Anda di halaman 1dari 5

BAB 4

KERJA STATIS; RANCANGAN UNTUK PEKERJA YANG BERDIRI DAN DUDUK

A. Kerja Statis
Desain untuk berdiri dan pekerja duduk manusia dirancang untuk
berdiri dengan dua kaki, tetapi mereka tidak dirancang untuk diam. Berdiri
adalah posisi pilihan bagi banyak tugas dalam industri tetapi dapat
menyebabkan ketidaknyamanan jika sisanya tidak cukup disediakan atau
jika beban postural yang tidak perlu ditempatkan pada tubuh.
Kerja berdiri merupakan salah satu sikap kerja yang sering dilakukan
ketika melakukan sesuatu pekerjaan. Berat tubuh manusia akan ditopang
oleh satu ataupun kedua kaki ketika melakukan posisi berdiri. Aliran
beban berat tubuh mengalir pada kedua kaki menuju tanah. Hal ini
disebabkan oleh faktor gaya gravitasi bumi. Kestabilan tubuh ketika posisi
berdiri dipengaruhi posisi kedua kaki. Kaki yang sejajar lurus dengan jarak
sesuai dengan tulang pinggul akan menjaga tubuh dari tergelincir. Selain
itu perlu menjaga kelurusan antara anggota bagian atas dengan anggota
bagian bawah. Contoh Pekerjaan yang mendukung dengan posisi berdiri :
satpam, oprator mesin di perusahaan, SPG , kuli angkut untuk
memindahkan barang dengan berdiri , pekerja pengebor , kuli banguanan
dll.
Berdiri merupakan pekerjaan yang sering dilakukan dalam industri,
karena memiliki banyak keuntungan diantaranya :
1.Jangkauan lebih besar berdiri dibandingkan duduk
2.Berat badan dapat digunakan untuk mengerahkan kekuatan
3.Pekerja yang berdiri sedikit membutuhkan ruang untuk kakinya
daripada pekerja yang duduk
4.Kaki sangat efektif dalam meredam getaran
5.Tekanan piringan pada tulang punggung bagian bawah (lumbar
disc) lebih rendah

6.Tidak butuh perhatian lebih, cukup dipelihara dengan melakukan


sedikit aktivitas otot
7.Kekuatan otot batang tubuh kecuali kepala dan leher (trunk) dua
kali lebih besar pada berdiri daripada setengah berdiri atau duduk
Kerja otot statis adalah kerja otot yang tidak bergerak atau dengan kata
lain otot hanya diam. Biasanya kerja otot statis akan lebih cepat
mengalami kelelahan dibandingkan dengan kerja otot dinamis.
B. Kerja Otot Statis
Otot tersusun dari serat-serat otot yang bekerja dengan jalan mengerut
(kontraksi). Otot dapat bekerja secara statis (menetap) dan dinamis
(ritmis, berirama). Kerja Otot Statis Otot tersusun dari serat-serat otot
yang bekerja dengan jalan mengerut (kontraksi). Otot dapat bekerja
secara statis (menetap) dan dinamis (ritmis, berirama). Pengenduran
adalah kesempatan bagi darah untuk masuk ke dalam otot. Jelaslah
bahwa otot yang berkontraksi dinamis memperoleh glukosa dan oksigen
sehingga kaya akan tenaga dan sisa-sisa metabolisma dibuang segera.
Otot-otot yang berkontraksi statis tidak mendapat glukosa dan oksigen
dari darah sehingga harus menggunakan cadangan-cadangan yang ada.
Sisa-sisa metabolisme tidak dapat diangkut keluar melainkan tertimbun.
Hal ini mengakibatkan rasa nyeri dan lelah pada otot. Rasa nyeri dan
kelelahan ini memaksa untuk menghentikan kerja otot statis. Sebaliknya,
kerja otot dinamis dengan irama yang tepat dapat lama berkelanjutan
tanpa kelelahan otot. Sehingga secara fisiologis terbukti bahwa kerja otot
statis kurang efisien daripada kerja otot dinamis karena lebih cepat
menimbulkan kelelahan.
C. Efek kerja otot statis

