PENDAHULUAN
golongan
Streptokokus
Beta
Hemolitikus,
Streptokokus
(droplet
(Rusmarjonno
infection)
dan
dari
orang
Efiaty Arsyad
yang
menderita
faringitis
juga
merupakan
keluhan
yang
banyak
dijumpai,
: Ny. R
Tanggal Lahir
: November
Umur
: 27 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Makassar
No. Register RM
: 02.93.56
Diagnosa Medis
: Fibroadenoma Mammae Dextra
2. Data Subyektif
a. Keluhan Utama
Mengalami Mastalgia (nyeri pada payudara).
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 29/10/2014 yaitu pasien di diagnosis
terdapat
Mammae
Sinistra
dan
telah
melakukan
operasi/pengangkatan tumor.
d. Riwayat Gizi Sekarang
Nafsu makan baik,
e. Riwayat Gizi Dahulu
Nasi 3x dalam sehari, pasien menyukai sayur labu siam, pasien
suka mengkonsumsi buah jeruk dan papaya serta ikan, pasien
suka mengkonsumsi wafer dan biscuit, tidak memiliki alergi, dan
tidak ada pantangan
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin
Makasssar_2014
FLORINA YULINDA_K21111001
X 100%
X 100%
X 100%
X 100%
Hasil
Pemeriksaan
Nilai Normal
Interpretasi
WBC= 7.02
4-11
Normal
Biokimia
RBC= 4.10
4.50-5.50
Normal
Darah
PCT= 0.30
0.17-0.35
Normal
Hasil
Lemas
Nilai Normal
Baik
90/60 mmhg
90/60mmhg
Nadi
112 x/i
80 120 x/menit
Suhu
37,6 0C
36 37 0c
32x/i
24x/menit
Lancar
Lancar
BAK
Lancar
Sumber : Rekam Medik Pasien, 2014
Lancar
Pernapasan
BAB
4) Riwayat Makan
Tabel 1.3 Asupan zat Gizi sebelum intervensi
Energi
Protein
Lemak
KH
Asupan
1035,8 kkal 32,28 gr
Kebutuhan
1920 kkal
72 gr
% Asupan
53,9%
44,83 %
Sumber : Data Primer Terolah, 2014
5) Skrining Gizi
46,8 gr
53,3 gr
87,8 %
120 gr
288 gr
41,8 %
Indikator
Hasil
Perubahan BB
Mual
Muntah
Diet khusus
8
Asupan oral
Sumber : Data Primer, 2014
BAB II
PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE
A. Diagnosis Gizi
1. Domain Intake
Tabel 2.1 Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Intake
Problem
Asupan
Etiologi
Oral Nafsu
Kurang
menurun
Sign
makan hasil
recall
24
jam
sebelum intervensi:
E = 1035,8 kkal (53,9%)
P = 32,28 gr (44,83 %)
L = 46,8 gr (87,8%)
KH = 120 gr (41,8%)
(NI-2.1)
Intake makanan atau minuman yang tidak adekuat disebabkan
nafsu makan menurun ditandai dengan hasil recall 24 jam sebelum
intervensi:
E = 1035,8 kkal (53,9%)
P = 32,28 gr (44,83 %)
L = 46,8 gr (87,8%)
KH = 120 gr (41,8%)
B. Diagnosis Medis
Diagnosis medis yang diberikan pada An. AA (anak) adalah Faringitis
akut dan dispepsia
BAB III
RENCANA TERAPI GIZI
A. Rencana Asuhan Gizi
1. Jenis diet
Diet Lambung 1920 kkal
2. Tujuan Diet
Memberikan makanan yang adekuat untuk:
a. Meningkatkan asupan oral pasien
b. Mencapai status gizi normal
c. Meringankan pekerjaan saluran cerna (lambung)
d. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
3. Prinsip/Syarat Diet
Adapun prinsip/syarat diet adalah sebagai berikut :
a. Energi sesuai kebutuhan, yaitu 1920 kkal
b. Protein 15% dari kebutuhan total, yaitu 72 gram
c. Lemak 25% dari kebutuhan energi total, yaitu 53,3 gram
d. Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total, yaitu 288 gram
e. Cukup mineral, vitamin, dan kaya serat
f. Makanan tidak merangsang saluran cerna
g. Makanan sehari-hari beraneka ragam dan bervariasi
4. Perencanaan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
Data Antropometri :
Umur= 6 tahun 11 bulan
BBA= 20 kg
TB = 124 cm
BBI = 24 kg
X 100%
X 100%
X 100%
= RDA x BBI
= 80 x 24
= 1920 kkal
Protein
=
=
= 72 gram
Lemak
=
=
= 53,3 gr
% KH
Karbohidrat
=
=
= 288 gr
5. Rencana Motivasi Dengan Penyuluhan Konsultasi
Materi:
Diet Lambung 1920 kkal
Tujuan:
Agar pasien dan keluarga:
1. Dapat menjalankan diet yang dianjurkan dengan benar
2. Mengerti tentang makanan yang boleh, dibatasi dan
dihindari untuk dikonsumsi
Sasaran:
Pasien & keluarga
Waktu :
15 menit
Tempat :
Kamar 432 lantai 4, Rumah Sakit Pendidikan Unhas.
