TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP TEORI MYOMA UTERI
2.1.1 Pengertian
Mioma uteri / fibroid uterus adalah tumor yang biasanya jinak yang paling sering
terjadi pada organ reproduksi wanita
(bambam. w. 2006)
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya
sehingga dikenal dengan istilah fibromioma, lelomioma ataupun fibroid
(Sarwono. 2006)
Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, yang berdasarkan besar dan lokasinya
dapat memberikan gejala klinis. Nama lain leimioma uteri, fibro miomi uteri, uterine
fibroid.
(Manuaba, 2010)
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari sel-sel otot polos yang telah
mengalami degenerasi
(Williams dan Wilkins, 2001)
Myoma uteri adalah neoplasma jinak, berasal dari otot uterus. Dikenal juga dengan
nama:
-
Fibromioma uteri.
Leiomioma uteri.
Uterine fibroid.
(Sarwono, 1991; Manuaba, 1993).
Myoma Uteri adalah : neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang disebut
juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid. Myoma Uteri umumnya terjadi
pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada
serviks uteri (2 %) dan pada korpus uteri (97%), belum pernah ditemukan myoma uteri
terjadi sebelum menarche.
2.1.2 Etiologi
Penyebab
Penyebab myoma uteri belum jelas, disangka berasal dari :
1. Teori genefoblas yaitu pada wanita ekstrogenik yang menyebabkan sel-sel otot yang
imatur/belum matang
2. Faktor keturunan
Predisposisi
Predisposisi terjadinya myoma uteri adalah :
1. Kulit hitam lebih banyak
2. Jarang ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada usia 35-45
tahun (kurang lebih 25 %)
3. Nulipara/kurang subur
4. Keturunan
5. Zat-zat karsinogenik
(Sarwono, 2010)
2.1.3 Jenis Myoma Uteri
Berdasarkan posisi myoma terhadap lapisan-lapisan yterus, dapat dibagi dalam 3 jenis:
Myoma Submukosa 5 %
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Paling
sering menyebabkan perdarahan yang banyak sehingga memerlukan hysterektomi
walaupun ukurannya kecil.
Adanya myoma jenis ini dirasakan sebagai suatu curet bump (benjolan
waktu curet. Kemungkinan terjadinya degenerasi sarcoma leih besar pada jenis ini.
Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui servik atau
vagina.
Myoma Intramural
Terletak pada myometrium. Kalau besar atau multiple dapat menyebabkan
pembesaran uterus dan berbenjol- benjol.
Myoma Subserosa/subperitoneal
Tumbuh keluardinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus
diliputi oleh serosa. Kadang-kadang vena yang ada di permukaan pecah dan
menyebabkan perdarahan intraabdominal. Kadang timbul diantara 2 ligamen latum
yang dapat menekan ureter dan arteria iliaka.
Adakalanya tumor ini terdapat vaskularisasi yang lebih banyak dari
omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus disebut sebagai parasitic
myoma. Myoma subserosa yang bertangkai dapat mengalami torsi.
2.1.4
tanpa disengaja, yaitu pada saat pemeriksaan ginekologik. Gejala yang ditemukanpun
sangat tergantung pada tempat sarang myoma itu berada, besarnya tumor, perubahan
dan komplikasi yang terjadi ( Sarwono, 1999 ).
Adapun tanda-tanda yang umumnya terjadi adalah :
Tumor massa, dibawah perut
Sering kali penderita pergi ke dokter oleh karena adanya gejala ini.
Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang myoma, yang disertai nekrosis setempat dan
peradangan
pars
interstitial
tuba,
sedangkan
mioma
submukosum
juga
Patofisiologi
Penyebab pasti mioma uteri sampai saat ini belum diketahui namun membesarnya
mioma ditengarai akibat meningkatnya jumlah hormon estrogen dalam tubuh. Karena
dipengaruhi oleh hormon estrogen, pada anak-anak yang belum menstruasi, jarang
ditemukan kasus mioma uteri. Pada wanita yang sudah mengalami menopause, mioma
juga akan mengecil karena kadar estrogen sudah berkurang.
Diduga faktor keturunan juga menjadi penyebab mioma uteri. Beberapa ahli
mengatakan bahwa mioma uteri juga terkait dengan faktor bakat, yang kemudian dipicu
oleh rangsangan hormon. Makanan kaya lemak dan kelebihan berat badan rangsangan
inilah yanh memicu pertumbuhan mioma. Infeksi
MYOMA UTERI
Submukosum
(Di bawah endometrium)
tunika serosa)
Interstitial/intramural
Subserosa/ subperitoneal
(Myometrium)
(Di bawah
Keluhan klinis:
Teraba tumor.
Perdarahan
Nyeri
Akibat
tekanan=pressure
effect
(bladder, uretra, rectum,
vena cava inferior).
