Anda di halaman 1dari 4

Setiap Ketentuan dari Allah adalah yang Terbaik

Jamaah Jumat Yang Di Rahmati Allah SWT.


Marilah kita senantiasa memuji Allah atas limpahan karunia dan nikmat yang
Allah berikan kepada kita. Terutama nikmat Islam dan nikmat Al Iman. Demikian
pula nikmat di turunkan Al Quran yang di dalamnya terdapat petunjuk untuk
manusia, yang mana di dalamnya terdapat bimbingan-bimbingan menuju
kehidupan bahagiah.
Ummatan Islam.
Diantara Bimbingan Al Quran, Allah SWT ber-firman :


216. Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.

Subhanallah, Ayat ini memberikan kepada kita sebuah kaidah di dalam


kehidupan, bahwa yang kita pandang baik belum tentu baik di sisi Allah. Dan
sesuatu yang tidak kita suka menimpa diri kita terkadang justru itulah yang
tebaik bagi hidup kita. Karena Allah Maha Mengetahui, Allah lebih tau mana yang
tebaik bagi hamba-hambaNya.
Ayat ini menunjukkan Jamaah sekalian, bahwa seorang mukmin wajib beriman,
bahwa ilmu Allah sangat luas, Ilmu Allah mencakup segala sesuatu, dan
sesungguhnya Ilmu hambanya manusia amatlah lemah, Ilmu hambanya amatlah
terbatas, maka janganlah seorang hamba, menilai perbuatan Allah dengan Ilmu
manusia yang sangat terbatas, Dia wajib yakin bahwasanya Allah lebih tahu,
bahwasanya Allah maha tahu atas segala sesuatu, maka kewajiban manusia
adalah ber khusnuszon kepada ALLAH SWT,
Allah SWT berfirman :

Wa Asa Anta Qrahu Saia = Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu.
Wahua khairu lakum = Padahal itu baik untuk kalian.

Lihatlah kaum mukminin di perang badar, diperintahkan oleh Allah untuk keluar,
tujuannya bukan hanyak untuk berperang. Akan tetapi tujuannya adalah untuk
mencegah iring-iringan Abu Sofyan yang akan mengambil atau membawa Untaunta dan juga perhiasan-perhiasan. Tujuan peperangan ini adalah untuk
mengambil hak kaum muslimin yang telah di rampas harta mereka di kota
Mekkah. Tetapi apa yang terjadi, mereka justru berhadapan dengan sebuah
Pasukan yang banyak, kuat dan dengan persenjataan yang lengkap. Dengan
jumlah 1000 Pasukan, dan sebagian kaum mukminin merasa berat, dan tidak
suka karena mereka tidak siap untuk berperang pada waktu itu,
Allah Berfirman :

Kama akhraja ka rabbu ka min baitika bil haq, Wa inna farikan


minal mukminina la karihun, Yujadiluna ka fil haqqi badda mata
baiyann.
Kama akhraja ka rabbu ka min baitika bil haq = Dan ingatlah ketika
Allah mengeluarkan kamu dari Rumahmu dengan kebenaran. Kemudian apa
yang terjadi, yang terjadi adalah menghadapi pasukan yang lengkap yang 1000
orang jumlahnya

Wa inna farikan minal mukminina la

karihun = Dan sesungguhnya

kata Allah : sebagian kaum mukminin tidak menyukai pertemuan itu. Akan tetapi
Allah menginginkan kebaikan yang besar, Allah memberikan Kemenangan yang
Besar di perang Badar. Padahal persiapan mereka, sangatlah minim sekali,
untuk mengajarkan kepada mereka, pentingnya Tawakkal kepada Allah, dan
bahwasanya kemenangan hanya dari Allah, kebaikan itu ternyata tidak di
sangka-sangka oleh kaum mukminin,

Yujadiluna ka fil haqqi badda mata baiyann.


Demikian juga apa yang terjadi pada peristiwa perjanjian Hudaibiyah. Ketika
Rasulullah SAW, dengan para sahabatnya pergi untuk ber Umroh, tetapi
dihalangi oleh orang-orang musyrikin, dan tidak boleh masuk ke kota mekkah,
kecuali tahun depan dan terjadi perjanjian apa yang di kenal dengan perjanjian
hudaibiyah, yang isinya secara lahiriyah sangat menguntungkan kaum
Musyirikan dan merugikan kaum mukminin, maka pada saat itu banyak para
sahabat merasa geram dan tidak menerima dengan perjanjian Hudaibiyah
tersebut, Akan tetapi oleh Rasulullah inilah perintah oleh Allah SWT. Oleh Umar
Bin Khattab melihat perjanjian tersebut tidak adil, lalu ia datang kepada Abu
Bakar , lalu Abu Bakar hanya menjawab : Sesungguhnya Muhammad adalah
Utusan Allah, tentunya Nabi Muhammad tidak akan berkata kecuali dengan
Wahyu dari Allah.
Ternyata apa yang terjadi, setelah perjanjian Hudaibiyah tersebut, ternyata
kemenangan Gemilang terus menerus terjadi bagi kaum Mukminin, Rasulullah
pun bebas melakukan dakwah islam, mengirim utusan-utusan ke Kabilah-kabilah
dan Raja-raja, sehingga Islam semakin besar, olehnya itu semenjak kejadian
tersebut, Umar Bin Khattab berkata :

