GEOLOGI
3.2 Geologi Daerah Penelitian
3.2.1 Stratigrafi
Pembahasan stratigrafi dan pembagian nama satuan batuan pada daerah penelitian
dilakukan berdasarkan ciri-ciri batuan yang diamati di lapangan yang meliputi pada
kesamaan jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman gejala litologi dan
gelaja- gejala lainnya serta pembagian dan hubungan unit-unit stratigrafinya
didasarkan pada Satuan Litostratigrafi Tidak Resmi. Penamaan satuan-satuan batuan
ini bersifat tidak resmi karena tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan yang terdapat
dalam Sandi Stratigrafi Indonesia Pasal 6.
mencakup Dusun
Kebonbaru dan Dusun K. Babakan. Singkapan yang ditemukan pada satuan ini
umumnya berada pada sungai daerah Kebonbaru, dan sungai daerah K. Babakan.
Penyebaran satuan ini umumnya menempati Satuan Geomorfologi Perbukitan Landai.
Pola perlapisan pada satuan ini relatif barat laut tenggara dengan kemiringan
lapisan relatif barat daya meskipun pada beberapa singkapan dalam stasiun ini
ditemukan pola perlapisan dan kemiringan yang relatif masif dan sulit dalam
penentuannya yang diakibatkan oleh adanya erosi, dan pelapukan
3.2.1.1.1 Karakteristik Litologi
bersifat
dominan
sehingga
dijadikan
sebagai
nama
satuan
litostratigrafinya
AB
C
Gambar 3.6 Singkapan Satuan Batulempung (A = Stasiun 067, B = Stasiun
026, C = Stasiun 104)
Secara megaskopis batuan tersebut memiliki deskripsi antara lain
:Batulempung memiliki warna segar abu-abu, warna lapuk putih dan coklat,
sementasi non-karbonatan, struktur sedimen menyerpih dan masif, kompaksi lunak
Selain itu di satuan ini tidak ditemukannya fosil, menunjukkan bahwa jarang hampir
tidak ada biota laut yang hidup di lingkungan pengendapan ini. Dari hal-hal di atas
maka satuan batupasir diniterpretasikan diendapkan di laut dalam.
Satuan Batulempung
Formasi Kaliwangu
konglomerat,
batulempung,
karbonatan,
struktur
kadang-kadang
sedimen lapisan
dan
lapisanbatupasir
gampingan
dan
terdapat
juga
lapisan-
Formasi
ini
menjemari
Sisipan
batuan
dan Atas
Umur
Pliosen Tengah
Pliosen Tengah
Lingkungan
Laut Dalam
Pengendapan
mencakup Dusun
Langensari, Dusun Sukamanah, Dusun Nagra, Dusun Cikulur, dan Dusun Pajagan.
Singkapan yang ditemukan pada satuan ini umumnya berada pada sungai daerah
Cikulur, sungai daerah Langensari, sungai daerah Nagra, dan sungai daerah
Sukamanah.
Penyebaran satuan ini umumnya menempati Satuan Geomorfologi Perbukitan
Landai. Pola perlapisan pada satuan ini relatif barat laut tenggara dengan
kemiringan lapisan relatif barat daya meskipun pada beberapa singkapan dalam
stasiun ini ditemukan pola perlapisan dan kemiringan yang relatif masif dan sulit
dalam penentuannya yang diakibatkan oleh adanya erosi, dan pelapukan
3.2.1.1.2 Karakteristik Litologi
Satuan Batupasir ini terdiri dari satu macam litologi batupasir. Batupasir
bersifat dominan sehingga dijadikan sebagai nama satuan litostratigrafinya
AB
C
Gambar 3.6 Singkapan Satuan Batupasir (A = Stasiun 060, B = Stasiun 053,
C = Stasiun 107)
kebanyakan
menunjukkan batupasir berbutir kasar hingga halus. Selain itu di satuan ini tidak
ditemukannya fosil, menunjukkan bahwa jarang hampir tidak ada biota laut yang
hidup di lingkungan pengendapan ini. Dari hal-hal di atas maka satuan batupasir
diniterpretasikan diendapkan di laut dalam.
Tabel 3.3 Kesebandingan Satuan Batupasir Dengan Formasi Cinambo Bagian Atas .
Aspek
Satuan Batupasir
Kesebandingan
Formasi Halang
Bagian Atas
(Martojdojo, 1984)
Terdiri atas batupasir. Batupasir Terdiri dari batupasir,
memiliki
warna
abu,warna
lapuk
segar
abu-abu konglomerat.
Batupasir
butir
kemas
sedimen
30
cm,
pada
tempat
ada
Batupasir
membentuk
didasari
oleh
Kontak
Posisi
Stratigrafi
batuan
menjemari
Sisipan
lapisan
bersusun
(graded bedding).
selaras Tertindih selaras dengan
dan Bawah.
