Anda di halaman 1dari 41

kelancaran seluruh aktifitas pelaksanaan proyek selain itu

biaya-biaya yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan-kegiatan


yang berkaitan dengan persediaan merupakan komponen
pembentuk biaya pelaksanaan proyek konstruksi yang terbesar
sehingga membutuhkan dana atau investasi yang cukup besar
pula. Sedangkan usaha untuk menjaga agar jumlah dana yang
diperlukan berada pada tingkat seekonomis mungkin adalah
hal yang tidak mudah tergantung pada perencanaan dan
pengendalian persediaan material tersebut.
Pada kenyataannya, masalah-masalah persediaan material
masih sering terjadi pada pelaksanaan suatu proyek.
Permasalahan yang timbul terutama menyangkut kuantitas,
waktu pemesanan dan biaya yang ditimbulkan. Masalah yang
sering muncul antara lain :
1. Terjadi kehabisan persediaan material menyebabkan
penyelesaian pekerjaan tertunda sehingga membuat
waktu pelaksanaan proyek bertambah dan biaya total
proyek meningkat.
2. Kerugian membayar upah pekerja dan sewa peralatan
akibat tertundanya pekerjaan.
3. Material banyak yang datang tetapi baru sedikit yang
digunakan
menyebabkan
terjadinya
penumpukan
sehingga biaya penyimpanan dan pemeliharaan
meningkat.
4. Material mengalami kerusakan atau penurunan kualitas
karena penyimpanan yang lama.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka diperlukan suatu
perencanaan persediaan material yang tepat guna menjaga
kontinuitas pelaksanaan proyek dengan menerapkan metode
Material Requirement Planning (MRP).
Metode ini diterapkan pada perencanaan persediaan
material proyek pembangunan Trillium Office & Residence
Surabaya yang merupakan obyek dalam tugas akhir ini.
Metode ini digunakan untuk kebutuhan yang sifatnya saling
bergantung (dependent) dengan 4 tahapan mendasar yang
dimiliki. Pada salah satu tahapan metode MRP yaitu tahapan
penentuan ukuran pemesanan (lotting) digunakan 4 teknik lot
size yaitu teknik Lot for Lot, Economic Order Quantity, Period
Order Quantity dan Part Period Balancing yang menghasilkan
jumlah pesanan yang optimal dan memberikan total biaya
persediaan minimum.

PERENCANAAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA


PROYEK PEMBANGUNAN TRILLIUM OFFICE &
RESIDENCE SURABAYA
Nama Mahasiswa
NRP
Jurusan
Dosen Pembimbing

:
:
:
:

Elis Pancawati
3107 100 612
Teknik Sipil FTSP-ITS
Ir. Retno Indryani, MS

Abstrak
Dalam pembangunan sebuah proyek konstruksi,
persediaan material merupakan bagian yang sangat penting
karena selain berperan dalam menunjang kelancaran seluruh
aktifitas pelaksanaan pekerjaan juga membutuhkan dana atau
investasi yang cukup besar. Apabila persediaan material tidak
dapat memenuhi kebutuhan maka berpengaruh pada jadwal
penyelesaian pekerjaan serta pembengkakan biaya total
proyek, sedangkan apabila persediaan berlebih, maka
menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi. Untuk menjaga
agar dana yang diperlukan pada tingkat seekonomis mungkin
serta tingkat persediaan dapat tetap memenuhi kebutuhan
dalam jumlah dan waktu yang tepat maka diperlukan
perencanaan persediaan material yang baik agar proses
penyelesaian pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pada tugas akhir ini penulis mengambil obyek pada
proyek pembangunan Trillium Office & Residence Surabaya.
Metode yang digunakan dalam perencanaan persediaan
material pada Proyek Trillium Office and Residence Surabaya
ini adalah metode Material Requirement Planning (MRP)
yang terdiri dari 4 (empat) tahapan mendasar yaitu
perhitungan kebutuhan kotor (eksplosion), perhitungan
kebutuhan bersih (netting), perhitungan jumlah pemesanan
(lotting) serta penentuan waktu pemesanan (offsetting). Pada
tahapan lotting digunakan 4 teknik lot size yaitu teknik Lot for
Lot, Economic Order Quantity, Period Order Quantity dan
Part Period Balancing. Dengan metode ini dilakukan
pengolahan data yang berupa jumlah kebutuhan material,
biaya pesan dan biaya simpan serta lead time guna
memperoleh jumlah pesanan yang optimal dengan biaya
persediaan minimal.
Dari hasil analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa
teknik lotsizing yang membentuk biaya persediaan minimum
hampir di setiap jenis material adalah teknik Part Period
Balancing, kecuali untuk jenis material beton ready mix yang
biaya persediaan minimumnya dari teknik Lot for Lot.
Sedangkan untuk beberapa jenis material biaya persediaan
minimumnya juga dapat dibentuk dari teknik Period Order
Quantity seperti pada material besi beton 10, besi beton D16
dan besi beton D22. Total biaya persediaan material minimum
untuk multipleks 15 mm Rp. 71.022.187,28; kayu meranti 5/7
Rp. 66.123.730,82; kayu meranti 6/12 Rp. 61.258.516,48;
kayu meranti 8/12 Rp. 25.302.985,97; besi beton 8 Rp.
35.071.376,65; besi beton 10 Rp. 31.634.641,78; Rp. Besi
beton D10 Rp. 212.213.235,75; besi beton D13 Rp.
119.494.760,49; Rp. Besi beton D16 Rp. 30.560.745,22; besi
beton D19 Rp. 116.929.321,66; besi beton D22 Rp.
85.311.784,28; besi beton D25 Rp. 78.630.726,03; beton
ready mix K-300 Rp. 225.472.600,00; dan beton ready mix K350 Rp. 65.892.600,00.
Kata kunci : Material, Metode MRP, Persediaan, Lot Size
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Persediaan material merupakan bagian yang sangat
penting dalam sebuah proyek konstruksi. Hal ini disebabkan
karena persediaan material berperan dalam menunjang

1.2.

