NPM : 1102013137
LI 1 : MEMAHAMI DAN MENJELASKAN STRUKTUR TENDON ARCHILLES
1.1 : Makroskopis
Tendon adalah tali fibrosa jaringan ikat tempat berakhirnya serat serat otot, yang melekatkan
otot pada tulang atau struktur lain.
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot
plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah
tendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 sentimeter, dimulai dari
pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian
tengah-belakang tulang calcaneus. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan
melompat secara normal
Fungsi tendon:
1. Membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang
2. Membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol
3. Menekuk dan meregangkan (flex) semua sendi dan otot untuk menahan tulang.
Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan
tidak akan bisa bergerak.
4. Menghubungkan otot dengan tulang
1.2 : Mikroskopis
Tendon Achilles tersusun atas > 95% serat kolagen dan < 5% serat elastin yang merupakan
jaringan ikat padat. Tendon terdiri dari struktur yang berlapis, bersifat lentur dan kuat.
Komponen terkecil di dalam struktur tendon adalah kolagen fibril atau tenosite. Tenosite akan
dilapisi oleh serat kolagen. Beberapa serat kolagen terikat bersama dan membentuk lapisan
berikutnya dalam tendon yaitu fasikel.
Endotenon melingkari fasikel untuk menstabilkan dan mengikat mereka bersama-sama dalam
tendon Achilles. Endotenon tersebut kemudian diikat bersama oleh lapisan akhir dari tendon,
yang disebut peritenon. Epitenon adalah lapisan interior, paling dekat dengan endotenon yang
berisi pembuluh darah, limfatik, dan suplai saraf. Selanjutnya adalah mesotenon yang diisi
dengan cairan pelumas yang memungkinkan Achilles tendon untuk bergerak ketika
gastrocenemius dan otot soleus di betis kontraksi.
1.3 :
Kinesiologi
Gerak
sendi:
- Fleksi Dorsalis : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. proneus tertius dan M.
extensor hallucis longus.
- Fleksi Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis longus, M.
peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior
Dorso flexsi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal pada otot betis.
Peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo achilles
Tendo achilles bisa robek karena kurang menerima aliran darah.
Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton,
tenis, basket dansepak bola
Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
Obesitas
b. Factor resiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadi nya rupture tendon achilles adalah:
2.3 : Patofisiologi
Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung
(overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang
berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot
pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang
baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak. Dapat pula karena latar
belakang degenerasi tendon.
2.4 : Manifestasi Klinik
Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki
atau betis.
Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan.
Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang
tumit.
Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik.
Kesulitan bergerak dan menjaga keseimbangan ketika berdiri.
Nyeri, mungkin parah, dan pembengkakan didekat tumit.
Ketidak mampuan untuk menekuk atau push off ketika berjalan
Ketidak mampuan berdiri diatas jari jari kakipada kaki yang terluka
Seringkali orang melaporkan mendengar suara popping atau patah saat cedera terjadi
sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Dokter bedah akan memeriksa kaki
dan pergelangan kaki, perasaan cacat pada tendon yang
menunjukkan air mata. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi dan dibandingkan
dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki
kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami
kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat
dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes
pencitraan MRI atau lainnya.
1. Anamnesis
Untuk mengetahui riwayat terdahulu, pernah atau tidak mengalami rupture
sebelumnya
Untuk mengetahui data pasien, terutama umur yang merupakan factor resiko
terjadinya rupture
2.6 : Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik
pemeriksaan umum kaki dan pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area tertentu
sebagai berikut:
Periksa untuk kelembutan pergelangan kaki posterior, bengkak, atau celah
yang teraba
Periksa kekuatan otot.
Test fleksi Lutut: Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90
derajat sambil berbaring rawan dimeja periksa. Selama gerakan ini, jika
kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral ataudorsofleksi, diagnosis
ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.
Test Thompson (Test Simmond)
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di tulang
calcaneus. Caramelakukan tes ini, penderita tidur dengan posisi tengkurap, dengan
kedua kaki dipinggirtempat tidur, lalu dilakukan kompresi pada otot betis. Pada
otot yang normal, setelahdilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar,
sebaliknya jika setelah dilakukan flexi plantar dan tidak terjadi flexi plantar, maka
telah terjadi ruptur tendon achilles.
