PEMANFAATAN MULTIMEDIA
DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis diberikan hidayah, kekuatan dan kesempatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang ditujukan untuk mengikuti Program
Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) berjudul Pemanfaatan
Multimedia dalam Pendidikan Anak Usia Dini dan dapat diselesaikan sesuai
dengan rencana yang diharapkan.
Karya tulis ilmiah ini berisikan tentang proses dan hasil pengecoran dalam
memanfaatkan limbah aluminium menjadi produk souvenir yang bernilai tinggi.
Atas selesainya penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak terkait yang banyak membantu
dalam proses pembuatan karya tulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dengan sangat bangga penulis sampaikan sebuah karya tulis yang di
tujukan kepada semua elemen dan dengan penuh harapan dapat memperbaiki
perekonomian bangsa dan mengembangkan industri kreatif di Indonesia. Penulis
menyadari dengan waktu yang teramat singkat ini banyak sekali kekurangan yang
belum di selesaikan, maka dari itu besar harapan penulis agar karya tulis ilmiah
ini dapat dikembangkan dan memberikan manfaat serta pengetahuan yang lebih
bagi pembaca terutama dalam proses pemberdayaan industri pengecoran. Akhir
kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna
sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS
iii
DAFTAR ISI
iv
RINGKASAN
Kita hidup di zaman yang sangat modern dalam dunia filsafat disebut
zaman Post-modernis. Catatan khusus bagi Indonesia yang dikategorikan masih
sebagai negara berkembang, kiranya untuk bisa bertahan di level era modern
seperti ini saja sudah bagus dan patut dihargai. Tidak perlu muluk-muluk ingin
secara instan masuk dalam ranah-ranah Post-modernis dimana bangsa Eropa yang
jauh lebih maju saja masih sulit mengimbanginya. Era modern masih belum bisa
diimbangi oleh bangsa kita apa lagi ranah Post-modernis, jelas masih sebatas
wacana.
Ini semua dikarenakan kondisi perekonomian dan perpolitikan negara kita
yang masih carut-maut dan sangat problematik sehingga daya beli dan
kesempatan negara ini untuk mengimbangi arus modernisasi global sudah ngos-
ngosan untuk bisa bertahan hidup sehari-hari sudah pas-pasan. Teknologi-
teknologi yang berekspansi dari luar masuk ke negara kita, tetapi negara kita tidak
siap makan yang terjadi adalah kondisi tidak seimbang yang biasa dikenal dengan
culture shock. Apalagi budaya masyarakat kita cenderung konsumerisme
materialistis, membuat kita terlena diperbudak oleh budaya konsumerisme habis-
habsisan, tetapi ironisnya kita mati akan kreativitas. Bangsa kita terhimpit dan
menjadi konsumen belaka, belum mampu memproduksi secara mandiri dan
kreatif sangat bergantung dengan bangsa lain. Jika kita mau bicara soal
pembelajaran multimedia, maka kita pertama-tama harus mengakui dan menerima
kenyataan bahwa sesederhana apapun teknologi membutuhkan modal yang tidak
kecil dan tak sedikit.
Bila dikaitkan dengan pembelajaran anak usia dini, multimedia
dimaksudkan sebagai alat yang menjadi perantara dalam menyampaikan
pembelajaran anak usia dini. Dalam konteks ini terdapat banyak sekali macam
multimedia yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk pembelajaran anak
usia dini. Prinsipnya, multimedia yang dan digunakan tersebut dapat memberikan
rangsangan semangat dan motivasi anak usia dini untuk dapat belajar dengan
mudah dan menyenangkan sehingga mereka tidak merasa jenuh dan bosan dalam
mengikuti pembelajaran.
Namun, kita harus melihat jauh ke depan, bahwa dunia multimedia
merupakan dunia yang sangat prospektif. Aneka bentuk pekerjaan dan kehidupan
di masa mendatang bagi generasi penerus akan menyatu dengan era globalisasi
tanpa batas yang diramalkan filsuf Jerman, Horkhreimer, sebagai tantangan besar
bagi peradaban manusia di masa mendatang.
Kata Kunci : Multimedia , Pembelajaran
v
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna
untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan
komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar
dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran. Proses ini
membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan
metode pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan
motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian atau pemanfaatan
media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran. Media
yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru dalam mengajar.
Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan menggunakan
komputer.Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan
dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya
serap dan retensi belajar siswa.
Untuk itu, penulis memberi gagasan pemanfaatan multimedia dalam
proses pembelajaran untuk memudahkan guru ataupun pengajar dalam proses
belajar mengajar terutama pada anak usia dini. Diharapkan penggunaan
multimedia ini dapat meningkatkan minat dan membangkitkan motivasi belajar
anak-anak dimulai dari usia dini.