Masalah Penelitian
Dari penulisan latar belakang diatas maka diambil suatu
permasalahan yaitu :
1. Teknik apa yang tepat dari keempat teknik yang
digunakan untuk menentukan ukuran pemesanan yang
dapat membentuk biaya persediaan minimum ?
2. Berapa total biaya persediaan material yang diperlukan ?

1.3.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
Untuk memperoleh teknik yang tepat diantara 4 teknik
yang digunakan dalam penentuan ukuran pemesanan
material yang dapat membentuk biaya persediaan
minimum.
Untuk mendapatkan total biaya persediaan material yang
paling minimum.

1.

2.
1.4.

Batasan Masalah
Dalam penulisan tugas akhir ini batasan masalah yang
diambil adalah :
1. Lingkup perencanaan persediaan material adalah
perencanaan jumlah dan waktu pemesanan yang
dilakukan untuk item pekerjaan struktur atas podium B
pada lantai ground floor yang meliputi pekerjaan
bekisting, pembesian dan pengecoran.
2. Perhitungan hanya dilakukan pada material utama
(multipleks, kayu, besi tulangan, dan beton) tidak untuk
material penunjang.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.5.

Harga material diasumsikan tetap untuk pembelian dalam


jumlah berapapun.
Biaya untuk pengadaan diasumsikan tetap.
Time schedule tidak mengalami perubahan.
Diasumsikan tidak ada persediaan di awal untuk
pekerjaan struktur ground floor podium B, dengan
demikian catatan persediaannya adalah 0.
Perencanaan persediaan pada item pekerjaan struktur
ground floor podium B tidak berkaitan dengan item
pekerjaan struktur lain.
Diasumsikan supplier dapat memenuhi pesanan material
dengan segera dan sesuai dengan jumlah pesanan.
Waktu ancang untuk setiap item diketahui.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari tugas akhir ini adalah
dapat mengetahui metode yang tepat dalam membuat
perencanaan persediaan material yang baik sehingga aliran
material bisa berjalan dengan lancar untuk menjaga
kontinuitas pelaksanaan proyek, dengan demikian diharapkan
proyek dapat diselesaikan pada waktu yang tepat, berkualitas
dan dengan biaya yang optimal.
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA

2.1.

Pengertian Persediaan
Secara umum pengertian dari persediaan adalah barangbarang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa
atau periode yang akan datang.
Sedangkan menurut Nasution & Prasetyawan (2008),
persediaan adalah :
Sumber daya menganggur ( idle resources ) yang menunggu
proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut
tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem
manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi
ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.

2.2.

Jenis Persediaan
Ada 4 macam jenis persediaan berdasarkan proses
manufaktur menurut Nasution & Prasetyawan (2008), yaitu :
1. Bahan baku (raw materials) adalah barang-barang yang
dibeli dari pemasok (supplier) dan akan digunakan atau
diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh
perusahaan.
2. Bahan setengah jadi (work in process) adalah bahan baku
yang sudah diolah atau dirakit menjadi komponen namun
masih membutuhkan langkah-langkah lanjutan agar
menjadi produk jadi.
3. Barang jadi (finished goods) adalah barang jadi yang
telah selesai diproses, siap untuk disimpan di gudang
barang jadi, dijual, atau didistribusikan ke lokasi-lokasi
pemasaran.
4. Bahan-bahan pembantu (supplies) adalah barang-barang
yang dibutuhkan untuk menunjang produksi, namun tidak
akan menjadi bagian pada produk akhir yang dihasilkan
perusahaan.

2.3.

Permasalahan Persediaan
Dua masalah umum yang dihadapi suatu sistem di dalam
mengelola persediaannya menurut Nasution & Prasetyawan
(2008), adalah sebagai berikut :
1. Masalah kuantitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
penentuan kebijaksanaan persediaan, antara lain :
Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan /
dibuat
Kapan pemesanan / pembuatan barang harus
dilakukan
Berapa jumlah persediaan pengamannya

2.

Metode perencanaan persediaan mana yang paling


tepat.
Masalah kualitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
sistem pengoperasian persediaan yang akan menjamin
kelancaran pengelolaan sistem persediaan seperti :
Jenis barang apa yang dimiliki
Di mana barang tersebut berada
Berapa jumlah barang yang sedang dipesan
Siapa saja yang menjadi pemasok (supplier)
masing-masing item.

2.4.

Fungsi Persediaan
Fungsi utama persediaan adalah menjamin kelancaran
mekanisme pemenuhan permintaan barang sesuai dengan
kebutuhan konsumen sehingga sistem yang dikelola dapat
mencapai kinerja (performance) yang optimal (Nasution &
Prasetyawan, 2008).

2.5.

