Anda di halaman 1dari 24

BAB III

GEOLOGI
3.2 Geologi Daerah Penelitian
3.2.1 Stratigrafi

Pembahasan stratigrafi dan pembagian nama satuan batuan pada daerah penelitian
dilakukan berdasarkan ciri-ciri batuan yang diamati di lapangan yang meliputi pada
kesamaan jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman gejala litologi dan
gelaja- gejala lainnya serta pembagian dan hubungan unit-unit stratigrafinya
didasarkan pada Satuan Litostratigrafi Tidak Resmi. Penamaan satuan-satuan batuan
ini bersifat tidak resmi karena tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan yang terdapat
dalam Sandi Stratigrafi Indonesia Pasal 6.

Untuk penarikan batas-batas satuan batuan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan


di lapangan yang berupa singkapan-singkapan batuan baik yang terdapat di dasar
sungai, dinding sungai ataupun di sepanjang lintasan lainnya. Sedangkan untuk
daerah-daerah tertentu dimana tidak ditemukan singkapan yang baik, penarikan batas
satuan batuan dilakukan berdasarkan interpretasi dengan melihat kondisi yang
mendukung hal tersebut, misalnya lapukan batuan yang berupa tanah. Umumnya
batuan yang berbeda akan menghasilkan tanah lapukan yang berbeda pula, hal yang
paling mudah untuk diamati adalah adanya perbedaan warna hasil pelapukannya
maupun tekstur tanah dan komposisi mineralnya.

Berdasarkan penelitian di lapangan maka litostratigrafi daerah penelitian dibagi


menjadi enam satuan batuan yang diurutkan dari satuan yang paling tua hingga satuan
yang paling muda (Peta Lembar 4) adalah sebagai berikut:
1. Satuan Batulempung (Tpbl)
2. Satuan Batupasir (Tmbp)
3. Satuan Breksi (Tmbv)
4. Satuan Batulempung (Tombl)
5. Satuan Batupasir (Tombp)
Penyebaran ke enam satuan geologi tersebut dapat dilihat di Peta Geologi (Lembar
Peta 4).

3.2.1.1 Satuan Batulempung (Tpbl)


3.2.1.1.1 Penyebaran dan Ketebalan
Satuan ini tersebar sekitar kurang lebih seluas 10 % dari luas daerah penelitian
yang tersebar pada bagian barat laut hingga tenggara yang

mencakup Dusun

Kebonbaru dan Dusun K. Babakan. Singkapan yang ditemukan pada satuan ini
umumnya berada pada sungai daerah Kebonbaru, dan sungai daerah K. Babakan.
Penyebaran satuan ini umumnya menempati Satuan Geomorfologi Perbukitan Landai.
Pola perlapisan pada satuan ini relatif barat laut tenggara dengan kemiringan
lapisan relatif barat daya meskipun pada beberapa singkapan dalam stasiun ini
ditemukan pola perlapisan dan kemiringan yang relatif masif dan sulit dalam
penentuannya yang diakibatkan oleh adanya erosi, dan pelapukan
3.2.1.1.1 Karakteristik Litologi

Satuan Batulempung ini terdiri dari beberapa macam litologi batulempung


sisipan batupasir hingga batulempung perselingan batupasir. Secara mayoritas
batulempung

bersifat

dominan

sehingga

dijadikan

sebagai

nama

satuan

litostratigrafinya

AB

C
Gambar 3.6 Singkapan Satuan Batulempung (A = Stasiun 067, B = Stasiun
026, C = Stasiun 104)
Secara megaskopis batuan tersebut memiliki deskripsi antara lain
:Batulempung memiliki warna segar abu-abu, warna lapuk putih dan coklat,
sementasi non-karbonatan, struktur sedimen menyerpih dan masif, kompaksi lunak

dan agak keras.


3.2.1.1.3 Kisaran Umur dan Lingkungan Pengendapan
Pada satuan ini tidak ditemukan keberadaan fosil, baik foraminifera planktonik
maupun bentonik, maka penentuan umur satuan ini lebih didasarkan pada interpretasi
posisi stratigrafinya terhadap satuan batuan lain dan berdasarkan kesebandingan
dengan peneliti terdahulu.

