Anda di halaman 1dari 7

4.3.

3 Friabilator

4.3.5 Jangkasorong Digital

4.3.4 Hardness Tester

4.3.6 Moisture Balance

4.3.7 Timbangan Digital

4.3.8 Tap Density Tester

Read more: http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/oyeah.html#ixzz3JmEjoVnh


Granulasi kering
, yaitu metode yang memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa
campuran bahan kering menjadi massa padat, selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).

Read more: http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/oyeah.html#ixzz3JmGUW27l


Aspirin (Asam Asetilsalisilat / ASA / Asetosal)
Komposisi:
Tiap tablet mengandung salbutamol Aspirin / Asam Asetilsalisilat 500 mg
Farmakologi:
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang
sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan
dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan
jantung.

Asam asetil salisiliat/aspirin menghambat produksi prostaglandin (sebuah zat spesifik yang
menyebabkan rasa sakit dan demam) untuk mengurangi respons tubuh terhadap serangkaian
proses kimia yang akhirnya menuju terbentuknya rasa sakit.
Indikasi:
Meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi, demam, nyeri karena haid, migren, sakit kepala
dan sakit gigi tingkat ringan hingga agak berat.
Kontraindikasi
Tukak lambung dan peka terhadap derivet asam salisilat, penderita asma dan alergi,
penderita yang pernah atau sering mengalami pendarahan di bawah kulit, penderita hemofilia;,
anak-anak di bawah umur 16 tahun.
Dosis:
-

Dewasa

: 1 tablet, 3 kali sehari (bila perlu)

Anak-anak di atas 5 tahun

Untuk pemakaian efektif, tiap tablet sebaiknya diminum dengan banyak air. Juga disarankan

: - 1 tablet, 3 kali sehari (bila perlu)

untuk terlebih dahulu melarutkan tablet di dalam air dan meminumnya dengan kira-kira
hingga 1 gelas air. Ini memungkinkan proses pelarutan yang cepat di dalam lambung dan
penyerapan bahan aktif yang cepat ke dalam saluran darah melalui usus, hingga membuatnya
lebih efektif.
-

Sebaiknya dikonsumsi setelah makan.


Efek Samping:
Iritasi lambung , rasa mual, muntah-muntah
Peringatan dan Perhatian:

Gangguan renal, kekurangan G6PD.

Wanita hamil yang mendekati masa melahirkan.

Pasien dengan flu, cacar air, atau demam haemoragis, nyeri gastro-intestinal (GI) atau asma.

Terjadinya muntah-muntah yang terus-menerus dapat menjadi tanda terjadinya Reyes


syndrome (segera tangani).

Dengan metode pembuatan t BAB I


PENDAHULUAN

1.1 Teori Dasar Tablet


a. Definisi Tablet
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran,
bentuk, berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang
tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet
digunakan pada pemberian secara oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan
penambahan zat warna dan zat pemberi rasa. Tablet lain yang penggunaanya dapat
cara sublingual, bukal, atau melalui vagina.
ablet yang manapun, tablet yang dihasilkan harus mempunyai sifat-sifat yang baik,
yaitu :
1. Cukup kuat dan resisten terhadap gesekan selama proses pembuatan,
pengemasan, transportasi dan sewaktu di tangan konsumen. Sifat ini diuji dengan
uji kekerasan dan uji friabilitas.
2. Zat aktif dalam tablet harus dapat tersedia dalam tubuh. Sifat ini dilihat dari uji
waktu hancur dan uji disolusi.
3. Tablet harus mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman kandungan
(untuk zat aktif kurang dari 50 ml). Parameter ini diuji dengan variasi bobot dan uji
keseragaman kandungan.
4. Tablet berpenampilan baik dan mempunyai karakteristik warna, bentuk dan tanda
lain yang menunjukkan identitas produk.
5. Tablet harus menunjukkan stabilitas fisik dan kimia serta efikasi yang konsisiten

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Zat berkhasiat yang dapat dijadikan sebagai obat penurun demam adalah

asetosal. Asam asetil salisilat atau asetosal banyak dijumpai dalam berbagai nama
paten, salah satunya yang terkenal adalah Aspirin. Yang berguna untuk mengurangi
rasa sakit, misalnya: sakit kepala, nyeri otot, nyeri tulang, nyeri haid), Menurunkan
demam, misalnya: demam setelah imunisasi, Antiradang, misalnya: radang sendi
rematoid, radang tulang dan sendi.
Seperti halnya obat-obat analgesik yang lain, ia bekerja dengan cara
menghambat sintesis prostaglandin. Prostaglandin sendiri adalah suatu senyawa
dalam tubuh yang merupakan mediator nyeri dan radang/inflamasi. Ia terbentuk
dari asam arakidonat pada sel-sel tubuh dengan bantuan enzim cyclooxygenase
(COX). Dengan penghambatan pada enzim COX, maka prostaglandin tidak
terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda.
Prostaglandin juga merupakan senyawa yang mengganggu pengaturan suhu
tubuh oleh hipotalamus sehingga menyebabkan demam. Hipotalamus sendiri
merupakan bagian dari otak depan kita yang berfungsi sebagai semacam
termostat tubuh, di mana di sana terdapat reseptor suhu yang disebut
termoreseptor. Termoreseptor ini menjaga tubuh agar memiliki suhu normal, yaitu
36,5 37,5 derajat Celcius.
Pada keadaan tubuh sakit karena infeksi atau cedera sehingga timbul radang,
dilepaskanlah prostaglandin tadi sebagai hasil metabolisme asam arakidonat.
Prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus, di mana

hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal).
Adanya peningkatan titik patokan ini disebabkan karena termostat tadi
menganggap bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya
terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk
menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di
atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan oleh
mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam. Karena itu, untuk bisa
mengembalikan setting termostat menuju normal lagi, perlu menghilangkan
prostaglandin tadi dengan obat-obat yang bisa menghambat sintesis prostaglandin.
Asetosal dapat mengencerkan darah. Karena asetosal bekerja secara cukup
kuat pada enzim COX-1 yang mengkatalisis pembentukan tromboksan dari platelet,
suatu keping darah yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Penghambatan
sintesis tromboksan oleh asetosal menyebabkan berkurangnya efek pembekuan
darah. Sehingga, asetosal bahkan dipakai sebagai obat pengencer darah pada
pasien-pasien pasca stroke untuk mencegah serangan stroke akibat tersumbatnya
pembuluh darah.
IMPLIKASI : Karena memiliki efek pengencer darah, maka tentu tidak tepat
jika digunakan sebagai obat turun panas pada demam pada penderita demam
berdarah. Karena pada demam berdarah sudah ada risiko perdarahan karena
berkurangnya trombosit.

1.2

Tujuan

Tugas makalah ini dibuat agar lebih memahami tentang Asetosal


bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Tugas makalah ini dibuat sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian
semester ganjil pada mata kuliah Teknologi Farmasi.

Anda mungkin juga menyukai