Biaya Persediaan
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya sistem
persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang
timbul sebagai akibat adanya persediaan (Nasution &
Prasetyawan, 2008).
2.5.1. Biaya pembelian (purchasing cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan
untuk membeli barang. Besarnya biaya pembelian ini
tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga
satuan barang.
2.5.2. Biaya pengadaan (procurement cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai
asal-usul barang, yaitu biaya pemesanan (ordering
cost) bila barang yang diperlukan diperoleh dari pihak
luar (supplier) dan biaya pembuatan (setup cost) bila
barang diperoleh dengan memproduksi sendiri.
2.5.3. Biaya penyimpanan (holding cost / carrying cost)
Biaya penyimpanan adalah semua biaya yang
timbul akibat penyimpanan barang maupun bahan.
Besar kecilnya biaya simpan sangat tergantung pada
jumlah rata-rata barang yang disimpan di gudang.
Dalam manajemen persediaan, terutama yang
berhubungan dengan masalah kuantitatif, biaya simpan
per-unit diasumsikan linier terhadap jumlah barang
yang disimpan. Biaya penyimpanan meliputi :
1. Biaya modal
Penumpukan
barang
di
gudang
berarti
penumpukan modal, dimana modal perusahaan
mempunyai ongkos yang dapat diukur dengan
suku bunga bank.
2. Biaya gudang
Bila gudang dan peralatannya disewa maka biaya
gudangnya merupakan biaya sewa gudang,
sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang
sendiri maka biaya gudang merupakan biaya
depresiasi.
3. Biaya kerusakan dan penyusutan
Biaya kerusakan dan penyusutan biasanya diukur
dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.
4. Biaya kadaluwarsa
Biaya kadaluwarsa biasanya diukur dengan
besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.
5. Biaya asuransi
Biaya asuransi tergantung jenis barang yang
diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan
asuransi.
6. Biaya administrasi dan pemindahan
Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi
persediaan yang ada, baik pada saat pemesanan,
penerimaan barang maupun penyimpanannya dan
biaya untuk memindahkan barang dari, ke dan di

dalam tempat penyimpanan, termasuk upah buruh


dan biaya peralatan handling.
2.5.4. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost)
Biaya kekurangan persediaan adalah biaya yang
ditimbulkan sebagai akibat terjadinya persediaan yang
lebih kecil dari jumlah yang diperlukan atau biaya
yang timbul apabila persediaan digudang tidak dapat
mencukupi permintaan bahan.
Model Persediaan Menurut Jenis Kebutuhan
Ada 2 jenis kebutuhan, yaitu kebutuhan yang tak
tergantung (independent) dan kebutuhan yang tergantung
(dependent). (Nasution & Prasetyawan, 2008).
2.6.1. Kebutuhan independent
Kebutuhan disebut tak tergantung (independent)
bila kebutuhan untuk suatu item tidak ada
hubungannya dengan item yang lain. Metode
pengendalian persediaan yang digunakan adalah
Metode Pengendalian Tradisional (pemodelan EOQ)
(Nasution & Prasetyawan, 2008).
Metode ini menggunakan matematika dan statistik
sebagai alat bantu utama dalam memecahkan masalah
kuantitatif dalam sistem persediaan. Pada dasarnya,
metode ini berusaha mencari jawaban optimal dalam
menentukan : (Nasution & Prasetyawan, 2008)
1. jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
2. titik pemesanan kembali (Reorder point)

1.

2.

2.6.

3.

Jadwal Induk Produksi (JIP)


JIP adalah suatu jadwal yang menunjukkan jumlah
produk yang akan dibuat dalam tiap-tiap periode
dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas perusahaan
dalam merencanakan produksi serta menyusun budget.
Catatan status persediaan (inventory record)
Catatan status persediaan menggambarkan status semua
item yang ada dalam persediaan. Catatan ini terdiri dari
data-data setiap jenis barang persediaan, dimana setiap
jenis barang persediaan tersebut nantinya akan
dibutuhkan untuk menentukan jumlah kebutuhan
bersih.
Daftar material / struktur produk (bill of material)
Struktur produk adalah merupakan suatu daftar barang
atau material yang diperlukan bagi perakitan,
pencampuran, atau pembuatan produk akhir dan
menunjukkan berapa banyak setiap komponen dari
bagian produk akan diperlukan.
Struktur produk dapat digambarkan sebagai sebuah
pohon dengan cabang-cabang seperti pada Gambar 2.1.
A
B (2)

3. jumlah
cadangan
pengaman
(safety
stock)
yang
diperlukan

C (3)
E

F(2)

2.6.2. Kebutuhan
dependent
Kebutuhan
disebut
tergantung
(dependen
t) apabila
ada hubungan
langsung
antara suatu
item dengan
item- item
yang lain pada
level yang
lebih tinggi
(Nasution
&
P
r
a
s
e
t
y
a
w
a
n
,
2
0
0
8
)
.
Menurut
Gaspersz
(2004) pada
dasarnya
dependent
demand
didefinisikan
sebagai
permintaan
terhadap
material, parts,
atau
produk
yang
terkait
langsung
dengan
atau
diturunkan dari
struktur bill of
material
(BOM) untuk
produk akhir
atau untuk item
tertentu.
Permintaan
untuk
material,
parts,
atau
produk yang
diturunkan dari
struktur bill of
material, harus
dihitung dan
tidak boleh
diramalkan.

2.7.
Material
Requirement
Planning (MRP)
Material
Requirement
Planning
adalah suatu konsep
dalam
manajemen
produksi yang membahas
cara yang tepat dalam
perencanaan kebutuhan
barang dalam proses
produksi,
sehingga
barang yang dibutuhkan
dapat tersedia sesuai
dengan
yang direncanakan
(Astana, 2007)
Material
Requirement
Planning
(MRP)
merupakan
penjabaran dari Jadwal
Induk Produksi (JIP) ke
dalam jadwal kebutuhan
dari
setiap
komponen/material yang
menyusunnya. Dengan
demikian MRP selain
berfungsi sebagai sistem
pengendalian
persediaan
material
juga berfungsi sebagai
sistem perencanaan dan
pengendalian
produksi
(Astana, 2007)
2.7.1. Kemampuan
MRP
Ada empat
kemampuan
yang
menjadi ciri
utama
MRP menurut
Nasution
&
Prasetyawan
(2008) yaitu :
1. Mampu
menentukan
kebutuhan
pada saat
yang tepat.
2.
Pembentuk
an
kebutuhan
minimal
setiap item.
3.
Menentukan
pelaksanaan
rencana
pemesanan.
4. Menentukan
penjadwalan
ulang atau
pembatalan
atas suatu
jadwal yang
sudah
direncanakan

