Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. . Latar Belakang
Pada proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah
satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik
penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Walaupun setiap metode
pembelajaran mempunyai ciri khas masing-masing, namun guru perlu
memiliki suatu pola atau standar untuk mempelajari suatu teknik tersebut dan
saling melengkapi (Roestiyah, 2001).
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru,
dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
membelajarkan siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Dalam melaksanakan
proses belajar mengajar, guru dapat memilih dan menentukan pendekatan yang
sesuai dengan kemampuan guru, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana
dan keadaan siswa (Aqib, 2002).
Pembelajaran dengan menggunakan teknik random ini merupakan salah
satu pilihan bagi guru untuk dapat menerapkan materi belajar yang
disampaikan. Dalam pembelajaran tersebut, pengetahuan real yang dibangun
atau ditemukan oleh para siswa, jadi pengetahuan bukanlah seperangkat fakta,
konsep atau kaidah yang diingat siswa, tetapi siswa harus berpikir pengetahuan

itu dan kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam hal ini
siswa dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna
bagi

dirinya

dan

bergulat

dengan

ide-ide

dan

kemudian

mampu

merekonstruksinya (Sardiman, 2006).


Prosedur pengambilan sampel secara random atau acak dikenal juga
sebagai sampling peluang, sampling peluang adalah teknik sampling yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel (Sugiono, 1997 dalam purwanto 2012). Dalam
prosedur sampling, peluang setiap anggota memiliki peluang yang sama untuk
terambil sebagai sampel karena pengambilannya secara acak (Random).
Sampling peluang dipilih apabila sebuah sampel yang anggotanya diambil dari
populasi berdasarkan peluang yang diketahui (Sudjana, 1996 Dalam Purwanto
2012).
MA Manbaul ulum Gerung sebagai sekolah yang cukup memadai
dilihat dari segi sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar
yang baik masih memerlukan penggunaan pendekatan pembelajaran yang
dapat berpengaruh pada peningkatan ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan
hasil observasi awal di sekolah tersebut, proses pembelajaran masih banyak
didominasi oleh kegiatan guru, sehingga siswa tidak banyak melakukan
aktivitas belajar yang baik. Selain itu, guru belum mampu menerapkan
pendekatan belajar yang bervariasi. Hal tersebut, berdampak pada persentase
ketuntasan belajar yang dicapai siswa khususnya pada mata pelajaran biologi

yang dapat dilihat pada hasil ujian semester II Kelas X Tahun Pelajaran
2013/2014 yaitu sebesar 78,9 %. Persentase tersebut belum dapat dinyatakan
tuntas secara kaliskal karena belum mencapai 85 % siswa memperoleh nilai
65.
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tidak melibatkan siswa
secara penuh dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi ketuntasan belajar yang dicapai siswa kelas X MA
Manbaul Ulum Gerung. Menurut Slameto, (2003), pendekatan yang
diterapkan guru mempengaruhi belajar siswa. Pendekatan yang mengajar guru
yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar
siswa dapat belajar dengan baik. Maka pendekatan mengajar harus diusahakan
yang tepat, efisien dan seefektif mungkin.
Dalam sampel dengan teknik random yang tepat, meski rumus umumnya
makin besar sampel makin baik, namun makin besar sampel makin tinggi
ongkos yang harus dikeluarkan untuk pengumpulan data. Sampel yang besar
juga tidak menjamin prediktor yang baik bagi populasi apabila sampel yang
diambil tidak mencerminkan ciri yang dimiliki oleh populasi. Untuk itu
pengambilan sampel harus dilakukan dengan teknik yang tepat. Dan cara
pengambilan sampel sangat tegantung kepada teknik random yang digunakan,
terdapat beberapa cara mengambil sampel dalam teknik random yaitu
sampling acak sederhana dan sampling acak bertingkat. Sampling yang
dilakukan harus mempertimbangkan karakter populasi agar sampel yang

ditarik mempunyai tingkat representasi yang tinggi, teknik sampling acak


sederhana ini digunakan aapabila populasi homogen yang memungkinkan
sampel yang diambil langsung dari populasi secara acak (random) dalam
ukuran yang ditentukan. Sedangkan teknik sampling acak bertingkat adalah
sampling yang dilakukan atas populasi yang mempunyai karakter berstrata dan
berkluster.
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir berjenjang dengan tujuan
untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi informasi yang pada akhirnya
memungkinkan siswa dapat membuat sebuah keputusan . Berpikir kritis dalam
penelitian ini adalah, berpikir kritis dalam

