Anda di halaman 1dari 2

Topik : EPISTAKSIS

Kosulen : dr. Deni Amri, Sp. THT-KL


Pendamping : dr. Andriany Putir dan dr. Nike Anggreni
Oleh : dr. Nurul Fitri Khumaira
Notulen : dr. Elsya Erlangga

Pertanyaan :
1. Bagaimana penganan awal pada pasien ini dan apa batasan dokter umum dalam
menangani kasus ini ?
Apabila pasien datang kita lakukan primary survey dan secondary survey. Lakukan tiga
prinsip utamanya, hentikan perdarahan, mencegah komplikasi, dan mencegah epistaksis
berulang. Pasien diperiksa dalam posisi duduk dan apabila pasien dalam kondisi lemah
atau syok bisa dalam kedaan berbaring dan diposisikan kepala ditinggikan dengan
menggukan bantal, cari seumber perdarahan, apabila sumber perdarahan di anterior bisa
kita lakukan dengan pemencetan cuping hidung. Apabila belum berhenti dan masi aktif
perdarahan bisa menggukan tampon anterior dengan di beri Adrenaline 1 : 10.000 dengan
Lidokain ataupun Pantokain 2 % dan dimasukan ke dalam lubang hidung yang berdarah
dan diamkan selama 3 – 5 menit.
Batasan dokter umur apabila perdarahan belum berhenti bisa kita lakukan kauterisasi
apabila alatnya tersedia, dan bisa juga melaukan kauterisasi kimawi dengan cara dengan
menggunakan larutan perak nitrat 20 – 30% atau dengan asam triklorasetat 10%.

2. Apakah ada hubungan tensi tinggi yang diderita pada pasien ini bisa menyebabkan
epistaksis yang di alaminya ?
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama dari epistaksis ini karena penyebab
epistaksis ini dibagi ke dalam 3 kemlompok penyebab lokal seperti truma pada hidung,
penyebab utama seperti gangguan kardiovaskular yaitu meliputi hipertensi didalamnya
dan gangguan pemebekuan darah, arteriosklerosis, dan sedangkan penyebab yang ke tiga
yaitu idopatik.
3. Bagaimana penangana di ppk 1 dan bangaimana indikasi rujukanya ?
Apabila pasien datang kita lakukan pemerikasaan awal pada pasien, nilai primary dan
secondary survey pada pasien ini. Posisikan pasien dalam keaadaan duduk setalah itu cari
lokasi perdarahan setalah itu untuk langkah awal kita bisa memencet cuping hidung
pasien, dan apabila belum berhenti bisa di gunkan tampon anterior. Apabila epistaksinya
belum berhenti bisa kita lakukan kouterisasi apabila tersedia di ppk1 dan apibila tidak
tersedia kita rujuk psien dan perhatikan dulu hemodynamic pasien seaandinya pasien
syouk kita pasang IV line untuk dilakukan resusitasi terlebih dahulu baru di rujuk ke
fasyankes lebih tinggi dan lengkap.

Anda mungkin juga menyukai