.
2.7.2. Input sistem
MRP
Didalam
prosesnya
MRP
membutuh
kan
beberapa
masukan yang
nantinya
setelah melalui
proses akan
diperoleh
informasi yang
diinginkan
sebagai
keluaran.
Adapun
masukanmasukan
tersebut
menurut
Herjanto,
dalam Astana
(2007) adalah:

Gamba
r 2.1.
Struktu
r
Produk
Gambar
2.1. diatas
menunjuk
kan
contoh
struktur
produk
yang
artinya :
produk A
merupaka
n produk
akhir
(level 0)
terbentuk
dari
2
subrakitan B
dan 3 subrakitan C
(level 1).
Setiap
subrakitan B
terdiri dari
2 bagian
D dan 3
bagian E
(level 2).
Demikian
juga pada
subrakitan C
terdiri dari
1 bagian
E, dan 2
bagian F
(level 2).
Dengan
demikian
permintaa
n untuk B,
C, D, E
dan
F
tergantung
atas
permintaa
n untuk A.
Angka
dalam
kurung
menunjuk
kan
jumlah
unit
komponen
yang
bersangku
tan.
Struktur
produk
seperti
gambar
diatas
memiliki
tiga

2.7.3.

2.7.4.
MRP

tingkat
an
yaitu 0,
1 dan
2.
Produk
yang
berada
diatas
merupa
kan
produk
akhir
dari
produk
yang
dibawa
hnya,
sedang
kan
yang di
bawah
nya
merup
akan
kompo
nen.
Output sistem MRP
Output
dari
sistem
MRP
menur
ut
Nasuti
on &
Prasetyawa
n (2008)
adalah
berupa
rencana
pemesanan
atau
rencana
produksi
yang dibuat
atas dasar
lead time.
Proses pengolahan
Adapu
n
langka
hlangka
h
menda
sar
pada
proses
pengolahan MRP
menurut Nasution
& Prasetyawan
(2008) adalah sebagai
berikut :
1.
Eksplo
sion
(perhit
ungan
kebut

uhan
kotor)
Eksplosio
n
merupaka
n
proses
perhitung
an
kebutuha
n kotor
untuk
tingkat
item /
kompone
n yang
lebih
bawah.
2. Netting
(perhitungan
kebutuhan bersih)
Netting
adalah
proses
perhitung
an
untuk
menetapk
an jumlah
kebutuha
n bersih,
yang
besarnya
merupaka
n selisih
antara
kebutuha
n kotor
dengan
keadaan
(yang
ada
dalam
persediaa
n
dan
yang
sedang
dipesan).
3. Lotting (
penentuan ukuran lot)
Lotting
adalah
suatu
proses
untuk
menentuk
an
besarnya
pesanan
individu
yang
optimal
berdasark
an pada
hasil
perhitung
an
kebutuha
n bersih.
Terdapat

banyak
alternat
if
/
teknik
yang
d
a
p
a
t

dig
una
kan
unt
uk
men
ghit
ung
uku
ran
lot.

Dalam teknik EOQ besarnya ukuran lot adalah tetap.


Namun perhitungannya sudah mencakup biayabiaya pesan serta biaya-biaya simpan (Nasution &
Prasetyawan, 2008). Perumusan yang dipakai dalam
teknik ini adalah sebagai berikut :

4.

Offsetting (penetapan besarnya lead time)


Offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang
tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam
rangka memenuhi kebutuhan bersih dengan cara
mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang
diinginkan dengan besarnya lead time.
Langkah-langkah dalam proses pengolahan MRP
dapat digambarkan dalam tabel 2.2. dengan mengambil
contoh struktur produk pada gambar 2.4. dan catatan
persediaan pada tabel 2.1.

Dengan :

= rata-rata kebutuhan
= biaya pesan per pesan
= biaya simpan per unit per
periode
3. Periodic Order Quantity (POQ)
POQ menggunakan logika dengan mengkonversikan
EOQ berdasarkan jumlah periode. Suatu pesanan
dengan interval ekonomi dihitung menggunakan
rata-rata tingkat biaya permintaan dan dibulatkan
kepada bilangan bulat yang paling dekat atau lebih
besar dari nol. Kuantitas masing-masing pesanan
diproyeksikan pada kebutuhan yang diperlukan
(Ristono, 2009). Interval pesanan ekonomi (EOI)
diperoleh dari persamaan berikut ;
k
h

Tabel 2.1. Contoh Catatan Persediaan


ITEM
ON-HAND INVENTORY
A

10

15

20

10

10

Tabel 2.2. Contoh Proses Pengolahan MRP


Keterangan :
EOI
= interval pesanan ekonomi di dalam
suatu periode
C
= biaya pemesanan pada setiap pesanan
h
= biaya simpan pada setiap periode
P
= harga pembelian per unit
R
= rata-rata nilai permintaan pada setiap
periode
4. Part Period Balancing (PPB)
Part Period Balancing (PPB) adalah sebuah
pendekatan
yang
lebih
dinamis
untuk
menyeimbangkan
biaya
pemesanan
dan
penyimpanan. PPB menggunakan informasi
tambahan dengan mengubah ukuran lot untuk
menggambarkan kebutuhan ukuran lot berikutnya di
masa datang. (Heizer dan Render, 2008).
2.7.6. Program POM-QM for windows
Program POM-QM for Windows adalah versi
baru dari perangkat lunak windows yang merupakan
gabungan dari POM for Windows dan QM for
Windows. Perangkat lunak ini merupakan produk
yang fleksibel dan paling banyak digunakan
dibidang manajemen operasi. Program POM-QM
merupakan sebuah program bantu komputer yang
memiliki beberapa metode untuk memecahkan
permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan
manajemen operasi dan riset operasi. Dalam
penelitian ini, program POM-QM digunakan dalam
proses lotting yaitu menentukan ukuran pemesanan.
2.7.5. Teknik penentuan ukuran lot
Metode yang dapat digunakan dalam menentukan
ukuran pemesanan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Lot-For-Lot (L-4-L)
Teknik penetapan ukuran lot dengan ini dilakukan
atas dasar pesanan diskrit, disamping itu teknik ini
merupakan cara paling sederhanan dari semua teknik
ukuran lot yang ada yang bertujuan untuk
meminimumkan ongkos simpan, sehingga dengan
teknik ini ongkos simpan menjadi nol (Nasution &
Prasetyawan, 2008).
2. Economic Order Quantity (EOQ)

BAB III
METODOLOGI
3.1.

Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini akan diambil bahasan mengenai
perencanaan persediaan material dengan proyek pembangunan
Trillium Office & Residence yang ada di Surabaya sebagai
objek penelitiannya. Perencanaan hanya akan dilakukan pada
pekerjaan struktur atas podium B pada lantai ground floor.
Perencanaan persediaan material dilakukan dengan metode
Material Requirement Planning (MRP) sedangkan untuk
penentuan lot size menggunakan teknik Lot for Lot, Economic
Order Quantity, Period Order Quantity dan Part Period

Balancing kemudian dari hasil analisa beberapa teknik tersebut


diketahui teknik mana yang menimbulkan biaya persediaan
yang ekonomis.
3.2.

Data Penelitian
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh
dari dokumen proyek baik berupa data umum proyek maupun
data teknis. Data-data yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Data umum proyek
Berisi kondisi umum proyek yang meliputi nama proyek,
lokasi, owner, konsultan perencana, kontraktor, waktu
pelaksanaan dan nilai proyek, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 1.
2. Data teknis
Gambar perencanaan
Digunakan untuk mengetahui area pekerjaan mana
saja yang ditinjau.
Kurva S
Digunakan untuk mengetahui item-item pekerjaan
mana yang akan direncanakan persediaannya dan
untuk mengetahui prosentase bobot pekerjaan yang
ditinjau.
Schedule pelaksanaan
Digunakan untuk mengetahui waktu penyelesaian
pekerjaan yang materialnya akan dihitung.

3.

3.3.

Bill of Quantity (BOQ)


Digunakan untuk mengetahui volume item pekerjaan
yang ditinjau.
Data material
Analisa bahan / material
Digunakan untuk mengetahui jenis material apa saja
yang digunakan dalam suatu item pekerjaan.
Lokasi supplier
Digunakan untuk mengetahui lead time pemesanan
material apabila material di pesan dari supplier.
Harga material
Digunakan untuk mengetahui biaya pembelian
material.

Identifikasi Struktur Pekerjaan


Secara umum pembangunan Trillium Office & Residence
Surabaya dilaksanakan secara bertahap per lantai dengan
beberapa item pekerjaan utama, seperti pekerjaan persiapan,
pekerjaan sub struktur, pekerjaan struktur atas podium B,
pekerjaan struktur atas podium A, pekerjaan arsitek dan
pekerjaan ME. Berdasarkan time schedule proyek pada
lampiran 4 dan BOQ pada lampiran 5,setiap item pekerjaan
utama terdiri dari beberapa sub pekerjaan seperti yang dapat
dilihat pada gambar 3.1.
P
e
k
e
r
j
a
a
n
S
t
r
u
k
t
u
r
A
t
a
s
P
o
d
i
u
m
B
Pek.Str.

P
e

P
1

Ground Floor

Pe

k.S tr

P Pe Pek.Str. Pek.Str. Pek.Str.


e k.S Pek.Str.
k tr.
.
S
t
r
.
P2&P2A
L L Lt.6
t
t
P3&P3A
.
.
P4&P4A
3 5
alok

Pek.Str. Kolom

Pe La Pe Pe o
k. nta k. k. m
St Str
Str i
r. .
.
B K
Pl
al ol
at
ok

ditto
ditto

ditto
ditto

ditto

engetahui
3.4.1.
Penentu
an
jumlah
kebutuh
an
material
Dalam
menentukan
jumlah
kebutuhan
material untuk
membentuk
suatu
komponen
material
diperlukan
beberapa input
atau masukan
data
dan
pengolahan
melalui
beberapa
proses yaitu :
1
.

ditto

Keterangan :
P1 = Parkiran 1
ditto = identic to = sama
P2 = Parkiran 2
P3 = Parkiran 3
P4 = Parkiran 4
Gambar
3.1.
Struktur
Pekerjaan
Struktur
Atas
Podium B
Salah satu bagiannya adalah struktur plat lantai
dengan struktur produk seperti yang terlihat
pada gambar 3.2.
Stru
Lan
Bekisting
Kayu

Multipleks

15 mm

Beton
K-300

K K
K
a
a
a
y
y
y
u
u
u
M Me M
era ran era
nti ti nti
8
5 6
/
/
/
1
7 1
2
2

Bes
i
Bet
on
Pol
os
8

Besi Besi Beton Besi Beton


Beto
n
Polo Uli
s r
10
D1
0

I
n
d
u
k

Ulir D13

Gambar 3.2. BOM Struktur Plat


Lantai
3.4.
Meto
de
Anali
sa

J
a
d
w
a
l

B
O
Q
(
B
il
l
O
f
Q
u
a
n
ti
t
y
)
:
u
n
t
u
k
m

P
r
o
d
u
k
s
i
(
J
I
P
)
JIP
adalah
suatu
jadwal
yang
menunjuk
kan
jumlah
produk
yang akan
dibuat
dalam
suatu
periode.
Data yang
diperlukan
dalam

pros
es
ini
adal
ah:
Sc
he
du
le
pe
la
ks
an
aa
n
:
un
tu
k
m
en
ge
ta
hu
i
du
ra
si
ite
m
pe
ke
rj
aa
n

2.

volume total
pekerjaan
Daftar material /
struktur produk (Bill
of Material) Data
yang diperlukan
dalam proses ini
adalah :
- Schedule
pelaksanaan : untuk
mengetahui
komponenkomponen
penyusun suatu
item pekerjaan

- BOQ (Bill
Of Quantity)
: untuk
mengetahui
volume total
pekerjaan
- Analisa
bahan /
material :
untuk
mengetahui
material
penyusun.
3. Explosion
(perhitungan
kebutuhan kotor)

3.4.2.