Infertilitas.
-
Keluhan skunder:
- Anemia.
- Lemah.
- Pusing-pusing
- Sesak nafas.
- Fibroid
(disangkal).
- Erythrocytosis
myoma besar.
Kelemahan
Kecemasan
heart
pada
Resiko defisit
Volume cairan
Nyeri
Diagnosa:
Palpasi abdomen: teraba massa tumor keras, bentuk tidak teratur,
gerakan bebas, tidak sakit, letak tumor ditengah-tengah.
Pemeriksaan bimanual
Hysterografi/hysteroskopi
Sondage: cavum uteri besar dan tidak rata
Terapi:
Konservatif dengan pemeriksaan periodic
Radioterapi
Operasi (myomektomi, hysterektomi)
2.1.6
Pemeriksaan Diagnostik
: turun
Pemeriksaan penunjang
a. USG abdominal dan transvaginal.
b. Hysterogrami / hyesteroscopy
c. ECG : normal
d. Hasil RD : tampak tumor padat mendorong ke depan dan tidak tampak gambar
cyste.
e. Golongan darah O.
2.1.8
Komplikasi
1. Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosartoma ditemukan hanya 0.32-0.6% dari seluruh
kasus mioma uteri serta merupakan 50-70% dari semua sarcoma uterus. Keganasan
umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histoli uterus yang telah diangkat.
Komplikasi ini dicurigai jika ada keluhan nyeri/ukuran mioma yang semakin
bertambah besar terutama jika dijumpai pada penderita yang sudah menopause.
2. Anemia
Anemia sering terjadi karena serangkaian penderita mioma uteri mengalami
perdarahan pervaginam yang abnormal, perdarahan abnormal pada kasus mioma uteri
akan mengakibatkan anemia defisiensi besi
3. Torsi
Sarang mioma yang bertangkai mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis dengan demikian timbul sindroma abdomen akut, mual,
muntah dan shoks
4. Infertilitas
Infertilitas bisa terjadi apabila sarang mioma menutup dan menekan part infertilitas
tuba. Sedangkan mioma uteri sub mukosa juga memudahkan terjadinya abortus
karena distosia rongga uterus.
2.1.9
(Sarwono,2010)
akut abdomen. Perencanaan tata laksana harus disesuaikan dan spesifik atas
pertimbangan : keparahan gejala, keinginan mempunyai anak di kemudian hari, dan
ukuran tumor.
1.
Kuretagge endometrium
dianjurkan
apbila
pasien
hendak
mempertahankan
atau
Radioterapi
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita
mengalami menopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau
terdapat kontra indikasi untuk tindakan operatif.
2.1.10 Penatalaksanaan
1.
Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan,
tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar kehamilan
10-12 minggu, tumor yang berkembang cepat terjadi torsi pada tungkai perlu
diambil tindakan operasi.(+)
2.
a) GNRH analog
Efek maksimal dari GnRHa baru terlihat setelah 3 bulan dimana cara kerjanya
menekan produksi estrogen dengan sangat kuat. Sehingga kadarnya dalam darah
menyerupai kadar estrogen wanita usia menopause
b) Progesteron
Golahiezer melaporkan adanya perubahan degeneratif mioma uteri pada
pemberian progesteron dosis besar
c) Danazol
Merupakan progesteron sintetik yang berasal dari festosteron. Dosis sub stansial
didapatkan hanya menyebabkan pengurangan volume uterus sebesar 20-20%
dimana diperoleh fakta bahwa danazol memiliki substansi androgenic.
d) Gestrinom
Merupakan suatu trienek 19 non steroid sintetik juga dikenali dengan R2323
yang lebih terbukti efektif dalam mengobati endometriosis
e) Tamoksiten
Merupakan turunan trifeniletilen yang mempunyai khasiat ektrogenik maupun
anti ekstrogenik dan dikenal sebagai selektive estrogen receptor modulator
(SERM)
f) Goserelin
Merupakan suatu GnRH agornis dimana ikatan reseptornya terhadap jaringan
sangat kuat sehingga kadarnya dalam darah berada cukup lama. Pada pemberian
goserelin dapat mengurangi setengah ukuran mioma uteri dan dapat
menghilangkan gejala menorrhagia dan nyeri pelvis.
g) Anti Prostaglandin
Dapat mengurangi perdarahan yang berlebihan pada wanita dengan menorragia
dan hal ini beralasan untuk diterima / mungkin efektif untuk menorragia yang di
induksi oleh mioma uteri
3.
4.
Terapi Enovatif
Berdasarkan aktivitas mekanisme molekuler setelah didapatkan mekanisme
molekuler mioma uteri tetapi yang lebih baik dapat secara khusus masalah ini.
Tanggal MRS :
I.
Jam
Oleh
Tempat
PENGKAJIAN
(tanggal.,pukul.)
