BAGIAN VI
SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan & pemasangan berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan dilelangkan dengan ketentuan:
1). Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri.
2). Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.
3). Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
4). Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan.
5). Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6). Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
7). harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk.
8). Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output Performance) yang
diinginkan.
9). Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
A.
A.1.
A.2.
Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi dan dapat dilihat pada
gambar-gambar rencana terlampir.
A.3.
VI - 1
A.4.
Perijinan
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin
dari instansi lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang
bersangkutan harus menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi, dalam batasbatas kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-surat
resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut
merupakan tanggung jawab penyedia barang/jasa.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang
diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau
material yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar
bangunan/material tersebut akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan,
maka hal tersebut terlebih dahulu harus didiskusikan dengan direksi untuk
mencari jalan keluarnya.
A.5.
Pekerjaan-Pekerjaan Sementara
Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti
jembatan darurat dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan
oleh penyedia barang/jasa. Jika diperlukan jembatan-jembatan darurat, maka
penyedia barang/jasa harus merencanakannya dengan lebar minimal 3,50
meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan gandar 5 ton, atau
dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi. Penyedia barang/jasa
wajib memelihara sarana tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan tersebut kalau tidak dipergunakan lagi harus dibongkar,
dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang disyaratkan
oleh direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan
semua air bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk
pekerjaan sementara, yang ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus
tidak merusak lingkungan setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap tanah atau saluran/anak sungai dimana air
bekas dan sisa buangan akan dibuang.
A.6.
VI - 2
Gambar-Gambar Kerja
Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada
penyedia barang/jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang
paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan
bagi pelaksanaan pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar
rencana dan spesifikasi yang berhubungan dengan hal tersebut.
Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar
gambar rencana dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan,
kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, penyedia
barang/jasa harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan direksi
akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat
penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan
oleh direksi dan disampaikan secara tertulis kepada penyedia barang/jasa.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia
barang/jasa harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak
direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang
berhubungan dengan gambar tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terkahir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan
gambar-gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan
gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa.
A.8.
Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan
gambar tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara
ukuran dan gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta
pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang benar.
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 3
A.9.
Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus
disediakan oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan
dimulai, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan
peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus
terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi.
Tanpa persetujuan direksi, penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan untuk
memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau
diganti hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.
A.10.
Penyediaan Material
Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang
disebutkan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali
ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, penyedia barang/jasa
harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi
pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material
tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi
pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau
kurang akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian
penyedia barang/jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam
dokumen kotrak. Nama produsen material dan peralatan yang digunakan,
termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan informasi penting
lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk
dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut
tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan
dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh penyedia barang/jasa tanpa
biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dengan memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
VI - 4
A.11.
Contoh-Contoh Material
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui direksi.
Contoh-contoh harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang
akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak
tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran penyedia barang/jasa harus sudah termasuk biaya yang
diperlukan untuk pengujian material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan
material-material dari jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa
harus meminta petunjuk direksi untuk menentukan jenis atau merk material
yang baik dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau
merk material yang baik dan diperbolehkan untuk digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan
produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang
sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.
A.12.
A.13.
Pematokan
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan
kedudukan dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini
seluruhnya harus mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan
patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan
revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari
sebelumnya, sehingga direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa
untuk mendapat persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 5
Rambu-rambu
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, penyedia barang/jasa harus
menyediakan rambu-rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tandatanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas.
Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas
padat, penyedia barang/jasa harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap
atau apabila dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya
untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk di dalam penawaran
penyedia barang/jasa.
A.15.
Program Kerja
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan
harus diserahkan kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
VI - 6
A.17.
Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat
mengadakan rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan
konsultan serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan
permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan
ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia barang/jasa.
A.18.
VI - 7
Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak
diuraikan secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun
tetap diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan
baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.
Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau
secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila
dari hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat,
penyedia barang/jasa dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan
sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh
direksi.
A.20.
Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat
laporan harian dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan
pekerjaan. Laporan tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi yang
mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang
akhir minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca.
B.
B.1.
B.1.1.
B.1.1.1.
VI - 8
VI - 9
VI - 10
B.1.1.3.
Tegangan desain
hidrostatis (s)
maksimum yang diijinkan
(MPa)
PE 100
10
PE 80
6,3
VI - 11
B.1.1.4.
Pipa hitam harus mengandung karbon hitam dalam kompon (2,25 0,25
) % dari massa.
VI - 12
3,2 bar
4 Bar
Diameter luar
rata-rata (DM)
Diameter
dalam
rata-rata
D
Min
Max
21,2
22,1
36,2
37,2
46,2
47,3
70,6
71,9
84,8
86,5
103,8
105,6
151,0
153,5
189,0
192,0
236,0
239,9
297,8
302,5
Tebal
Dinding
Ovalitas
T
Min
25
40
50
75
90
110
160
200
250
315
Max
25,3
40,4
50,5
75,7
90,9
111,0
161,5
201,8
252,3
317,9
Max
1,2
1,4
1,4
1,6
1,8
2,2
3,2
4,0
5,0
11,1
Min
1,6
1,6
1,6
1,9
2,2
2,7
4,0
4,9
6,2
7,7
4 bar
Max
1,9
1,9
1,9
2,2
2,6
3,1
4,5
5,5
7,0
8,6
Tebal
Dinding
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Min
1,6
1,6
1,6
2,3
2,8
3,4
4,9
6,2
7,7
9.7
6,3 Bar
Min
1,9
1,9
1,9
2,7
3,2
3,9
5,5
7,0
8,6
10,8
Max
21,2
36,2
46,2
69,6
83,6
102,2
149,0
186,0
232,8
293,4
Min
22,1
37,2
47,3
71,1
85,3
104,2
151,7
189,4
236,9
298,5
Tebal
Dinding
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Max
1,6
1,6
2,0
2,9
3,5
4,3
6,2
7,7
9,6
12,1
Max
1,9
1,9
2,3
3,3
4,0
4,9
7,0
8,6
10,7
13,5
Min
21,2
36,2
45,4
68,4
82,0
100,2
146,0
182,8
228,6
288,0
Max
22,1
37,2
46,5
69,9
83,9
102,4
149,1
186,4
233,1
293,7
6,3 Bar
8 Bar
Diameter luar
rata-rata (DM)
Tebal
Dinding
Ovalitas
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Min
25
40
50
75
90
110
160
200
250
315
Max
25,3
40,4
50,5
75,7
90,9
111,0
161,5
201,8
252,3
317,9
Max
1,2
1,4
1,4
1,6
1,8
2,2
3,2
4,0
5,0
11,1
Min
1,6
1,9
2,4
3,6
4,3
5,3
7,7
9,6
11,9
15,0
8 bar
10 Bar
Max
1,9
2,2
2,8
4,1
4,9
6,0
8,6
10,7
13,2
16,6
Min
21,2
35,6
44,4
66,8
80,2
98,0
142,8
178,6
223,6
281,8
Max
22,1
36,6
45,7
68,5
82,3
100,4
146,1
182,6
228,5
287,9
Tebal
Dinding
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Min
1,6
2,4
3,0
4,5
5,4
6,6
9,5
11,9
14,8
18,7
10 bar
12,5 Bar
Max
1,9
2,8
3,4
5,1
6,1
7,4
10,6
13,2
16, 4
20,7
Min
21,2
34.4
43,2
64,8
77,8
95,2
138,8
173,6
217,2
273,6
Max
22,1
35,6
44,5
66,7
80,1
97,8
142,5
178,0
222,7
280,5
Tebal
Dinding
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Min
1,9
3,0
3,7
5,5
6,6
8,1
11,8
14,7
18,4
23,2
Min
2,2
3,4
4,2
6,2
7,4
9,1
13,1
16,3
20,4
25,7
Max
20,6
33,2
41,6
62,6
75,2
91,9
133,8
167,4
209,2
263,6
Min
21,5
34,4
43,1
64,7
77,7
94,8
137,9
172,4
215,5
271,5
12,5 Bar
16 Bar
Diameter luar
rata-rata (DM)
Tebal
Dinding
Ovalitas
T
Min
25
40
50
75
90
110
160
200
250
315
Max
25,3
40,4
50,5
75,7
90,9
111,0
161,5
201,8
252,3
317,9
Max
1,2
1,4
1,4
1,6
1,8
2,2
3,2
4,0
5,0
11,1
Max
2,3
3,7
4,6
6,8
8,2
10,0
14,6
18,2
22,7
28,6
Max
2,7
4,2
5,2
7,6
9,2
11,1
16,2
20,2
25,1
31,6
16 Bar
20 Bar
Diameter dalam
rata-rata
D
Min
19,6
31,6
39,6
59,8
71,6
87,8
127,6
159,6
199,6
251,8
Max
20,7
33,0
41,2
62,1
74,5
91,0
132,3
165,4
206,9
260.7
Tebal
Dinding
T
Min
2,8
4,5
5,6
8,4
10,1
12,3
17,9
22,4
27,9
35,2
Max
3,2
5,1
6,3
9,4
11,3
13,7
19,8
24,8
30,8
38,9
20 Bar
24 Bar
Diameter dalam
rata-rata
D
Min
18,6
29,8
37,4
56,2
67,4
82,6
120,4
150,7
188,4
237,2
Max
19.7
31,4
39,3
58,9
70,7
86,4
125,7
157,0
196,5
247,5
Tebal
Dinding
T
Min
3,5
5,5
6,9
10,3
12,3
15,1
21,9
27,3
34,2
43,0
Max
4,0
6,2
7,7
11,5
13,7
16,8
24,2
30,2
37,8
47,4
Diameter dalam
rata-rata
D
Min
17,0
27,6
34,6
52,0
62,6
76,4
111,6
139,6
174,4
220,2
VI - 13
Max
18,3
29,4
36,7
55,1
66,3
80,8
117,7
147,2
183,9
231,9
Panjang Pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang
dari persetujuan antara pemasok dan pengguna dengan toleransi 0,05
m. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
b)
Untuk diameter luar nominal > 75, toleransi sama dengan 0,02dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm.
c)
Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm.
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18dn
dan pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung,
diperlukan peralatan untuk penggulungan ulang.
B.1.1.5.
Sambungan
Teknik penyambungan pipa HDPE dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan cara pemanasan (fusion jointing) dan penggunaan compression
fitting (mechanical jointing). Dengan cara pemanasan terdiri dari:
1. Butt Fusion Jointing, digunakn untuk menyambung pipa HDPE dengan
Outside Diameter (OD) maksimum 355mm, 400mm, 450mm, 500mm
dan 630mm.
2. Socket Fusion
3. Electrofusion
Ketentuan cara penyambungan dan diameter yang dapat di sambung harus
diseuaikan dengan ketentuan yang berlaku dan manual dari mesin tersebut.
Pemilihan Jenis penyambungan harus dikonsultasikan kepada pabrik
produsen alat . Penyambungan harus dilakukan oleh para tenaga pekerja
yang ahli.
B.1.1.6.
B.1.1.7.
VI - 14
Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan
memenuhi standar ISO 1167-1996, Thermoplastic pipes for the conveyance
of fluids resistance to internal pressure-test methode.
Pipa harus memenuhi persyaratan yang diberikan syarat yang diberikan
dalam standar tertentu (SNI 06-4829-2005)
Tabel Ketahanan Hidrostatik pipa
Jenis Pipa
Tegangan Uji
(MPa)
100 jam pada suhu
20 C
PE 100
12,4
5,5
5,0
PE 80
9,0
4,6
4,0
CATATAN
1)
B.1.1.8.
Pengujian Lain
Pengujian lainnya seperti penguian material kandungan pigmen karbon
hitam dalam pipa, tingkata aliran cair dan kepadatan dan lain-lain harus
dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
B.1.1.9.
Valve
1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan
yang dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve
sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis
atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik
dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Nama pemilik proyek
Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
Tekanan kerja
Diameter nominal
Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari
brass/kuningan, bila tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel
VI - 15
tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau jenis sambungan dari
sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 Pipa threads where
pressure tight joint are made in the thread
Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan
sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti
yang dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang
diakui. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan
desain atas permintaan Pengguna Barang.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity)
maka seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan
kerja minimal 10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi
sesuai dengan standard ISO 2531.
Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan
berlawanan arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan.
Tanda panah harus tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk
membuka atau menutup valve.
Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk
mencegah masuknya benda-benda asing.
Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk
penyambungan seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi
flange dengan imbuhan 10%.
Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim
dalam keadaan bukan material bekas dan sudah tergalvanis dengan
merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat dari karet
sintetis.
Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum
force pada hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain
sehingga tidak menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa
Pengadaan harus menyertakan besarnya maksimum torque yang
dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange,
surface box dan lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau
tanah harus dilapisi dengan non toxic coalter epoxy, enamel,
bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direktur
Pengawas.
Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum
digunakan. Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di
pabrik. Ketebalan minimum coating setelah kering + 400 microns
(16 mils). Material yang berkontak dengan air harus dari jenis non
toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh dgiunakan.
Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6
(enam) set untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam
bahasa Indonesia.
VI - 16
2.
Gate Valve
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka
gate valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis Non Rising
Stem.
Valve harus memenuhi standar Gate Valve for Water and Other
Liquids (AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama
atau yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk
tekanan kerja
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi
dengan kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw
untuk sebap 20 buah yang seukuran.
Tee key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface
boxlstreet cover dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan
extension spindle maka material tersebut terbuat dari baja ST 40
yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa
PVC untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang
kelabu atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan
dudukan dari logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan
dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve harus cocok
untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve
harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve
apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan
valve seperli telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi
terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter
valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan
lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp
atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat
digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus
terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah
ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian
dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi
terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau
perunggu.
VI - 17
3.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron,
rata dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu
lintas yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut
dan diberi cetakan .." pada bagian
atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan
masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti
karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur
(wrench nuts).
VI - 18
VI - 19
Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil
disebut ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi.
Valve ini dikondisikan unluk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0
kg/cm2) dan memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe
non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan
bola, stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus
diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dilapangan tanpa
menggunakan alat khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless
steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem yang mudah diatur
dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa pada saat
kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari ductile
cast iron pada tiap operasi.
5.
Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced
eccentric dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron
berpegas harus dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat
kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi dengan heavy duty
prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple
Guna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing
gland harus dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.
6.
Check Valve
Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check
VaIve / KIep Tabok dengan sambungan flange.
Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang
dapat dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.
Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak)
yang dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang
membuatnya, besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari
besi tuang.
Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber
yang berkualitas baik.
Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
VI - 20
7.
B.1.2.
B.1.2.1.
SNI 07-0068-1987
SNI 0039-1987
SNI 07-0242-1989
SNI 07-0822-1989
SNI 07-1338-1989
SNI 07-0949-1991
VI - 21
SNI 07-1769-1990
SNI 07-1969-1991
SNI 07-2255-1991
SNI 07-2195-1991
SNI 07-2196-1991
SNI 07-3080-1991
SNI 07-3025-1992
SNI 07-3026-1992
SNI 07-3027-1992
SNI 07-3360-1994
SII 2527-90
ISO 7/1
ISO 1459
ISO 1461
ASTM A 283F
ASTM A 570
AWWA C 200
AWWA C 203
AWWA C 205
AWWA C 208
AWWA Manual M11
AWWA C 210
VI - 22
B.1.2.2.
JIS G 3101
JIS G 3452
JIS G 3457
JIS B 2311
JIS G 3451
JIS G 550
JIS G 5702
JIS G 3445
JIS G 3454
JIS K 6353
SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
ASTM A 283, Grade D
ASTM A 570, Grade 33
JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP
JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-070822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.
Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh
panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan
Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur
yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling
yang dibuat dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded).
Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 23
pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang,
kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang
berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring,
pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun
pada bagian dalam pipa.
2. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut
ini harus mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding
minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA BAJA
Diameter Nominal
Diameter Luar
Ketebalan Dinding
(mm)
(mm)
Minimum (mm)
100
114.3
4.5
150
168.3
5.0
200
219.1
5.8
250
273.0
6.6
300
323.8
6.9
350
355.6
6.0
400
406.4
6.0
3. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus
didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat
atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu,
sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat
disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting
harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian
3.2 dan standar berikut ini :
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih
kecil harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut
defleksi lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus
difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang
VI - 24
mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
empat potongan bend.
B.1.2.3.
VI - 25
B.1.2.4.
Toleransi untuk
( mm)
6
Ujung Pipa
-1.6 to +3.2
-1.6 to +3.2
( mm )
3.
VI - 26
Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan
AWWA C.210 dan dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari
sebagai berikut :
a.
b.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan
dengan epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem
altematif ini harus memenihi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan
pertama dan sistem altematif ini dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh
kurang dari 400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
B.1.2.5.
Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di
bawah ini
Nominal
(mm)
Cutback
Coating
Cutback
Lining
Tar Epoxy
(mm)
Mortar
(mm)
VI - 27
80 - 350
400 - 700
100
150
80
80
31
31
Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh
permukaan dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy
seperti dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2
Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam.
4.
5.
VI - 28
Diameter Pipa
(mm)
< = 350
400
450
Ketebalan Minimum
Lapisan Luar
(mm)
0.6
0.9
1.2
Dielectric Strenght
(Min., kV/mm)
: 30 (JIS K 6911)
Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm)
: 1x1014 (JISK6911)
Shrinkage*
circumferential (Min.,N/mm2) : 40
circumferential (Min.,N/mm2) : 8
VI - 29
Catatan
Catatan
6.
VYGARD 260
ICI
ICI SUPER
STRUCTURE FINISH
NIPPON PAINT
BODELAC 9000
VI - 30
8.
Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
B.1.2.6.
Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk
memenuhi kondisi operasi sebagai berikut :
VI - 31
Panjang
Maksimum
Peletakan
(mm)
1600
1700
Minimum
Ekspansi yang
diizinkan
(mm)
230
270
Minimum
Kontraksi
Yang diizinkan
(mm)
80
80
3.
B.1.2.7.
Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain,
harus dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan
slip pipe yang kontak langsung dengan air pengecatannya harus
dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini. Semua
permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi
sistem epoxy atau sistem coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam
7.3.2.3
Sleeve Coupling
1. Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut
untuk ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah
gasket, 2 (dua) end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling.
VI - 32
Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
(mm)
12.5 - 50
65 - 250
300 - 450
(mm)
89
102
127
b. Gasket
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 33
Carbon Steel
ASTM A 576 Grade 1020
JIS G 3101 Class 2
BS 6681 Grade 43 A .
DIN 17100 RST 36
Lapisan Coating
a. Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special
hot fusion bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering
sebesar 150 mikron. Baut dan mur harus di galvanisir dan ditambah
lapisan special nylon coating tersebut, sehingga ketebalan kering lapisan
mencapai 75 mikron.
b. Sarana di atas tanah
Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada
bagian luarnya dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan
bagian dalamnya sesuai dengan yang ditentukan pada bagian 7.3.2.3.
Semua permukaan end rings yang terlihat / terpapar harus dicat dengan
lapisan primer seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.7.
Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.
VI - 34
B.1.2.9.
(mm)
50
60.21.0 - 63.0+0.6
80
100
110.00.6 - 118.0+1.7
150
160.00.6 - 170.0+1.2
200
250
VI - 35
Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih
dari persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi
dengan special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai
ketebalan kering lapisan minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut
harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan lapisan galvanis ditambah
special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan kering lapisan
minimum sebesar 70 mikron.
B.1.2.10. Flange Insulasi
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa
yang bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat
untuk menjaga agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang
dispesifikasikan untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan
insulasi tidak boleh kurang dari 50 megohms sebelum dan sesudah pekt'rjaan
pengetesan hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur
yang diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih
insulasi dan pencuci logam.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum
dengan kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insula
B.2.
B.2.1.
VI - 36
B.2.3.
VI - 37
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor; nama proyek;
dan juga lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan
lama pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya,
semuanya dimaksud sebagai informasi kepada masyarakat luas.
Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh direksi.
Pada saat penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.
B.2.4.
B.2.5.
B.2.6.
B.2.6.1.
B.2.6.2.
B.2.6.3.
VI - 38
Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.
B.2.7.
B.2.7.1.
JALAN SEMENTARA
Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan
kontrak, kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan
dibawah ini. Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur,
pekerasan, jalan sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang
kondisi daerah tersebut pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan
dasar informasi yang diperoleh tersebut, kontraktor harus memulai
pengukuran topografi berdasarkan gambar perencanaan dan berada dibawah
pengarahan direksi.
Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai
berikut :
a. Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa
tersebut. Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa.
Kontraktor harus memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang
berwenang atau direksi, karena trase mungkin telah ditetapkan
berdasarkan Rencana Tata Kota.
b. Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada,
pembongkaran dinding, pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain
yang diperlukan harus dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan
pemasangan pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan
bahan untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.
B.2.7.2.
VI - 39
c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi
dengan kerikil.
d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan
minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik
sampai selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.
B.2.7.3.
B.2.8.
B.2.8.1.
VI - 40
B.3.
B.3.1.
B.3.2.
VI - 41
PENGERINGAN (DEWATERING)
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan
pengeringan serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada
bagian pekerjaan lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi,
pipa atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda
dan gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang
membahayakan atau yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu
pengaman yang mudah dilihat dan terbaca dengan jelas.
B.3.4.
B.3.5.
B.3.5.1.
VI - 42
B.3.5.3.
Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara
terpisah dari bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula
pada kedalaman terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang
akan rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara
selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah
penyelesaian urugan.
Bilamana karena pekerjaan kontraktor, tenah berumput menjadi rusak untuk
diletakan kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan dan
menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk,
menyiangi, dan memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.
VI - 43
B.3.5.4.
Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang
sesuai untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian,
sedangkan bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu,
maka apabila direksi mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja
yang diletakan diatas tanah berbatu tersebut.
B.3.5.5.
B.3.5.6.
B.3.5.7.
B.3.5.8.
B.3.6.
PENGGALIAN
Bagian berikut yaitu PENGGALIAN harus digunakan bagi pekerjaan
semua pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.
B.3.6.1.
Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui
termasuk pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan
penyelesasian pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan
kemiringan yang diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta
oleh direksi.
VI - 44
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai
yang tidak sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua
pendukung dan penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian
dan semua pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk
penyingkiran atau pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air hujan
dan air limbah yang berasal dari berbagai sumber yang mencapai lokasi guna
mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun kepemilikan yang
berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan
mengalami bahaya dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih
dahulu dengan penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman
atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan
lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah
yang dapat menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun
membahayakan bangunan yang ada disekitarnya.
B.3.6.2.
B.3.6.3.
VI - 45
B.3.6.4.
Galian Terbuka
1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan
perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau
persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian
terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar
pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
2. Lebar Galian Terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat
dilakukan sebagaimana yang telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan
penopang lainnya, maupun penanganan khusus lainnya.
VI - 46
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai
peralatan tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan
agar memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap
sisi pipa dan fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil;
dan 20 cm untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
6. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan
yang kurang baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas
keputusan direksi bahan tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus
menggali dan menyingkirkan bahan tersebut.
7. Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga
galian tidak gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan
menjaga permukaan jalan dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan
dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas atau yang diperintahkan oleh
direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar
turap, tetapi jika terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan
dipadatkan. Sebelum memasang penopang dan turap, kontraktor harus
memberi tahu lokasi galian dengan turap dan penopang beserta dengan
jadwal pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka
diperkerasan sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus
dilakukan dengan penurapan dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan
dengan hati-hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan
utilitas yang ada, atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi
kembali dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan
menggunakan alat yang sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang
diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat
selama pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap,
penopang dan lain-lain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan
tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan.
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 47
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai
kewajiban di fihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan
kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung
jawab kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang
diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai
akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah
longsor atau bergeraknya tanah.
B.3.7.
URUGAN
Bagian berikut mengenai URUGAN harus diterapkan untuk semua jenis
pekerjaan pemasangan dan penyambungan pipa
B.3.7.1.
Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua
bahan untuk mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk
bangunan lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa
atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus
berupa bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan
dalam gambar, tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa
bagian pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir
atau kerikil sebagaimana ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan
harus dikerjakan setelah semua pipa terpasang, diperiksa dan disetujui
direksi.
B.3.7.2.
Bahan Urugan
VI - 48
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan
untuk urugan ditentukan sebagai berikut :
1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau
diangkat yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya
tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung
bahan organik seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan
tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).
2. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir
halus hingga sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang,
abu, sampah, atau bahan lainnya yang menurut pendapat direksi dapat
ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih
dari 10 berat bahan keseluruhan.
3. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki
partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang
cukup seragam dan tidak mengandung batu besar atau batu dengan
ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak
terpakai/buangan atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan
lainnya. Bahan tersebut tidak boleh mengandung tanah liat, lempung dan
tidak boleh bergumpal.
B.3.7.3.
VI - 49
Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang
disetujui, dengan tenaga manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga
garis tengah pipa, diletakan secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih
dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat pada ketebalan
kering maksimum 95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di
masing-masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus
3. Urugan di Atas Pipa
Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10
cm diatas pipa baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan
(manual) atau cara mekanis lainnya yang telah disetujuinya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam
gambar rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak
melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan
ketebalan kering maksimum 95 %.
B.3.9.
VI - 50
(riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna mencegah runtuhnya
kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki
kembali sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian GALIAN
PERMUKAAN DAN PERBAIKAN.
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke
dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk
topografi daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan
lapis lindung dilakukan dari bahu hingga kedalaman tertentu untuk
mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras
dan berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh
digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan
diperintahkan lain oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin
berbeda sesuai dengan lokasi pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman
atau bentuk topografis sungai, saluran dan selokan.
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan
batu untuk persetujuan direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan
dengan baik atau dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu
harus diisi dengan kerikil yang dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang
diperlukan. Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2
3) m2 pasangan batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan
keadaan lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
B.4.
B.4.1.
B.4.1.1.
VI - 51
lain, perbaikan kembali atau, membuat lapis lindung (revetment) pada sungai
atau saluran dimana diperlukan, termasuk perhitungan yang diperlukan serta
menyerahkannya kepada Direksi untuk persetujuannya, sebelum memulai
pekerjan pembangunannya.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang
lebih rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan
oleh Pemborong dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil
di ujung pipa di bor.
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus
sedemikian sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg
sisa Khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini,
maka harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak
menbandunb Khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah
periode kontak selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses
harus diulangi. Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa
dengan cairan yang me-ngandung klorin di atas, Pemborong harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksil Tenaga Ahli untuk menggunakannya.
DESINFEKSI PIPA
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan
maka terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari
kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan membersihkan pipa dari kumankuman penyakit dengan larut-an desinfektan.
B.4.1.2.
Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau
saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung,
mengelas dan mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun
perancah di lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam
pekerjaan, sehingga dapat menopang dengan baik atau mendukung berat
peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari pelaksanaan pancang.
B.4.1.3.
VI - 52
VI - 53
Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran,
Kontraktor harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar
tetap pada jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan
kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah
penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan
konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus
disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.
B.4.1.5.
B.4.1.6.
Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa fittng dan
coupling sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam
gambar.
1. Anti Lendutan (cambering)
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan
pancang bentang di bagian garis tengah bentang sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
VI - 54
VI - 55
untuk pengelasan baja, atau standar lain yang dapat diterima oleh
Direksi.
Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai
berikut :
Kelas
B.4.2.
B.4.2.1.
VI - 56
permukaan jalan yang ada dan muka air sumur, jika ada, dan harus
melakukan penanggulangan yang memadai terhadap penurunan ketinggian
tersebut. Bilamana diketahui adanya penurunan ketinggian, Kontraktor harus
segera menghentikan pekerjaan penembusan dan hal tersebut segera pula
dilaporkan ke Direksi.
Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah,
peralatan dan lainnya yang diakibatkan pekerjaan penembusan harus
diperbaiki dan/atau diperbarui olch Kontraktor atas beban biayanya sendiri
serta memuaskan Direksi .
Kontraktor harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar
sesuai dengan butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.
Kontraktor atas biayanya sendiri harus mencek semua ukuran yang
diperlihatkan dalam gambar den-an mensurvai sendiri lokasi pekerjaan.
B.4.2.2.
Penyelidikan Tanah
Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Kontraktor diijinkan untuk
melihat dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang
memperlihatkan keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.
Kontraktor harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup
pengujian penetrasi standar (standard - penetration test) di lubang bor.
Konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang
didapat dari pengeboran tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya
dukung, kuat geser, permeabilitas, nilai banding rongga (void ratio) dan
kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
B.4.2.3.
B.4.2.4.
B.4.2.5.
VI - 57
VI - 58
B.4.2.7.
Penembusan Pipa-Pipa
Kontraktor harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi
Pabrik pembuatnya serta persyaratan berikut ini :
1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat
penembus tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga
memungkinkan pipa ditembuskan pada bukaan yang dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter
pipa tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus
dikerjakan sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja
berketrampilan tinggi.
Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan turap
harus diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang disetului oleh
Direksi untuk mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruvn-an
penembus.
2. Pemasangan Ujung Pipa Penembusan dan Bantalan Pendorong (leading
pipe)
Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus
harus dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana
ditunjukkan pada gambar.
VI - 59
Pengujian Sambungan
Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
VI - 60
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada
pengujian, Kontraktor harus memperbaharui dengan biaya menjadi
tanggungannya hingga memuaskan Direksi.
B.4.2.9.
Pemasangan Pipa-Pipa
Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh
Direksi. Kontraktor harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut
sebagaimana pada gambar yang diserahkan Kontraktor:
Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan
langsung sebagai bagian dari jalur pipa utama
Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa
tembus dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipapipa lain seperti pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang kedalam
selubung tersebut.
1. Pemasangan Pipa Baja atau PVC
a) Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan
penyambungannya di dalam ruang penembus seperti yang diatur
pada bab sebelumnya dan di dorong masuk ke dalam selubung
dengan peralatan dan cara yang memadai serta hati-hati.
b) Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus
melaksanakan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta
pada spesifikasi.
Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu
pengujian, Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti atas
tanggungan biaya sendiri hingga memenuhi syarat.
c) Perlindungan dengan Beton
Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk
"bend" atau `fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang
sebagaimana layaknya pembuatan blok beton penahan tekanan untuk
"bend" vertikal
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya.
d) Penyelubungan dengan Beton
Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipapipa yang dimasukkan ke dalamnya harus diiisi dengan beton tumbuk
VI - 61
B.5.
B.5.1.
B.5.1.1.
B.5.1.2.
VI - 62
disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas beban biaya
kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan
oleh pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan
tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara
dengan baik sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus
diperbaiki hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal
perkakas dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus
memberi kompensasi kepada pemilik.
B.5.2.
B.5.2.1.
VI - 63
Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan Perkakas, dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus
disediakan dan digunakan oleh komperator untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua pipa fitting, dan valve harus
diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu, dengan batasan
diameter memakai crane, Derek, tali, atau dengan mesin, perkakas,
atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar
mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective
coating) serta lapisan pelindung dalam (Linning). Bahan tersebut sama
sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa valve atau perlengkapan dapa saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak
tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa Fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan, pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi
akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah
ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau Fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk
pemeriksaan oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang
diperlukan ataupun menolaknya.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
VI - 64
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering
dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa
dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa,
semua profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih
demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing
masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas,
kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan
ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan
ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau
tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan
cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa
maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus
pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang
sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau
sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung
luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang
dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang
sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
VI - 65
Tidak boleh ada Fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
B.5.2.3.
VI - 66
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan
tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi
(illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low
hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine)
dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang
ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh
Direksi.
4. Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel)
yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui
oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar
(exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan
pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm
dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur
dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda
(double welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh
alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari
debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun
lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum
10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan
pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian
atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan
keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin.
Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah
disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
VI - 67
VI - 68
Maximum Reinforcement
(mm)
12,1 atau lebih kecil
Lebih besar dari 12,7
(mm)
3,2
4,8
B.5.3.
B.5.3.1.
B.5.3.2.
Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa Ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan
secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan batasan diameter
VI - 69
memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah
kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective coating)
serta lapisan pelindung dalam (lining).
Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan pada saat berada diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada
posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah
ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau
fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh
direksi yang menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun
menolaknya.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering
dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua
profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula
benda asing lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing
masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas,
kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan
ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan
ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 70
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau
tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan
cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa
maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus
pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang
sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau
sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung
luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang
dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang
sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
B.5.3.3.
B.5.3.4.
VI - 71
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi
yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap
sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan
sambungan dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau
las-tumpul ganda (double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.
2. Juru Las (welder)
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang
diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup
bagi pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang
dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
3. Batang Las dan Mesin Las
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211
dan 3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari
logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan
tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi
(illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low
hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine)
dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang
ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh
Direksi.
4. Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel)
yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui
oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar
(exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan
pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm
dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur
dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda
(double welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 72
VI - 73
3,2
4,8
VI - 74
B.5.4.
B.5.4.1.
B.5.4.2.
VI - 75
Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam, dalam
proyek terdiri dari :
1) "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk sambungan
dengan pengelasan)
2) "Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve
Coupling), dan
3) Petrolatum Corrosin Protective Tape S' Nsteni" (untuk sambungan
expansi) (expansion joints).
Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal
yang tak dapat dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti
sebagaimana yang ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.
(a) "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet"
Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah harus
dilindungi dengan "Head-shrinkable sleeve" atau "sheet".
Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik.
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan pemasangan, harus dibawah
petunjuk instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut.
Nama pemasok bahan akan diberitahukan kepada Kontraktor oleh
Pemilik, dan semua biaya bagi penugasan Instruktur tersebut menjadi
beban Kontraktor.
1) "Head-Shrinkable Sleeve" :
Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik
dan lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm
pada kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan,
sejumlah sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang
yang sesuai, dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam
galian. "Sleeve" tersebut harus berada di tempat yang tidak
terpengaruh oleh panas pengelasan.
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di
daerah pengelasan harus disingkirkan dengan alat pembersih
yang memadai, dan setiap permukaan pipa yang akan ditutup
dengan "sleeve" harus dihaluskan terlebih dahulu.
Pemanasan Pendahuluan pada Pipa
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 76
VI - 77
VI - 78
sampai permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan bahan pengisi
harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi
"petrolatum".
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan
yang cukup agar cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit
150 mm permukaan pita harus ditekan dengan tangan agar dapat
mengikatnya dengan baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus
menyediakan pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas
biaya Kontraktor sendiri.
B.6.
B.6.1.
VI - 79
UJI TEKAN
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian
pipa baru yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali
tekanan kerja pada saat pengujian.
B.6.2.1.
Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan
tertinggi selama pengujian
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4. Tidak bervariasi > 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang
diijinkan untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk
pada gate valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan
bagian yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik
untuk gate valves atau katup buterfly.
B.6.2.2.
Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan
dan ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur
pipa atau bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur
pengujian, harus dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa.
Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada
tekanan differensial melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk
menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.
B.6.2.3.
Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya
dari katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua
titik tertinggi, kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut
diatas sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air.
VI - 80
Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan
dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau
tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.
B.6.2.4.
Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus
diperiksa secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang
rusak atau cacat ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti
dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan
pemilik.
B.6.3.
UJI KEBOCORAN
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan.
B.6.3.1.
Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam
pipa yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk
menjaga tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan
sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan
air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat
pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.
B.6.3.2.
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau
gauge
VI - 81
B.6.3.3.
VI - 82
kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan, dan atas biaya sendiri. Semua
kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.
B.6.4.
PENGGELONTORAN PIPA
Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang
dengan Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang
(drainase branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka
waktu pengurasan cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan
Direksi, walaupun hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh
Direksi.
B.6.5.
DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai
oleh Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem
yang ada, atau "valve" yana ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi
dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih
yang telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa
Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt
hal tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5
mg/liter, harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode
kontak selama 24 jain.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab
Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas
beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan
sesuai kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk
pengujian di bawah pengarahan Direksi.
VI - 83
C.
VI - 84
VI - 85
C.1.
C.1.1.
PEKERJAAN TANAH
Umum
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus
ditinjau dahulu oleh tenaga ahli.
Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan
seperti yang ditunjukan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera
menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut, juga Penyedia barang/jasa harus menentukan letak
bangunan pelengkap seperti Direksi Keet, Gudang dan sebagainya.
VI - 86
C.1.2.
VI - 87
C.1.3.
C.1.3.1.
Galian Tanah
Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
1. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
2. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benarbenar waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan
pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa
boleh mengajukan usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.
C.1.3.2.
Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai
berikut:
a. Galian tanah biasa
b. Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, dan
sebagainya
c. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi
perlu menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus
lainnya.
d. Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20
cm dari permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada
penggalian pondasi.
C.1.3.3.
VI - 88
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak
boleh dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi
peil dari lantai pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat
berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintanganrintangan lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus dibuang. Sesudah
galian selesai, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan Direksi akan hal
ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan tanah dasar
pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelum Direksi setuju dengan
ukuran dan kedalaman galian material-material pondasi serta konstruksikonstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua retakan
atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi (injeksi),
serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis
harus dibuang.
C.1.3.4.
Coffer Dam
Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus
digunakan coffer dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa
harus memberikan gambar rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada
Direksi untuk disetujui.
Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah
permukaan dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan
silang-silang penguat yang cukup kuat, agar keselamatan kerja terjamin.
Luas coffer dam harus direncanakan cukup untuk penempatan perancah atau
acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi
syarat untuk melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silangsilang penguat dan atau bagian-bagian lain dari coffer dam tidak
diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian permanen dari pondasi
tanpa persetujuan Direksi, jadi harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak
merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik
perorangan, tanpa ijin khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas
tanggungannya menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di
tempat semula asal ada persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan,
harus diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri.
Dalam hal akan dilakukan pembakaran, Penyedia barang/jasa akan
memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan
dengan pekerjaan, paling kurang 48 jam kurang, maksudnya untuk
VI - 89
C.1.3.6.
C.1.4.
C.1.4.1.
Urugan Tanah
Umum
Urugan dilaksanakan pada :
a. Semua bekas lubang pondasi
VI - 90
C.1.4.3.
Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara
horizontal dan dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan
untuk pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya,
dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan
finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan
diratakan sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya
permukaan, bergelombang, dan sebagainya.
C.1.5.
Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama
seperti pada pengurugan dengan tanah timbunan.
C.1.6.
Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu
merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahanbahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai
gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.
C.1.7.
VI - 91
Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah
galian yang diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau
kubikasi dalam m3 dari tanah yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang
dibatasi bidang-bidang, sebagai berikut:
a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang
melewati titik terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang
horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian tanah biasa
yang sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah, adalah bidang yang sesuai dengan sifatnya
c. Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling
Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di
bawah bidang dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang
ditentukan oleh Direksi. Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang
diakibatkan oleh pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser,
runtuh atau karena sebab-sebab lain.
Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya
bersifat pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan
Direksi dapat diadakan tanpa tambahan pembiayaan.
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan
dibayar tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum
20 cm di bawah muka air tanah konstan pada lubang galian.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa
mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar
menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang akan disebut
dibawah ini.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan halhal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya.
C.2.
C.2.1.
PEKERJAAN BETON
Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar
dan air, dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang
dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang
VI - 92
baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain
sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan
bahwa bila dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup
untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga di antara agregat kasar dan
terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air
yang dipakai dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan
kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan
cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini
mengikuti Acuan Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan
menerapkan suatu Acuan Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif
lokal atau Acuan Normatif lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui
oleh direksi sebagai setara.
C.2.2.
VI - 93
C.2.3.
Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan
Normatif SNI 15-2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi
dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam
tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan
pada Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama
pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat
pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah
diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus
air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang
membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan
Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak
semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari
pabrikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua
contoh pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh
Direksi untuk melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan
semen dalam jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak
terganggu dan memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di
tempat yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudanggudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air
dan berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus 30 cm di atas tanah
atau di atas air yang mungkin tergenang dilantai. Ketika diangkut ke
lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan
penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera mungkin
digunakan setelah dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat Direksi
sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara atau dari
manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
VI - 94
Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S
No. 852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat
halus adalah agreghat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi
dari 25 mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all in (semua gradasi) tidak
diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm 5 mm sebelum
pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus
diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut penyedia
barang/jasa harus mengambil dua contoh yang representatif dan mengadakan
analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812 : 1968 atau yang
setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari
satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat
dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi
bahan harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang
dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber
pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.
C.2.5.
VI - 95
C.2.6.
Adukan Percobaan
Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut:
a. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
b. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
c. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih
rendah dari 11/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan,
sebelum memulai pekerjaan, detil lengkap mengenai pengujian ini
bersama analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran (mix design)
penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan mengecoran bagian
manapun sebelum rencana campurannya disetujui oleh Direksi. Direksi
berwenang untuk meminta agar penyedia barang/jasa menyerahkan hasil
pengujian pada tenggang waktu tertentu dari beton yang di cor dalam
pekerjaan penyedia barang/jasa harus sudah memperhitungkan biayanya
dalam nilai penyedia barang/jasa.
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 6
kubus beton dari tiap kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari
setelah dibuat. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan pada Direksi detil
lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan analisa gradasi dan
perhitungan rencana campuran. Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan
pengecoran sebelum Direksi menyetujui rencana campuran.
C.2.7.
Kelas Beton
Tabel 6.2 Kelas Beton
Mutu
Beton
Ukuran Agregat
Maks.(mm)
Rasio Air/Semen
Maks. (terhadap
berat)
K-350
37
0,45
315
25
0,45
335
19
0,45
365
37
0,45
300
25
0,45
320
19
0,45
350
37
0,50
290
25
0,50
310
19
0,50
340
K-300
K-250
VI - 96
K-175
0,57
300
K-125
0,60
250
C.2.8.
SLUMP[mm]
Benda Uji
silinder
15x30 cm
digetarkan
Tidak
digetarka
n
28 hari
7 hari
28 hari
K350
250
350
210
290
20-50
50-100
K300
215
300
180
250
20-50
50-100
K250
180
250
150
210
20-50
50-100
K225
150
225
125
190
20-50
50-100
K175
115
175
95
145
20-50
50-100
K125
80
125
70
105
20-50
50-100
VI - 97
C.2.10.
Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai
standar yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh
pekerjaan beton darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau
yang permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal penyedia barang/jasa harus
menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut
instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi sudah
memuaskan.
C.2.11.
C.2.12.
Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat
pengecor, pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan
VI - 98
VI - 99
C.2.14.
Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang
dioperasikan oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga,
segregasi dan sarang lebah (Honey Comb) memperlihatkan permukaan yang
merata ketika bekisting dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati
kepadatan uji kubus.
Vibrator bertipe Rotary Out of Balance (berputar di luar keseimbangan)
dengan frekuensi tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu
menghasilkan percepatan sebesar 69 pada beton yang disentuhnya. Harus
diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi
akibat vibrasi yang berlebihan.
Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika
penulangan menerus pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah
vibrator ynag dipakai di dalam suatu pengecoran harus sesuai dengan laju
pengecoran. Penyedia barang/jasa harus juga menyediakan sekurangkurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.
C.2.15.
Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung dipermukaan tanah, kecuali
jika ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di
atas tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.
C.2.16.
VI - 100
C.2.17.
C.2.18.
C.2.19.
Siar-Siar Konstruksi
Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siarsiar tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang
dengan baik, jika perlu dibor guna melewati penulangan. Bila pengecoran
ditunda sampai pengecoran beton mulai mengeras, maka dianggap terdapat
siar konstruksi. Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar
ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam makan.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal
atau vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding
bekisting pada permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilan siar
yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah
mengeras, permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan
seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan
dengan penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari
atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau
ditembus dengan pasir (Sand Blasted) untuk memperlihatkan agregat.
Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi bekisting
akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan
sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.
VI - 101
C.2.20.
Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan
oleh Direksi. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk
menyetujui dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus
yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi
ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan
triplek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik, semua
sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran. Pengikat baja
untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai,
bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton
sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap
lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara
yang harus ditutup dengan rapi segera setelah bekisting dibuka dengan spesi
semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton
induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting
harus dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh
Direksi.
Pada umumnya bekisting, akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali
sebelum memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang
boleh dipakai ulang, panil kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus
disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung jawab atas mutu
permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting. Semua
sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika
ditetapkan lain oleh Direksi. Kolom dan dinding harus diberi lubang agar
kotoran, debu, dan benda lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicor.
C.2.21.
Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihak karat lepas, minyak, gemuk,
cat, debu atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna
antara tulangan beton. Jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat
atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak boleh dicorkan sebelum
penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
VI - 102
C.2.21.1. Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984,
British Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII
0136-1984. British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja
ulir yang bertegangan tinggi, tegangan rendah baja tulangan bertengan tinggi
harus minimal 40 .0 kg/cm.
C.2.21.2. Penyimpangan
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi
alas kaki dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari
kemungkinan kerusakan dan karat.
C.2.21.3. Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan
daftar tekukan (Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja
tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang
diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard 4466 : 1969
atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi
semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh
Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau
tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan
diameter batang yang ditekuk.
C.2.21.4. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan
beton atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat
dengan kawat baja pada pilar dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6
mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 103
yang ditetapkan untuk beton yang sedang di cor dan harus sekecil mungkin.
Block-block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di
dalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada
siar kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda
kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari
beton yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin
menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang
sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh Direksi.
Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari
permukaan suatu batang termasuk sengkang kepermukaan beton terdekat
dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
C.2.22.
VI - 104
C.2.23.
C.2.24.
C.2.25.
VI - 105
C.2.26.
C.2.27.
C.2.28.
C.2.29.
VI - 106
C.2.30.
Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur
atau kotoran yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat
semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya
pengujian ini dibebankan pada penyedia barang/jasa.
C.2.31.
Pengujian Struktur-Struktur Hidrolis
C.2.31.1. Umum
Pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan
supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas.
Setiap Konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan dibiarkan
terisi sekurang-kurangnya 48 jam ketinggian air selama waktu tersebut harus
diamati dan tidak boleh terlihat adanya penurunan muka air, penurunan
maksimum yang diijinkan selama 24 jam adalah 1 (satu) cm.
C.2.31.2. Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi
adanya kebocoran.
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan,
penyedia barang/jasa harus mengadakan perbaikan secara umum atas biaya
sendiri, setelah perbaikan selesai, metoda pengujian hidrolis harus diulangi
sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 107
C.3.
C.3.1.
PEKERJAAN BAJA
Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari
jenis SS 400/ASTM 36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan
dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat
pengujian, pemilihan, pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan
pengujian lentur dalam keadaan dingin. Jika dipandang perlu Direksi dapat
memerintahkan untuk dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi tersebut
sesuai dengan persyaratan pengujian yang berlaku.
C.3.2.
C.3.2.1.
Pabrikasi
Pemeriksaan dan Sebagainya
Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi.
Direksi mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan
pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau
disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan
yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan
gambar rencana, Penyedia barang/jasa harus segera atau memperbaiki
dengan biaya sendiri. Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri
semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
C.3.2.2.
VI - 108
C.3.2.3.
Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa
keseluruhannya sebelum dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas
dari puntiran dan kalau perlu diadakan tindakan-tindakan perbaikan sehingga
kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
C.3.2.4.
Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara
menggunting, menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang
diperoleh dari pemotongan harus menyiku pada bidang yang dipotong tepat
dan rata menurut ukuran yang diperlukan. Penyelesaian pada permukaan
umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan las pemotong,
maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari
plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari
gambar ujung dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang
disambung dengan plat penyambung dengan memakai paku keling atau baut
harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya. Pada sambungan
batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0.1 mm dan tidak untuk
sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.
