Histamin adalah senyawa turunan dari asam amino histidin yang banyak terdapat
pada ikan. Asam amino ini merupakan salah satu dari sepuluh asam amino esensial
yang dibutuhkan oleh anak-anak dan bayi tetapi bukan asam amino esensial bagi
orang dewasa. Di dalam tubuh kita, histamin memiliki efek psikoaktif dan vasoaktif.
Efek psikoaktif menyerang sistem saraf transmiter manusia, sedangkan efek
vasoaktif-nya menyerang sistem vaskular. Pada orang-orang yang peka, histamin
dapat menyebabkan migren dan meningkatkan tekanan darah.
Keracunan ini dapat muncul apabila mengkonsumsi ikan dengan kandungan histamin
yang berlebih, yaitu dalam jumlah diatas 70-1000mg. Akibatnya akan timbul muntah-
muntah, rasa terbakar pada tenggorokan, bibir bengkak, sakit kepala, kejang, mual,
muka dan leher kemerah-merahan, gatal-gatal dan badan lemas.
Langkah yang paling tepat untuk mencegah keracunan histamin adalah dengan cara
memilih dan mengkonsumsi ikan yang masih segar dan bermutu baik.
Kadarevin merupakan pembentukan amin toksis dari asam amino ornitin
Putresin merupakan pembentukan amin toksis dari asam amino lisin
Trimetil amin (TMAO) merupakan komponen yang normal terdapat di dalam ikan
laut, sedangkan pada ikan yang masih segar TMA hanya ditemukan dalam jumlah
sangat rendah atau tidak ada. Produksi TMA mungkin dilakukan oleh
mikroorganisme, tetapi daging ikan juga mengandung enzim yang dapat mereduksi
TMAO. Tidak semua bakteri mempunyai kemampuan yang sama dalam meruduksi
TMAO menjadi TMA, dan reduksi tergantung dari pH ikan
Ammonia adalah gas alkalin yang tidak berwarna dan mempunyai daya iritasi tinggi
yang dihasilkan selama dekomposisi bahan organik oleh deaminasi (Taiganides dan
White, 1969 disitir oleh Kristensen dan Wathes, 2000). Amonia adalah senyawa kimia
dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini di dapati berupa gas dengan bau tajam yang khas
(disebut bau amonia)
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus karbonil
(O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang
mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum:
R1(CO)R2.
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam
karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan
ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang paling
sederhana adalah aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon).
Atom karbon yang berada di samping gugus karbonil dinamakan karbon-α. Hidrogen
yang melekat pada karbon ini dinamakan hidrogen-α. Dengan keberadaan asam
katalis, keton mengalami tautomerisme keto-enol. Reaksi dengan basa kuat
menghasilkan enolat.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan
kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena
memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan
metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan
dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol
dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi
sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini
merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol
(gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder yang paling sederhana
adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.
Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'
H2S
Hidrogen sulfida atau H2S adalah gas beracun. Gas ini dapat dijumpai terlarut di
dalam air laut, danau atau sungai. H2S menyebabkan ketengikan pada ikan.
Menimbulkan rasa tak sedap pada daging ikan
Fase cepat
Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat teramati
ciri-ciri sel yang aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan pada fase
cepat ini. Pada fase tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai membelah, yang lainnya
setengah membelah, dan yang lainnya lagi selesai membelah. Dimana fase ini
peningkatan jumlah sel-bakteri dar 1-2,2-4,4-8
Waktu Generasi yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah sel menjadi dua kali
lipat.