1
2. GAGASAN
A. Kondisi Kekinian
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran saat ini, diantaranya: (1) Multimedia; (2) demonstrasi; (3) diskusi;
(4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; dan sebagainya. Dari
metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di
kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang dipakai
saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui
berbagai teknik pembelajaran.Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran tersebut dinamakan model pembelajaran. Ada beberapa
model pembelajaran yang biasa diterapkan di PAUD, diantaranya adalah :
1. Model pembelajaran Multimedia
Media pengajaran yang berupa multimedia adalah cara efektif yang bisa
diigunakan untuk memberikan pengajaran kepada anak usia dini. Media ini
merupakan sebuah aplikasi yang dirancang khusus untuk membantu
pengajaran yang lebih menarik, menyenangkan, mudah dimengerti dan
jelas karena informasi yang berupa pengetahuan disajikan dalam bentuk
dokumen yang lebih hidup.Pengajaran menggunakan multimedia
membantu para guru untuk membuat suasana menjadi menarik dan
menyenangkan, karena materi pelajaran yang diajarkan dikemas dalam
bentuk gambar ataupun video yang lebih hidupdan lucu, mudah dimengerti
dan jelas sehingga anak-anak dapat dengan mudah memahami materi yang
diajarkan. Pengajaran menggunakan multimedia sudah banyak digunakan
dalam dunia pendidikan seiring dengan berkembang pesatnya teknologi
software maka dirancanglah aplikasi pengajaran interaktif dengan konsep
multimedia.Hal ini merupakan bentuk metamorfosa pengajaran dalam
dunia pendidikan.Dari pengajaran konvensional yang hanya menggunakan
papan tulis sebagai media pengajarannya ke pengajaran mengunakan
multimedia.Metode ini dapat mengubah metode pengajaran yang biasa
menjadi lebih interaktif, menarik, dan mudah. Sehingga secara otomatis
proses belajar akan lebih efektif baik dari segi pemanfaatan waktu maupun
kualitas belajar.
2. Model pembelajaran kelompok dengan pengaman.
Pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok
(biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing kelompok melakukan
kegiatan yang berbeda.Dalam satu pertemuan, anak didorong harus mampu
menyelesaikan 2 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila
2
dalam pergantian kelompok terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan
tugasnya lebih cepat daripada temannya, maka anak tersebut dapat
meneruskan kegiatan lain selama dalam kelompok lain masih ada tempat.
Jika sudah tidak ada tempat, anak-anak tersebut dapat bermain pada tempat
tertentu yang sudah disediakan oleh guru, dan tempat itulah yang disebut
dengan kegiatan pengaman.Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan
alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai dengan tema atau
subtema yang dibahas.
3. Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan.
Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi
pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan minat anak.Alat-alat yang
disediakan harus bervariasi mengingat minat anak yang beragam.Alat-alat
tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema
yang dibahas.
4. Model pembelajaran berdasarkan area.
Model ini pada dasarnya hamper sama dengan model pembelajaran
berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih member kesempatan
kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan
minatnya.Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya. Kecuali
itu juga menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-
pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam
proses pembelajaran.
5. Model pembelajaran sentra.
Model pembelajaran berdasarkan sentra memiliki ciri utama pemberian
pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide, dan
pengetahuan anak serta konsep densitas serta intensitas bermain. Model
pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya
berpusat di sentra bermain dan pada saat anak berada dalam lingkaran. Pada
umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung
perkembangan anak, yaitu pijakan sebelum bermain, pijakan selama
bermain dan pijakan setelah bermain.Pijakan ini dimaksudkan untuk
mendukung perkembangan anak lebih tinggi.Ada 3 jenis permainan yang
disediakan dalam model ini yaitu; bermain sensorimotorik atau fingsional,
bermain peran, dan bermain pembangunan (konstruktif, yaitu membangun
pemikiran anak).
3
media, pesan pesan yang diberikan tidak akan tersampaikan kepada siswa
dengan optimal. Terkait hal ini, ada beberapa prinsip dalam penggunaan media
pembelajaran yang perlu diperhatikan, di antaranya sebagai berikut.
c. Guru hendaknya menguasai teknik teknik dari suatu media pengajaran yang
akan digunakan.
f. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari satu macam media
(multimedia ), guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan
memperlancar proses belajar mengajar dan dapat merangsang siswa dalam belajar.