C.3.2.5.
C.3.2.6.
C.3.2.7.
VI - 109
Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan semua plat potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit
bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal
sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu lubang ini dibor
lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang
sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri
dengan menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus
disingkirkan, plat-plat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.
C.3.2.9.
VI - 110
C.3.3.
C.3.3.1.
Paku Keling
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran
sebelum dipanaskan. Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk
dengan cermat, konsentris dengan batangnya dan berhubungan langsung
dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup panjang
membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta cukup untuk
lubang.
b.
C.3.3.2.
VI - 111
Pemasangan
a. Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat
yang diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan
mengelingkan baut atau las seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak
boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya yang digunakan
mendapat persetujuan dari Direksi. Semua bagian harus dikerjakan
secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai
mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling
atau baut, dan digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang
tepat seperti diisyaratkan di bawah ini. Penggunaan martil yang
berlebihan yang dapat merusak atau menganggu material tidak
diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang
menyulitkan pekerjaan montase serta menyulitkan pengepasan bagianbagian pekerjaan dengan menggunakan drift secara wajar harus
dilaporkan kepada Direksi. Permukaan dengan mesin perkakas harus
dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak
50 % sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya
40 % dari lubang diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10
% dari lubang pada suatu kelompok dikeling atau dibaut dengan
permanen sebelum baut montase atau drift diangkat (disingkirkan).
b. Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Penyedia barang/jasa harus menyediakan untuk digunakan sendiri,
semua pararel drift untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan
tetap menjadi miliknya bila dipindahkan dari tempat pekerjaan atas biaya
sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap paku keling dan baut
yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi atau biaya Penyedia
barang/jasa.
c. Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat
sesuai dengan diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang
VI - 112
dari jumlah tebal minimal yang akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu
kali drift itu.
d. Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan
dapat berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya
pemasangan paku keling. Drift dapat digunakan hanya untuk
mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak akan digunakan untuk
menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran yang
lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan.
Dianjurkan paku keling dipasang dengan menggunakan mesin atau alat
tekan dari tipe yang telah di setujui. Setiap paku keling harus cukup
panjang untuk membentuk kepala dengan ukuran standar dan harus
bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada permukaan
sepotong logam. Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah
menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh
lubang selama masih panas. Semua paku keling yang longgar serta paku
keling yang retak terbentuk jelek atau dengan kepala yang cacad atau
dengan kepala yang sangat eksentris terhadap batangnya harus dipotong
dan diganti dengan paku keling yang baik, membentuk kembali kepala
paku keling tidak diperkenankan. Kepal paku keling yang agak pipih
dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh
Direksi.
C.3.3.4.
VI - 113
Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah
Galvanisasi celup panas.
C.3.3.6.
Tebal Plat
Baja
22
0,71
534
24
0,56
534
26
0,46
380
28
0,36
380
b. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan
dipasang menurut standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan
harus lurus dan tidak boleh ada lekukan, kelim patriannya harus betulbetul kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau berlimpah.
VI - 114
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup
galvani atau dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang
bentuk dan ukurannya tertera dalam gambar.
c. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari timah
hitam dan timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai
peleburnya kedua zat.
C.3.3.7.
Pengecatan Baja
a. Umum
Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik dengan
cat dasar yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang
dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan cat
lapangan terdiri dari :
(1) Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang
telah dicat di bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh Direksi,
karena telah rusak pada saat pengangkutan dan pemasangan serta
bidang-bidang lain yang diperintahkan oleh Direksi.
(2) Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang di cat di
semua bagian yang disebutkan pekerjaan besi itu
(3) Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada
pekerjaan tertentu, untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
b. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan
sand blasting atau cara lain yang disetujui oleh Direksi agar menjadi
logam yang bersih dengan menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan,
lumpur atau lainnya yang melengket padanya. Proses pelaksanaan
pembersihan dengan sand blasting harus disaksikan langsung oleh wakil
direksi. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup dengan
cat dasar dan dicat segera setelah dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.
c. Penggunaan Cat
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh
Direksi. Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab,
berdebu, atau pada cuaca lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang
dari 6 bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 115
C.4.2.
C.4.2.1.
Bahan-bahan
Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai
pada beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera
pada Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8
C.4.2.2.
Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat
dihancurkan dengan tangan
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat
adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau
lariutan teh yang sedang kepekatannya.
VI - 116
Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung),
batu belah atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi
berikut:
a. harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
b. batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan
tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan,
mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus
mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
C.4.2.4.
Bata Merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan
ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua
yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum
harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm.
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari
1 bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan
dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau
menutupi dengan memakai karung basah.
C.4.2.5.
Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh
dipakai semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.
VI - 117
C.4.2.6.
Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah
disetujui Direksi.
C.4.2.7.
Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
C.4.3.
C.4.3.1.
Adukan
Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai
alas yang rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada
persetujuan dari Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai
diperlihatkan warna adukan yang merata.
C.4.3.2.
Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar
atau dalam uraian dan syarat-syarat ini.
Spesi
M1
1 pc : 1 kpr : 6 psr
M2
atau 1 pc : 3 psr
M3
1 pc : 2 psr
1 pc : 4 psr
C.4.4.
C.4.4.1.
Blok-blok beton
Tipe dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah
lainnya maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak
melampaui batas dan disetujui oleh direksi. Blok-blok beton tersebut harus
VI - 118
bersih, tidak menunjukan tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat
mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.
C.4.4.2.
Campuran adukan
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari
1 bagian portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30
kg/cm pada umur 40 hari.
C.4.4.3.
C.4.4.4.
Tembok-tembok ventilasi
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan
ventilasi tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus
lurus, seragam dengan menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan
yang ditetapkan oleh Direksi.
C.4.5.
C.4.5.1.
C.4.5.2.
Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar
rencana juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata
merah harus dibasahi dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih
baik antara mortar dan bata merah. Pasangan bata merah dan lainnya harus
VI - 119
disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bata merah yang satu dengan
yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaan cuaca yang
baik, ataupun dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari tidak
diperbolehkan melaksanakan pasangan dengan tinggi melebihi 1 cm.
C.4.5.3.
Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat
antara mortar plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
C.4.6.
C.4.6.1.
Pasangan Batu
Umum
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras
dengan ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak.
Pemasangan dari batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.
C.4.6.2.
Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain
dapat dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk
bangunan reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama
yang dipakai campuran M2.
C.5.
C.5.1.
C.5.1.1.
C.5.1.2.
VI - 120
ukurannya. Celah antara kayu dengan kaca harus ditutup kembali dengan
memakai dempul atau bahan yang sesuai untuk maksud tertentu.
C.5.1.3.
C.5.1.4.
C.5.2.
C.5.2.1.
Pengecatan
Material, Ketentuan Umum
Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, ICI atau
sejenisnya yang disetujui oleh Direksi).
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan
pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna
serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu pada
saat dipakai.
C.5.2.2.
Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk
pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang
untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin dan yang khusus
diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-pekerjaan besi
pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang dipergunakan
untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis emulsion paint
yang terdiri dari alkyd resin.
C.5.2.3.
Daftar Bahan
Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan
sebelum pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan
dan dikoreksi, semua material tersebut harus disetujui oleh Direksi.
C.5.2.4.
Pemilihan Warna
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia
barang/jasa dari contoh-contoh yang diberikan supplier.
VI - 121
C.5.2.5.
Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan
dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah
dihaluskan terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang lazim
dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara
memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang
kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk
lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras,
dipotong dan diratakan dengan permukaan di sekitarnya sampai halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya
harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, Upox calcium Plumbate Primer dari
merek yang disetujui, tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan
diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan, permukaan
besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu.
Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering
dan pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari
Direksi. Semua cacat-cacat harus diperbaiki seperti pada bagian yang
menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang retak ataupun berlubang
harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan
kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.
C.5.2.6.
Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari:
a. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan yang mengkilat.
b. Kayu (divernis)
Dua lapis pernis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan yang mengkilat.
c. Besi yang dilapisi dengan epoxy
Dua lapis dari Opoxemuel yang dicampur dulu dengan upox
hardener dengan perbandingan yang seperti diberikan pabrik
pembuatnya dengan masing-masing tebalnya 40 microns.
VI - 122
d. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua
lapis cat emulsion untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk
permukaan sebelah luar.
C.5.3.
C.5.4.
Tanda - tanda
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk
mengerjakan pekerjaan sebagai berikut :
C.5.5.
a. Menulis atau memberi nomor pintu di atas setiap plat kunci pada kedua
sisi dari pintu-pintu tersebut.
b. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci.
Perancah
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
C.5.6.
Tenaga Kerja
Hanya tenaga terampil dan asli dipakai untuk mengerjakan pemasangan
kaca, pengecatan dsb. Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang
mengawasi selama pekerjaan berlangsung.
C.5.7.
C.5.8.
C.5.8.1.
Perpipaan/Plumbing
Umum
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang
terlihat pada gambar rencana untuk memasang :
a. Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut
b. Sistem pembuangan air kotor
c. Pelengkap
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan
dan pemasangan seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua
sistem bekerja sesuai dengan rencana.
VI - 123
C.5.8.2.
Material
Pipa-pipa Baja Galvanized, semua pipa baja galvanized serta perlengkapan
harus dari jenis yang disetujui serta standard yang berlaku (ditentukan
kemudian).
C.5.8.3.
Pipa-pipa PVC
Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang
disetujui serta dari Acuan Normatif yang berlaku (ditentukan kemudian)
C.5.8.4.
Material-material Pelengkap
Material-material pelengkap seperti westafel dsb, harus disesuaikan dengan
gambar. Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua perlengkapan
tersebut harus dari jenis dan merek yang disetujui. Semua unit perlengkapan
tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan sambungan yang kaku dan
kuat dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang ahli.
C.5.8.5.
C.5.8.6.
C.5.8.7.
Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan
seperti tersebut dibawah ini :
a. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan
lurus-lurus
b. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang
terpasang lebih pendek daripada panjang pipa.
c. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung
secara merata dan material yang langsung berhubungan dengan pipa
harus bersih atau bebas dari batu besar atau bahan- bahan yang merusak
pipa.
d. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk
menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan
air kotor dan juga untuk memudahkan pengontrolan dari sistem.
VI - 124
C.5.9.
C.5.9.1.
Sistem Drainase
Penggalian
Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus
merupakan garis lurus dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan
pada gambar rencana. Parit tersebut harus mempunyai lebar sehingga
memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik karena
ruang geraknya mencukupi. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun
melebihi 50 cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan
penahan dan sebagainya, jika diperlukan untuk menjaga penggalian tanah
melebihi dari yang direncanakan maka harus ditutup dengan beton tumbuk
atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi. Pada saat pelaksanaan
tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus
dijaga agar tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu
pekerjaan. Bagian bawah dari galian tanah harus menunjukkan daya dukung
yang baik agar dapat mendukung beban yang akan bekerja di atasnya. Juga
harus dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya
pekejaan.
C.5.9.2.
C.5.9.3.
VI - 125
C.5.9.5.
Penimbunan Parit
Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan
pengetesan. Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai
kurang lebih 30 mm di atas harus dari material yang terpilih. Pemadatan
harus dilaksanakan lapis demi lapis dan harus dilaksanakan dengan hati-hati
supaya tidak merusak pipa.
C.5.9.6.
C.5.9.7.
VI - 126
C.5.10.
C.5.11.
Pekerjaan Instalasi Listrik
C.5.11.1. Lingkup Pekerjaan
Kalau ditentukan lain maka pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan
material peralatan serta tenaga untuk keperluan pemasangannya.
C.5.11.2. Ketentuan dan Standar
Ketentuan dalam spesifikasi ini hanya bersifat umum sedangkan kalau
diperlukan akan dibuat secara khusus pada buku ini, semua pemasangan dari
instalasi listrik harus memenuhi syarat sebagai berikut;
a.
b.
digunakan
dan
dapat
VI - 127
VI - 128
C.5.13.