Miosen Tengah
Miosen Tengah
Lingkungan
Laut Dalam
Pengendapan
Sukamanah. Singkapan yang ditemukan pada satuan ini berada pada Dusun Cisalak,
Dusun Mekarjaya, Dusun Cibareubeu dan Sungai Cipatahunan. Penyebaran satuan ini
umumnya menempati Satuan Geomorfologi Perbukitan Agak Curam. Satuan ini tidak
memiliki perlapisan, memiliki struktur masif.
Satuan Breksi ini terdiri dari dua macam litologi yaitu tuff dan breksi. Breksi bersifat
lebih dominan dibandingkan tuff oleh karenanya satuan ini diberi nama Satuan
Breksi.
B
C
Gambar 3.8 Singkapan Satuan Breksi (A,B = Breksi Stasiun N055, N057, C = Tuff Stasiun
N061)
coklat, ukuran butir kerakal-berangkal, bentuk butir menyudut. 30% matriks berupa
batupasir kasar dengan warna segar abu-abu, warna lapuk hitam, bentuk butir
menyudut tanggung menyudut, kemas terbuka, pemilahan buruk, kompaksi keras,
struktur massif.
Tuff, warna segar coklat keputih-putihan, warna lapuk coklat kemerahan, ukuran butir
tufa, bentuk butir menyudut sampai menyudut tanggung, kemas terbuka, mudah
diremas, pemilahan baik.
Satuan Breksi
Formasi Halang
(Djuri, 1995)
Tersusun atas tuff dan breksi. Breksi gunung api yang
Breksi
dengan
komponen
andesitis,
samping
bentuk
butir konglomerat.
itu
tuf
juga
dan
serta
Litologi
pemilahan
buruk,
keras,
struktur
massif.
Kontak batuan tidak selaras Tertutup
Posisi
Stratigrafi
dengan
Satuan
secara
tidak
Umur
Miosen Akhir
Miosen Akhir
Lingkungan
Neritik Depth
Pengendapan
Depth
(Kastowo dan Suwarna, N
, 1996)
mencakup Dusun
Cibuyung ,Dusun Cijaweu ,dan Dusun Cisampih. Singkapan yang ditemukan pada
satuan ini umumnya berada pada sungai daerah Cibuyung, sungai daerah Cijaweu,
dan sungai daerah Cisampih. Penyebaran satuan ini umumnya menempati Satuan
Geomorfologi Perbukitan Curam. Pola perlapisan pada satuan ini relatif barat laut
tenggara dengan kemiringan lapisan relatif barat daya meskipun pada beberapa
singkapan dalam stasiun ini ditemukan pola perlapisan dan kemiringan yang relatif
masif dan sulit dalam penentuannya yang diakibatkan oleh adanya erosi, dan
pelapukan
3.2.1.4.1 Karakteristik Litologi
Satuan Batulempung ini terdiri dari beberapa macam litologi batulempung
serpih dengan selingan batupsir dan batugamping, batupasir gampingan, dan
batupasir tuffan. Secara mayoritas batulempung bersifat dominan sehingga dijadikan
sebagai nama satuan litostratigrafinya
AB
satuan perselingan batupasir batulempung. Hal ini didasarkan dari rekontruksi pola
jurus batuan dan umur relatif batuan yang menunjukan jangka waktu pengendapan
kedua satuan ini relatif dekat.
Satuan Batulempung
Formasi Cinambo
Kesebandingan
Bagian Atas
Terdiri
atas
memiliki
Litologi
(Martojdojo, 1984)
Batulempung Terdiri dari batulempung
warna
segar
dan
Kontak
Posisi
menjemari
Stratigrafi
Perselingan
batuan
Umur
Miosen Tengah
Miosen Tengah
Lingkungan
Laut Dalam
Pengendapan
3.2.1.5 Satuan Batupasir (Tombp)
3.2.1.5.1 Penyebaran dan Ketebalan
Satuan ini tersebar sekitar kurang lebih seluas 10 % dari luas daerah penelitian yang
tersebar pada bagian barat laut hingga tenggara yang mencakup Dusun Cibareubeu,
Dusun Pasir Ompang, Dusun Mekarjaya, dan Gunung Panday. Singkapan yang
ditemukan pada satuan ini umumnya berada pada sungai daerah Cibareubeu, sungai
daerah Pasir Ompang, sungai daerah Mekarjaya, dan Sungai Cipatahunan.