Metode :
Penyuluhan individu kepada keluarga pasien
Alat Bantu :
Leaflet
6. Rencana Monitoring
Parameter yang dimonitor selama studi kasus adalah sebagai
berikut:
Menu
07.00
Nasi tim
Telur Rebus
Oseng Tempe
Sayur Bening
10.00
Jus Alpukat
Nasi tim
Ikan Bakar Kecap
Semur Tempe
Tumis Pelangi
12.00
16.00
10
19.00
20.30
Nasi Tim
Perkedel Tahu
Buah Pepaya
Bahan
Beras giling
Telur ayam
Tempe kedelai murni
Kecap
Minyak kelapa sawit
Bayam
Kacang Panjang
Jagung Kuning Pipil
JUMLAH
URT
Gram
2 gls
1 butir
1 ptg sdg
1 sdt
sdt
gls
gls
80
55
20
40
2.5
15
10
5
gls
10.00
Jus Alpukat
12.00
Nasi tim
Ikan Bakar Kecap
Semur Tempe
Tumis Pelangi
Buah
Buah Alpukat
bh sdg
2 sdm
Beras giling
Ikan Segar
Kecap
Tempe
Kecap
Minyak kelapa sawit
Buncis
Labu siam
Wortel
Jeruk Manis
gls
1 ekor
1 sdt
1 ptg sdg
1 sdt
sdt
gls
gls
gls
1 bh sdg
65
20
100
40
5
45
5
2.5
20
20
10
65
11
16.00
Puding coklat + Fla
Agar-agar
Susu Kental Manis
Telur ayam
Santan Peras + air
Gula pasir
Maizena
sdt
1 sdm
1 sdt
2 sdm
1 sdt
1 sdm
1
10
5
20
5
10
19.00
Nasi Tim
Tumis Ayam Suir
Perkedel Tahu
Beras giling
Ayam
Kecap
Minyak Kelapa Sawit
Tahu
Tepung Terigu
Telur ayam
Minyak Kelapa Sawit
Labu kuning
Kacang panjang
Santan peras + air
gls
ptg
1 sdt
sdt
1 ptg sdg
1 sdt
1 sdt
75
45
5
2.5
40
5
5
5
15
10
30
1 sdt
gls
gls
20.30
Buah
Pepaya
3 sdm
1 ptg sdg
100
12
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1.
Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin dan lain-lain
(Rusmarjono dan Efiaty Arsyad Soepardi, 2007).
Faringitis akut adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh
virus atau bakteri, yang ditandai oleh adanya nyeri tenggorokan,
faring eksudat dan hiperemis, demam, pembesaran limfonodi leher
dan malaise (Vincent,2004)
Faringitis akut merupakan salah satu klasifikasi dalam faringitis.
Faringitis akut adalah suatu penyakit peradangan tenggorok (faring)
yang bersifat mendadak dan cepat memberat. Faringitis akut dan
tonsillitis
akut
sering
ditemukan
bersama-sama
dan
dapat
kuman
golongan
Streptokokus
Beta
Hemolitikus,
obat anti
peradangan
dan
ulkus
13
menjalar di dada.
virus
14
Nyeri episodik
2. Dispepsia
dengan
gejala
dismotilitas
(dysmotility-like
dispepsia),dengan gejala:
Mudah kenyang
Mual
Muntah
C. Patofisiologi
1. Faringitis
Organisme yang menghasilkan eksudat saja atau perubahan
kataral sampai yang menyebabkan edema dan bahkan ulserasi
dapat mengakibatkan faringitis. Pada stadium awal, terdapat
hiperemia, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat
mula-mula serosa tapi menjadi menebal atau berbentuk mukus dan
kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada
dinding faring.
Dengan hiperemia, pembuluh darah dinding faring menjadi
melebar. Bentuk sumbatan yang berwarna putih, kuning atau abuabu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tidak adanya
tonsilia, perhatian biasanya difokuskan pada faring dan tampak
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin
Makasssar_2014
FLORINA YULINDA_K21111001
15
dan
potensial
berhubungan
dengan
dispepsia
fungsi
motorik
lambung,
khususnya
Kekerapan
infeksi
H.
pylori
pada
dispepsia
dengan
16
17
E. Penatalaksanaan
1. Faringitis
a. Nonfarmakologis
a.
b.
c.
d.
e.
b. Farmakologis
Terapi pada penderita faringitis akut yang disebabkan oleh
bakteri diberikan penisilin, dan jika pasien alaergi terhadap
penisilin maka eritromisin merupakan obat yang disarankan.