suatu proses berpikir untuk

menyikapi materi pelajaran yang disampaikan dengan menggunakan teknik


random dalam meningkatkan kemampuan berpikir
Adanya pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam upaya
mempengaruhi pemahaman siswa untuk dapat mencapai ketuntasan secara
klasikal. Penggunaan pembelajaran yang konstruktivisme diharapkan dapat
menjadi pilihan dam melakukan upaya tersebut. Oleh karena itu peneliti
melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran dengan
Menggunakan Teknik Random dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis siswa Kelas X MA Manbaul Ulum Gerung Tahun Pembelajaran
2013/2014

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Bagaimanakah pembelajaran dengan menggunakan
teknik random dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa Kelas X
MA Manbaul Ulum Gerung Tahun Pembelajaran 2013/2014
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan teknik
random dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa Kelas X MA
Manbaul Ulum Gerung Tahun Pembelajaran 2013/2014
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang
pengaruh suatu metode belajar khususnya mengenai pembelajaran
dengan menngunakan teknik random dalam meningkatkan kemampuan
berpikir proses belajar mengajar terhadap hasil belajar yang dicapai
siswa.
2. Manfaat Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Guru

Diharapkan dapat dijadikan salah satu pedoman bagi guru


dalam menerapkan metode belajar proses belajar mengajar yang
berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa.
b. Siswa
Dapat

membantu

siswa

dalam

meningkatkan

hasil

belajarnya khususnya dalam belajar mata pelajaran biologi


sehingga standar kompetensi yang telah ditetapkan dapat dicapai
oleh siswa secara optimal.
c. Sekolah
Diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang terlibat
dalam MA Manbaul ulum dalam upaya peningkatan hasil belajar
siswa khususnya yang terkait dengan mata pelajaran biologi.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan
atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata
yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang
dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.
Beberapa istilah yang perlu ditegaskan dalam judul penelitian ini
untuk memperjelas permasalahan dan mewujudkan kesatuan berpikir, cara
pandang dan anggapan tentang judul penelitian ini adalah:

1. Menggunakan teknik random


Dalam menggunakan teknik random adalah pengambilan sampel
secara acak memiliki kelebihan dari nonrandom dengan prosedur ini dapat
dipertanggungjawabkan

secara

ilmiah

karena

peluang

kesalahan

pengambilan kesimpulan akibat kekeliruan dalam penarikan sampel


(pengambilan sampel yang tidak reprensentatif terhadap populasi) dapat
diperhitungkan berdasaarkan teori peluang. Pembelajaran teknik random ini
merupakan pembelajaran yang mempunyai keserupaan dengan populasi
karena sampel yang ditarik secara acak mengambil sampel dari berbagai
karakter anggota populasi. Random tidak memberi kesempatan untuk
memilih sampel, sehingga sampel yang dihasilkan cara ini mempunyai
representativitas yang lebih tinggi.
Pembelajaran teknik random ini untuk mengukur, mengontrol
kekeliruan sampling maka dilakukan upaya pembesaran ukuran sampel dan
menggunakan sampling acak (Sudjana, 1996 Dalam Purwanto 2012).
2. Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan

Berpikir

kritis

adalah

suatu

proses

berpikir

berjenjang dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi


informasi yang pada akhirnya memungkinkan siswa dapat membuat
sebuah keputusan. Pengembangan Kemampuan Berpikir kritis dalam
Pembelajaran Metode paling ampuh yang pernah ditemukan manusia
dalam rangka mengumpulkan pengetahuan. Yang relevan dan reliabel