1
0

Proses
explosion
merupakan
proses
perhitungan kebutuhan kotor dimana dalam
proses ini akan dihitung jumlah total
kebutuhan material dari item pekerjaan. Data
yang diperlukan dalam tahap ini adalah :
Struktur produk
: untuk
mengetahui level pekerjaan / material.
Schedule pelaksanaan
: untuk
mengetahui durasi item pekerjaan
BOQ (Bill Of Quantity)
: untuk
mengetahui volume total pekerjaan
Jadwal induk produksi
: untuk
mengetahui jumlah produk yang dibuat
dalam suatu periode.
4. Netting (perhitungan kebutuhan bersih)
Proses netting merupakan proses perhitungan
untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih,
yang besarnya merupakan selisih antara
persediaan kotor dengan persediaan yang
ada.
Penentuan saat yang tepat untuk pemesanan
Dalam menentukan saat yang tepat untuk
melakukan pemesanan harus melalui proses :
1. Lotting (penentuan ukuran pemesanan)
Proses lotting adalah suatu proses untuk
menentukan besarnya pesanan yang optimal.
Data yang diperlukan adalah jumlah
kebutuhan bersih, biaya pesan, biaya simpan
dan lead time. Teknik-teknik yang digunakan
dalam proses lotting adalah teknik Lot for
Lot, Economic Order Quantity, Period Order
Quantity dan Part Period Balancing.
Penentuan ukuran pemesanan berdasarkan
total biaya persediaan yang minimum dengan
memperhitungkan pengaruh dari biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Dalam
penentuan besarnya pesanan (lot size) ini
menggunakan program bantu komputer
POM-QM.
2. Offsetting adalah proses untuk melakukan
rencana pemesanan berdasarkan ukuran
pemesanan dengan cara mengurangkan saat
awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan
dengan besarnya lead time.

3.4.3.

Penentuan biaya total persediaan


Total biaya persediaan diperoleh dengan
menjumlahkan semua biaya persediaan yang
ditimbulkan. Biaya persediaan berupa biaya
pembelian,
biaya
pengadaan
dan
biaya
penyimpanan.

3.5. Langkah-langkah Penelitian


Dalam penelitian ini langkah-langkah pengerjaan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan latar belakang penelitian dari wacana
mengenai proyek konstruksi dan bagian-bagian penting
didalamnya serta permasalahan-permasalahan yang sering
dihadapi.
2. Dari permasalahan-permasalahan yang ada dipilih satu
permasalahan utama untuk kemudian dicari detil
permasalahannya dimana dalam pemecahannya dapat
dilakukan dengan sebuah penelitian.
3. Mencari literatur-literatur yang memuat teori-teori tentang
topik penelitian yang diambil untuk kemudian dibuat suatu
dasar teori yang akan digunakan dalam penelitian.
4. Melakukan pengumpulan data seperti gambar perencanaan,
time schedule, kurva s dan lain-lain
5. Melakukan identifikasi struktur pekerjaan pada struktur atas
podium B dengan membuat breakdown struktur pekerjaan
secara keseluruhan mulai dari produk akhir sampai dengan
komponen penyusunnya.
6. Membuat struktur produk (Bill of Material) dari breakdown
struktur pekerjaan yang telah dibuat dan menentukan
material-material yang akan dianalisa kebutuhannya serta
menetapkan tingkatan level peninjauan.
7. Setelah struktur produk (BOM) telah terbentuk maka
langkah selanjutnya adalah menyusun jadwal induk
produksi.
8. Melakukan proses pengolahan / analisa yang terdiri dari
beberapa tahap, yaitu
- Menghitung kebutuhan kotor material (explosion).
- Menghitung kebutuhan bersih material (netting).
- Menentukan ukuran pemesanan (lotting).
- Menentukan waktu pemesanan (offsetting).
9. Dari hasil analisa kebutuhan material yang telah dilakukan
kemudian dihitung total biaya persediaannya
10. Penarikan kesimpulan dan saran terhadap keseluruhan
langkah-langkah yang telah dilakukan.

Langkah-langkah pengerjaan penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3.


Latar Belakang
Permasalahan & Tujuan
Studi Pustaka/Literatur
Pengumpulan Data :
- Data umum
- Data teknis
- Data material
Identifikasi Struktur Pekerjaan
Input MRP
Menetapkan Struktur Produk (BOM)
Menyusun Jadwal Induk Produksi

Proses MRP
Menghitung Kebutuhan Kotor ( Explosion )
Menghitung Kebutuhan Bersih ( Netting )
Menghitung Ukuran Pemesanan ( Lotting )

Dengan menggunakan teknik :


1. Lot for Lot
2. Economic Order Quantity
3. Period Order Quantity
4. Part Period Balancing

Biaya Pesan
dan simpan

Lead Time

Menentukan Waktu Pemesanan ( Offsetting )


Biaya Total Persediaan Minimum
Kesimpulan

Gambar 3.3. Bagan Alur Penelitian

4.1.

BAB IV
ANALISA DATA

Data Umum Proyek


Gambaran umum mengenai proyek pembangunan
Trillium Office & Residence ini disajikan sebagai berikut :
Nama Proyek : Trillium Office & Residence Surabaya
Jenis Proyek : Apartement dan Perkantoran
Lokasi
: Jl. Pemuda 108-116 Surabaya
Nilai Kontrak : Rp. 135.300.000.000, Pemberi Tugas : PT. Central Pemuda Investindo
Konsultan Arsitektur : Megatika International
Konsultan Struktur: Benjamin Gideon & Associates
Konsultan M/E: PT. Skemanusa Consultama Teknik
Kontraktor Utama: PT. Wijaya Karya
Luas Bangunan:
Basement = 6308 m2
Podium = 24297 m2
Tower = 48412 m2

4.2.