AB
C
Gambar 3.6 Singkapan Satuan Batupasir (A = Stasiun 001, B = Stasiun 093,
C = Stasiun 094)
Secara megaskopis batuan tersebut memiliki deskripsi antara lain :Batupasir memiliki
warna segar coklat keputihan, warna lapuk coklat krem, ukuran butir pasir sedang,
bentuk butir menyudut membundar tanggung, kemas tertutup, pemilahan baik,
permeabilitas buruk, sementasi non-karbonatan, struktur sedimen masif, kompaksi
agak keras.
kebanyakan
menunjukkan batupasir berbutir kasar hingga halus. Selain itu di satuan ini tidak
ditemukannya fosil, menunjukkan bahwa jarang hampir tidak ada biota laut yang
hidup di lingkungan pengendapan ini. Dari hal-hal di atas maka satuan batupasir
diniterpretasikan diendapkan di laut dalam.
Satuan Batupasir
Kesebandingan
Formasi Cinambo
Bagian Atas
(Martojdojo, 1984)
Terdiri atas batupasir. Batupasir Bagian bawahnya terdiri
memiliki
abu,warna
warna
lapuk
segar
butir
kemas
sedimen
membundar kehijauan,
abu-abu
konkoidal,
Litologi
tipis.
berlaminasi
Diatas
lempung
dari
hijau
batuan
menjemari
dengan
Umur
Miosen Tengah
Miosen Tengah
Lingkungan
Laut Dalam
Pengendapan
Miosen Bawah sampai Miosen Tengah berupa retas, sumbat gunungapi pada formasi
di atas.
Sejarah geologi daerah penelitian dimulai dari miosen tengah dengan
diendapkannya material batuan berupapasir dan batulempung pada Formasi Cinambo
Atas , diikuti dengan aktifitas vulkanik yang terjadi di daerah tersebut sehingga dapat
membentuk beberapa material vulkanik tuff yang menjadi bagian dari Formasi
Cinambo Bawah dengan anggota batupasir gampingan, tuff, batulempung, lanau, dan
grewacke. Material material tersebut kemudian terakumulasi menjadi satuan batuan
perselingan batupasir batulempung. Keterdapatan batupasir berbutir halus ini
jumlahnya lebih dominan dibandingkan batulempung di satuan ini. Karakteristik
batuan yang relatif halus ini disebabkan arus pengendapan sangat tenang sehingga
material-material halus bisa terendapkan. Pada satuan ini tidak ditemukan fosil
plangtonik maupun bentonik. Selain itu juga ditemukan struktur sedimen seperti
paralel laminasi dan graded bedding di satuan ini, oleh karenanya satuan ini
diinterpretasikan diendapkan di laut dalam.
Pada rentang waktu yang relatif dekat, material batupasir dengan butiran kasar
mulai diendapkan. Akumulasi dari material ini disebut sebagai satuan batupasir.
Beradasarkan studi pustaka, satuan batupasir juga berada di lingkungan pengendapan
laut dalam. Hubungan dari kedua satuan batuan di atas yaitu satuan perselingan
batupasir batulempung dan satuan batupasir memiliki hubungan stratigrafi
menjemari, hal ini didasarkan oleh rentang waktu pengendapan yang relatif singkat.
Setelah satuan batupasir dan satuan perselingan batupasir batulempung diendapkan,
terjadi aktivitas tektonik sehingga terbentuk lipatan-lipatan berupa antiklin dan
sinklin dengan arah relatif barat-timur. Hal ini diakibatkan karena adanya gaya yang
bekerja dengan arah utara selatan. Setelah lipatan-lipatan tersebut terbentuk, juga
terjadi aktivitas tektonik dengan arah timur laut barat daya, maka terjadilah sesar
mendatar sinistral serta sesar dextral dengan arah barat laut tenggara kemudian
terdapat sesar-sesar minor dengan arah barat laut-tenggara.
Pada Miosen Akhir (N15 N16), terjadinya aktifitas vulkanik letusan
gunungapi yang mengakibatkan terbentuknya endapan breksi vulkanik kuarter pada
bagian selatan tenggara daerah telitian. Material tuf dan breksi vulkanik diendapkan
dan akumulasi material ini termasuk ke dalam satuan breksi yang termasuk ke dalam
Formasi Halang bagian bawah dan Formasi Halang bagian atas dengan penciri
anggota batupasir, tuff, dan batulempung. Satuan ini diendapkan tidak selaras dengan
satuan perselingan batupasir batulempung yang ada dibawahnya. Lingkungan
Formasi Halang adalah laut dalam, endapannya berupa batulempung, batupasir
tufaan, batupasir gampingan dan breksi andesit. Setelah itu terjadi lagi aktifitas
vulkanik yang mengakibatkan terendapkannya lava basaltis yang berada pada bagian
barat daerah penelitian. Satuan ini berumur paling muda di lokasi penelitian dan
diendapakan di kedalaman neritik.