Anda di halaman 1dari 28

MINYAK BUMI

Oleh : -Iqbal Nur Daiyan


- Irfan Rio Darmawan
- M. A. Yudhi Saputra
- Yudo Pratama

PROSES PENGOLAHAN MINYAK

Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak


bumi diperoleh dengan membuat sumur bor.

Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau


dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.

Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau
kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar
maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu.

Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah


atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring
bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh
karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi
bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompokkelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.

Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai


berikut:

DESTILASI

Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi


minyak bumi berdasarkan perbedaan
titik didihnya.

Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi.


Mula-mula minyak mentah dipanaskan
dalam aliran pipa dalam furnace (tanur)
sampai dengan suhu 370C.

Minyak mentah yang sudah dipanaskan


tersebut kemudian masuk kedalam kolom
fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian
bawah kolom fraksinasi).

Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam


kolom maka dibantu pemanasan dengan
steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi)

Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas
kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda.

Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan
turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup
gelembung.

Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin
rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan
terpisah,

sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang
lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai
puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.

Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan
dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak
bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai
karbon sejumlah lebih dari 20.

Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya


antara lain sebagai berikut :

Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C

2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C

3. Kerosin (Minyak Tanah)


Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105C

4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C

5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300C

6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki


kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu
pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming,
polimerisasi, treating, dan blending.

CRACKING

Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan


dimurnikan (refinery), seperti terlihat dibawah ini:

Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa


hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang kecil.

Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau


minyak tanah menjadi bensin.

Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas


dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat
ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan
dalam bilangan oktan.

Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil


pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa,
dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang
mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji
akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan nheptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur
molekul hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :

a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi


dan tekanan yang rendah.

Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

b.

Cara katalis (catalytic cracking), yaitu


dengan penggunaan katalis. Katalis yang
digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit.
Reaksi dari perengkahan katalitik melalui
mekanisme perengkahan ion karbonium.
Mula-mula katalis karena bersifat asam
menambahkna proton ke molekul olevin atau

c. Hidrocracking

Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi


untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada
tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa
belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida
yang kemudian dipisahkan.

REFORMING

Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu


kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih
baik (rantai karbon bercabang).

Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk
strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.

Contoh reforming adalah sebagai berikut :

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari


hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan
tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3
atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :

ALKILASI dan POLIMERISASI

lkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam


molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan
bercabang. menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4,
HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum
adalah sebagai berikut:

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul


kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah
sebagai berikut :

RH + CH2=CRR R-CH2-CHRR

M CnH2n Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena


dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas
tinggi, yaitu isooktana.

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan


senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu
isooktana.

TREATING

Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara


menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses
treating adalah sebagai berikut :

Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses


penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak
sedap.

Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan


perbaikan warna.

Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan


berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk
menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.

Deasphalting yaitu penghilangan


digunakan untuk minyak pelumas

Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur


belerang.

aspal

dari

fraksi

yang

Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan


senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara
desulfurisasi, yaitu dengan :

1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta

2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi


dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik
dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa
hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang
dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan
dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan

teknik desulfurisasi yang lain yaitu bio-desulfurisasi.

merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi dengan


memanfaatkan metabolisme mikroorganisme,

dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang


dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur jenis
tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran proses.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi
lingkungan teraerasi.

Keunggulan proses ini adalah

dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated


dibenzothiophenes.

Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi umumnya


berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan
untuk
penggunaan
mikroorganisme
dari
jenis
lain.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan
kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit
jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk
disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon,
bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.

Proses Shell-Paques Untuk BioDesulfurisasi Aliran Gas

Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell
Paques dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems.
Proses ini sudah diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat
ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi
Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.
Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan
hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan
50 ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus
bertindak sebagai katalis proses bio-desulfurisasi.

Keunggulan dari proses ShellPaques adalah :


dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi
penyingkiran hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga
menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang sangat rendah
dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-volume)
pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur
terintegrasi dalam 1 proses- gas buang (flash gas/vent gas)
dari proses ini tidak mengandung gas berbahaya, sehingga
sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di flare.
Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi dimana
proses yang memerlukan pembakaran (misalnya flare atau
incinerator) tidak dimungkinkan.
menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang
biasa digunakan untuk melarutkan hidrogen sulfida dalam
proses ekstraksi
sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko
penyumbatan (plugging atau blocking) pada pipa

Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi


pada berbagai kondisi proses

Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain


beroperasi pada suhu dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk
dioperasikan

Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang
regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang
mengandung gas limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut

BLENDING
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif
kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas produk tersebut.

Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas


merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak
digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca.
Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar
22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses
pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra
ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan
bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar
diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan
diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat
meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan
pencemaran udara.

Oktan
Bilangan

oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa


besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar
secara spontan.
Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk
gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat
kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan
busi.

Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin


juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari
busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan
yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka
akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking
ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa
mungkin harus kita hindari.

Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul
penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling
bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa
mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada
heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru
ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri
dari 87% oktana dan 13% heptana (atau campuran molekul
lainnya). Bensin ini akan terbakar secara spontan pada angka
tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya
diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki ratio
kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.
Umumnya skala oktan di dunia adalah Research Octane Number
(RON). RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke dalam
mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang
teratur.

Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:


87 Bensin standar di Amerika Serikat
88 Bensin tanpa timbal Premium
91 Bensin standar di Eropa, Pertamax
94 Premix-TT
95 PertamaxPlus
Angka

oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif


bensin. Menambahkan tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4) pada
bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut,
untuk

mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin


yang mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida (C2H5Br).
Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer dan
membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negaranegara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan
campuran bensin.

zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin


adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal
dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan setara oktan 118.
Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat
menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin,
sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin
yang menghasilkan gas CO
Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi
lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah
bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada
tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin)
MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumbersumber air minum lainnya.

Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai


campuran. Etanol lebih unggul dari TEL dan MTBE karena tidak
mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah
diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku
untuk pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering
dipergunakan sebagai komponen bahan bakar setelah harga
minyak bumi semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai