Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1

PERCOBAAN VIII
PEMBUATAN KALIUM TRIOKSALATOALUMINAT
K3[Al(C2O4)]3.H2O

NAMA

STAMBUK

ADE MUHAMMAD SATELIT MANATA


:

KELOMPOK

NAMA ASISTEN

F1C1 14 053

V (LIMA)
:

JENUS SARA BAHARI

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Senyawa kompleks adalah penggabungan dua atau lebih senyawa yaitu


logam dan ligan. Logam bertindak sebagai atom pusat yang menyediakan orbital
kosong sehingga biasa dinamakan dengan asam Lewis. Sedangkan ligan adalah
atom atau molekul pengeliling atom pusat yang menyediakan sejumlah pasangan
elektron bebas dan biasa dinamakan sebagai basa lewis. Ikatan yang terbentuk
pada senyawa kompleks adalah ikatan kovalen koordinasi.
Percobaan yang akan dilakukan adalah proses pembuatan senyawa
kompleks

kalium

trioksalatoaluminat monohidrat

(K3[Al(C2O4)3].H2O

).

Aluminium adalah logam putih yang liat. Logam ini berada pada golongan III A.
Aluminium

ini

bereaksi

dengan

hidroksida

alkali

membentuk

larutan

tetrahidroksoaluminat dengan reaksi


2 Al + 2 OH- + 6 H2O

2 [ Al(OH)4]- + 3

H2
Ion-ion aluminium (Al3+) memebentuk garam-garam yang takberwarna dengan
anion-anion yang tidak berwarna. Aluminium dapat membentuk senyawa
komplek

tetrahedral

yaitu

kalium

trioksalato

aluminat monohidrat

atau

K3[Al(C2O4)3].H2O dengan ion trioksalat sebagai zat pengkelat. Untuk lebih


mengetahui cara pembuatan kalium trioksalato aluminat lebih jauh, maka
perlunya dilakukan praktikum mengenai percobaan pembuatan
K3[Al(C2O4)3].H2O

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara pembuatan


senyawa kompleks kalium oksalato alumina ?
C. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini

adalah untuk mempelajari proses

pembuatan senyawa kompleks kalium trioksalatoaluminat.


D. Manfaat
Manfaat yang iperoleh setelah melakukan praktikum ini adalah dapat
mengetahui cara pembuatan senyawa kompleks kalium trioksalatoaluminat.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Sekarang Al3+ menjadi ion pusat dari anion kompleks yang dinamakan ion
aluminat. Supaya sederhana, ion ini biasanya digambarkan sebagai Al(OH) 4dengan mengurangi dua molekul ligan H 2O (dan kadang-kadang bahkan sebagai
AlO2-, juga mengurangi dua molekul ligan H 2O lagi dari [Al(OH)4]-. Kenyataan
bahwa Al(OH)3(p) larut dalam suasana basa dapat digambarkan lebih sederhana
melalui persamaan (Petrucci, 1987):
Al(OH)3(p) + OH-

[ Al(OH)4 ]- (aq)

Reaksi yang membentuk ion kompleks dapat dianggap sebagai reaksi asam
basa lewis dengan ligan sebagai basa dengan memberikan sepasang elektron
kepada kation yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom
pusat dengan ligan sering kovalen, tetapi dalam beberapa keadaan interaksi dapat
merupakan gaya penarik Coulomb. Beberapa kompleks mengadakan reaksi
subtitusi dengan cepat dan kompleks demikian dinamakan labil ( Underwood,
1981).
Senyawa kompleks telah banyak dipelajari dan diteliti melalui suatu
tahapan-tahapan reaksi (mekanisme reaksi) dengan menggunakan ion-ion logam
serta ligan yang berbeda-beda. Ligan memiliki kemampuan sebagai donor
pasangan elektron sehingga dapat dibedakan atas ligan monodentat, bidentat,
tridentat dan polidentat (Rilyanti, 2008).
Kristalisasi atau penghabluran ialah peristiwa pembentukan partikelpartikel zat padat didalam suatu fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi sebagai
pembentukan partikel padat di dalam uap, seperti dalam pembentukan salju;
sebagai pembekuan (Solidification) didalam lelehan cair (McCabe, 1999).
Kristalisasi juga merupakan proses pemisahan solid-liquid, karena pada
kristalisasi terjadi perpindahan massa solute dari larutan liquid ke padatan murni
pada fasa kristal (Greankoplis, 1993). Pada prinsipnya kristalisasi terbentuk
melalui dua tahap yaitu, nukleasi atau pembentukan inti kristal dan pertumbuhan
kristal (Anita, 2011).
Berdasarkan kenyataannya, logam sulit dibuat betul-betul homogen karena
memiliki fase-fase yang berbeda, adanya pengotor dan cara preparasi yang

