PENDAHULUAN
mikropori, sangat terbatas sebagai akibat dari relatif kecilnya ukuran pori zeolit.
Dibutuhkan material dengan ukuran pori lebih besar (mesopori) guna memenuhi
kebutuhan dalam berbagai proses kimia tersebut.
Para peneliti dari Mobil Research, pertama kali mengkonfirmasi penemuan suatu
material mesopori MCM-41 yang merupakan anggota dari keluarga material M41S.
Berbeda dengan zeolit yang disintesis dengan molekul tunggal (senyawa amina) sebagai
cetakan, MCM-41 disintesis menggunakan aggregat molekul surfaktan atau
supramolekul yang dapat mengalami self-assembly (pengaturan diri) sebagai agen
pengarah struktur seperti kation tetradecyltrimethyl ammonium (C14TMA). Mekanisme
ini dikenal sebagai Liquid Crystal Templating Mechanism (LCT). Sumber silika
yang digunakan di antaranya adalah natrium silikat komersial, tetrametilammonium
silikat dan tetraetil ortosilikat (TEOS) (Beck et al.1992). Mahalnya harga prekursor
silika tersebut menyebabkan harga produksi material MCM-41 yang dihasilkan menjadi
relatif tinggi, sehingga perlu dicari alternatif sumber silika yang lebih ekonomis.
Kaolin adalah jenis batuan mineral clay(tanah liat) dengan formula
AL2O3.2SiO.2H2O. kaolin mengandung 71,20% SiO2, oleh karena itu kaolin dapat
digunakan sebagai sumber SiO2. Dengan potensi tanah liat yang dimiliki Kalimantan
Barat, yang sangat melimpah sehingga mudah didapatkan, seperti di Kecamatan Cap
Kala Kabupaten Bengkayang ini dapat di jadikan suatu sumber silica dan juga dapat
dijadikan potensi alam untuk meningkatkan pendaptan khas daerah.
potensi dari kaolin sebagai sumber silika dalam sintesis suatu material nanopori
(mesopori) heksagonal. Dalam rangka lebih meningkatkan nilai ekonomis material yang
akan dihasilkan,
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 emisi gas buang kendaraan
Dalam gas buang kendaraan bermotor terdapat berbagai komponen yang berbahaya
bagi tubuh manusia. Diantaranya gas CO (karbon monoksida), Pb (timbal), CO2 (gas
karbondioksida), serta kabut karbon.
CO adalah gas yang mampu membunuh orang secara massal. Bila dihirup, ikatan
karbon monoksida dengan darah (karboksihaemoglobin), lebih stabil daripada ikatan oksigen
dengan darah (oksihaemoglobin),sehingga darah menjadi lebih mudah menangkap gas.
Akibanya, hemoglobin yang semestinya mengangkut dan mengedarkan oksigen ke seluruh
tubuh akan terganggu. Tubuh akan kekurangan O2 dan menimbulkan kematian.
Untuk menurunkan nilai oktan yang biasanya ditambahkan kedalam bahan bakar
berkualitas rendah sehingga dapat mengurangi ketukan, maka ditamkanlah timbul (Pb).
Ketika timbal terhirup oleh otak dan ginjal. Untuk selanjutnya disimpan dalam gigi dan
tulang. Bahaya yang ditimbulkannya yaknik gangguan fase awal pertumbuhan fisik dan
mental yang berakibat pada fungsi kecerdasan, penurunan IQ dan pemusatan perhatian,
hiperaktif, gangguan fungsi kecerdasan, dan penglihatan, dan masih banyak lagi efek yang
disebabkan termasuk pula pelunakan tulang yang terjadi karena Pb memiliki biloks yang
sama dengan Ca sehingga timbal dapat dengan mudah mengambil alih posisi kalsium dalam
tubuh. Ca berperan dalam pengerasan tulang. Apabila Ca digantikan oleh Pb dengan
demikian tidak ada zat yang berperan dalam pengerasan tulang sehingga tulang menjadi
lunak.
Hidrokarbon berbahaya senyawa penyebab iritasi seperti asam cuka, serta senyawa
penyebab kanker seperti benzopirena, juga mungkin dihasilkan. Suatu studi menyimpulkan,
asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena 350 kali lebih besar dari asap rokok.
Telah kita kenal dengan baik, perokok pasif pun dapat berisiko kanker gara-gara asap rokok
orang-orang di sekitarnya. Lebih berbahaya apabila anda menderita lagi, karena mereka
menghirup jumlah udara persatuan berat badannya lebih besar darp pada orang dewasa dan
juga karena perbedaan struktur paru-parunya
2.2 Material Nanopori Heksagonal
Beck et al. (1992) dari Mobil Research melaporkan telah berhasil mensintesis
keluarga material mesopori M41S dengan struktur pori yang teratur dan mengusulkan model
Liquid Crystal Template (LCT) sebagai mekanisme pembentukannya seperti yang disajikan
pada Gambar 1. Metode ini menggunakan struktur kristal cair surfaktan sebagai templat
organik. Keberhasilan mekanisme ini dapat dilihat dari struktur dan dimensi pori material
berhubungan dengan surfaktan, diantaranya adalah panjang rantai dan sifat kimia surfaktan
dalam larutan. Material yang diperoleh disebut dengan MCM-41 yang ternyata memiliki
marfologi struktur loronglorong panjang heksagonal. Material MCM-41 memiliki struktur
pori sarang lebah berdimensi pori antara 1,5 - 10 nm dengan luas permukaan mencapai 700
m2/g. Material lain yang disintesis menggunakan mekanisme LCT diantaranya adalah MCM48 (Vartuli et al., 1994).