Berdasarkan posisi stratigrafinya, menunjukkan bahwa Satuan Batupasir menjemari


dengan Satuan Sisipan Batupasir dan Batulempung. Berdasarkan penelitian terdahulu
(H. Silitonga,1984) yang menyebutkan bahwa Formasi Kaliwangu yang terdiri dari
batulempung sebagai komponen utama berumur miosen tengah, maka dapat
disimpulkan bahwa satuan batulempung ini berumur Pliosen Awal sampai Pliosen
Tengah.

Selain itu di satuan ini tidak ditemukannya fosil, menunjukkan bahwa jarang hampir
tidak ada biota laut yang hidup di lingkungan pengendapan ini. Dari hal-hal di atas
maka satuan batupasir diniterpretasikan diendapkan di laut dalam.

3.2.1.1.4 Hubungan Stratigrafi


Satuan Batulempung berdasarkan posisi stratigrafinya menjemari dengan satuan
sisipan batupasir dan batulempung, batulempung, dan konglomerat . Hal ini
didasarkan dari rekontruksi pola jurus batuan dan umur relatif batuan yang
menunjukan jangka waktu pengendapan kedua satuan ini relatif dekat.

3.2.1.1.5 Kesebandingan Regional


Berdasarkan litostratigrafi, satuan ini dapat disebandingkan dengan dari
Formasi Kaliwangu (H. Silitonga, 2003) seperti yang ditunjukan tabel di bawah ini :

Tabel 3.3 Kesebandingan Satuan Batulempung Dengan Formasi Kaliwangu .


Aspek
Kesebandingan

Satuan Batulempung

Formasi Kaliwangu

(H. Silitonga, 2003


Batulempung memiliki warna Batupasir
tufan,
segar abu-abu, warna lapuk

konglomerat,
batulempung,

putih dan coklat, sementasi nonLitologi

karbonatan,

struktur

kadang-kadang

sedimen lapisan

menyerpih dan masif, kompaksi

dan
lapisanbatupasir

gampingan

dan

batugamping. Selain itu


lunak dan agak keras.

terdapat

juga

lapisan-

lapisan tipis gambut dan


lignit.

Formasi

ini

berumur Pliosen Awal


Kontak
Posisi
Stratigrafi

menjemari
Sisipan

batuan

sampai Pliosen Tengah.


selaras Tertindih selaras dengan

dengan Satuan Formasi Halang Bagian


Batupasir

dan Atas

Batulempung yang berada diatas


dan di bawahnya.

Umur

Pliosen Tengah

Pliosen Tengah

Lingkungan

Laut Dalam

Kipas Laut Dalam

Pengendapan

3.2.1.2 Satuan Batupasir (Tmbp)


3.2.1.2.1 Penyebaran dan Ketebalan
Satuan ini tersebar sekitar kurang lebih seluas 40 % dari luas daerah penelitian
yang tersebar pada bagian barat laut hingga tenggara yang

mencakup Dusun

Langensari, Dusun Sukamanah, Dusun Nagra, Dusun Cikulur, dan Dusun Pajagan.
Singkapan yang ditemukan pada satuan ini umumnya berada pada sungai daerah
Cikulur, sungai daerah Langensari, sungai daerah Nagra, dan sungai daerah
Sukamanah.
Penyebaran satuan ini umumnya menempati Satuan Geomorfologi Perbukitan
Landai. Pola perlapisan pada satuan ini relatif barat laut tenggara dengan
kemiringan lapisan relatif barat daya meskipun pada beberapa singkapan dalam
stasiun ini ditemukan pola perlapisan dan kemiringan yang relatif masif dan sulit
dalam penentuannya yang diakibatkan oleh adanya erosi, dan pelapukan
3.2.1.1.2 Karakteristik Litologi
Satuan Batupasir ini terdiri dari satu macam litologi batupasir. Batupasir
bersifat dominan sehingga dijadikan sebagai nama satuan litostratigrafinya

AB

C
Gambar 3.6 Singkapan Satuan Batupasir (A = Stasiun 060, B = Stasiun 053,
C = Stasiun 107)

Secara megaskopis batuan tersebut memiliki deskripsi antara lain :Batupasir


memiliki warna lapuk abu-abu, warna segar abu-abu kecokelatan, besar butir sedang ,
bentuk butir membundar tanggung, kemas terbuka, struktur sedimen lenticular,
pemilahan sedang, permeabilitas baik, karbonatan, kekompakan keras, kontak
erosional, terdapat mineral kalsit.