Otot yang digunakan dalam keadaan diam sehingga akan terjadi


penumpukan asam laktat lebih cepat dibandingkan dengan kerja otot

dinamis, sehingga pekerja akan lebih cepat mengalami kelelahan. Ketika


pekerja cepat merasa lelah meka pekerjaan atau produktivitasnya akan
mengalami penurunan. Sebagai contoh seorang tukang cat yang sedang
melakukan pekerjaanya pada saat berdiri, akan mengalami kelelahan
pada kedua otot kakinya. Sikap kerja yang baik adalah dimana jangkauan
gerakan dari batang tubuh tidak dipaksakan (bebas bergerak ke depan
ataupun ke belakang).
D. Umum Tempat Kerja Gerakan Untuk Melihat Jangkauan Tubuh
Pada akhirnya, tempat kerja harus nyaman bagi pengguna dan
beradaptasi dengan kebutuhan mereka sebanyak mungkin. Produk kerja
yang dirancang dengan ini dalam pikiran dapat menyebabkan
produktivitas pekerja yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah dari
cedera dan penyakit. Ada hal yang perlu dipehatikan yakni zona jangkuan
tubuh saat berdiri dapat dilihat dari baik dan buruk zona tubuh saat
beraktifitas.
Ada 4 zona yang berbeda bahwa pengguna mungkin menemukan
sementara duduk atau berdiri:
Zona 0 (Green Zone) yang dipilih zona untuk sebagian gerakan.
Memberi tekanan minimal pada otot dan sendi.
Zona 1 (Zona Kuning) yang dipilih zona untuk sebagian gerakan.
Memberi tekanan minimal pada otot dan sendi.
Zona 2 (Red Zone) posisi lebih ekstrim untuk anggota badan,
menempatkan ketegangan yang lebih besar pada otot dan sendi.
Zona 3 (Beyond Red Zone) posisi paling ekstrim untuk anggota badan,
harus dihindari jika mungkin, terutama dengan berat mengangkat atau
tugas yang berulang.

Zona ini adalah rentang di mana anggota badan tubuh dapat bergerak
bebas. Zona 0 dan 1 meliputi gerakan bersama yang lebih kecil,
sementara zona 2 dan 3 merupakan posisi yang lebih ekstrim. Dengan
memperatikan Zona 0 dan zona 1 lebih disukai untuk sebagian besar
gerakan terjadi. Zona 2 dan 3 harus dihindari bila mungkin, terutama
untuk berulang-ulang dan berat tugas. Gerak dalam rentang ini
menempatkan lebih sering pada otot dan tendon dan dapat menyebabkan
pengembangan gangguan muskuloskeletal.

E. Pendekatan ergonomi untuk rancangan lingkungan kerja


Rancangan ergonomi untuk lingkungan kerja mendorong terbentuknya
postur yang baik. Keputusan tentang kesesuaian dan keuntungan yang
relatif dari rancangan yang berbeda hanya dapat dibuat berdasarkan:
1) Karakteristik pekerjanya= umur, antropometri, berat badan,
kebugaran, mobilitas (pergerakan), ada tidaknya masalah
muskuloskeletal, dulu pernah cedera atau operasi, penglihatan,
kidal atau kewenangan, kegemukan.2) Kebutuhan
atau
persyaratan
tugas=
persyaratan
visual,
persyaratan manual (posisi, kekuatan, siklus waktu, waktu
beristirahat, kecepatan tidaknya saat bekerja)
Posisi kerja dengan berdiri memlilik keuntungan dan kekurangan . Dari
keuntungan yang telah disebutkan sebelumnya maka dengan posisi kerja
berdiri akan memiliki jangkauan lebih besar daripada duduk karena
dengan berdiri tubuh dapat leluasa berpindah tanpa adanya halangan ,
dengan posisi berdiri kekuatan tubuh dapat digunakan secara maksimal
dengan bantuan berat tubuh, misalnya untuk melakukan kegiatan

mendorong , mengangkat , dll. Dengan posisi berdiri maka kaki


merupakan tumpuan utama dan bisa sebagai peredam getaran saat
beraktifitas. Posisi berdiri tidak membutuhkan perhatian khsusus misalnya
sudut siku , sudut lengan karena dengan berdiri badan akan lebih mudah
bergerak bebas tanpa adanya kontak stres , misalnya kontak stres dengan
kursi , sudut kaki yang terlalu menekuk yakni dibawah 90 , dsb.
Posisi berdiri juga memiliki kekurangan bila pekerja harus melakukan
pekerjaan dengan berdiri terus maka akan meningkatkan beban kerja dan
menyebabkan kelelahan karena lebih membutuhkan energi . Dengan
kegiatan kerja yang statis juga harus memperhatikan kegiatan dinamis
agar terjadi variasi gerakan kerja yang dapat mengurangi beban kerja dari
penimbunan asam laktat, kegiatan yang monoton, dan meningkatkan
produktifitas kerja.
Sumber:
Allsteel (2006) Ergonomics and Design A Reference Guide
R.S Bridgers (2003) Introduction to ergonomics

Anda mungkin juga menyukai