Ayyu hannas Itta hi muu ra ya fiddin = Tunduklah-tunduklah pendapatpendapat kalian dalam agama ini, jangan sampai pendapat-pendapat kalian
mengalahkan firman Allah dan sabda Rasullullah SAW, sesuatu yang, barang kali
Allah memerintahkan kepada kita dan ternyata kita tidak suka, ternyata di balik
itu ada kebaikan-kebaikan yang sangat baik sekali.
Demikian pula Jamaah Jumat Rahimakumullah, di dalam kehidupan kita,
terkadang Allah memilihkan kita sesuatu yang kadang kita tidak suka, kita
mengharapkan sesuatu dan kita ingin meraih sesuatu dari kehidupan dunia,
ternyata kita tidak bisa meraihnya, bahkan kita berdoa-berdoa, minta kepada
Allah, Ya ALLAH berikan, Ya ALLAH Berikan dan ternyata Allah tidak
memberikannya, kita memandang yang kita meminta itu baik untuk kita, tapi
Allah SWT tahu, bahwa sesuatu apabila diberikan kepada kita akan memberikan
mudharat kepada kita.
Jammah Jumat yang Di Rahmati Allah. Inilah sesungguhnya sesuatu yang wajib
kita yakini, bahwasanya Ilmu Allah lebih luas dari pada Ilmu kita, dan
bahwasanya seorang Mukmin wajib Taslim, menyerahkan dirinya kepada
Keputusan Allah dan RasulNya, karena itu sebuah kebaikan, yang tentunya tidak
ada kebaikan melebihan Kebaikan yang Bersumber dari ALLAH dan Rasulullha.

Jamaah Jumat yang Di Rahmati Allah.


Agama Islam, tidak di letakkan kepada pendapat-pendapat manusia, Agama kita
tidak di letakkan kepada apa yang dipandang baik oleh manusia, akan tetapi
agama kita di serahkan kepada yang memilikinya yaitu Allah SWT, jangan kita
menganggap baik itu suatu ibadah, kalo itu tidak di perintahkan oleh Allah SWT.
Sebuah kisah dimana datang 3 orang kepada istri-istri nabi, bertanya tentang
ibadah RASULULLAHI saw, lalu para Istri nabi mengabarkan bagaimana ibadah
Rasulullah,
Apa yang terjadi :

Faka Annakum Taqalluha. Rupanya ketiga orang ini menganggap remeh,


ringan sekali ibadah yang telah dilakukan oleh Rasulullah, lalu salah seoarng
dari 3 orang ini berkata,

Iaina Nahnu min Rasulillah = Siapa kita bila dibandingkan dengan


Rasulullah? Rasululla-kan sudah diampuni dosanya yang telah lalu maupun yang
akan datang, sedangkan kita tidak, lalu yang pertama berkata, saya akan
beribadah Tahajut semalam suntuk dan tidak akan pernah tidur, yang satu
berkata saya akan berpuasa tiap hari , dan tidak akan pernah buka. Yang satu
berkata, saya tidak akan menikah, saya kan khusus beribadah saja.
Lalu perbincangan ke 3 orang ini akhirnya sampai kepada Rasulullah, lalu
dipanggilah ke-3 orang tersebut, lalu kemudian Rasulullah SAW bersabda :

Antum Mullazina Kultum kaza wa kaza . Apakah kalian yang berkata ini
dan berkata itu. Kata mereka benar ya Rasulullah.

Kata Rasulullah : Ana wal Lah, Innih Ahsakum Lillah, Wa Attkakum


Lah = Ketahuilah demi Allah, aku ini lebih takut dari kalian, dan lebih bertaqwa
dari kalian kepada Allah.

Wala kinni akh Shumu Ukhsir, akan tetapi saya berpuasa tapi saya juga
berbuka.

Ushalillahi laila wa arqud, akupun shalat malam dan tidur malam,


Watazawwajun nikah, dan akupun menikah,
Faman Ragibah an Sunnati laisa minni kata Rasulullah. Siapa yang tidak
menyukai Sunnahku maka dia tidak termasuk dalam golonganku.
Tiga orang ini ingin beribadah kepada Allah dengan cara yang mereka anggap
baik, tetapi ternyata Rasulullah SAW mengingkari perbuatan tersebut. Ternyata
perbuatan itu tidak baik dimata Allah dan RasulNya.
Olehnya itu Jamaah Jumat yang Di Rahmati Allah. Kita sudah seharunya Untuk
membiasakan memandang sesuatu dengan cara pandangan Rasulullah, jangan
sampai kita memandang sesuatu itu baik dari syariat, namun ternyata Allah dan
RasulNya tidak pernah menSyariatkannya.
BARAKALLAHU FI QURAN ANUR
KARIM

Anda mungkin juga menyukai