3.2.1.2.3 Kisaran Umur dan Lingkungan Pengendapan


Pada satuan ini tidak ditemukan keberadaan fosil, baik foraminifera planktonik
maupun bentonik, maka penentuan umur satuan ini lebih didasarkan pada interpretasi
posisi stratigrafinya terhadap satuan batuan lain dan berdasarkan kesebandingan
dengan peneliti terdahulu.

Berdasarkan posisi stratigrafinya, menunjukkan bahwa Satuan Batupasir menjemari


dengan Satuan Sisipan Batupasir dan Batulempung. Berdasarkan penelitian terdahulu
(Martodjojo,1984) yang menyebutkan bahwa Formasi Halang bagian atas yang terdiri
dari batupasir sebagai komponen utama berumur miosen tengah, maka dapat
disimpulkan bahwa satuan batupasir ini berumur miosen tengah.
Dari karakteristik singkapan batuan pada Satuan Batupasir ini,

kebanyakan

menunjukkan batupasir berbutir kasar hingga halus. Selain itu di satuan ini tidak
ditemukannya fosil, menunjukkan bahwa jarang hampir tidak ada biota laut yang
hidup di lingkungan pengendapan ini. Dari hal-hal di atas maka satuan batupasir
diniterpretasikan diendapkan di laut dalam.

3.2.1.2.4 Hubungan Stratigrafi


Satuan Batupasir berdasarkan posisi stratigrafinya menjemari dengan satuan sisipan
batupasir dan batulempung, batulempung, tuff , dan konglomerat . Hal ini didasarkan
dari rekontruksi pola jurus batuan dan umur relatif batuan yang menunjukan jangka
waktu pengendapan kedua satuan ini relatif dekat.

3.2.1.2.5 Kesebandingan Regional


Berdasarkan litostratigrafi, satuan ini dapat disebandingkan dengan dari
Formasi Halang Bagian Atas (Martojdojo, 1984) seperti yang ditunjukan tabel di
bawah ini :

Tabel 3.3 Kesebandingan Satuan Batupasir Dengan Formasi Cinambo Bagian Atas .
Aspek

Satuan Batupasir

Kesebandingan

Formasi Halang
Bagian Atas

(Martojdojo, 1984)
Terdiri atas batupasir. Batupasir Terdiri dari batupasir,
memiliki

warna

abu,warna

lapuk

segar

abu- tuff, batulempung, dan

abu-abu konglomerat.

Batupasir

kecokelatan,besar butir sedang , sebagai komponen utama


bentuk
tanggung,
struktur

butir
kemas
sedimen

membundar umumnya berbutir halus


terbuka, sampai kasar membentuk
lenticular, lapisan berukuran dari 5

pemilahan sedang, permeabilitas sampai


Litologi

baik, karbonatan, kekompakan beberapa

30

cm,

pada

tempat

ada

keras, kontak erosional,terdapat yang mencapai 2,5 m.


mineral kalsit.

Batupasir

membentuk

struktur laminasi paralel,


kadang-kadang

didasari

oleh
Kontak
Posisi
Stratigrafi

batuan

menjemari
Sisipan

lapisan

bersusun

(graded bedding).
selaras Tertindih selaras dengan

dengan Satuan Formasi Halang Bagian


Batupasir

dan Bawah.

Batulempung yang berada diatas


dan di bawahnya.
Umur

Miosen Tengah

Miosen Tengah

Lingkungan

Laut Dalam

Kipas Laut Dalam

Pengendapan

3.2.1.3 Satuan Breksi (Tmbv)


3.2.1.3.1 Penyebaran dan Ketebalan
Satuan ini tersebar sekitar kurang lebih seluas 20 % dari luas daerah penelitian yang
tersebar di bagian selatan dari daerah penelitian, yang

meliputi sekitar Desa

Sukamanah. Singkapan yang ditemukan pada satuan ini berada pada Dusun Cisalak,
Dusun Mekarjaya, Dusun Cibareubeu dan Sungai Cipatahunan. Penyebaran satuan ini
umumnya menempati Satuan Geomorfologi Perbukitan Agak Curam. Satuan ini tidak
memiliki perlapisan, memiliki struktur masif.

3.2.1.3.2 Karakteristik Litologi

Satuan Breksi ini terdiri dari dua macam litologi yaitu tuff dan breksi. Breksi bersifat
lebih dominan dibandingkan tuff oleh karenanya satuan ini diberi nama Satuan

Breksi.

