DASAR TEORI
2.1
Gelombang Elektromagnetik
D =
(2.1)
= 0
(2.2)
x = o J +
(2.3)
(2.4)
c = .
(2.5)
A( z , t ) = Ce i( kZ z t )
(2.6)
Az
( ,t) =Cei( kZzt)
Gelombang
cahaya
termasuk
gelombang
elektromagnetik.
Gelombang
Cahaya warna putih merupakan cahaya heterogen, karena pada cahaya putih
terdapat banyak spektrum warna cahaya lainnya. Jika cahaya putih dilewatkan
pada sebuah prisma segitiga, maka akan diuraikan menjadi warna homogen
dengan perbedaan sudut dispersi. Perbedaan sudut tersebut menunjukkan
perbedaan panjang gelombang spektral tiap warna.
2.1.3 Sumber Cahaya
sebelum sinar laser bisa dikeluarkan. Inti dari emisi sinar laser terletak pada
tabung resonator.
2.1.4 Prinsip Kerja Laser
Postulat Einstein menjelaskan foton yaitu cahaya terkuantisasi menjadi paketpeket energi Foton mempunyai dualisme sifat sebagai materi dan sebagai
gelombang. Sebagai materi foton sangat bergantung dengan frekuensi, sehingga
satu foton dapat melakukan serapan atom, pancaran alami (emisi spontan), serta
pancaran terangsang.
Jika elektron secara spontan meluruh, berubah dari suatu keadaan menjadi
keadaan lain, elektron tersebut memancarkan foton. Proses ini disebut emisi
spontan. Contoh yang terjadi pada lampu flouresensi dimana bahan ditembakkan
foton spektrum UV yang menyebabkan tingkat energi atom yang dilevel dasar
naik ke level 1, dan ketika atom kembali ke tingkat energi dasar mengeluarkan
cahaya tampak.
Transisi dari suatu keadaan ke keadaan lainnya bisa dihalangi. Dengan kata lain,
saat energi foton h ditembakkan mendekati atom yang berbeda tingkat energinya,
atom mengalami penguatan dan ketika kembali ke tingkat dasar menghasilkan
foton lainnya dengan energi hf = E1-E2. Sementara, karena adanya pemicu dari
luar energi foton akan menghalangi transfer elektron dari keadaan 1 ke keadaan 2.
Ini disebut pemancaran terangsang (stimulated emmission).
Emisi terangsang terjadi ketika sebuah foton didekatkan ke sebuah atom
menyebabkan atom tereksitasi dan mengeluarkan energi sebesar foton awal.
Proses tersebut menghasilkan dua foton berenergi hf. Dimana arah fasa sama
dengan energi foton pemicunya.
= h.
Keterangan:
h: tetapan Planc 6.626x10-23 J/s
: frekuensi (Hertz)
Pada saat atom kembali ke tingkat dasar atom mengalami laju penurunan atom
yang besarnya adalah:
dN 2
= W
d t te ra n g s a n g
21
.N
(2.8)
Dimana:
W21 = 21.F
Keterangan:
(2.9)
F: fluks foton
10
Spektroskopi
11
12
(2.10)
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa entalphi merupakan fungsi dari
temperatur dan tekanan. Pada percobaan ini, tekanan dibuat konstan, yang
direkayasa adalah temperatur.
Hamburan
Hamburan adalah fenomena umum yang dapat terjadi melalui berbagai macam
mekanisme yang berbeda, bergantung kepada ukuran dari penghambur ketika
dibandingkan terhadap panjang gelombang dari radiasi. Untuk molekul yang
13
umumnya jauh lebih kecil dibandingkan panjang gelombang cahaya efisiensi dari
proses relevant. Hamburan merupakan interaksi yang merubah arah dari photon
sedangkan molekul menerima reaksi yang sama. Scattering dapat bersifat elastik
ketika enerrgi photon tidak berubah-ubah, atau bersifat inelastic ketika terjadi
perubahan pada energi photon. Hamburan yang berlebihan dapat menjadi sangat
sulit untuk dikumpulkan dan sulit untuk mendeteksi emisi dari sebuah atom yang
mengalami hamburan yang berlebihan. Ukuran dari atom akan mempengaruhi
tingkatan hamburan. Setiap struktur padatan tidak homogen yang memiliki
panjang sekitar 100 nanometer sampai puluhan mikrometer pada prinsipnya
mengalami sebuah hamburan tambahan, sehingga dibutuhkan tindakan ekstra dari
setiap sample terdiri dari molekul tunggal untuk menekan hamburan sebanyak
mungkin
Spektroskopi absorbsi
Sebuah photon awalnya juga dapat diabsorb oleh sebuah molekul dan selanjutnya
energi photon diubah menjadi keadaan tereksitasi dari awan elektron . Interaksi
seperti ini sensitif dengan struktur internal molekul, karena hukum mekanika
kuantum mengijinkan untuk kemungkinan terdapatnya sejumlah terbatas keadaan
tereksitsi dari awan elektron untuk setiap ikatan kimia. Setiap tingkat tereksitasi
mempunyai energinya masing-masing. Absorpsi photon merupakan penghubung
dari tingkat energi terendah dengan tingkat yang lebih tinggi. Molekul memiliki
spektrum absorbsi masing-masing.