tentang alam. Metode non ilmiah lebih mengarah pada emosi dan harapan
umat manusia dan lebih mudah dipelajari dan dipraktekkan daripada
metode ilmiah.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan prilaku yang terjadi setelah
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
manusia mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan
diubah perilakunya meliputi domain kognitif, afektif dan fsikomotorik
(Purwanto, 2012).
Hasil belajar merupakan nilai standar hasil belajar yang harus
diperoleh siswa dalam suatu mata pelajaran. Hasil belajar dapat ditentukan
secara individu maupun secara klasikal. Siswa dapat dinyatakan tuntas
hasil belajarnya secara individu apabila memeproleh nilai nilai 65 dan
suatu siswa dapat dinyatakan tuntas secara klasikal apabila 85 % siswa
memperoleh nilai 65 (Yusuf, 2005).
F. Lingkup Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MA Manbaul Ulum Gerung Tahun
Pelajaran 2013/2014.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester I
Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Objek Penelitian
Adapun objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode
pembelajaran

dengan

menggunakan

teknik

random

dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar biologi.

10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Teknik Random
Metode paling ampuh yang pernah ditemukan manusia dalam
rangka mengumpulkan pengetahuan. yang relevan dan reliabel tentang
alam. Metode non ilmiah lebih mengarah pada emosi dan harapan umat
manusia dan lebih mudah dipelajari dan dipraktekkan daripada metode
ilmiah. Meningkatkan pengajaran metode ilmiah dan manifestasinya
yang terkenal yaitu berpikir kritis.Berpikir kritis dapat diajarkan
melalui: Perkuliahan, Laboratorium, Tugas rumah, Sejumlah latihan,
Makalah, dan Ujian pembelajaran konstekstual. Untuk itu para guru
perlu berbuat, merancang secara serius pembelajaran yang didasarkan
pada premis proses belajar. Kemampuan berpikir kristis dapat
dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran. Kemampuan itu dapat
mencakup beberapa hal, diantaranya: (1) membuat keputusan dan
menyelesaikan masalah dengan bijak, (2) mengaplikasikan pengetahuan,
pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik baik di dalam
atau di luar sekolah, (3) menghasilkan idea atau menggunakan belum
mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir kreatif yakni suatu yang
paling esensi dari dimensi belajar. Sebagian besar guru belum

11

merancang pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir


(Kamdi, 2002)
Proses pembelajaran sebagian besar masih menjadikan anak
tidak bisa, menjadi bisa. Kegiatan belajar berupa kegiatan menambah
pengetahuan, kegiatan menghadiri, mendengar dan mencatat penjelasan
guru, serta menjawab secara tertulis soal-soal yang diberikan saat
berlangsungnya ujian.
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Teknik Random
Prinsip ini berkaitan dengan metode belajar yang menuntut
keterlibatan siswa secara aktif, karena keterlibatan peserta didik dalam
evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak, untuk mengetahui
sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajr mengajar yang
dijalaninya secara aktif. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya
guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi mengenai
kemajuannya dalam program belajar mengajar.
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan menggunakan teknik
random terbagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai beriku:
a)

Belajar adalah proses pemaknaan


informasi baru dan merupakan penyusunan pengetahuan dari
pengalaman kongkret, aktivitas kolaboratif , refleksi serta
interpretasi.

12

b)

Mengaplikasikan

pengetahuan,

pengalaman dan kemahiran berpikir secara lebih praktik baik di


dalam atau di luar sekolah
c)

Strategi yang dipakai siswa dalam


belajar akan menentukan proses dan hasil belajarnya.

d)

Motivasi dan usaha mempengaruhi


belajar dan untuk kerja

e)

Belajar pada dasarnya memiliki aspek


sosial sehingga kerja kelompok sangat berharga.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Teknik Random


Langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan menggunakan
teknik random yaitu:
a) Mampu menstrukturkan masalah dengan teknik formal, seperti
matematika, dan menggunakannya untuk memecahkan masalah.
b) Dapat mematahkan pendapat yang tidak relevan serta merumuskan
intisari.
c) Terbiasa menanyakan sudut pandang orang lain untuk memahami
asumsi serta implikasi dari sudut pandang tersebut.
d) Peka terhadap perbedaan antara validitas kepercayaan dan
intensitasnya.
e) Menghindari kenyataan bahwa pengertian seseorang meningkatkan
aspek kognitif dan afektif.

