Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

PERCOBAAN IV
TETAPAN KALORIMETER

OLEH

NAMA

: ADE MUHAMMAD SATELIT MANATA

STAMBUK

: F1C1 14 053

KELOMPOK

: VIII (DELAPAN)

ASISTEN

: DESTRI MULIASTRI

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015

I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu

benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi, maka
kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika
suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki
suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat
tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti
perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami
perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan
sejumlah kalor.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor atau energi
panas. Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama
kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.
Dari pemaparan di atas, maka pada percobaan ini dilakukan tetapan
kalorimeter agar dapat mempelajari sifat-sifat kalorimeter dan tetapan kalorimeter
sebagai dasar percobaan-percobaan yang lain.Untuk itu kita perlu menentukan
berapa banyak panas yang diserap oleh kalorimeter beserta kalorimeter,
termometer dan pengaduknyasebagai tetapan kalorimeter.
B.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah :

1.

Bagaimana mengetahui sifat-sifat kalorimeter ?

2.

Bagaimana menentukan

tetapan

kalorimeter sebagai

dasar

pecobaan-

percobaan yang lain ?

C.

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan adalah sebagai berikut :


1.

Mengetahui sifat-sifat kalorimeter.

2.

Menentukan tetapan kalorimeter sebagai dasar pecobaan-percobaan yang

lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki


suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat
tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti
perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami
perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan
sejumlah kalor (Petrucci, 1987).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan
hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam calorimeter (Keenan, 1980).
Suatu bentuk energi yang menyebabkan materi mempunyai suhu disebut
kalor. Kalor Juga dapat menyebabkan perubahan wujud. Apabila suatu zat
menyerap kalor, maka suhu zat itu akan naik sampai tingkat tertentu hingga zat itu
akan mencair (jika zat padat) atau akan menguap (jika zat cair). Sebaliknya jika
kalor dilepaskan dari suatu zat, maka zat itu akan turun hingga tingkat tertentu
hingga zat itu akan mengembun (jika zat gas) atau membeku (jika zat cair)
(Wahyu, 2010).
Nilai kalor merupakan faktor terpenting dalam sifat energi dan biasanya
berhubungan dengan benda sebagai penghantar panas, yang dimaksud dengan
pengantar panas adalah jumlah panas dalam British Termal Unit (BTU) yang
dialirkan pada benda yang memiliki ketebalan satu inchi dan luas permukaan

satu feet persegi selama satu jam untuk menaikan temperatur 10F pada permukaan
benda tersebut (Favan, et al., 2010).
Kalorimeter bahan bakar adalah alat ukur nilai kalor pembakaransuatu
bahan bakar cair. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur temperatur air di
dalam kalorimeter sebelum dan sesndah pembakaran di dalam kalorimeter
tersebut. Akurasi pengukuran nilai kalor pembakaran dengan menggunakan alat
ini ditentukan pada kecermatan dalam mengamati nilai temperatur air didalam
kalorimeter sebelum dan sesndah pembakaran di dalam kalorimeter (Bambang,
2004).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A.

Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Fisika I yang berjudul tetapan kalorimeter dilaksanakan pada


hari Jumat tanggal 27 Nopember 2015 dan bertempat di Laboratorium Kimia
Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo
Kendari.

B.
1.

Alat dan Bahan


Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Kalorimeter, pengaduk,

bahan isolasi, Termometer (0-100 0C), Gelas ukur 50 ml, Gelas kimia 50 mL,dan
stopwatch.
2.

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah akuades.

C.

Prosedur Kerja
Aquades
--

diaduk
diukur dan dicatat suhunya setiap 30 detik
sampai menit ke-4
dimasukkan
panas
50 mL
(40oC) pada
diukur
dalamairgelas
ukur
sebanyak
50 mL
menit ke-4
dimasukkan
ke
dalam
diaduk
kalorimeter yang telah dirangkai
- dicatat suhunya setiap 30 detik sam pai

menit ke-8
- - dihitung tetapan kalorimeter
-- dibuat kurva hubungan antara waktu dan
suhu

Hasil Pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A.
1.