memodifikasi struktur dan sifatnya. Akibatnya, akan terjadi perbedaan perbedaan


potensial yang dapat menimbulkan korosi galvanis (adanya anoda, katoda,
elektrolit dan konduktor) diantara butir-butir dalam logam tersebut. Proses korosi
pada logam adalah peristiwa spontan yang berlangsung bersamaan dengan adanya
elektron yang mengalir di dalam logam dari bagian yang berfungsi sebagai anoda
ke bagian logam yang bertindak sebagai katoda (Siregar, 2010).
Reaksi yang membentuk ion kompleks dapat dianggap sebagai reaksi
asam basa lewis dengan ligan sebagai basa dengan membrikan sepasang elektron
kepada kation yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom
pusat dengan ligan sering kovalen, tetapi dalam beberapa keadaan interaksi dapat
merupakan gaya penarik Coulomb. Beberapa kompleks mengadakan reaksi
subtitusi dengan cepat dan kompleks demikian dinamakan labil (Underwood,
1981).
Pemanfaatan oksida logam aluminium ini sebagai agen pembentuk
komposit disebabkan hidrolisisnya paling mudah dikontrol dan dimensi oksida
yang terbentuk tidak sensitif terhadap kondisi hidrolisis. Pembentukan komposit
aluminium oksida melalui mekanisme pertukaran kation. Kation-kation yang
mudah dipertukarkan terlebih dahulu dipertukarkan dengan H- dari asam,
selanjutnya kation-kation yang belum tergantikan akan digantikan oleh kation
aluminium dari agen pembentuk komposit (Suarya, 2012).
Aluminium maupun paduannya memiliki sifat tahan terhadap korosi
karena terbentuknya lapisan tipis pasifasi yang bersifat protektif. Korosi
aluminium membentuk lapisan Al2O3, lapisan tersebut terbentuk secara spontan

pada permukaan logam, karena logam mempunyai komposisi kimia yang tidak
homogen. Lapisan Al2O3 stabil pada lingkungan pH 4 sampai dengan pH 9
(Diagram sistim pH-potensial) dalam kesetimbangan aluminium-air pada
temperatur 25oC (Siregar, 2013).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum Kimia Anorganik 1 dengan judul percobaan
Pembuatan

Kalium

Trioksalato

Aluminat

K 3Al(C2O4).3H2O

dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Oktober 2015 Pukul 07.3010.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Pembuatan
Kalium Oksalato Aluminat K3Al(C2O4).3H2O adalah Timbangan, Gelas
piala 200 mL, Gelas ukur 100 mL, Pemanas listrik, batang pengaduk, Corong
Glasswool, pipet tetes, filler dan pipet ukur.
2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Pembuatan


Kalium

Oksalato

Aluminat

K3Al(C2O4).3H2O

adalah

serutan

Aluminium, Kalium Hidroksida (KOH), Asam Oksalat hidrat,


Etanol, kertas saring whatman dan tissue.