C.5.14.
Panel Listrik
a. Jumlah dan jenis komponen panel listrik sesuai dengan yang ditunjukan
dalam gambar
b. Tebal pelat yang digunakan minimum 1,0 mm
c. Bentuk panel listrik untuk panel utama dan panel tenaga, sebaiknya
berdiri sendiri dan untuk panel penerangan terbenam di dalam tembok,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
d. Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi sebelah
atas panel kecuali stop kontak lantai.
e. Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk
f. Kabel masuk dilengkapi dengan cable plug yang besarnya disesuaikan
dengan ukuran kabel.
Perpipaan Penyediaan Air Minum
Pekerjaan perpipaan yang merupakan bagian dari proses penyediaan air
minum termasuk sebagian dari pekerjaan sipil ini, seperti pipa-pipa dinding,
pipa-pipa di bawah pondasi dan sebagainya. Semua proses perpipaan dan
pemasangannya harus sesuai dengan spesifikasi.
C.5.15.
Pengujian Bangunan Bangunan Hidraulik
C.5.15.1. Umum
VI - 129
Masa Pemeliharaan
Terhitung dari tanggal penyerahan pertama dengan jangka waktu yang
ditentukan dalam kontrak, Penyedia barang/jasa diwajibkan memperbaiki
pekerjaan yang kurang baik, pengurugan amblas, bahan yang jelek atau halhal lain yang sesuai dengan catatan dari Direksi. Setelah semua kekurangan
dan kerusakan ini diperbaiki dengan memuaskan dan diterima dengan baik
oleh Direksi, maka setelah jangka waktu pemeliharaan dilampaui, pekerjaan
sekali lagi diserahkan oleh Penyedia barang/jasa. Hal ini akan dinyatakan
secara tertulis dalam bentuk suatu Berita Acara Penyerahan Kedua.
VI - 130
D.
D.1.
D.2.
Acuan Normatif
Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini
harus memenuhi syarat-syarat dalam :
a. Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.
D.3.
D.3.1.
Kayu
Mutu Kayu
Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk
penyangga harus kayu dengan mutu A sesuai dengan PPKI. Semua kayu
harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak,
bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami proses pengeringan
udara mininum 3 bulan.
D.3.2.
Kadar air
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan harus lebih kecil
atau sama dengan 15%, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar
harus lebih kecil atau sama dengan 20%.
Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada saat
penyimpanan, pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
D.4.
Macam-macam kayu
Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan
atau ditentukan pada saat rapat penjelasan.
D.5.
Penyimpanan kayu
VI - 131
Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali
penyimpangan-penyimpangan sedikit akibat penggergajian di perkebunan.
Ukuran-ukuran yang menyimpang harus disesuaikan seperti yang ditunjukan
dalam gambar rencana.
D.7.
D.8.
Penyusutan kayu
Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus
sedemikian rupa sehingga penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau araharah tertentu harus tidak mempengaruhi kekuatan dan bentuk terakhir dari
pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan secara terus menerus.
D.9.
Pabrikasi
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi
persiapan pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyedian semua plat-plat
penyambung,sekrup-sekrup, paku, dan lain sebagainya, sehingga pekerjaan
dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan gambar rencana. Penyedia
barang/jasa harus menyiapkan pula segala keperluan untuk pemasangan
seperti perancah-perancah dan lain sebagainya, untuk mendukung dan
memasang konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar
rencana.
PT. ATJEH DESIGN ENGINEERING
VI - 132
D.10.
E.
E.1.
E.1.1.
VI - 133
Acuan Normatif
SNI 06-0112-1987, Pipa polister serat gelas untuk saluran air bertekanan
dan saluran air buangan
SNI 06-0162-1987, Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di
luar bangunan.
SNI 07-0070-1987, Mutu dan cara uji baja siku sama kaki bertepi bulat
canai panas hasil reroling.
SNI 07-0071-1987, Mutu dan cara uji pipa baja las spiral.
SNl 07-2295-1988, Sambungan profil dengan profil menggunakan
sistem las atau baut .
SNl 07-2225-1991, Pipa baja saluran air.
SNI 05-0141.2-1996, Unjuk kerja pompa sentrifugal
SNI 04-0225-2000, Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL
2000).
SNI 06-0084-2002, Pipa PVC untuk saluran air minum.
SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket instalasi pengolahan air
(!PA).
SNI 19-6775-2002, Tata Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Unit
Paket IPA Kapasitas 5 lpd Ke atas
RSNI 1906773-2004 sbg revisi SNI 19-6773-2002, Spesifikasi Unit
Paket Instalasi Pengolahan Air Konstruksi Baja
E.1.3.
Tenaga Ahli
VI - 134
Tenaga ahli yang terlibat dalam paket pekerjaan ini haruslah tenaga ahli ahli
Teknik Lingkungan/ Teknik Sipil/ Teknik Elektro/ Teknik Kimia/ Teknik
Mesin
E.1.4.
E.1.5.
Dokumen Gambar
Peserta pelelangan harus melampirkan gambar beserta brosur asli dari pabrik
dalam dokumen penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan
spesifikasi teknis dari unit paket Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang
ditawarkan.
E.1.6.
Keselamatan kerja
Penyedia barang/jasa harus menjamin keselamatan dan kesehatan para
pekerja maupun masyarakat sekeliling workshop dan lokasi pemasangan,
mengikuti peraturan keselamatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, antara
lain:
E.1.7.
a. Lokasi pemasangan harus diberi pagar/jaring untuk mencegah bendabenda jatuh yang bisa menyebabkan jatuhnya korban.
b. Dibuat jeruji sementara di tempat yang berisiko tinggi orang dapat jatuh.
c. Menjaga keamanan hal-hal yang berhubungan dengan listrik.
Rencana Kerja / Time Schedule
Segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan, penyedia barang/jasa
harus menyerahkan rencana kerja (time schedule) untuk disetujui direksi.
Penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan mengubah rencana kerja tanpa
persetujuan pengguna barang/jasa.
Jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan time schedule, maka pengguna
barang/jasa dapat menginstruksikan kepada penyedia barang/jasa untuk
meninjau kembali jadwal yang ada.
E.1.8.
VI - 135
Shop drawing harus dibuat sesuai dengan kondisi yang ada dan dalam
pelaksanaan pekerjaannya dibuat secara efektif dan ekonomis. Simbolsimbol pengelasan yang digunakan pada shop drawing harus sesuai dengan
ISO 2553.
Selama waktu yang ditentukan di dalam time schedule, Penyedia barang/jasa
harus mengajukan shop drawing untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Gambar yang disetujui akan ditanda tangani atau ditandai oleh pengguna
barang/jasa.
Setiap shop drawing yang tidak disetujui oleh pengguna barang/jasa, harus
segera diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa sesuai dengan keinginan
pengguna barang/jasa dan harus segera diserahkan kembali.
Penyedia barang/jasa bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaian
dalam shop drawing.
E.1.9.
Lokasi Instalasi
Penyedia barang/jasa harus memeriksa rute transportasi dari workshop ke
lokasi pemasangan dan melaporkan kepada pengguna barang/jasa unit-unit
apa saja yang membutuhkan perubahan ukuran dan juga unit-unit yang akan
dimodifikasi jika ada. Penyedia barang/jasa dapat memanfaatkan fasilitas
listrik dan air yang ada di lokasi dan untuk semua ini penyedia barang/jasa
harus membayar kepada pihak PDAM atau pihak yang terkait dan apabila
tidak ada fasilitas tersebut maka Penyedia barang/jasa harus sudah
memperhitungkan dan membiayai sendiri semua pengeluaran tersebut.
Setelah pekerjaan selesai, Penyedia barang/jasa harus membenahi semua
perlengkapannya dan lokasi proyek harus sudah bersih dan siap untuk
digunakan sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa.
E.2.
VI - 136
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
E.3.
yang mewakili musim hujan dan kemarau). Pemilihan lokasi air baku
harus mempunyai kualitas sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 tahun
2000.
Kualitas air hasil pengolahan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA)
harus dapat memenuhi standar kualitas air minum Indonesia sesuai
Permenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Kualitas Air
Minum.
Harus dipasang di atas tanah yang stabil, bila kondisi tidak
memungkinkan wajip diberi pondasi khusus sesuai kebutuhan untuk
menopang bangunan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Harus dioperasikan secara mudah, tidak memerlukan penanganan operasi
oleh tenaga ahli dengan ketrampilan khusus / pendidikan khusus yang
tinggi.
Unit Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini harus terdiri dari unit untuk
pengolahan koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi, terbuat dari
bahan-bahan yang dilindungi anti karat, mudah dipasang, mudah untuk
dikontrol dan mudah pemeliharaannya.
Permukaan bagian luar dan dalam tidak cacat dan kedap air
Tidak memerlukan areal yang terlalu luas dan mudah dipindahpindahkan. Perletakan unit-unit tersebut harus disetujui oleh pengguna
barang/jasa untuk dapat disesuaikan dengan perencanaan pada tahaptahap berikutnya.
Hendaknya menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang memerlukan
energi listrik sesedikit mungkin sehingga biaya operasi tidak mahal
(hemat energi).
Zat-zat kimia yang diperlukan untuk pengolahan air tersebut harus
mudah didapatkan di pasaran dalam negeri dan harganya relatif murah.
Diharuskan untuk mengikuti ketentuan-ketentuan Pemerintah dalam
pengadaan/ pemakaian bahan-bahan bangunan produksi dalam negeri,
kecuali beberapa bagian yang memang belum dapat diproduksi dalam
negeri.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut hendaknya sesuai dengan
standarisasi yang ada sehingga mudah diperluas atau diperbaiki, suku
cadang diusahakan untuk mudah didapatkan dipasaran dalam negeri.
Untuk memberikan hasil yang sebaik-baiknya, maka harus ada
jaminan/garansi dari Pabrikan, bahwa Unit Paket Instalasi Pengolahan
Air (IPA) tersebut berjalan dengan baik dengan kualitas pengolahan air
sesuai dengan yang diharapkan, minimal 2 (dua) tahun sejak Unit Paket
Instalasi Pengolahan Air (IPA) tersebut dioperasikan.
PROSES PENGOLAHAN
Bangunan-bangunan/ unit-unit pengolahan yang ada dalam Unit Paket
Instalasi Pengolahan Air (IPA) tersebut minimum memiliki 2 unit /
kompartemen dalam satu paket (agar terjamin kontinuitas pengaliran pada
saat ada perbaikan pada salah satu unit) yang antara lain terdiri dari:
VI - 137
Komponen
Jenis
Komponen Utama
2). Ambang
turbin, elektromagnetik
ultrasonik.
3). Pompa dosing
tajam,
dan
4). Mekanis,
hidrolis,
in
line
dan kompresor;
5). Hidrolis, mekanis dan dynamic
mixer;
6). Hidrolis, mekanis dan dynamic
mixer; sludge blanket
7). Gravitasi, floating, sludge blanket
10).
10).
Desinfeksi
Pompa dosing
Komponen Penunjang
(pilihan)
1). Penampung
E.3.1.
1). Reservoar
Air Baku
Air baku harus memiliki kualitas sebagai berikut:
a. Kekeruhan lebih kecil dari 600 NTU atau 400 mg/L.
b. Dalam hal kandungan kekeruhan melebihi dari 600 NTU maka ke dalam
paket pekerjaan perlu dilengkapi pengolahan pendahuluan
(prasedimentasi)
c. Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt Co
dan warna sementara mengikutu kekeruhan air baku
d. BOD, maksimum 2 mg/L, SNI 06-2503-1991 Metode Pengujian Kadar
Kebutuhan Oksigen Biokimia dalam air
e. COD, maksimum 10 mg/L, SNI 06-2504-1991 Metode Pengujian Kadar
Kebutuhan Oksigen dalam air dengan alat Reflux tertutup
VI - 138
E.3.2.2.
Bentuk
Bentuk Unit Pengaduk cepat dapat terdiri atas :
a. Type Hidrolis
1. Dalam Pipa, dengan menggunakan kecepatan pengaliran sebagai
sumber energi untuk pengadukan.