Hasil Pengamatan
Data pengamatan
Sebelum Pencampuran air panas

Setelah pencampuran air panas


Untuk air panas 40oC

Waktu (Menit)

Suhu (oC)

Waktu (Menit)

Suhu (oC)

27

4,5

37

0,5

27

5,0

37

2.

1,0

27

5,5

37

1,5

27

6,0

37

2,0

27

6,5

36,5

2,5

27

36,5

27

7,5

36

3,5

27

36

4,0

27

Grafik

hubungan antara suhu & waktu


40
suhu (0 C)

f(x) = 1.66x + 24.87


R = 0.72

20

Linear ()

0
0

Waktu (s)

3.

Perhitungan

Diketahui :
Tair panas

Tair dingin

= 31 oC

P air

= 0,9963g/mL

= 40 oC

Vair dingin = 50 mL
Tpencampuran

= 37 oC

Vair panas = 50 mL
Penyelesaian :
1)

T kalor lepas air panas

= Tair panas - Tpencampuran

= 40 oC

- 37 oC

= 3 oC
2)

T kalor diterima air dingin

= Tpencampuran - Tair dingin


= 37 oC - 31 oC
= 6 oC

3)

Kalor yang dilepas air panas


m = Pair . V
= 0,9957 g/mL . 50 mL
= 49,785 g
Q = m . c . T
= 49,785 gr . 4,18 J/g oC . 2 oC
= 416,2 J

4)

Kalor yang diterima air dingin


Q = m . c . T
= 49,785 gr . 4,18 J/g oC .7 oC
= 1456,7 J

5)

Asas black

Kalor lepas = Kalor diterima


Qair panas

= Qair dingin Qkalorimeter

Qkalorimeter = Qair panas - Qair dingin


= 416,2 J 1456,7 J
= -1040,5 J

6)

Tetapan Kalorimeter

=
=

= -148,6 J/oC

B.

Pembahasan
Kalor adalah energi dalam yang dipindahkan dari benda bersuhu tinggi ke

benda yang bersuhu rendah ketika kedua benda disentuhkan (dicampur).


Sedangkan energi dalam menyatakan total energi, yaitu jumlah energi kinetik dan
energi potensial, yang dmiliki oleh seluruh molekul-molekul yang terdapat dalam
benda.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas
disebut

dengan

kalorimeter.

Setiap kalorimeter

mempunyai

sifat

khas

dalam mengukur panas. Ini terjadi karena kalorimeter tersebut terbuat dari
berbagai

jenis

seperti gelas, polietena

dan

logam

sehingga

mempunyai

kemampuan menyerap panas yang berbeda.


Prinsip dari kalorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase dari sifat
fisik suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat yang
berbeda. Prinsip pengukuran pada percobaan ini disebut kalorimetri. Alat
pengukur kalor jenis zat berdasarkan prinsip kalorimetri disebut kalorimeter.
Kelemahan kalorimeter adalah dapat menerima panas. Karena itu kalorimeter
harus dikalibrasi menggunakan tetapan yang disebut tetapan kalorimeter. Dengan

menggunakan tetapan kalorimeter ini dapat diukur besarnya kalor yang diserap
oleh kalorimeter sehingga perubahan kalor dalam reaksi dapat diukur secara
keseluruhan.
Pengukuran kalor jenis dengan kalorimeter didasarkan pada asas
Black. Teori yang dikemukakan oleh Joseph Black atau lebih dikenal dengan azas
Balck. Yaitu, apabila dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda
yang lebih panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin sampai suhu
keduanya sama. Sebuah benda untuk menurunkan T akan melepaskan kalor yang
sama besarnya dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan benda itu untuk
menaikkan suhunya sebesar T juga.
Pada percobaan ini, dilakukan pencampuran antara aquades yang tidak
dipanaskan dan aquades yang dipanaskan. Dengan memasukkan air ke dalam
kalorimeter sambil diaduk dan dihitung suhunya maka diperoleh suhu sebelum
pencampuran air panas dari menit ke 30 sampai menit 240 sebesar 31C. Suhu
yang tetap tersebut dikarenakan belum adanya kalor yang diserap oleh kalorimeter
sehingga suhu air dari menit ke 30 sampai menit 240 sama. Setelah pencampuran
air panas, suhu yang semula tetap naik secara perlahan karena kalorimeter telah
menyerap panas dari pencampuran air tersebut. Hal ini sesuai dengan asas Black
yaitu dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda yang lebih
panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin sampai suhu keduanya
sama sehingga jika energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan
suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang ditambahkan. Dari hasil
pengamatan, terlihat bahwa semakin lama pencampuran maka suhu akan semakin