Untuk menghindari infeksi dari jamur, maka diberikan solusi
dengan nystatin 100.000 unit dua kali sehari. Dan pada
penderita yang disebabkan oleh virus, maka diberikan aspiria,
acetomynopher untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri (Adams,
G L., 1997).
2. Dispepsia
a. Terapi Farmakologi
1) Antasid: Antasid akan menetralisir sekresi asam lambung.
Campuran yang biasanya terdapat didalam antacid adalah
Na
Bikarbonat,
Al(OH)3, Mg(OH)2,
dan
MG
trisilikat.
18
dan
domperidon
menghindari
(stimulan
asam
stress,
stop
lambung),
merokok
makanan
&
dan
19
dikonsumsi yang bermanfaat sebagai anti inflamsi seperti buahbuahan antara lain jeruk, pisang, dan sayuran seperti wortel dan
tomat. Pisang dengan teksturnya yang lembut dan empuk di
tenggorokan sangat baik untuk penderita faringitis, selain dari
fisiknya pisang juga mengandung indeks glikemik yang rendah,
kaya vitamin C, B6, dan kalium. Wortel rebus yang sangat kaya
akan vitamin A, C, K, serta serat dan postasium bisa membantu
untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan memproduksi
lebih banyak antibodi. antibodi ini yang akan melawan virus,
bakteri, dan toksin yang ada di daerah tenggorokan (faring).
Bawang putih hampir sama manfaatnya dengan wortel rebus yaitu
untuk meningkatkan antibodi & melawan penyakit faringitis.
Makanan hangat juga baik dikonsumsi penderita faringitis,
seperti sop ayam hangat bisa dimanfaatkan untuk mencegah atau
mengurangi kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri dan kelainan
fungsi di daerah tenggorokan. Jahe & madu bisa kita gunakan
untuk mengurangi iritasi dan rasa gatal di tenggorokan. Penderita
juga perlu mengkonsumsi banyak air putih yang dapat mencegah
tubuh kekurangan cairan.
Makanan & minuman dingin perlu dikurangi. makanan dan
minuman yang bisa merangsang terjadinya radang tenggorokan
seperti gorengan-gorengan, makanan berminyak, asam, pedas,
telalu manis, berlemak juga perlu dihindari.
Dalam kasus ini jenis diet yang diberikan yaitu makanan lunak
yang bertujuan mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh melalui asupan energi dan ptotein yang adekuat serta
memberikan asupan yang adekuat untuk membantu mencapai
berat badan ideal serta untuk mempertahankan status gizi.
2. Dispepsia
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut
dan kronik, ulkus peptikum, pasca operasi lambung yang sering
diikuti dengan dumping sindrome dan kanker lambung. Ganguan
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin
Makasssar_2014
FLORINA YULINDA_K21111001
20
gastrointestinal
sering
dihubungkan
dengan
emosi
atau
berupa
sindrom
dan
menetralkan
sekresi
asam
lambung
yang
21
22
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Monitoring
1. Monitoring Diet Pasien
Jenis diet yang diberikan pada pasien adalah diet lambung
dengan
konsistensi
makanan
lunak
yang
bertujuan
untuk
23
URAIAN
Asupan
1033.5
Kebutuhan
1920
% Asupan
53.83
Asupan
1321
II
Kebutuhan
1920
09/10/2014
% Asupan
68.83
Asupan
1821.5
III
Kebutuhan
1920
10/10/2014
% Asupan
94.87
Rata-rata persen Asupan
72.51
Sumber : Data Primer Terolah, 2014
I
08/10/2014
43.9
72
61.09
54,7
72
76
61.89
72
85.96
74.35
41.4
53.3
77.7
45
53.3
84.4
39.3
53.3
73.8
78.63
110
288
38.3
171
288
59.4
302
288
105
67.5
24
09/10/14
Lemas
120/80
102x/i
360
28x/i
10/10/14
Sedang
120/80
105x/i
360
30x/i
25
sangat
kurang
dari
kebutuhan
berdasarkan
hasil
26
dari
pemeriksaan
antropometri,
fisik/klinis
maupun
27
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pasien didiagnosa faringitis akut dan dispepsia
2. Status gizi pasien Berdasarkan tabel CDC, 2000:
28
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Murdani dan Jeffri Gunawan. 2012. Dispepsia. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Adams, George L. 1997. Buku Ajar Penyakit THT, ed.6. Jakarta:
EGC.
Anonim.
2014.
Terapi
Pada
http://erikarizkyanti.blogspot.com/2011/04/dispepsia.html.
Oktober 2014.
Dispepsia.
Diakses, 18
29
30