A.
Data Subjektif
Tanggal pengkajian
Jam pengkajian
1. Biodata
Nama
Umur
Agama
Alamat
2. Keluhan Utama
Biasanya berupa tanda gejala myoma uteri yang mendorong ibu untuk
memeriksakan keadaannya ke nakes, antara lain:
a. Tumor / massa di perut bawah.
Seringkali penerita pergi ke dokter oleh karena adanya gejala ini.
b. Perdarahan
Biasanya dapat berupa hipermenorrhoe, menorrhagi atau metrorrhagia
yang disebabkan hiperplasia endometrium.,permukaan endometrium,
atropi endometrium dan kontraksi miometrium tidak optimal.
c. Nyeri
Nyeri ditimbulkan gangguan sirkulasi peredaran yang disertai nekrose
setempat / proses peradangan dengan perlekatan omentum.
d. Akibat penekanan
Penekanan kandung kemih (retensia urine)
Penekanan pada rektum (obstipasi dan renesmi)
Penekanan pada limfe dan vena cava inferior di panggul (odem tungkai
dan nyeri panggul).
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Perlu ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit berta seperti TBC,
jantung, ginjal, penyakit darah, DM, penyakit jiwa yang terkait dengan
penanganan myoma uteri. Jika memerlukan tindakan opewratif, tentunya
diperlukan fungsi alat tubuh yang optimal termasuk jantung, paru, ginjal dsb.
merupakan
salah
satu
pertimbangan
dalam
menentukan
e.
Pola aktivitas
Aktifitas dapat terganggu saat disminirea di waktu haid.
f.
Pola kebiasaan
Kebersihan genetalia yang kurang baik dapat meningkatkan komplikasi
lebih lanjut/ infeksi.
g.
b.
Tahap-tahap
penerimaan
pasien
terhadap
diagnosa penyakit:
a.
b.
Marah (anger)
Respon : Marah terhadap orang lain dan hal-hal sepele iritable dan
sensitif
c.
Bargaining
Respon
d.
Depresi
Respon : - Rasa berduka terhadap apa yang terjadi
- Kadang bicara bebas/menarik diri
e.
Acceptance
Respon
Agama yang dianut ibu dan aktivitas ibu dalam menjalankan ajaran
agama. Untuk mengetahui kondisi kejiwaan ibu (semakin dekat dengan
Tuhan kondisi psikologis semakin bagus) dan untuk membimbinmgh doa
sesuai dengan agama yang dianutnya.
B.
DATA OBJEKTIF
C.
Data Objektif
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik/ kurang/ cukup/ jelek
Kesadaran
TTV
: compous mentis/apatis/somnolen/koma
TD
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Mulut
: Kering/tdak,
pecah-pecah/tidak
(kaji
dehidrasi),
bibir
Leher
penyakit jantung)
Dada
Perut
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan bimanual (CURF/CUAF, APCD)
Histerogrfi/ hysteroskopi
Sonde uterus
USG
DL
II.
: Ny. ... umur. Th P...... Ab....... post histerectomy atas indikasi myoma
uteri
Ds
Do
Perut
TD
Nadi
: 76 96 x/menit
RR
: 16 24 x/menit
IV.
V.
Intervensi
Dx
TD
Nadi
: 76 96 x/menit
RR
: 16 24 x/menit
Suhu
: 36 37,5 0C
Intervensi
1. Gunakan teknik terapeutik dalam pemberian KIE
R
10. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi amox 3x1, asam
mefenamat 3x1, kalnex 3x1 dan rob 1x1.
R : Amoxixillin berfungsi sebagi profilaksis terhadap kemungkinan terjadinya
infeksi. Asam mefenamat mewrupakan analgesic untuk kurangi nyeri,
kalnex menghambat aktivasi plasminogen activator dan fibrin sehingga
mencegah terjadinya fibrinolisis pada proses pembekuan darah dan rob
penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
11. Anjurkan ibu untuk bertanya
R : Bertanya dapat membantu ibu untuk lebih mengerti dan mengeluarkan
unek-unek yang belum dimengerti
12. Jawab pertanyaan klien dengan bahasa yang mudah dipahami
R : Agar tyerjadi umpan balik yang positif dari nakes dan tidak terjadi
kerancuan
13. Kaji ulang pemahaman klien
R : Agar terjadi feed back terhadap penjelasan yang diberikan untuk
mengetahui seberapa dalam penyerapan klien
VI.
Implementasi
Mengacu pada intervensi
VII.
Evaluasi
Mengacu pada kriteri hasil
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan,
Jakarta : EGC
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI.
Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prof. Dr. Mochtar, Rustam. MPH. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarts, EGC
Royburn, F Williams dkk. 2001. Obstetri dan Ginekologi, Jakarta : Widya Medika.