C. KEHANDALAN GAGASAN
Dalam proses pembelajaran media sangat diperlukan, guna memperlancar
proses komunikasi pembelajaran. Melalui media, pembelajaran akan dapat lebih
terarah sesuai tujuan yang dikehendaki. Di antara tujuan media dalam kegiatan
pembelajaran ialah untuk membantu siswa lebih cepat untuk mengetahui,
memahami, dan upaya terampil dalam mempelajari sebuah materi yang
dipelajari.Selain itu, juga untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
4
menarik, aktif, efektif dan efisien. Oleh karena itu, dengan adanya media
pembelajaran ini, tujuan pembelajaran akan dapat tercapai lebih mudah.
a. Pemerintah :
Pemerintah berupaya untuk memberikan segenap kemampuan dalam
membantu pelaksanaan gagasan mengenai Pemanfaatan Multimedia untuk
pendidikan anak usia dini Pemanfaatan Multimedia untuk pendidikan anak usia
dini.
b. Tenaga Pengjar :
Pengajar yang terkait dalam melaksanakan gagasan mengenai
Pemanfaatan Multimedia untuk pendidikan anak usia dini.
c. Dinas Pendidikan :
Dinas pendidikan daerah memberikan motivasi serta mengusahakan
adanya fasilitas untuk menciptakan terwujudnya gagasan sehingga media tersebut
mampu membantu pembelajarananak-anak dan jika bisamedia tersebut dijadikan
alternative untuk membantu guru maupun lembaga dalam mengajar.
d. Lembaga sekolah :
Lembaga sekolah berperan serta dalam mendukung terwujudnya media
pembelajaran yang lebih variatif untuk anak-anak usia dini.
E. STRATEGI PENERAPAN
Strategi penerapan yang akan dijalankan terkait gagasan pemanfaatan
media dalam pembelajaran anak usia dini pertama akan diterapkan pada 1 kelas
dengan siswa yang tidak terlalu banyak. Guru meninjau dan mengawal proses
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran seperti video, musik,
maupun gambar-gambar. Pemberian media video ini diberikan pada proses
pembelajaran sesuai dengan kebijakan metode pembelajaran yang tengah
dirancang oleh tenaga pengajar.
3.KESIMPULAN
A.Inti Gagasan
Multimedia audiovisual seperti yang telah disinggung pada pembahasan
sebelumnya haruslah menyenangkan bagi peserta didiknya dalam hal ini adalah
anak usia dini. Penerapannya sendiri bisa berupa dengan permainan di layar
5
komputer dengan syarat telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Pada saat
anak usia dini sedang melakukan interaksi dengan komputer guru, orang tua,
tutor, pengawas, harus mendampingi anak anak usia dini terebut agar tidak
melakukan hal hal yang bukan pada usianya.
Dalam penggunaan multimedia sebagai media pembelajaran anak usia dini
haruslah bergantung pada kesesuaian materi yang akan di berikan. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa multimedia sebagai media pembelajaran akan dapat
berlangsung dengan baik, jika telah dipersiapkan dengan maksimal dan sesuai
dengan karakteristik maupun tingkat perkembangan anak terebut. Oleh karena itu,
sebagai pendidik harus betul betul cermat dalam memilih dan menggunakan
multimedia sebagai media pembelajaran. Agar apa yang menjadi tujuan
pembelajaran dapat terwujud dengan baik, efektif, dan efisien
B. Teknik Implementasi
Teknik implmentasi untuk mwujudkan gagasan mengenai multimedia
sebagai salah satu alternative untuk menunjang media pembelajaran bagi anak-
anak usia dini, yaitu :
a. Membentuk sinergi tim ahli khusus yang terdiri dari pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu lembaga pendidikan
C. Prediksi Hasil
Output dari adanya alat multimedia yang digunakan untuk anak-anak usia
dini diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif pengajar dalam
mempermudah menyampaikan materi pembelajaran serta dengan adanya media
pembelajaran yang bervariasi untuk anak-anak akan dapat meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan si anak.
6
4. DAFTAR PUSTAKA
7
Lampiran 1
Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 132 SMPN 46 SMAKN 7 Palembang
Palembang Palembang
Jurusan - - TEKNIK SEPEDA
MOTOR
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
8
9
Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 25 SMPN 22 SMKN 2 Palembang
Palembang Palembang
Jurusan - - Teknik Mesin Produksi
Tahun Masuk- 2002-2008 2008-2011 2011-2014
Lulus
10
11
Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 26 SMPN 24 SMAN 4
Palembang Palembang Palembang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013
12
13
Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 16 OKU SMPN 13 OKU SMAN 1 OKU
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2002-2008 2008-2011 2011-2014
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
14
15
Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Anggota
C. Identitas Diri
D. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD SMPN 3 SMAN 6
Muhammadyah Palembang Palembang
1 Palembang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
16
17
Lampiran 2
Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
18
19