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang akan dilakukan pada percobaan ini adalah :

Serutan Aluminium
-

Asam oksalat hidrat

- Ditimbang 14 gram
Ditimbang 1 gram
- Ditambahkan 20 ml
Ditambahkan 30 ml KOH
aquades panas
20%
Dipanaskan
Disaring
- Larutan pertama dicampur
dengan larutan kedua
- Diaduk
- disaring dengan kertas whatman
- didinginkan pada suhu kamar
- ditambahkan 50 ml etanol 50%
- disaring dengan kertas whatman
- setelah terbentuk kristal,dicuci
degan etanol
- ditimbang
Hasil Pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Data Pengamatan
N0

Perlakuan

Hasil pengamatan

.
1.

1 gram serutan auminium +

Sebelum
Berwarna keruh

30 ml KOH 20% lalu


2.

dipanaskan
14
gram asam oksalat

berwarna hitam
Keruh

Larut

hidrat + 20 ml aquades
3.

Sesudah
Larutan bereaksi

dan

berwarna keruh

panas
Larutan pertama dicampur Larutan
dengan

larutan

kedua berwarna bening

kemudian diaduk, larutan keruh

Terbentuk kristal

dan

yang telah diaduk disaring terdapat


dengan kertas whatman dan endapan.
didinginkan

pada

suhu

4.

kamar
Ditambahkan 50 ml etanol Larutan

5.

50%
Disaring

6.

kertas whatman
berwarna bening
Kristal dicuci menggunakan Campuran
Terbentuk

7.

etanol
Ditimbang

Larutan berwarna

berwarna bening bening


menggunakan Larutan
Terbentuk kristal

etanol kristal
-

berwarna putih
Berat
rendamen
3,609 gram

2. Reaksi

kristal

Al (s) + 3 H2CO2O4 (aq)

K3Al (C2O4)3 . 3 H2O (aq)

KOH

3. Analisis Data
Secara Praktek :
Diketahui : Berat Kertas saring (A)

= gram

Berat kertas saring + Kristal (B) = gram


Berat Kristal
=BA
= gram gram
= 3,609 gram
Secara Teori
Diketahui : berat Al

= 1 gram

berat H2C2O4
= 14 gram
V KOH 20 %
= 30 ml
m
1 gram
=
=0,037 mol
= Mr 27 gram/mol

Mol Al

Mol H2C2O4

M KOH

Volume KOH
Mol KOH

Mol KOH
Al(s) +
0,037 mol
0,037 mol
-

= Mr

14 gram

= 90 gram/ mol =0,156 mol

1000
Mr

1000 20 2, 04 g/cm3
56 g /mol

= 7,28 M
= 30 ml
=MxV
= 7,28 M x 0,03 L
= 0,218 Mol
gram 12,23 gram
=
=0,218 mol
=
Mr
56 gram/mol

3KOH(Aq) + 3H2C2O4(Aq)
0,218 mol 0,156 mol
0,111 mol 0,111 mol
0,107 mol 0, 045 mol

Mol K3Al(C2O4)3. 3H2O(Aq) = 0,037


Berat K3Al(C2O4)3. 3H2O(Aq) = Mol x Mr

K3Al(C2O4)3. 3H2O(Aq)
0,037 mol
0,037 mol

= 0,037 x 462 g/mol


= 17,094 gram
% Rendamen

Berat Secara Praktek


100
Berat Secara Teori

Berat secara praktek

rendamen berat secara teori


100

30 17,094
100

= 5,1282 gram
% Rendamen

Berat Secara Praktek


100
Berat Secara Teori

3,609 gram
100
17, 094 gram

= 21.113 %
B. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk membuat senyawa kompleks kalium
trioksalatoaluminat mono hidrat. Dimana senyawa ini merupakan senyawa
kompleks. Senyawa kompleks adalah penggabungan dua atau lebih senyawa
yaitu logam dan ligan. Logam bertindak sebagai atom pusat yang menyediakan
orbital kosong sehingga biasa dinamakan dengan asam Lewis. Sedangkan ligan
adalah atom atau molekul pengeliling atom pusat yang menyediakan sejumlah
pasangan elektron bebas dan biasa dinamakan sebagai basa lewis. Ikatan yang
terbentuk pada senyawa kompleks adalah ikatan kovalen koordinasi.