13

f) Bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat


pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi
pandangan dan kritik
4. Komponen-Komponen Keterampilan dalam Pembelajaran
Komponen-komponen keterampilan dalam pembelajaran teknik
random yaitu sebagai berikut:
a. Keterampilan Mengelola Kelas.
Pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks.
Guru

menggunakannnya

mempertahankan

kondisi

untuk
kelas

untuk

menciptakan

dan

mencapai

tujuan

pengajaran secara efisien dan memungkinkan anak didik dapat


belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah
syarat bagi pengajaran yang efektif.
b. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran.
Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk
menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik
agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup
pelajaran mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
c. Keterampilan Mengadakan Variasi
Dalam hal ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan
perhatian siswa, membangkitkan keinginan, dan kemamuan
belajar. Keterampilan mengadakan variasi ini lebih luas

14

penggunaannya daripada keterampilan lainnya, karena merupakan


keterampilan campuran atau integrasi dengan keterampilan yang
lain. Misalnya variasi dalam memberikan penguatan, variasi
dalam memberi pertanyaan, dan variasi dalam tingkat kognitif.
d. Keterampilan Menjelaskan
Tujuan memberikan penjelasan adalah:
1) Membimbing anak didik untuk mendapat dan memahami
hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif, dan
benar.
2) Melibatkan anak didik untuk berfikir memecahkan masalahmasalah atau pertanyaan.
3) Untuk mendapatkan balikan dari anak didik mengenai
tingkat

pemahamannya

dan

untuk

mengatasi

kesalahpahaman mereka.
4) Membimbing anak didik untuk menghayati dan mendapat
proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam
pemecahan masalah.
e. Keterampilan Memberi Penguatan (reinforcement)
Tujuan serta manfaat penggunaan keterampilan memberi
penguatan di dalam kelas adalah untuk:
1) Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa belajar
bila pemberian penguatan digunakan secara selektif.

15

2) Memberi motivasi kepada siswa.


3) Dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah laku siswa
yang mengganggu, dan meningkatkan cara belajar yang
produktif.
4) Mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk mengatur diri
sendiri dalam pengalaman belajar dan mengarahkan terhadap
pengembangan

berfikir

yang

divergen

(berbeda)

dan

pengambilan inisiatif yang bebas.


f. Keterampilan Bertanya Dasar
Kelancaran bertanya (fluence) adalah merupakan jumlah
pertanyaan yang secara logis dan relevan diajukan guru kepada
siswa di dalam kelas. Komponen yang penting dalam bertanya
antara lain harus jelas dan ringkas. keterampilan bertanya dasar
dapat bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan berpikir
siswa.
g. Keterampilan Bertanya Lanjut
Dalam hal ini guru harus dapat mengembangkan
keterampilan siswa dalam meningkatkan kemampuan berfikir
kognitif dan mengevaluasinya. Fokus utama pada pengajaran
adalah mengembangkan kemampuan berfikir, kritis, dapat berdiri
sendiri, dan dapat bekerja sama.

16

h. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil.


Dalam hal ini guru cenderung mendominasi proses
interaksi edukatif, berdiri dari depan sampai ke tengah kelas, guru
sedikit sekali kontak dengan anak didik secara individu. Anak
didik cendrung pasif, membaca dan mencatat atau DDCH (duduk,
dengar catat dan hapal), seperti yang terjadi pada pelajaran
tradisional. Dalam keterampilan bertanya lanjut dapat bermanfaat
dalam siswa yang berkurang berpartisipasi menjadi lebih
berpartisipasi.
i. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Pengajaran perorangan diartikan sebagai suatu proses
dimana setiap anak didik dibantu mengembangkan kemajuan
dalam menacapai tujuan berdasarkan kemampuan, pendekatan
dan bahan pelajaran. Dari keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan dapat membantu guru dalam memaksimalkan
kinerja tanpa mengurangi pemahaman guru terhadap kurikulum.
5. Hasil Belajar
Widoyoko (2009), mengemukakan bahwa hasil belajar terkait
dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan
menuju evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Pengukuran,
penilaian dan evaluasi bersifat hierarki. Evaluasi didahului dengan