B
C

Gambar 3.8 Singkapan Satuan Breksi (A,B = Breksi Stasiun N055, N057, C = Tuff Stasiun
N061)

Secara megaskopis batuan tersebut memiliki deskripsi:


Breksi, dengan 70%

komponen andesitis, warna segar abu-abu, warna lapuk

coklat, ukuran butir kerakal-berangkal, bentuk butir menyudut. 30% matriks berupa
batupasir kasar dengan warna segar abu-abu, warna lapuk hitam, bentuk butir
menyudut tanggung menyudut, kemas terbuka, pemilahan buruk, kompaksi keras,
struktur massif.
Tuff, warna segar coklat keputih-putihan, warna lapuk coklat kemerahan, ukuran butir
tufa, bentuk butir menyudut sampai menyudut tanggung, kemas terbuka, mudah
diremas, pemilahan baik.

3.2.1.3.3 Kisaran Umur dan Lingkungan Pengendapan


Pada satuan ini tidak ditemukan keberadaan fosil, baik foraminifera planktonik
maupun bentonik, maka penentuan umur satuan ini lebih didasarkan pada interpretasi
posisi stratigrafinya terhadap satuan batuan lain dan berdasarkan kesebandingan
dengan peneliti terdahulu.
Berdasarkan posisi stratigrafinya, menunjukkan bahwa Satuan Breksi ini berumur
paling muda diantara satuan yang lainnya. Berdasarkan studi pustaka (Kastowo dan
Suwarna, N, 1996) yang menyebutkan bahwa Anggota Bawah dari Formasi Halang
yang terdiri dari breksi gunung api serta tuf berumur N15 N16 (Miosen Akhir),
maka dapat disimpulkan bahwa Satuan Breksi ini berumur Miosen Akhir.

3.2.1.3.4 Hubungan Stratigrafi

Hubungan stratigrafi Satuan Breksi dengan Satuan Perselingan Batupasir dan


Batulempung yang berada diatasnya merupakan hubungan yang tidak selaras karena
Satuan Breksi berumur Miosen Akhir dan proses pengendapannya yang diendapkan
melalui media transportasi fluida yang terendapkan pada suatu cekungan dengan
ukuran butir granule - boulder.

3.2.1.3.5 Kesebandingan Regional


Berdasarkan litostratigrafi, satuan ini dapat disebandingkan dengan Anggota
Bawah Formasi Halang (Djuri, 1995) seperti yang ditunjukan tabel di bawah ini :

Tabel 3.4 Kesebandingan Satuan Breksi dengan Formasi Halang


Aspek
Kesebandingan

Satuan Breksi

Formasi Halang

(Djuri, 1995)
Tersusun atas tuff dan breksi. Breksi gunung api yang
Breksi

dengan

komponen

andesitis,

70% bersifat andesit dan basal.


warna Di

samping

segar abu-abu, warna lapuk ditemukan


coklat, ukuran butir kerakal- lempung
berangkal,

bentuk

butir konglomerat.

menyudut. 30% matriks berupa


batupasir kasar dengan warna
segar abu-abu, warna lapuk

itu
tuf

juga
dan
serta

Litologi

hitam, bentuk butir menyudut


tanggung menyudut, kemas
terbuka,
kompaksi

pemilahan

buruk,

keras,

struktur

massif.
Kontak batuan tidak selaras Tertutup
Posisi
Stratigrafi

dengan

Satuan

secara

tidak

Perselingan selaras oleh endapan hasil

Batupasir Batulempung yang gunung api muda.


berada dibawahnya.

Umur

Miosen Akhir

Miosen Akhir

Lingkungan

Neritik Depth

Submarine Fan on Neritic

Pengendapan

Depth
(Kastowo dan Suwarna, N
, 1996)