14
Deteksi Fluorescence
Spektroskopi vibrasi
Energi vibrasi pada molekul memiliki korelasi dengan peristiwa absorbsi yang
terjadi pada molekul. Vibrasi yang terjadi pada suatu molekul dapat menyebabkan
absorbsi intensitas dari radiasi spektrum gelombang elektromagnetik. Jika suatu
molekul terus menerus melakukan vibrasi, maka pada tingkatan tertentu ikatan
molekul akan putus. Putusnya ikatan tersebut, akan berpengaruh pada spektral
serapan molekul, baik molekul diatomik ataupun molekul poliatomik[3] Sebuah
molekul campuran terdiri dari n atom memiliki 3n derajat kebebasan, enam
diantaranya adalah merupakan gerak translasi dan rotasi dari molekul itu sendiri.
Bentuk vibrasi molekul terdiri dari stretching, bending, scissoring, rocking dan
twisting.
15
Frekuensi yang mana suatu mode vibrasi terjadi ditentukan dengan kekuatan dari
ikatan yang terlibat dan masa dari komponen-komponen atom. Hal-hal yang
mempengaruhi vibrasi molekul adalah simetri molekul, lokasi tones dan overtone
molekul, perubahan momen dipol dapat menyebabkan suatu molekul bervibrasi.
Bentuk ikatan juga akan mempengaruhi absorpsi cahaya oleh molekul. Ikatan
C=O sangat kuat bervibrasi karena besarnya perubahan didalam dipol mengambil
bagian didalam mode stretching.
Nitriles (R-CN)
160a
Acetylenes (-CC-)
170a
Alkenes (>C=C<)
175a
Alcohols (R-OH)
180 (175-200)a
Ethers (R-O-R)
180a
16
180a, 280
190a (200-220)
Aldehydes (R-C=O-H)
190a, 290
205
Esters (R-C=O-OR)
205
210
Thiols (R-SH)
210
Nitrites (R-NO2)
271
340
17
(2.11)
(2.12)
K= kc
(2.13)
Io
= - log (T) = cl
Ix
(2.14)
(2.15)
(2.16)
Kombinasi dari persamaan (2.9) dan (2.13) dari Hukum Beer-Lambert dapat
dituliskan sebagai berikut:
18
%T = (Ix/I0) x 100
(2.17)
2.3
Aspek
yang dibedakan
Bentuk campuran
Bentuk dispersi
Penulisan
Ukuran Partikel
Fasa
Larutan Sejati
Koloid
Suspensi
Homogen
Homogen
Heterogen
Dispersi molekul
Dispersi padatan
Dispersi padatan
X(aq)
X(s)
X(s)
< 1 nm
1 nm 100 nm
>100 nm
Tetap homogen
Heterogen
Heterogen
19
Koloid Indophenol blue dibuat melalui proses fisika dan proses kimiawi melalui
beberapa tahapan, yaitu:
A. Cara Kimia
Partikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi kimial seperti reaksi hidrolisis,
reaksi reduksi-oksidasi, atau reaksi subtitusi.
1. Hidrolisis
Hidrolisis merupakan reaksi zat dengan air.
Contoh:
i)
ii)
B. Cara Fisika
Dilakukan dengan cara menaikkan kelarutan zat terlarut, yaitu dengan jalan
pemanasan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid. Pelarut
yang digunakan pada percobaan ini adalah air. Air memiliki polaritas yang paling
tinggi di antara pelarut lainnya. Sehingga jika amoniak dilarutkan di dalam air,
kemudian dipanaskan maka amoniak akan terlarut sempurna dan terurai menjadi
ion-ionnya.
cahaya oleh suatu atom didalam larutan berwarna yang memiliki kepekatan warna
20
21
penyusunnya.
Penamaan
indophenol
blue
dikarenakan
Spektrum (nm)
895, 995
Acetic anyheydride
890, 990
Acetone
Acetonitritile
Benzene
865, 1005
Benzoic acid
855
Benzl alcohol
Benzoyl chloride
866, 1010
Butanol
Butyl ether
900, 1010
Butyric acid
895, 1005
Chlorobenzene
Cylohexane
880,910, 1025
n-Decane
915,930,1020,1040
Water
955-960
arCH(aromatik)
1714-1780
R-OH (alohol)
1410-1455
ArOH (phenol)
1421-1470
1694-2500
Urea
1460,1490,1520
22
2. Phenol (C6H5OH)
Phenol adalah senyawa rantai benzena. Fenol mengandung gugus benzen dan
hidroksi. Gugus benzene adalah gugus yang terikat pada cincin benzene,
mempunyai sifat asam, mudah dioksidasi, sekaligus memiliki struktur ikatan
gugus OH.
23
NH3 + H2O
24