Analisis Artikel Jurnal Hypertonic Saline More Efficacious Than Mannitol in Lethal Intracranial Hypertension Model
Analisis Artikel Jurnal Hypertonic Saline More Efficacious Than Mannitol in Lethal Intracranial Hypertension Model
Hypertonic saline more efficacious than mannitol in lethal intracranial hypertension model
Tanggal : 10 November 2015
Nama Mahasiswa : Pramudya Yopalika.P
Informasi Citasi
Pengarang : Joacil Carlos da Silva;
Frederico de Melo Tavares de
Lima; Marcelo Moraes Valenca and
Hildo Rocha Cirne de Azevedo
Filho.
Tahun : 2010
Judul artikel : Hypertonic saline more
efficacious than mannitol in lethal
intracranial hypertension model.
Penerbit/Nama Jurnal : Neurogical
Research.
Volume : 32
Issue/No : 2
Halaman : 139-143
Metodologi Penelitian
Lokasi Penelitian : Karakteristik Responden : Dua belas
kelinci albino Selandia Baru lakilaki (rata-rata berat badan 3.4-0.15
kg)
Jumlah responden : 12 kelinci albino
Selandia Baru
Teknik Sampling : Variable yang diukur/diteliti : ICP, MAP,
dan CPP
Prosedur penelitian : Tiga kelompok
hewan, HS, kontrol dan manitol
(sample berjumlah 4/kelompok),
yang digunakan dalam percobaan.
Setiap kelompok menerima 10%
NaCl (3,2 ml/kg), 0,9% NaCl (3,2
ml/kg) atau manitol (1 g/kg) pada 5
menit setelah induksi IH.
ICP dan tekanan rata-rata arteri
(MAP) tercatat terus-menerus
sepanjang percobaan. Sampel darah
arteri dan vena dikumpulkan
sebelum, 30, 60 dan 90 menit
setelah pemberian obat.
Setelah 90 menit observasi, hewan
dibunuh dengan menyuntikkan KCl
intravena.
Metode Pengumpulan Data : Kelinci
dibius menggunakan propofol
intravena (3 mg / kg bolus dan 12
mg / kg / h terus menerus). Dura
mater dibuka dan balon subdural
dimasukkan untuk menginduksi IH.
ICP
diukur
di
sisi
kiri
menggunakan sistem monitoring
microsensor
intraparenchymal.
Tekanan darah tercatat melalui
kateter arteri femoralis kiri yang
terhubung ke sistem elektronik.
Latar Belakang
Terapi
hiperosmolar
adalah
pengobatan pilihan untuk peningkatan
tekanan
intrakranial/hipertensi
intrakranial (IH) setelah cedera otak akut
dan manitol merupakan zat osmotik
utama yang digunakan, baik dalam studi
manusia dan hewan.
Pengurangan kadar air pada otak
telah lama menjadi sarana yang efektif
untuk
mengendalikan
tekanan
intrakranial (ICP). Agen hiperosmolar,
terutama manitol dapat menginduksi
pengurangan segera di ICP melalui
perubahan dinamika darah-cairan atau
reologi.
Namun,
pemberian
manitol
memiliki beberapa efek samping, seperti
dehidrasi,
hipotensi,
gangguan
metabolisme, gagal ginjal dan rebound
IH. Karena keterbatasan ini, saline
hipertonik (HS) menjadi solusi dan telah
diteliti
sebagai
alternatif
untuk
pengobatan edema serebral dan IH.
Pembenaran
utama
untuk
menggunakan HS berasal dari kenyataan
bahwa BBB (blood-brain barrier)
kurang permeabel untuk garam daripada
manitol. Oleh karena itu HS harus
menjadi cairan osmotik lebih efektif dan
lebih tahan lama. Hewan dan bukti klinis