3.2.1.4 Satuan Batulempung (Tombl)


3.2.1.4.1 Penyebaran dan Ketebalan
Satuan ini tersebar sekitar kurang lebih seluas 30 % dari luas daerah penelitian
yang tersebar pada bagian barat laut hingga tenggara yang

mencakup Dusun

Cibuyung ,Dusun Cijaweu ,dan Dusun Cisampih. Singkapan yang ditemukan pada
satuan ini umumnya berada pada sungai daerah Cibuyung, sungai daerah Cijaweu,
dan sungai daerah Cisampih. Penyebaran satuan ini umumnya menempati Satuan
Geomorfologi Perbukitan Curam. Pola perlapisan pada satuan ini relatif barat laut

tenggara dengan kemiringan lapisan relatif barat daya meskipun pada beberapa
singkapan dalam stasiun ini ditemukan pola perlapisan dan kemiringan yang relatif
masif dan sulit dalam penentuannya yang diakibatkan oleh adanya erosi, dan
pelapukan
3.2.1.4.1 Karakteristik Litologi
Satuan Batulempung ini terdiri dari beberapa macam litologi batulempung
serpih dengan selingan batupsir dan batugamping, batupasir gampingan, dan
batupasir tuffan. Secara mayoritas batulempung bersifat dominan sehingga dijadikan
sebagai nama satuan litostratigrafinya

AB

Gambar 3.6 Singkapan Satuan Batulempung (A = Stasiun 009, B = Stasiun


011, C = Stasiun 012)
Secara megaskopis batuan tersebut memiliki deskripsi antara lain :
Batulempung memiliki warna segar abu kehitaman, warna lapuk coklat, sementasi
karbonatan, struktur sedimen menyerpih, kompaksi keras.
3.2.1.4.2 Kisaran Umur dan Lingkungan Pengendapan
Berdasarkan posisi stratigrafinya, menunjukkan bahwa Satuan Batulempung
menjemari dengan Satuan Perselingan Batupasir dan Batulempung. Berdasarkan
penelitian terdahulu (Martodjojo,1984) yang menyebutkan bahwa Formasi Cinambo
bagian Atas yang terdiri dari batulempung sebagai komponen utama berumur miosen
tengah, maka dapat disimpulkan bahwa satuan batulempung ini berumur miosen
tengah.
Selain itu di satuan ini tidak ditemukannya fosil, menunjukkan bahwa jarang
hampir tidak ada biota laut yang hidup di lingkungan pengendapan ini. Dari hal-hal di
atas maka satuan batupasir diiterpretasikan diendapkan di laut dalam.

3.2.1.4.4 Hubungan Stratigrafi


Satuan

Batulempung berdasarkan posisi stratigrafinya menjemari dengan

satuan perselingan batupasir batulempung. Hal ini didasarkan dari rekontruksi pola
jurus batuan dan umur relatif batuan yang menunjukan jangka waktu pengendapan
kedua satuan ini relatif dekat.

3.2.1.4.5 Kesebandingan Regional

Berdasarkan litostratigrafi, satuan ini dapat disebandingkan dengan dari


Formasi Cinambo Bagian Atas (Martojdojo, 1984) seperti yang ditunjukan tabel di
bawah ini :

Tabel 3.3 Kesebandingan Satuan Batulempung Dengan Formasi Cinambo Bagian


Atas .
Aspek

Satuan Batulempung

Formasi Cinambo

Kesebandingan

Bagian Atas
Terdiri

atas

memiliki
Litologi

(Martojdojo, 1984)
Batulempung Terdiri dari batulempung

warna

segar

abu serpih dengan selingan

kehitaman, warna lapuk coklat, batupasir

dan

sementasi karbonatan, struktur batugampingan


sedimen menyerpih, kompaksi
keras.

Kontak
Posisi

menjemari

Stratigrafi

Perselingan

batuan

selaras Tertindih selaras dengan

dengan Satuan Formasi Cinambo Bagian


Batupasir Bawah.

Batulempung yang berada diatas


dan di bawahnya.

Umur

Miosen Tengah

Miosen Tengah

Lingkungan

Laut Dalam

Kipas Laut Dalam

Pengendapan
3.2.1.5 Satuan Batupasir (Tombp)
3.2.1.5.1 Penyebaran dan Ketebalan
Satuan ini tersebar sekitar kurang lebih seluas 10 % dari luas daerah penelitian yang
tersebar pada bagian barat laut hingga tenggara yang mencakup Dusun Cibareubeu,
Dusun Pasir Ompang, Dusun Mekarjaya, dan Gunung Panday. Singkapan yang
ditemukan pada satuan ini umumnya berada pada sungai daerah Cibareubeu, sungai
daerah Pasir Ompang, sungai daerah Mekarjaya, dan Sungai Cipatahunan.

Penyebaran satuan ini umumnya menempati Satuan Geomorfologi Perbukitan agak


curam. Pola perlapisan pada satuan ini relatif barat laut tenggara dengan kemiringan
lapisan relatif barat daya meskipun pada beberapa singkapan dalam stasiun ini
ditemukan pola perlapisan dan kemiringan yang relatif masif dan sulit dalam
penentuannya yang diakibatkan oleh adanya erosi, dan pelapukan

3.2.1.5.2 Karakteristik Litologi


Satuan Batupasir ini terdiri dari satu macam litologi batupasir. Batupasir bersifat
dominan sehingga dijadikan sebagai nama satuan litostratigrafinya

AB

C
Gambar 3.6 Singkapan Satuan Batupasir (A = Stasiun 001, B = Stasiun 093,

C = Stasiun 094)
Secara megaskopis batuan tersebut memiliki deskripsi antara lain :Batupasir memiliki
warna segar coklat keputihan, warna lapuk coklat krem, ukuran butir pasir sedang,
bentuk butir menyudut membundar tanggung, kemas tertutup, pemilahan baik,
permeabilitas buruk, sementasi non-karbonatan, struktur sedimen masif, kompaksi
agak keras.

3.2.1.5.3 Kisaran Umur dan Lingkungan Pengendapan


Pada satuan ini tidak ditemukan keberadaan fosil, baik foraminifera planktonik
maupun bentonik, maka penentuan umur satuan ini lebih didasarkan pada interpretasi
posisi stratigrafinya terhadap satuan batuan lain dan berdasarkan kesebandingan
dengan peneliti terdahulu. Berdasarkan posisi stratigrafinya, menunjukkan bahwa
Satuan Batupasir

menjemari dengan tuff, batulempung, batulanau. Berdasarkan

penelitian terdahulu (Martodjojo,1984) yang menyebutkan bahwa Formasi Halang


bagian atas yang terdiri dari batupasir sebagai komponen utama berumur miosen
tengah, maka dapat disimpulkan bahwa satuan batupasir ini berumur miosen tengah.

Dari karakteristik singkapan batuan pada Satuan Batupasir ini,

kebanyakan

menunjukkan batupasir berbutir kasar hingga halus. Selain itu di satuan ini tidak
ditemukannya fosil, menunjukkan bahwa jarang hampir tidak ada biota laut yang
hidup di lingkungan pengendapan ini. Dari hal-hal di atas maka satuan batupasir
diniterpretasikan diendapkan di laut dalam.

3.2.1.5.4 Hubungan Stratigrafi


Satuan Batupasir berdasarkan posisi stratigrafinya menjemari dengan satuan sisipan
batupasir dan batulempung, batulempung, tuff , dan konglomerat. Hal ini didasarkan
dari rekontruksi pola jurus batuan dan umur relatif batuan yang menunjukan jangka
waktu pengendapan kedua satuan ini relatif dekat.

3.2.1.5.5 Kesebandingan Regional


Berdasarkan litostratigrafi, satuan ini dapat disebandingkan dengan dari Formasi
Cinambo Bagian Bawah (Martojdojo, 1984) seperti yang ditunjukan tabel di bawah
ini :
Tabel 3.3 Kesebandingan Satuan Batupasir Dengan Formasi Cinambo Bagian
Bawah.
Aspek

Satuan Batupasir

Kesebandingan

Formasi Cinambo
Bagian Atas

(Martojdojo, 1984)
Terdiri atas batupasir. Batupasir Bagian bawahnya terdiri
memiliki
abu,warna

warna

lapuk

segar

abu- dari lempung dan pasir.

abu-abu Batuan ini terdiri dari

kecokelatan,besar butir sedang , lempung


bentuk
tanggung,
struktur

butir
kemas
sedimen

membundar kehijauan,

abu-abu
konkoidal,

terbuka, perlapisan kurang baik.


lenticular, Dalam lempung hijau ini

pemilahan sedang, permeabilitas ditemukan sisipan lanau

Litologi

baik, karbonatan, kekompakan dan pasir halus. Pasirnya


keras, kontak erosional,terdapat umumnya
mineral kalsit.

tipis.

berlaminasi
Diatas

lempung

dari
hijau

didapatkan urutan yang


kebanyakan terdiri dari
perselingan antara pasir
Kontak
Posisi
Stratigrafi

batuan

menjemari

dengan

lanau dan lempung.


selaras Tertindih selaras dengan
Satuan Formasi Cinambo Bagian

Batupasir yang berada diatasnya. Atas.