2. Static Mixer, merupakan peralatan khusus yang dipasang pada
pipa untuk mempercepat proses pengadukan. Prinsip kerja peralatan
ini adalah memecah dan memutar aliran sehingga gradien kecepatan
menjadi lebih besar.
3. Terjunan, memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi terjunan air.
b. Type Mekanis
Pengaduk cepat tipe mekanis terdiri atas : impeller, turbin, impeller
paddle dan impeller propeller.
E.3.2.3.
Ukuran
Ukuran unit koagulasi (koagulator) harus sesuai dengan perhitungan
berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
a. Untuk tipe pengadukan dalam pipa dapat digunakan pipa GIP dengan
diameter yang disesuaikan dengan kapasitas IPA yang dibuat.
b. Jarak pembubuhan sampai bak penampungan antara 5 - 20 m.
c. Ukuran untuk Static Mixer disesuaikan dengan diameter pipa transmisi
serta kriteria untuk gradien kecepatan.
d. Untuk terjunan air, tinggi terjunan sekurang-kurangnya 50 cm untuk
mendapatkan gradien kecepatan yang memenuhi persyaratan.
e. Untuk tipe mekanis kebutuhan daya untuk motor penggerak harus
diperhitungkan agar dapat diperoleh nilai gradien kecepatan yang
disyaratkan.
E.3.2.4.
Kinerja
Unit Koagulasi bekerja dengan baik pada kondisi :
VI - 139
a. pH Air Baku antara 5-11 (tergantung dari jenis koagulan yang digunakan
(misalnya : alum 5-7, garam besi 5-11, PAC 6-9)
b. Energi untuk pencampuran dapat menghasilkan gradien kecepatan G >
750/det., sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket
unit IPA
c. Waktu detensi 1 3 detik, sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA
d. Untuk stabilitas aliran, dicek dengan bilangan Reynold Nre > 10.000,
sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
e. Bentuk dan ukuran peralatan pengaduk cepat disesuaikan dengan
teknologi IPA paket yang ditawarkan namun mampu menghasilkan
kinerja sebagaimana ditetapkan dalam butir a
E.3.2.5.
Kekuatan Struktur
Pelat harus dapat menahan tekanan kerja nominal 10 g/cm2.
E.3.3.
E.3.3.1.
E.3.3.2.
Bentuk
Bentuk unit flokulasi dibuat nilai gradien kecepatan menurun dari 80/det
sampai 20/det. Dasar setiap bak dibuat sludge hopper dilengkapi pipa
pembuang Lumpur.
E.3.3.3.
Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit flokulasi (flokulator)
harus sesuai dengan perhitungan berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
Ukuran bak flokulasi diperhitungkan terhadap debit pengolahan dan waktu
retensi selama 15-40 menit, sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA
Bila menggunakan sistem sludge blanket dimana unit flokulasi dan
sedimentasi menjadi satu maka penurunan nilai gradien kecepatan berkurang
secara gradual dari 70 /det sampa 20/det dengan aliran dari down flow
menjadi up flow.
E.3.3.4.
Kinerja
Untuk mendapatkan hasil flokulasi yang baik maka kondisi pengaliran harus
dapat diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali.
Faktor yang sangat berpengaruh adalah :
VI - 140
Struktur Bangunan
Seluruh bangunan terletak di atas permukaan tanah di atas pondasi beton
bertulang K-225. Untuk jenis tanah lembek (P tanah < 5) maka pondasi
dibuat di atas cerucuk /minipile/pile sesuai perhitungan pondasi.
E.3.3.6.
Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan pemasangan pipa-pipa pembuangan Lumpur harus terbuat dari
pipa baja yang sudah di las dari pabrik sehingga dijamin tidak bocor. Untuk
diameter > 40 mm, peralatan pipa harus tahan terhadap tekanan kerja
maksimal 12 bar.
E.3.4.
E.3.4.1.
E.3.4.2.
Bentuk
Bak sedimentasi terbuat dari plat baja yang dilapisi dengan sand blasting dan
epoxy.
Unit sedimentasi mempunyai 2 bentuk dinding yaitu:
a. Dinding rata.
Pelat IPA dengan dinding rata mempunyai ketebalan dinding yang
berbeda dan tergantung pada kapasitas IPAnya.
b. Dinding corrugated.
Pelat IPA dengan dinding corrugated mempunyai ketebalan dinding yang
sama untuk kapasitas IPA 1 l/detik - 50 L/detik.
Bentuk pengendap pada unit sedimentasi ada 2 (dua) macam yatu:
a.
Bentuk Pelat
Tinggi tegak pelat pengendapan disesuaikan dengan kapasitas IPA
dan bentuk dinding rata/ corrugated, sesuai Tabel 6-8. Lebar pelat
disesuaikan dengan lebar bak pengendap, jarak antar pelat dan
kemiringan sesuai dengan SNI 19-6774-2002, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
Tabel 6.7. Tinggi bebas di unit Sedimentasi dan kapasitas IPA
VI - 141
No
Kapasitas IPA
( L/detik)
1
2
3
4
5
1
5
10
20
50
Kapasitas
No
IPA
( L/detik)
1
2
3
4
5
b.
1
5
10
20
50
150 200
240 300
350 400
450 - 500
540 600
Kapasitas IPA
( L/detik)
1
2
3
1 - 10
20
50
Diameter Tube
Setller
cm
2,50
3,0
3,50
VI - 142
E.3.4.3.
Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit sedimentasi harus
sesuai dengan perhitungan berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
Dimensi bak pengendap dihitung berdasarkan kriteria beban permukaan
yang berkisar antara 1 - 4 m/m 2/jam, dengan jarak antar pelat 2,5 5 cm.
sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
E.3.4.4.
Kinerja
Untuk mendapatkan hasil sedimentasi yang baik maka kondisi pengaliran
harus dapat diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah
kembali dan dapat mengendap semaksimal mungkin. Faktor yang sangat
berpengaruh (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket
unit IPA ) adalah :
a.
Beban permukaan
1 - 4 m/m2/jam
b.
Waktu detensi (td)
> 25 menit
c.
Kecepatan hidrolis < 0,0075 m/det
d.
Nilai Reynolds
< 500
e.
Nilai Froude
> 10-5
f.
Beban pelimpah
6,2 11,5 m3/jam
Apabila menggunakan sistem sludge blanket hopper bottom faktor
mempengaruhi adalah sebagai berikut :
a. Beban permukaan
b. Waktu detensi (td)
c. Kecepatan hidrolis
E.3.5.
yang
48 72 m/hari
40 80 menit
< 0,0075 m/det
VI - 143
Media pasir untuk filter menggunakan media pasir sesuai dengan SNI 196774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA.
Ketebalan media penyangga (kerikil) adalah (5 - 20) cm (sesuai dengan SNI
19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):.
a. Diameter kerikil = ( 2 - 65 ) mm
b. Kecepatan filtrasi = ( 6-11) m/jam
c. Kecepatan pencucian filter = (36-50) m/jam
Sistem pencucian boleh dilakukan dengan sistem pemompaan backwash
maupun dengan sistem gravitasi saling mencuci (inter filter backwash)
dengan persyaratan umum yaitu tersedianya kontrol head loss atau driving
head sebesar 3 ft s/d 15 ft (0,91 m s/d 4,57 m).
Pengaturan debit yang masuk dan keluar dari unit filtrasi harus dapat diatur
dengan mudah dan hasil pengolahan dapat dilihat melalui meter aliran/ flow
meter yang sudah termasuk dalam pekerjaan ini.
E.3.6.
E.3.6.1.
E.3.6.2.
VI - 144
VI - 145
TABEL 6.11 Kriteria Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Untuk Air Non
Gambut
VI - 146
TABEL 6.12
Kriteria Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Non Gambut
Untuk Sistem Sludge Blanket
VI -147
E.4.
E.4.1.
VI -148
Kapasitas IPA
(L/detik)
Bentuk Kotak
1
2
3
4
5
E.4.2.
1
5
10
20
50
4
6
6
8
minimal 10
Ketebalan
pelat IPA
dinding
corrugated
(mm)
Bentuk
Bulat/Konus
4
5
6
5
6
5
6
5
8
5
No
2
3
E.4.3.
Tabel 6.15
Tebal pelat IPA Fibreglass
Ketebalan pelat dinding IPA
Kapasitas IPA
(mm)
(L/detik)
5
10
5-8
5-12
Pelat pengendap
VI -149
Pelat pengendap dari bahan fiber glass, PVC dan stainless steel dengan lendutan
(defleksi) tidak melebihi 5 % pada beban 1285 N/m2 .
E.4.4.
E.4.5.
E.4.6.
Peralatan pelengkap
a) Pompa air baku dengan ketentuan sebagai berikut (sesuai dengan SNI 196774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):
(1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis submersible, centrifugal dan yang
tidak mudah tersumbat (non clogging);
(2) Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan jarak dari
pompa terhadap muka air terendah (net positif suction head).
(3) Pompa air baku sampai head 30 m harus mempunyai impeller tunggal
(single stage);
(4) Bearing pompa menggunakan pelumas (lubrication air);
(5) Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan sebagai
berikut itu :
a) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 volt, 3
phase, 50 Hz; atau sesuai daya PLN
b) Pole : 2 atau 4 pole;
c) Putaran maksimal 2900 rpm.;
d) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan
mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan suhu lingkungan
VI -150
VI -151
b) Kurva Kinerja.
d) Pompa pembubuh, yaitu (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA) :
Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Stroke dapat diatur;
(2) Jenis piston atau membrane, bila dengan membran harus sesuai dengan
bahan kimia yang dipompakan;
(3) Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban penuh;
(4) Ketentuan lain mengikuti spesifikasi pabrik.
e) Alat Ukur Aliran (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan
paket unit IPA):
IPA dilengkapi dengan alat ukur aliran (flow meter)
(1) Flow meter inlet tipe magnetic untuk mengukur debit masuk
(2) Flow meter outlet untuk mengukur debit olahan pada daerah inlet.
f) Bordes, tangga dan Jalan Inspeksi
Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi dengan bordes, tangga dan jalan
inspeksi untuk operasi dan pemeliharaan. Kriteria kriteria yang harus
dipenuhi untuk bordes, tangga dan jalan inspeksi adalah :
Unit IPA harus dilengkapi dengan bordes, tangga dan jalan inspeksi untuk
keperluan inspeksi maupun pemeliharaan atau perbaikan
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus mampu menahan beban orang dan
barang sekurang-kurangnya 300 kg
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus dilengkapi dengan railing tangga
yang dapat menjamin keselamatan orang yang melaluinya
Lebar tangga dan jalan inspeksi sekurang-kurangnya 80 cm
Beda tinggi antar anak tangga 20 cm
Lebar anak tangga sekurang-kurangnya 30 cm
Kemiringan tangga maksimal 45 derajat
Bordes, tangga, dan jalan inspeksi harus terbuat dari plat baja (checkered
plate), dengan ketebalan sekurang-kurangnya 3 mm dan dilapisi dengan
pelindung anti karat \
E.4.7.
VI -152
Diesel generator set terdiri dari (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA) :
a) Mesin penggerak dan generator yaitu :
(1) Mesin diesel, pendingin air (radiator) atau udara;
(2) Sistem ini dihidupkan dengan motor starter yang mendapat power supply
dari batere 12 - 24 Volt;
(3) Putaran nominal 1500 rpm, baik dengan atau tanpa beban;
(4) Pengkopelan antara mesin diesel dengan generator harus compartible
dengan PTO (power take over)
(5) Suara yang keluar dari perendaman, suara tidak boleh melebihi 70 dB
pada jarak 1 meter di luar dinding;
(6) Pemasangan harus memakai vibration mounting dan harus dilengkapi
dengan Automatic Voltage Regulator (AVR);
(7) Kapasitas generator sampai 40 KVA, tidak menggunakan turbo charger;
(8) Mesin diesel harus mampu dibebani melampaui batas kapasitas sebesar
10% selama 2 jam dalam setiap periode 24 jam, tanpa ada gangguan
mekanik dan kenaikan temperatur yang tinggi.
b) Perlengkapan standar untuk generator set:
(1) Satu buah batere 12 volt/24volt
(2) Satu buah tangki bahan bakar, kapasitas minimal 100 Liter
(3) Satu buah buku petunjuk operasi dan pemeliharaan generator set
c) Panel kontrol mesin harus mempunyai:
(1) Satu panel untuk mati hidup switch;
(2) Satu panel untuk pengukur tekanan oli;
(3) Satu panel untuk pengukur temperatur air;
(4) Satu panel darurat untuk mematikan mesin, bilamana temperatur air
pendingin naik, tekanan oli turun, voltage naik berlebihan, putaran naik;
(5) Satu panel tekanan bahan bakar;
(6) Satu panel ammeter arus pengisi accu:
(7) Satu panel penunjuk jam operasi mesin;
(8) Satu panel penunjuk putaran ( tacho meter);
(9) Satu set panel indikator kerja ;
d) Panel generator harus mempunyai:
(1) Satu panel Volt meter;
(2) Satu tombol pemilih tegangan (selector switch);
(3) Satu tombol pengatur tegangan;
(4) Satu panel Watt meter;
(5) Satu panel frekuensi meter;
(6) Satu tombol, reset lampu panel.