17

penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului dengan


pengukuran. Lebih lanjut Sudjana (2010) mengemukakan secara garis
besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Hasil belajar merupakan nilai standar hasil belajar yang harus
diperoleh siswa dalam suatu mata pelajaran. Hasil belajar dapat
ditentukan secara individu maupun secara klasikal. Siswa dapat
dinyatakan

tuntas

hasil

belajarnya

secara

individu

apabila

memeproleh nilai nilai 65 dan suatu siswa dapat dinyatakan tuntas


secara klasikal apabila 85 % siswa memperoleh nilai 65 (Yusuf,
2005).
Hasil belajar merupakan acuan dalam pelaksanaan evaluasi
setiap akhir proses belajar mengajar yang biasanya menggunakan
persentase yaitu persentase keberhasilan siswa mengerjakan tes dengan
benar. Patokan yang digunakan tersebut bervariasi, misalnya dari 80%
85% atau 90 % 95 %, sehingga patokan tersebut merupakan kriteria
siswa secara individu maupun kelompok dapat dianggap telah
menguasai bahan pelajaran secara minimum atau mencapai ketuntasan
belajar.

18

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah: 1) Faktor yang
berasal dari dalam diri anak atau internal; 2) Faktor yang berasal dari luar
diri anak atau eksternal (Slameto, 2003).
a.

Faktor Internal
Faktor yang datang dari dalam diri anak yaitu minat belajar,
motivasi, intelegensi, bakat dan lain-lain yang timbul dalam diri anak
didik.
1) Minat Belajar
Minat sangat besar pengaruhnya dalam kegiatan belajar.
Minat yang tinggi akan mendorong seseorang dalam belajar.
Belajar tanpa minat dan perhatian belum tentu berhasil, sebab di
dalam belajar harus didasarkan atas minat dan perhatian yang
sungguh-sungguh.
2) Motivasi
Motivasi

adalah

segala

sesuatu

yang

mendorong

seseorang bertindak melakukan sesuatu. Motivasi yang kuat


untuk belajar akan memungkinkan individu yang belajar itu
mencapai prestasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
motivasi yang lemah.

19

3) Intelegensi
Intelegensi mempunyai peranan yang sangat besar
terhadap prestasi belajar, karena intelegensi adalah keseluruhan
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah.
4) Bakat
Bakat merupakan potensi yang bersifat khusus yang ada
dalam diri individu, potensi tersebut apabila tidak dilatih dengan
baik maka akan besar sekali pengaruhnya terhadap proses belajar
dan hasil belajar siswa.
b.

Faktor Eksternal
Faktor yang datang dari luar diri anak yaitu faktor
lingkungan tempat tinggal, bahan belajar, tempat belajar, metode
mengajar, metode belajar keadaan ekonomi orang tua dan lainlain.
1)

Lingkungan Tempat Tinggal


Lingkungan

tempat

tinggal

sangat

menentukan

keberhasilan siswa dalam belajar. Lingkungan merupakan


faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menganalisa
problem pendidikan, peranannya cukup menentukan prestasi
belajar yang dicapai.
2)

Bahan Belajar

20

Bahan belajar adalah kelengkapan belajar berupa


buku-buku bacaan. Terbatasnya

bahan pelajaran akan

menghambat proses belajar siswa.


3)

Tempat Belajar.
Belajar dengan teratur dan sistematis memerlukan
tempat dan perlengkapan-perlengkapan yang memadai.
Tempat belajar merupakan salah satu syarat dalam belajar,
tanpa tempat belajar tidak mungkin proses belajar itu dapat
berlangsung.

4)

Metode Mengajar.
Metode mengajar adalah suatu cara atau teknik yang
harus digunakan oleh seorang guru di dalam mengajar agar
dapat menyajikan bahan pelajaran kepada siswanya dengan
baik. Metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru juga
harus dapat memilih metode mengajar yang efektif dan efisien
untuk membantu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

5)

Metode Belajar
Metode belajar siswa juga merupakan faktor yang
mempengaruhi belajar siswa. Melalui metode belajar, siswa
dapat melaksanakan secara teratur dengan pembagian waktu

21

yang baik dan dapat memilih belajar yang tepat dan efisien,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
6)

Keadaan Ekonomi Orang Tua


Faktor ini juga berperan dalam keadaan belajar siswa,
karena apabila keadaan ekonomi orang tuanya kurang
mampu, akan berpengaruh pula terhadap anak yang sedang
belajar.

