ETIOLOGI
Etiologi batuk darah menurut Ingbar (1999):
% kasus
Etiologi
Insidensi dg batuk darah
Ca bronkogenik
Bronkiektasis
Tuberkulosis paru
Abses paru
Adenoma bronkial
Eksaserbasi PPOK
Kardiovaskuler
AVM
10-15%
20%
25-40%
1-6%
1%
10-20%
1-7%
10%
30-50%
24-45%
5-20%
10-15%
40-55%
10%
?
40%
% kasus
dg batuk
darah masif
10%
30%
20%
25%
10%
<5%
?
25%
PATOGENESIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
9.
10.
DIAGNOSIS
Anamnesis
1.
Membedakan batuk darah dan muntah darah:
Batuk darah
Muntah darah
a. batuk dg rasa panas di
a. muntah dengan rasa mual
tenggorokan
b. darah berbuih campur udara b. bercampur sisa makanan
c. darah segar, merah muda
c. darah warna hitam
d. sifat alkalis
d. sifat asam
e. kadang terjadi anemia
e. sering terjadi anemia
f. tes benzidin (-)
f. tes benzidin (+)
2.
Bagaimana batuk darahnya?
3.
Pola batuk darah
4.
Faktor resiko sebagai kondisi penyebab
5.
Gejala lain yang menyertai
Pemeriksaan Fisik
1.
Tanda vital
2.
Pemeriksaan hidung, mulut, faring posterior dan laring,
termasuk laringoskopi
3.
Pemeriksaan leher, dada, jantung dan paru.
Pemeriksaan Laboratorium
1.
Perdarahan masif evaluasi Hb & faal hemostasis
2.
Sputum BTA pada Tb, sitologi sputum pada ca bronkogenik,
dan kultur sputum jamur
3.
Pemeriksaan lain tergantung penyakit dasar.
Indikasi bronkoskopi:
1.
Bila tidak didapatkan kelainan radiologik
2.
Batuk darah yang berulang-ulang
3.
Batuk darah masif
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mengancam jiwa:
Asfiksia, sufokasi, kegagalan sirkulasi
Komplikasi lain:
Penyebaran penyakit & atelektasis
PENATALAKSANAAN
A.
Penatalaksanaan Konservatif
1. Menenangkan penderita
2. Penderita berbaring pada posisi bagian paru yang sakit atau
sedikit trendelenburg
3. Jaga agar jalan napas tetap terbuka
4. Pemasangan IV line atau IVFD
5. Pemberian obat hemostatik belum jelas manfaatnya
6. Obat-obat sedasi ringan bila penderita gelisah. Obat-obat
penekan batuk hanya diberikan bila batuk berlebih dan
merangsang timbulnya perdarahan.
7. Transfusi darah jika Ht < 25-30% atau Hb < 10gr% dan
perdarahan masih berlangsung
B.
Penatalaksanaan Bedah
Indikasi tindakan bedah (Busroh, 1978) :
1. Batuk darah >600 cc/24 jam & dalam pengamatan batuk
darah tidak berhenti
2. Batuk darah 250-600 cc/24 jam, Hb <10 gr% dan batuk
darah berlangsung terus
3. Batuk darah 250-600 cc/24 jam, Hb >10 gr% dan dalam
pengamatan 48 jam perdarahan tidak berhenti
Kriteria operasi (Amitana, 1968) :
1. Perhatikan sumber perdarahan
2. Aspirasi berulang
3. Adanya kavitas penyebab terjadinya perdarahan berulang
4. Faal paru yang minimal sehingga setiap perdarahan
menyebabkan ancaman kematian
PROGNOSIS
Batuk darah idiopatik : prognosis baik, kecuali penderita
mengalami batuk darah rekuren
Batuk darah sekunder, faktor yang menentukan prognosis:
1. Derajat batuk darah
- Single hemoptysis : prognosis baik
- Batuk darah profus/bergumpal-gumpal : prognosis buruk
2. Macam penyakit dasar yang menyebabkan batuk darah
- Karsinoma bronkogenik : prognosis jelek
3. Kecepatan dalam penatalaksanaan batuk darah masif
Menurut Crocco (1968), pasien dengan batuk darah masif
(600 ml) dalam waktu:
- < 4 jam : mortality rate 71%
- 4-16 jam : mortality rate 22%
- 16-48 jam : mortality rate 5%