2. Kekerasan dan Elasitas untuk penentuan Ikan Segar Adalah sifat fisik untuk
menentukan tingkat kesegaran ikan. Kekerasan bisa diukur dengan dua cara yaitu
secara manual dan alat atau yang lebih dikebal Hard ness. Jika agak keras
menunjukan kalo kondisi Ikan Tersebut dalam keadaan Pre-Rigor Mortis serta
elatisitas tinggi jadi kalo ditekan dengan jari kembali keadaan semula, jika lembek
sekali serta elasitas sudah tida ada maka menunjukan bahwa ikan itu post-rigor dan
menunju kebusukan. Sedangkan ikan pada keadaan rigor mortis, elasitas berkurang
serta kekerasan meningkat, jika ikan dipegang bagian kepala dan ditegakkan berdiri
tegak itu menandakan ikan dalam keadaan rigormortis.
Populasi mikroba pembusuk, populasi ikan ketika keadaan pre rigor mortis mulai
meningkat, mikroba pembusuk berasal dari usus, insang dan isi perut mulai
menyerang ke daging ikan, karna kadar airnya tinggi mikroba sangat menyukainya
karena cara makan mikroba osmoregulasi pada pre-rigor menuju rigor mortis fase
pertumbuhan dalam keadaan fase cepat. Sedangkan pada keadaan rigormortis
pertumbyhan mikroba terhambat karena kondisi pH yang menurun.
Kenampakan merupakan sifat fisik untuk menentukan kesegaran ikan, menjadi
penampakan luar seperti mata, insang, sisik, kulit berikut penentuan ikan berdasarkan
penampakan :
a. Cerah, tidak suram (segar) karena perubahan biokimiawi belum terjadi,
metabolisme dalam tubuh ikan masih normal.
b. Makin lama menjadi suram warnanya, berlendir sebagai akibat berlangsungnya
proses biokimiawi lebih lanjut dan berkembangnya mikrobia.
a. Ikan segar, insang berwarna merah cerah, sisik melekat.
b. Ikan tidak segar, insang menjadi coklat gelap, dan sisiknya mudahlepas dari
tubuhnya.
c. Insang merupakan pusat darah mengambil O2 dari dalam air. Kematian ikan dapat
menyebabkan peranan darah (hemoglobin) berhenti, darah teroksidasi sehingga
warnanya berubah menjadi merah gelap.
aroma, tekstur dan cita rasa merupakan penentuan kesegaran ikan secara
Organoleptik/ sensorik Cara ini paling sering digunakan dalam praktek, terutama di
pabrik-pabrik pengolahan ikan karena lebih mudah dan lebih cepat dikerjakan, tidak
memerlukan banyak peralatan, serta murah. Cara ini menggunakan panelis/penguji
yang telah terlatih dengan baik. Aroma mengunakan organ hidung apakah ikan itu
berbau tengik atau tidak.
Berikut indicator cita rasa sebagai berikut
Segar, manis, sedikit seperti bau kerang
- Kehilangan kesegarannya dan kemanisannya
- Netral atau sedikit asam
- Asam, tetapi masih dapat dimakan
- Sangat asam, tak dapat dimakan
Berikut penilaian skor tekstur daging ikan :
- Padat. Lentur, jika ditekan dengan jari bekasnya segera hilang, sulit
menyobek dagingnya dari tulang belakangnya. Kadang-kadang agak lunak sesuai
dengan jenisnya.
- Daging agak lunak, jika ditekan dengan jari belum ada bekasnya.
- Lunak. Bekas tekanan jari lama hilangnya. Sisik mudah dilepaskan.
- Sangat lunak. Bekas jari tak mudah hilang. Daging mudah disobek dari tulang
belakangnya.
1. Kelompok Bahaya
2. Kategori Bahaya
Kategori Resiko Karakteristik Bahaya Keterangan
0 0 (Tidak Ada Bahaya) Tidak mengandung bahaya A s/d F
I (+) Mengandung satu bahaya B s/d F
II (++) Mengandung dua bahaya B s/d F
III (+++) Mengandung tiga bahaya B s/d F
IV (++++) Mengandung empat bahaya B s/d F
V (+++++) Mengandung lima bahaya B s/d F
VI A+ (kategori Khusus) Kategori resiko paling tinggi (semua
makanan yang mengandung bahaya
A, baik dengan atau tanpa bahaya B
s/d F