Obriens Test
Foto lateral
foto lateral
Ultrasonografi
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya
robekan. Bekerjadengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara
melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara
cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin
ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar.Gambar-gambar
ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi pergerakantendon
dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.Perangkat ini membuat
pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan struktural
jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera.
Alatmodalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di
tangan ultrasonographer ahli, bisa diandalkan.
Rupture parsial
Rupture total
.
b.Diagnosis Banding
Calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan.
Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada
bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles
tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.
Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/
berlari,achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma
tendon achilles dan betis.
Achilles tendinopathy atau tendonosis
Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga
menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.
2.7 : Tatalaksana
Terapi fisik :
Seorang individu yang mengalami ruptur tendon achilles harus mencari pengobatan medis yang
segera. Terapi fisik umumnya tidak ditunjukkan untuk fase akut pengobatan, tetapi menjadi
bagian penting dalam proses pemulihan total.
Pengobatan konservatif :
Mobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial,maupun seluruhnya. Latihan
bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles
Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujungtendin dapat
berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.
Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6minggu dalam
posisi fleksi 30-40 pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.
Fisioterapi, dengan kaki menggantung melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif,
yang memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman. Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke
posisi netral, dengan protokol ROM yang samaseperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu,
pasien diizinkan untuk menanggung berat badanyang ditoleransi sambil mengenakan orthosis.
Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke8, pasien diperbolehkan melepas orthosisdan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan
penguatan. Ada 3 kasus reruptures, 2di bedah dan 1 pada kelompok nonsurgical. Dari 2
reruptures bedah, 1 jatuh dari tangga, danyang lainnya ditabrak mobil saat mencoba
menghentikan perampokan. Pasien nonsurgicaltergelincir dari tanggul di minggu ke-16. Semua
reruptures dirawat melalui pembedeahan.Lainnya, protokol konservatif yang lebih baru
menggunakan periode nonweight- bearing-casting, baik di atas atau di bawah lutut, dengan kaki
di equinus sekitar 2-4 minggu,dan kemudian seri casting atau dengan penurunan derajat fleksi
plantar ke netral pada interval2 hingga 4 minggu.
Percutaneous Surgery
menggunakan bantalan gips yang tanpa beban. Penggunaan gips dilakukanselama 4 minggu,
diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat dan pemakaian gips dengan elevasitumit rendah.
Open Surgical Repair
Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kakiditempatkan di
plantar fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon
secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selamasekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi
Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kakisecara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi
yang lebih netral setelah periodeimobilisasi (~ 4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting
serial atau pergelangankaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor
diperbolehkansaat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat setinggi 2 cm
dabdipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini, program rehabilitasi dimulai.
Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya,kerusakan
kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumahsakit menurun dan
biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparananestesi.
Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture(hingga
40%) dan lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapatmenyembuhkan
dalam posisi memanjang karena celah di ujung tendon yangmengakibatkan penurunan daya
fleksi plantar dan daya tahan.
kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikitdibandingkan ketika teknik yang lebih tua
digunakan.sulit untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka
yangberbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenisprosedur
bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelahpecahoperasi
dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasidan seberapa baik
pasien mengikutinya.
Terapi obat NSAIDs
Ibuprofen
DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, menghambatt reaksi inflamasidan
menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandinAnalgesik
Asetaminofen
DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, orangg dengan gangguan GI tract
bagianatas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri,memiliki efek
sedatif Menjelaskan Pencegahan Ruptur Tendon Achilles
2.8: pencegahan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.footphysicians.com/footankleinfo/achilles_tendon_rupture.htm
http://robdaquila.com/2009/11/19/achilles-tendonitis-applied-kinesiology-and-chiropractic/
http://www.infofisioterapi.com/perubahan-patologi-pada-ruptur-tendon-achilles.html#more-3562
Sudoyo AW,dkk, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Jilid III,FKUI, Jakarta
Tambajong J,Wonodirekso S.1996.Buku Teks Histologi. Jakarta : EGC (Indonesia)