B. Kerangka Berpikir
Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat, karena
dalam kehidupan di masyarakat manusia selalu dihadapkan pada
permasalahan yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu
permasalahan tentu diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang
logis, dan untuk membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan
kemampuan berpikir kritis yang baik.
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir berjenjang dengan
tujuan untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi informasi yang pada
akhirnya memungkinkan siswa dapat membuat sebuah keputusan. Karena
begitu pentingnya, berpikir kritis pada umumnya dianggap sebagai tujuan
utama dari pembelajaran. Selain itu berpikir kritis memainkan peranan
yang penting dalam banyak macam pekerjaan, khususnya pekerjaanpekerjaan yang memerlukan ketelitian dan berpikir analitis.

22

Penggunaan pendekatan belajar yang tepat dan efisien merupakan


salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ketuntasan belajar siswa.
Efektivitas penggunaan pendekatan belajar tersebut dapat dilihat dari hasil
belajar yang diperoleh siswa. Pembelajaran dengan menggunakan teknik
random merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Hal tersebut berimplikasi pada tingginya pemahaman siswa sehingga
tujuan belajar dapat dicapai Adanya unsur-unsur pembelajaran yang
melibatkan keadaan tersebut merupakan indikator yang dapat memberikan
sumbangan positif terhadap penigkatan pemahaman siswa yang akhirnya
berdapak baik pada peningkatan hasil belajar siswa.
Hasil

belajar

siswa

dapat

ditingkatkan

dalam

pembelajaran

konstruktivisme melalui kegiatan belajar yang terfokus pada kegiatan siswa


untuk mencari informasi sendiri dan mengembangkan ide-ide yang telah
dimiliki siswa secara mandiri selain itu para siswa ditekankan untuk
mencapai

keterampilan

proses

dalam

belajar

seperti

mengamati,

mengklasifikasi, mengkomunikasi, mengidentifikasi dan lain-lain, sebagai


bekal dalam upaya mencapai pemahaman materi belajar yang baik.
Proses belajar menggunakan pembelajaran teknik random yang lebih
banyak melibatkan siswa dalam setiap proses belajar sangat mendukung
pemantapan pemahaman yang ada pada diri siswa yang pada akhirnya dapat
berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang tinggi.

23

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyatan atau jawaban sementara yang masih
lemah kebenarannya yang perlu diuji kebenarannya (Riduwan 2004).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut Penerapan Metode Pembelajaran dengan Menggunakan
Teknik Random dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir siswa
Kelas X MA Manbaul ulum Gerung Tahun Pembelajaran 2013/2014

24

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas yaitu
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas yang bertujuan memperbaiki
dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas.
B. Pendekatan penelitian
Pendekatan adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam
suatu

penelitian tentang urutanurutan bagaimana penelitian dilakukan

(Nazir,1999).
Pendekatan pada dasarnya terbagi dalam dua jenis yaitu:
1. Pendekatan Kualitatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan oleh
peneliti dalam bentuk kalimat, kata atau gambar.
2. Pendekatan Kuantitatif adalah suatu pendekatan yang berbentuk angka
atau data kualitatif yang diangkakan (skoring).
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data tentang
proses pembelajaran termasuk data tentang kemampuan berkomunikasi
siswa, sedangkan pendekatan kuantitatif berupa ketuntasan belajar siswa.

25

C. Rancanga Penelitian
Rancangan penelitian adalah rancangan yang dibuat oleh
peneliti seagi ancang-ancang kegiatan yang akan dilaksanakan (Arikunto,
2006). Dalam peningkatan pemahaman pembeajaran digunakan tindakan
berulang atau siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaa tindakan,
observasi dan refleksi. Untuk tiap siklus terdiri dari dua kali pertemua.
Langkah-langkahnya sebagi berikut :
Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

Apabila permasalahan belum selesai, dapat


dilanjutkan ke siklus berikutnya

26

Gambar : Tahap yang dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (dimodifikasi


dari bentuk model skema Arikunto, 2009).
1. Tahap Siklus I
a. Perencanaa
1) Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana
proses pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA (Biologi) semester II
dan Buku paket mata pelajaran IPA (Biologi).
2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data yang mencakup
soal tes pada akhir siklus (I

dan II), lembar observasi

berkomunikasi siswa dan lembar observasi keterlaksanaan RPP.