Percobaan ini menggunakan bahan logam aluminium yang telah diserut.


Dimana aluminium adalah logam putih yang liat. Logam ini berada pada golongan
III A. Aluminium ini jika bereaksi dengan hidroksida alkali membentuk larutan
tetrahidroksoaluminat.

Aluminium

dapat

membentuk

senyawa

kompleks

tetrahedral yaitu kalium trioksalato aluminat monohidrat atau K3[Al(C2O4)3].H2O


dengan ion trioksalat sebagai zat pengkelat. Sehingga pada percobaan ini juga
digunakan senyawa yang mengandung kalium. Senyawa yang digunakan adalah
kalium hidroksida (KOH) 20%. Untuk mendapatkan oksalat pada senyawa
kompleks yang akan dihasilkan, maka digunakan bahan asam oksalat dihidrat.
Perlakuan awal pada percobaan ini adalah pereaksian antara logam
aluminium yang telah diserut dengan kalium hidroksida. Pencampuran iniditandai
dengan munculnya buih. Ini menandakan bahwa pada pencampuran logam
aluminium

dan KOH terjadi pelepasan H2. Campuran ini dipanaskan agar

aluminium larut sempurna pada KOH. Perlakuan selanjutnya adalah senyawa


asam oksalat yang diencerkan dengan aquades sebelum kedualarutan ini
dicampurkan. Tujuan pengenceran disini agar membentuk larutan asam oksalat.
Larutan yang dihasilkan dari perlakuan pertama dan kedua dicampurkan
sambil diaduk agar pencampurannya merata. Ini bertujuan agar terjadi
pembentukan endapan kristal kalium oksalatoaluminat. Setelah terbentuk
endapan, maka endapan tersebut disaring dan didinginkan pada suhu kamar.
Setelah dingin, dilakukan penambahan etanol 50% pada kristal yang terbentuk.
Ini bertujuan agar menghilangkan kadar kotoran pada kristal tersebut.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa pembuatan kalium trioksalatoaluminat dapat dilakukan
dengan cara pereaksian aluminium dengan KOH yang dicampurkan dengan asam
oksalat hidrat kemudian didinginkan pada suhu kamar. Campuran tersebut di
tambahkan dengan etanol 50%. Hasil yang didapatkan pada percobaan ini adalah
3,609 gram kalium trioksalatoaluminat. Sedangkan persen rendamen yang
diperoleh secara praktek setelah dibandingkan dengan perhitungan secara teori
didapatkan sebesar 21,113 %.
1. DAFTAR PUSTAKA
McCabe, W.L., Smith, Inc., 1976. Unit Operation of Chemical Engineering,3rd
edition, Tokyo : Mc Graw-Hill Book Company, Kogakusha, Ltd.
Pinalla, A. 2011. Kristalisasi Ammonium Pekrolat (AP) dengan Sistem
Pendinginan Terkontrol Untuk menghasilkan kristal berbentuk Bulat.
Jurnal Teknologi Dirgantara. 9(2).
Siregar, T. 2010. Laju Korosi dan Mekanisme Inhibisi Aluminat Murni
Menggunakan Kalium dan Kalsium Strearat.Jurnal Kimia.Vol 4 ( 2): 113124
Siregar, T. 2013. Studi Laju Korosi dan Mekanisme Inhibisi Aliminium Murni
Menggunakan Natrium Sitrat.Jurnal Kimai.Vol 7 (1): 102-112
Suarya, P. 2012. Karakterisasi Adsorben Komposit Aluminium Oksida Pada
Lempung Teraktivasi Asam.Jurnal Kimia.Vol 4 (1): 93-100
Surdia, N. M. 1993.Ikatan dan Struktur Molekul. Bandung :FMIPA Institut
Teknologi Bandung
Underwood & Day. R. A. 1981.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta :Erlanga

Anda mungkin juga menyukai