VI -153
E.4.8.
Ampere meter
Volt meter
Tombol untuk menjalankan pompa
Relay non bimetal
On/Off swicth
Lampu indikator untuk run, ready dan trip
Fuse dan MCB
20 watt heater
VI -154
Pembumian (Grounding)
Pembumian terdiri dari(sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan
paket unit IPA) :
a) Panel, transformator, generator dan elektromotor perlu pembumian;
b) Tahanan tanah tidak boleh dari 5 Ohm;
c) Persyaratan harus sesuai dengan SNI 04-0225- 2000, PUIL 2000.
E.4.10.
VI -155
r) Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi pesyaratan sebagai
penghantar listrik;
s) Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan tidak
akan menyebabkan suhu lebih dari 65C. Ukuran rel pada 35C menurut
Tabel 6.6-1 pembebanan penghantar yang diperbolehkan untuk tembaga,
PUIL 2000, SNI 04-0225-2000;
t) Komponen gawai kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal, sakelar
magnit dan kawat penghubung harus mempunyai kemampuan yang sesuai
dengan penggunaannya dan harus mempunyai tanda atau warna yang
memudahkan operator untuk melayaninya.
(1) Perangkat kendali
a) Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri;
b) Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus
motor macet;
c) Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara motor
serta kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan, sehingga
tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri;
d) Pemutus arus harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya
115% dari jumlah arus beban penuh;
(2) Peralatan laboratorium minimal harus tersedia peralatan untuk
pemeriksaan kekeruhan, pH, sisa Chlor, direkomendasikan untuk
dilengkapi dengan pemeriksaan : warna, jar test, tabung Imhoff,
kepekatan Iarutan, timbangan dan peralatan gelas.
E.5.
Struktur
Struktur paket unit instalasi pengolahan air harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Pondasi dari beton bertulang, beton tumbuk atau pasangan batu belah
sesuai dengan daya dukung tanah setempat dimana IPA akan diletakan;
b) Sambungan sistem las sesuai dengan SNI 07-0071-1987 tentang mutu dan
cara uji pipa baja las spiral;
c) Sambungan antara profil dengan profil menggunakan sistem las atau baut
sesuai dengan SNI 07-2295-1988;
d) Dinding baja harus diperkuat dengan baja siku sesuai dengan SNI 07-0701987 tentang baja siku sama kaki bertepi bulat, canai panas hasil rerolling,
mutu dan cara uji yang sesuai dengan desain pabrikan IPA.
Penggunaan pelat baja dimasing masing unit proses seperti tertera pada
tabel berikut ini :
VI -156
Bagian
Pengaduk cepat
Jenis GIP Kelas
pipa SII 0161-81
Panjang pipa
Struktur setelah pembubuhan > 6 m
Ukuran
Pengaduklambat Pengendapan Penyaringan
Tebal baja minimal Tebal baja
Tebal baja
5 mm
minimal 5 mm minimal 5
mm.
Kelas baja Mild
Kelas baja
Steel SS.400
Mild Steel
Kelas baja
SS.400
Mild Steel
SS.400
E.6.
KINERJA
Paket Unit IPA harus mempunyai kinerja untuk kualitas, kuantitas air baku dan
air yang diolah, memenuhi ketentuan yang berlaku.
E.7.
E.7.1.
PABRIKASI
Umum
Semua pabrikasi harus dikerjakan di workshop, hanya pemasangan unit-unit
seperti pengelasan dan penyambungan joint (sambungan) yang disetujui oleh
pengguna barang/jasa dapat dilaksanakan di lokasi pemasangan.
E.7.2.
E.7.3.
VI -157
E.7.4.
Identifikasi
Untuk tujuan penandaan pada waktu pabrikasi, setiap bagian ditandai dengan
tanda yang berbeda dan dapat tahan lama diusahakan tidak merusak material.
E.7.5.
Pemotongan
Pemotongan dilakukan dengan gergaji, gunting besar, croping atau alat pemotong
dengan mesin atau manual.
Alat pemotong manual digunakan apabila tidak mungkin digunakan alat
pemotong mesin.
Notthing adalah untuk memulai membuat lubang yang ukurannya lebih kecil dari
kebutuhan, sesudah itu Lubang tersebut disempurnakan sesuai kebutuhan dengan
dikikir atau digerinda.
Tepi-tepi potongan harus mempunyai profit yang benar dan bebas dari takik dan
bebas dari gerigi, jika perlu dibaut.
E.7.6.
Pembuatan Lubang
Pembuatan lubang untuk alat pengunci atau penjepit harus dibor. Pembuatan
lubang hanya dapat dilakukan pada sambungan (joint) struktur yang kedua dan
disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Slotted holes dapat dibuat dengan membuat lubang langsung atau dengan
mengebor dua buah lubang dan disempurnakan dengan pemotongan. Semua
lubang untuk lubang kunci atau penjepit harus dibuat tempat pasangannya yang
sesuai sehingga kunci atau penjepit dapat dimasukkan dengan baik pada sudut
yang tepat.
Jika setiap elemen setelah dibor, akan diberi galvanis maka ukuran lubangnya
diperbesar 0,1 mm.
E.7.6.1.
Pengeboran
Bagian kasar harus disingkirkan dari lubang sebelum pemasangan kecuali dimana
lubang yang dibor langsung melalui bagian yang sudah diklem, serta bagian ini
tidak dapat dipisahkan lagi setelah dibor.
E.7.6.2.
Ukuran Sebenarnya
Jika lubang langsung dibuat dalam ukuran yang sebenarnya, semua kondisi di
bawah ini harus dipenuhi :
a. Lubang harus bebas dari bagian yang kasar untuk mencegah berubahnya
posisi bagian yang padat ketika diketatkan.
b. Diameter material yang akan dimasukkan ke dalam lubang tidak boleh Lebih
besar dari diameter lubang.
VI -158
E.7.6.3.
Ukuran Lubang
Untuk baut dengan diameter tidak lebih dari 24 mm, diameter lubang tidak boleh
lebih 2 mm daripada diameter baut, diameter lubang tidak boleh lebih 3 mm dari
diameter baut, kecuali untuk baseplate baja dan dispesifikasikan oleh pengguna
barang/jasa.
E.7.6.4.
Perakitan
Semua komponen harus dipasang menurut spesifikasi yang ditentukan sehingga
komponen tidak akan berlekuk, terpelintir atau kerusakan lainnya dan harus
disediakan jarak tertentu jika diperlukan.
Penyimpangan pada waktu meluruskan lubang diusahakan tidak membesarkan
lubang atau mengubah logam.
Jika penyimpangan terjadi tidak dapat digunakan kembali kecuali proses
pembesaran lubang disetujui oleh pengguna barang/jasa.
E.7.7.
Pengelasan
Pengelasan struktur/ kerangka baja harus sesuai dengan BS 5135 kecuali proses
lainnya yang disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Selain proses pemancaran Logam, semua proses untuk pekerjaan pengelasan
kerangka baja hanya dapat dilakukan dengan persetujuan pengguna barang/jasa.
Pengelasan harus dilakukan secara merata ke seluruh bagian untuk memperkecil
korosi. Pengelasan yang terputus-putus harus dihindari.
Pengelas yang melaksanakan kegiatan pengelasan harus mempunyai sertifikat.
E.7.7.1.
Pelaksanaan Pengelasan
Kondisi yang baik untuk pekerjaan pengelasan adalah sebagai berikut :
a. Permukaan yang akan disambungkan/ digabungkan harus mempunyai bentuk
yang cocok untuk dilas (jarak di antara ujung yang akan disambung, sudut
pemotongan yang akan disambung, dan lain-lain harus benar.
b. Posisi tukang las dalam melakukan pengelasan harus benar, sebagai contoh
harus disediakan tangga untuk berpijak jika diperlukan.
c. Pengelasan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca yang buruk
(permukaan yang akan disambung dan tongkat untuk mengelas harus kering).
d. Cat dan kotoran lainnya yang dapat mengganggu proses pengelasan harus
disingkirkan sebelum pengelasan dilakukan.
Material yang akan disambung harus mempunyai sifat yang mudah untuk dilas.
Filter logam pada tongkat untuk mengelas harus menghasilkan tenaga yang kuat,
waktu yang cukup lama dan pengaruh yang kuat kurang lebih sama atau lebih
besar dari kualitas baja yang akan disambung.
Sambungan harus kedap air meskipun tanpa proteksi terhadap korosi.
VI -159
Rencana Pengelasan
Dalam rencana pengelasan harus terdapat detil tentang pelaksanaan dan urutan
pekerjaan pengelasan dan metoda pemeriksaan dan dokumentasinya.
Rencana pengelasan ini sudah harus diserahkan kepada pengguna barang/jasa
sebelum pekerjaan dimulai. Pada saat pekerjaan dilaksanakan, Penyedia
barang/jasa harus mengawasinya dan menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan.
Pengelasan yang tidak sesuai dengan persyaratan harus diperbaiki dan
pemeriksaan harus diperketat sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa.
Pengguna barang/jasa dapat setiap waktu mengunjungi workshop untuk
memeriksa pekerjaan.
E.7.7.3.
VI -160
VI -161
VI -162
E.8.
E.8.1.
PEMASANGAN
Pengiriman, Penyimpanan dan Pemeliharaan
Komponen-komponen penting harus ditangani dan ditumpukkan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi kerusakan permanen pada komponen, artinya kerusakan
harus diminimalkan.
Selama berlangsungnya pemasangan juga dilindungi dari timbulnya kerusakankerusakan.
Pemeliharaan khusus agar ujung-ujung yang bebas tetap keras/ kaku, mencegah
kerusakan permanen dan mampu melindungi mesin-mesin. Semua baut, mur,
washer, sekrup dan pelat-pelat kecil dan benda-benda harus dipak dengan baik
dan mudah diindentifikasikan.
E.8.2.
VI -163
E.9.
E.9.1.
LAIN-LAIN
Trial Run dan Comimisioning
Penawar diharuskan untuk menawarkan biaya untuk trial run termasuk training
untuk operator, supervisor dan bahan kimia yang digunakan untuk masa 120 jam
(5 hari).
E.9.2.
Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan dihitung untuk masa 180 hari kalender setelah penyerahan
pertama, dimana penawar diharuskan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan
yang terjadi pada waktu masa pemeliharaan atas beban sendiri terkecuali kalau
kerusakan tersebut disebabkan oleh salah operator dalam pengolahannya.
E.9.3.
Garansi ( Jaminan )
Penawaran harus dapat memberikan jaminan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
kepada Pengguna barang/jasa bahwa alat yang ditawarkan mampu mengolah air
baku menjadi air bersih seperti syarat yang diketuarkan oleh Departemen
Kesehatan RI, dengan kapasitas produksi dibuktikan dengan performance test
pada trial run (pemeriksaan di laboratorium).
Selain itu harus dilakukan mutu kualitas air bersih yang dihasilkan oleh pihak
ketiga yang ditunjuk atas nama bersama. Pada Performance test trial run, semua
hasil harus disaksikan oleh Pengguna barang/jasa dan harus ada persetujuan
tertulis atas performance test tersebut.
E.9.4.
VI -164
VI -165