Jumlah Lantai : Basement = 2 lantai


Podium = Ground floor lt.6 = 7 lantai
Tower = Lt.7 Roof = 25 lantai
Struktur Bangunan: Str. Bawah = Pondasi Tiang Pancang
Str. Atas = Beton Bertulang
Str. Atap = Plat Beton
Waktu Pelaksanaan: 9 Agustus 2008 s.d. 17 Februari
2011

Data Item Pekerjaan


Pelaksanaan pembangunan Trillium Office & Residence
ini dilakukan bertahap per lantai secara seri dan parallel
dengan beberapa item pekerjaan utama yang meliputi
pekerjaan persiapan, pekerjaan sub struktur, pekerjaan
struktur, pekerjaan arsitektur dan pekerjaan ME. Dari masingmasing item pekerjaan utama tersebut terdiri dari beberapa sub
item pekerjaan dan memiliki rangkaian aktivitas.

Item pekerjaan yang akan direncanakan persediaan


materialnya adalah item pekerjaan struktur atas podium B
dengan obyek bahasan yaitu pekerjaan struktur pada lantai
ground floor. Pekerjaan struktur pada lantai ground floor
terdiri dari pekerjaan struktur balok, plat lantai dan kolom
yang merupakan pekerjaan struktur beton bertulang dimana
pada masing-masing komponen struktur tersebut meliputi
pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran.
4.3.

Jadwal Pelaksanaan Proyek


Pelaksanaan proyek pembangunan Trillium Office &
Residence Surabaya ini memerlukan waktu selama 2 tahun 6
bulan dengan waktu pelaksanaan mulai tanggal 9 Agustus
2008 dan direncanakan selesai pada tanggal 17 Februari 2011
yang meliputi pekerjaan persiapan hingga finishing dan serah
terima. Sedangkan untuk pekerjaan struktur atas podium B
saja dimulai pada tanggal 17 April 2010 sampai dengan 23
Juni 2010 sehingga lama waktu penyelesaian pekerjaan
struktur atas podium B adalah 68 hari. Berdasarkan time
schedule, pekerjaan struktur atas podium B memiliki waktu
pelaksanaan terpendek diantara beberapa item pekerjaan
utama lainnya. Untuk jadwal pelaksanaan pekerjaan struktur
atas podium B lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tebel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas
Podium B
No

Pekerjaan

Schedule

Durasi
(hari)

Start

Finish

Bobot
%

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa persediaan


material untuk item pekerjaan struktur ground floor pada
struktur atas podium B dengan durasi cukup pendek yang
dimulai pada minggu ke-89 yaitu tanggal 17 April 2010
sampai dengan minggu ke-90 yaitu tanggal 29 April 2010 dan
memiliki bobot pekerjaan yang cukup besar.
4.4.

Struktur Produk (Bill of Material)


Struktur produk (Bill of Material) berisi informasi tentang
semua kebutuhan akan komponen maupun sub komponen
yang diperlukan untuk membuat atau menghasilkan produk
akhir dari suatu pekerjaan. Struktur produk (Bill of Material)
pada tugas akhir ini dibuat berdasarkan break down struktur
pekerjaan yang dapat dilihat pada time schedule dan BOQ.
Material yang akan direncanakan persediaannya adalah
material penyusun pekerjaan bekisting, pembesian dan
pengecoran. Dalam hal ini material yang akan diperhitungkan
adalah material-material utama seperti multipleks, balok kayu,
besi tulangan dan beton readymix. Untuk lebih jelasnya
mengenai struktur produk struktur ground floor podium B
dapat dilihat pada gambar 4.1.
Dari gambar struktur produk (Bill of Material) tersebut
dapat dilihat bahwa struktur produk ini memiliki empat tingkat
peninjauan yaitu level 0,1,2 dan 3. Produk yang berada pada
level 0 yaitu struktur ground floor podium B merupakan
produk akhir dari struktur ini, sedangkan produk yang berada
dibawahnya merupakan komponen penyusunnya.

PEKERJAAN STRUKTUR ATAS PODIUM B


1 Ground Floor

13

17-Apr-10

29-Apr-10

1.65%

2 P1 & P1A

13

24-Apr-10

6-Mei-10

1.02%

3 P2 & P2A

13

1-Mei-10

13-Mei-10

1.02%

4 P3 & P3A

13

8-Mei-10

20-Mei-10

1.02%

5 P4 & P4A

13

15-Mei-10

27-Mei-10

1.02%

6 Lt.3

13

22-Mei-10

3-Jun-10

1.02%

7 Lt.5

13

29-Mei-10

10-Jun-10

0.36%

8 Lt.6

19

5-Jun-10

23-Jun-10

1.67%

Stru
ktur
Grou
nd
Floo
r
Podi
um
B

Lev
el 0

L
e
v
e
l
1

Balok
Plat Lantai
Kolom

Bekisting
Kayu

Mlt. K.Mr K.Mr


15 5/7 6/12

1
2

Besi
Tulangan

Beton
K-300

K.Mr 8 10 D10 D13 D16 D19 D22


8/12

Bekisting
Kayu

Mlt. K.Mr K.Mr K.Mr 8 1


15 5/7 6/12 8/12

Keterangan :
Mlt. 15
K.Mr

= Multipleks 15 mm
= Kayu Meranti
= Diameter besi beton polos
= Diameter besi beton ulir

Gambar 4.1. BOM


Struktur Ground Floor
Podium B

1
3

Dari struktur produk (Bill of Material) tersebut di atas


maka diperoleh jenis-jenis material yang diperlukan untuk
pekerjaan struktur ground floor podium B yang kemudian
akan diperhitungkan dalam tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
No
1

4.5.

