larut, monomer bebas meresap
ke dalam polimer.
4. Dough/packing stage: adonan bersifat plastis. Pada
tahap ini sifat lekat hilang dan adonan mudah dibentuk
sesuai dengan bentuk yang kita inginkan.
5. Rubbery stage: kenyal seperti karet. Pada tahap ini telah
banyak
monomer
yang
menguap,
terutama
pada
semua
cairan
terserap
dalam
bubuk
(polimer:monomer, 3:1),
b. Aduk campuran dengan spatula stainless steal sampai
monomer dan polimer tercampur dengan baik,
c. Pasang tutup mixing jar untuk mencegah menguapnya
monomer saat polimerisasi dan diamkan selama waktu
yang dianjurkan pabrik,
d. Jar dibuka dan bahan di tes dengan spatula, jika sudah
lunak dan tidak lengket (dough stage), adonan siap
dimasukkan kedalam mold,
e. Packing resin akrilik yang sudah dough stage kedalam
mold dengan jari telunjuk yang terbungkus kertas
selopan. Adonan dipacking satu arah untuk menghindari
terjebaknya hawa udara antar resin akrilik dan mold,
f. Letakkan kertas selopan diatas resin akrilik, dan pasang
kuvet antagonis.
g. Press dan buang kelebihan sebanyak 2 kali, lepas kertas
selopan, kemudian press dan pasang baut.
Curing
Proses curing adalah polimerisasi antara monomer
yang bereaksi dengan polimernya bila dipanaskan atau
ditambah zat kimia lainnya.
Polimerisasi ada 2 cara yaitu,
1. Secara thermis yang disebut heat curing
2. Secara khemis (zat kimianya sudah ditambah dengan
monomer) yang disebut dengan cold/self curing.
Pemberian panas dapat secara :
1. Dry heat : dipanaskan dengan udara kering
22
Bila
polimerisasi
telah
dimulai
maka
sehingga
monomer
mendidih
akan
cold
curing.
Cold
curing
diawali
dengan
yang
menyebabkan
penghambatan
oksigen
23
memerlukan
pengadukan
mulai
dikembangkan.
mengaktifkan
system
inisiator.
Dengan
dengan
memungkinkan
operator
2.
Timer
3.
Air
2.
3.
dingin.
4.
kuvet.
5.
tiruan akrilik.
Finishing dan Polishing
Finishing
Finishing
merupakan
proses
atau
tahap
Waktu
proses
penyelesaian
berhati-hatilah
disekitar
leher
gigi
dengan
sebuah
cungkil
diperukaan
geligi
tiruan
yang
telah
mengkilapkan
konturnya.
Untuk
geligi
tiruan
mengkilapkan
tanpa
resin
mengubah
akrilik,
semua
abrasive
harus
digunakan
untuk
menghasilkan
25
satu
bahan
poles.
Roda-roda
ini
tidak
boleh
dapat
dihilangkan
dengan
cara
pengasahan
26
gigi
tiruan
dengan
membarana
mukosa
di
bawahnya.
-
diperoleh
dari
lengan
traumatic
yang
mastikasi.
Pemeriksaan
stabilisasi
gigi
tiruan
secara
bergantian.
Gigi
tiruan
tidak
boleh
selective
grinding.
Pengecekan
oklusi
ini
28
keadaan
gigi
abutment
dan
jaringan
pendukungnya.
o Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi
tiruan.
3.6 Indikasi keberhasilan GTSL
3.6.1 Indikator keberhasilan pemakaian GTSL
1. Gigi tiruan tersebut harus bertahan lama.
2. Gigi tiruan tersebut harus dapat mempertahankan dan
melindungi gigi yang masih ada serta jaringan
sekitarnya.
3. Gigi tiruan tersebut tidak boleh merugikan pasien dalam
bentuk apapun.
4. Gigi tiruan tersebut harus mempunyai konstruksi dan
desain yang harmonis.
5. Gigi tiruan retentif, stabil, dan secara estetik baik.
3.6.2 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
GTSL
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan GTSL
yaitu :
1. Kooperatifan pasien.
2. Kondisi rongga mulut pasien
3. Kemampuan tekniker
4. Retensi dan stabilisasi GTS yang berasal dari cengkram
dan anatomi rongga mulut pasien.
5. Ukuran, warna, bentuk gigi dan gusi yang cocok
29
yang
salah,
mencetak
dan
permukaan
30
DAFTAR PUSTAKA
Gunadi H.A, dkk. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan
Sebagian Lepasan jilid 2. Jakarta: Hipokrates
Suryatenggara, F. 1991. Ilmu Geligi Tiruan Lepasan. Edisi 2.
Jakarta: Hipokrates.
Haryanto, A.G. 1991. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan. Jilid I Cetakan I. Jakarta: Hipokrates.
Haryanto, A.G. 1995. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan. Jilid II Cetakan I. Jakarta: Hipokrates.
31