menurun. Hal ini dikarenakan air tersebut melepaskan kalor dari sistem ke
lingkungan. Pada menit-menit terakhir, suhu yang dihitung pada termometer tidak
berubah suhunya, ini membuktikan sifat kalorimeter yaitu menjaga suhu, dan
tidak ada pengaruh dari lingkungan.
Energi yang diterima air dingin tidak sama dengan yang dilepas oleh air
panas. Ini dikarenakan sifat dari kalorimeter yang dapat menyerap kalor sehingga
tidak semuanya kalor dapat diterima oleh air dingin.
Sifat-sifat kalorimeter adalah menjaga suhu suatu zat dan tidak terpengaruh oleh
lingkungan, sifatnya dalam proses adalah secara adiabatik yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. Berdasarkan azas Black
yaitu kalor yang diterima oleh kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan oleh
zat yang dicari kalor jenisnya.
Terdapat beberapa fungsi perlakuan yaitu pengadukan secara terusmenerus, bukan untuk menaikkan suhu zat dalam kalorimeter, melainkan agar
penyebaran kalor dapat merata pada kalorimeter. Pemanasan H 2O berfungsi untuk
membandingkan suhu air panas dan suhu air dingin di dalam kalorimeter.
Pencampuran dan pengukuran berfungsi untuk membuktikan fungsi kalorimeter
yaitu dapat menjaga/mempertahankan kalor.
Dari data-data yang diperoleh, dapat dihitung T kalor lepas air
panas sebesar 2oC, T kalor diterima air dingin 7oC, Kalor yang dilepas air
panas 416,2 J, Kalor yang diterima air dingin 1456,7 J, dan dengan menggunakan
asas Black yaitu Qlepas=Qterima diperoleh Qkalorimetersebesar -1040,5 J. Sehingga dari
hasil tersebut didapat tetapan kalorimetri maka diperoleh -148,6 J/oC.

Nilai minus pada tetapan kalorimeter merupakan suatu kesalahan yang


menyebabkan nilai kalor yang diterima air dingin lebih besar dibanding dengan
nilai kalor yang diterima air panas. Dalam hal ini terjadi reaksi eksoterm
dimana kandungan panas dari sistem menurun sehingga sistem melepaskan kalor
ke lingkungan. Hal ini melenceng dari teori dimana fungsi kalorimeter yaitu dapat
menjaga/mempertahankan kalor.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan ini dapat ditarik beberapa
simpulan sebagai berikut :
1.

Kalorimeter bersifat menyerap kalor dari larutan yang dimasukkan pada alat

tersebut dan menjaga suhu suatu zat dan tidak terpengaruh oleh lingkungan,
sifatnya dalam proses adalah secara adiabatik yaitu tidak ada energi yang lepas
atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
2.

Tetapan kalorimeter yang diperoleh adalah sebesar -148,6 J/oC.

DAFTAR PUSTAKA
Herlambang, Bambang Djuhana, 2004, Rancang Bangun Sistem Pengamatan
Temperatur Air Berbasis Pc Untuk Pengukuran Nilai Air Kalorimeter
Suatu Prototipe Kalorimeter Bahan Bakar, 28 (2).
Keenan. 1980. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Onu, Favan, Sudarja, Muh. Budi Nur Rahman, 2010, pengukuran nilai kalor
bahan bakar briket arang kombinasi cangkang pala (myristica fragon
houtt) dan limbah sawit (elaeis guenensis) , Seminar Nasional Teknik
Mesin UMY.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi
4. Jakarta: Erlangga.
Sulistiana, dan Imam T., 2011, Uji Kalor Bakar Bahan Bakar Campuran Bioetanol
dan Minyak Goreng Bekas. Jurnal Neutrino. 3(2).
Wahyu, Widiatmo, 2010, Penelitian Nilai Kalor Bahan Bakar Biomassa Pada
Limbah Kotoran Hewan, Seminar Nasional Teknik Mesin UMY.

Anda mungkin juga menyukai