Umur

Miosen Tengah

Miosen Tengah

Lingkungan

Laut Dalam

Kipas Laut Dalam

Pengendapan

3.3 Geologi Sejarah


Menurut Van Bemmelen Zona Bogor telah mengalami dua kali masa periode
tektonik yaitu ; Periode intra Miosen atau Miosen Pliosen, dan Periode Pliosen
Plistosen. Siklus sedimentasi kawasan pegunungan timur Zona Bogor berawal dari
Sub Zaman Neogen hingga Kwarter. Formasi Halang yang terletak di sebelah barat
Zona Bogor merupakan formasi tertua pada kawasan daearh telitian. Berakhirnya
siklus sedimentasi Paleogen, ditandai dengan Sub Marine eruption of basalt pada

Miosen Bawah sampai Miosen Tengah berupa retas, sumbat gunungapi pada formasi
di atas.
Sejarah geologi daerah penelitian dimulai dari miosen tengah dengan
diendapkannya material batuan berupapasir dan batulempung pada Formasi Cinambo
Atas , diikuti dengan aktifitas vulkanik yang terjadi di daerah tersebut sehingga dapat
membentuk beberapa material vulkanik tuff yang menjadi bagian dari Formasi
Cinambo Bawah dengan anggota batupasir gampingan, tuff, batulempung, lanau, dan
grewacke. Material material tersebut kemudian terakumulasi menjadi satuan batuan
perselingan batupasir batulempung. Keterdapatan batupasir berbutir halus ini
jumlahnya lebih dominan dibandingkan batulempung di satuan ini. Karakteristik
batuan yang relatif halus ini disebabkan arus pengendapan sangat tenang sehingga
material-material halus bisa terendapkan. Pada satuan ini tidak ditemukan fosil
plangtonik maupun bentonik. Selain itu juga ditemukan struktur sedimen seperti
paralel laminasi dan graded bedding di satuan ini, oleh karenanya satuan ini
diinterpretasikan diendapkan di laut dalam.
Pada rentang waktu yang relatif dekat, material batupasir dengan butiran kasar
mulai diendapkan. Akumulasi dari material ini disebut sebagai satuan batupasir.
Beradasarkan studi pustaka, satuan batupasir juga berada di lingkungan pengendapan
laut dalam. Hubungan dari kedua satuan batuan di atas yaitu satuan perselingan
batupasir batulempung dan satuan batupasir memiliki hubungan stratigrafi
menjemari, hal ini didasarkan oleh rentang waktu pengendapan yang relatif singkat.
Setelah satuan batupasir dan satuan perselingan batupasir batulempung diendapkan,
terjadi aktivitas tektonik sehingga terbentuk lipatan-lipatan berupa antiklin dan
sinklin dengan arah relatif barat-timur. Hal ini diakibatkan karena adanya gaya yang
bekerja dengan arah utara selatan. Setelah lipatan-lipatan tersebut terbentuk, juga
terjadi aktivitas tektonik dengan arah timur laut barat daya, maka terjadilah sesar
mendatar sinistral serta sesar dextral dengan arah barat laut tenggara kemudian
terdapat sesar-sesar minor dengan arah barat laut-tenggara.
Pada Miosen Akhir (N15 N16), terjadinya aktifitas vulkanik letusan
gunungapi yang mengakibatkan terbentuknya endapan breksi vulkanik kuarter pada

bagian selatan tenggara daerah telitian. Material tuf dan breksi vulkanik diendapkan
dan akumulasi material ini termasuk ke dalam satuan breksi yang termasuk ke dalam
Formasi Halang bagian bawah dan Formasi Halang bagian atas dengan penciri
anggota batupasir, tuff, dan batulempung. Satuan ini diendapkan tidak selaras dengan
satuan perselingan batupasir batulempung yang ada dibawahnya. Lingkungan
Formasi Halang adalah laut dalam, endapannya berupa batulempung, batupasir
tufaan, batupasir gampingan dan breksi andesit. Setelah itu terjadi lagi aktifitas
vulkanik yang mengakibatkan terendapkannya lava basaltis yang berada pada bagian
barat daerah penelitian. Satuan ini berumur paling muda di lokasi penelitian dan
diendapakan di kedalaman neritik.

Anda mungkin juga menyukai