3) Peneliti dan guru mendiskusikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan.
Pada tahap ini akan diimplementasikan seluruh tindakan
yang telah disusun pada saat perencanaan. Pelaksanaaa tindakan
dilaksanakan selama dua kali silklus akan dimplementasikan satu
rencana pembelajaran. Dengan demikian dalam pelaksanaan
tindakan , akan menerapkan tiga buah rencana pembelajaran yang
telah disusunuk masing-masing metode, yaitu recana pembelajaran
I dan rencana pembelajaran II. Dalam pelaksanaa tindakan
pengajaran, peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar dengan
Peningkatan keaktifan Sosial Dalam Pembelajaran Biologi Kelas X
MA Mambaul Ulum Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014.

27

b. Observasi.
Kegiatan observasi dilakukan secara kontinu setiap kali
pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan tindakan dengan
mengamati kreativitas sosial siswa. Sedangkan evaluasi dilakukan
setelah akhir setiap siklus dengan memberikan soal essay yang
dikerjakan secara individual sesuai dengan scenario yang disusus.
c. Refleksi
Hasil yang diperoleh dari observasi dan evaluasi belajar
siswa dikumpulkan serta dianalisis, sehingga dari hasi tersebut guru
dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi.
Jika refleksi pada silkus I Memperolehvhasil yang kurang optimal,
maka pada siklus selanjutnya perlu dilakukan revisi atau
penyemurnaan dan pelaksanaan tindaka.
2. Tahap Siklus II
Pada dasarnya pelaksanaa siklus I dengan siklus II adalah
sama. Perbedaannya, pada siklus II merupakan perbaikan/
penyermpunaan pada siklus sebelumnya berdasarkan hasil refleksi
dan siklus selanjutnya
sebelumnya.

dilaksanakan setelah selesai siklus

28

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah segala sesuatu yang dijadiakn
objek pengamatan dalam penelitian. Varibel dalam penelitian ini adalah
variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas.
Varibel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas berupa
metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran teknik random.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu dan tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah siswa
kelas X MA Manbaul Ulum Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan waktu dan tempat pelaksanaan
penelitian, jadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MA
Mambaul Ulum Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014.

29

2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, Jadi sampel alam
penelitian ini adalah sebagian dari siswa kelas X MA Mambaul Ulum
Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014
G. Teknik Pengumpulan data
Pengumpula data merupakan hal yang sangat penting dalamsuatu
penelitian. Oleh karena itu untuk memperoleh data yang tepat, peneliti
harus memiliki metode yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti,
maka data yang diperoleh akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Jadi
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi:.
1. Tes
Tes yaitu serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2004).
Dalam penelitian ini, tes perbuatan digunakan untuk memperoleh data
mengenai ketuntasan belajar biologi.
2. Observasi
Lembar observasi merupakan suatu kegiatan pengamatan dan
pencatatan langsung secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian. Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data tentang situasi pembelajaran yang terjadi di dalam

30

kelas yang berupa keterlaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan


oleh guru.
3. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas siswa kelas X
MA Mambaul Ulum Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014
4. Jenis Data
Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif diperoleh
dari data hasil belajar berpikir kritis dan data kualitatif yang diperoleh
dari hasil observasi sekolah.
5. Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara
memberikan quisioner pada siswa setiap akhir siklus.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat/fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.

Lembar Tes

31

Lembar Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengukuran, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
(Arikunto,2009)
Tes dalam penelitian ini di gunakan untuk mengetahui daya serap
siswa terhadap materi pelajaran yang mana tes di buat oleh peneliti sendiri
yang jumlah soalnya sebanyak 20 soal per siklus dengan jenis soal berupa
pilihan ganda, sehingga dalam 2 siklus berjumlah 40 soal. Tes ini di
berikan sesudah proses belajar mengajar tiap siklus berlangsung.
a) Tes Berpikir Kritis
Tes berpikir kritis merupakan suatu cara untuk menilai
kemampuan siswa setelah

mengikuti

kegiatan

pembelajaran,

sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa tes adalah serentetan atau


latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.
b) Tes Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan Proses untuk menentukan nilai belajar
siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar.
Berdasarkan pengertian hasil belajar kita dapat menengarai tujuan
utamanya adaalah untuk mengetahui suatu kegiaatan pembelajaran,

32

dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian di tandai dengan sskala


nilai berupa huruf atau angka atau simbol.
2.

Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi
untuk keterlasanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
lembaran ini di susun untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir
kritis dan hasil

belajar siswa dalam proses belajar mengajar

(Arikunto, 2009).
Adapun indikator-indikator untuk mengetahui kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar
antara lain :
1) Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
2) Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran
3) Aktivitas siswa dalam diskusi
4) Kerja sama dalam kelompok.
5) Keterampila siswa dengan guru
6) Keterampila siswa dengan siswa.
7) Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar
I. Analisis Data
1.

Data Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Data tentang keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dianalisis dengan presentase, yaitu jumlah langkah yang

33

terlaksana oleh guru dibagi total jumlah langkah yang direncanakan


dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikali 100%.
Presentase ini digunakan untuk menyatakan presentase terlaksana
rencana pelaksanaan pembeljaran (RPP).
% Keterlaksanaan PBM =

A
X 100
B

Hasil Kemudian di transformasikan kedalam table kategori berikut :


Tabel Kategori Untuk Keterlaksanaan Rencana Pemelajaran Siswa
Konversi dalam Prosentase(%)
90% - 100%
80% - 75%
65% - 78%
55% - 64%
(Nurkencana , 1990)
2.

Kategori
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Sangat

Data Hasil Belajar


Hasil data kualitatif maupun kuantitatif akan di analisis secara
deskriptif meliputi Mean, nilai tertinggi dan terendah dari setiap siklus
yang di lakukan. Siswa di nyatakan tuntas belajar bila telah mencapai
scor 65% atau memperoleh 65.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa secara deskriptif dengan
menentukan skor rata-rata hasil tes. Data untuk mengetahui hasil tes
belajar menurut (Arikunto, 2006) untuk melihat nilai rata-rata siswa
adalah :
M=

34

Keterangan :
M

= Mean (rata-rata).

x = Jumlah nilai total yang di peroleh dari hasil


N

penjumlahan.

= Banyaknya individual atau peserta tes.

Hasil belajar yang dapat di katakana berhasil apabila terdapat


peningkatan rata-rata dari nilai sebelumnya (Arikunto, 2006) untuk
mengetahui keberhasilan belajar siswa di gunakan kriteria sebagai
berikut :
3.

Ketuntasan individu
Setiap siswa dalam proses mengajar di katakana tuntas secara
individu apabila siswa mampu memperoleh nilai 65.
Untuk mencari ketuntasan individu di gunakan rumus sebagai berikut :
Membandingkan nilai yang di peroleh dengan nilai KKM yang di
tentukan di sekolah.

4.

Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan klasikal di hitung dengan persamaan :
KK = x 100 %

Keterangan :
KK

= Ketuntasan klasikal

= Jumlah siswa yang memperoleh nilai 65

35

= Jumlah siswa yang ikut tes


Selain dengan petunjuk tehnik penilaian, kelas dapat di katakan

tuntas secara klasikal terhadap hasil belajar yang diujikan bila


ketuntasan klasikal mencapai 85 %. (Arikunto,2006)

DAFTAR PUTAKA
Anonim. 2006. Pedoman Penulisan Skripsi. Mataram: FPMIPA IKIP Mataram

36

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktek. Jakarta:
Rhineka Cipta.

Aqib . Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Jakarta: Insan Cendikia.


Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Kamdi. 2002 . http://www.tp.ac.id/tag/pengaruh-metode-pembelajaran-denganmenggunakan-teknik-random-dalam-meningkatkan-kemampuan-berpikirkritis
Majid. 2006. Perencanan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nazir M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Galia Indonesia.
Nurkencana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional
Purwanto.2012, Metodelogi Penelitian kuantitatif. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Roestiyah. 2001. Starategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Widoyoko, E.P. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

37

Yusuf. 2005. Kualitas Hasil Belajar Biologi Melalui Pengembangan Perangkat


Pembelajaran yang Berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw pada Madrsah Aliyah Ponpes Nurul Haramai Lombok Barat
NTB. Jurnal Visvitalis Media Informasi Pendidikan MIPA Mataram Vol.
1 No. 5: FPMIPA IKIP Mataram

Anda mungkin juga menyukai