Pekerjaan

Tabel 4.3. Jenis Material


Jenis Material

ZONA 2

ZONA 4

PODIUM B

Bekisting Kayu

Besi Tulangan

Beton

- Multipleks 15 mm
- Kayu Meranti 5/7
- Balok Kayu Meranti 6/12
- Balok Kayu Meranti 8/12
- Besi beton 8
- Besi beton 10
- Besi beton D 10
- Besi beton D 13
- Besi beton D 16
- Besi beton D 19
- Besi beton D 22
- Besi beton D 25
- Beton K-300
- Beton K-350

Analisa Kebutuhan Material


Analisa kebutuhan material adalah besarnya jumlah
material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian
pekerjaan dalam satu satuan pekerjaan. Dalam kaitannya
dengan proses tahapan MRP, analisa kebutuhan material
merupakan suatu proses awal sebelum memasuki proses
tahapan MRP yang meliputi jadwal induk produksi dan
kebutuhan material per periode. Hasil dari analisa kebutuhan
material tersebut untuk selanjutnya akan dipergunakan dalam
proses tahapan MRP, yaitu :
a. Penentuan kebutuhan kotor
b. Penentuan kebutuhan bersih
c. Penentuan ukuran pemesanan
Dalam proses tahapan MRP, selain hasil analisa
kebutuhan material juga diperlukan informasi mengenai biayabiaya persediaan dan waktu tunggu kedatangan material.
Informasi ini yang nantinya akan digunakan dalam tahapan
penentuan ukuran pemesanan (lotting).
4.5.1. Jadwal Induk Produksi
Jadwal induk produksi merupakan suatu jadwal
produksi untuk membuat sejumlah produk dalam suatu
periode waktu dengan memperhatikan kapasitas yang
dimiliki. Untuk menyusun sebuah jadwal induk
produksi dalam tugas akhir ini diperlukan informasi
atau data tentang jadwal pelaksanaan pekerjaan
struktur dan hubungan antar aktivitas. Hal ini dapat
dilihat pada jadwal pelaksanaan proyek dimana
didalamnya terdapat informasi tentang durasi dari
masing-masing item pekerjaan dan hubungan antar
aktivitas yang tergambar pada gambar bar chart yang
ada di jadwal pekerjaan struktur setiap zona. Zona
adalah batasan daerah atau area pelaksanaan proyek
dalam suatu tahapan pelaksanaan pekerjaan. Untuk
pekerjaan struktur ground floor podium B pembagian
zonanya adalah seperti yang terlihat pada gambar 4.2
berikut ini.

ZONA 3

ZONA 1

PODIUM A

Gambar 4.2. Pembagian Zona Dalam Tahapan Pelaksanaan


Pekerjaan Struktur Ground Floor Podium B
4.5.1.1.Jadwal pekerjaan struktur ground floor dan
hubungan antar aktivitasnya
Pekerjaan struktur ground floor dilaksanakan secara
seri dan paralel karena mengingat bahwa waktu
pelaksanaan yang dimiliki terbatas sedangkan bobot
pekerjaannya cukup besar. Untuk jadwal pekerjaan
struktur ground floor lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Ground
Floor Podium B

Untuk setiap zona jadwal pekerjaannya adalah seperti pada


tabel 4.5.
Sedangkan untuk jadwal pekerjaan zona yang lain dapat
dilihat pada lampiran 4.

Tabel 4.5. Jadwal Pekerjaan Struktur Ground Floor Podium B Zona 1 & 2
Uraian Pekerjaan

Volume Sat

Zona 1
Bekisting balok
Bekisting pelat
Pembesian balok
Pembesian pelat
Pengecoran balok & pelat
Pembesian kolom
Bekisting kolom
Cor kolom
Zona 2
Bekisting balok
Bekisting pelat
Pembesian balok
Pembesian pelat
Pengecoran balok & pelat
Pembesian kolom
Bekisting kolom
Cor kolom

Duras
(i hari
)

376.8 m2
434.8 m2
6,268. kg
9
5,053. kg
4 104.9 m3
7,574. kg
1 182.3 m2
41.2 m3

3
2
2
2
1
1
1
1

hari
hari
hari
hari
hari
hari
hari
hari

238.2 m2
381.5 m2
4,414. kg
9
4,551.
kg
5 82.2 m3
4,457. kg
5 122.3 m2
23.0 m3

3
2
2
2
1
1
1
1

hari
hari
hari
hari
hari
hari
hari
hari

Minggu ke - 88
...
6
7

Berdasarkan jadwal pekerjaan struktur setiap zona


tersebut maka terlihat hubungan antar aktivitas dari masingmasing item pekerjaan yang digunakan untuk mengetahui
urutan pelaksanaan pekerjaan. Hubungan antar aktivitas
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

Minggu ke 89
3
4
5

1
125.6

2
125.6

Periode
3
125.6

125.6

125.6

Pekerjaan bekisting pelat dimulai 1 hari setelah pekerjaan


bekisting balok dimulai.
Pekerjaan pembesian balok dimulai 2 hari setelah
pekerjaan bekisting balok dimulai dan 1 hari setelah
pekerjaan bekisting pelat dimulai.
Pekerjaan pembesian pelat dimulai setelah pekerjaan
bekisting balok dan pelat selesai serta 1 hari setelah
pembesian balok dimulai.
Pekerjaan pengecoran balok dan pelat bisa dimulai
setelah pekerjaan bekisting dan pembesian untuk balok
maupun pelat telah selesai.
Pekerjaan struktur kolom dimulai setelah pekerjaan
struktur balok dan pelat selesai. Pekerjaan struktur kolom
dilakukan dengan urutan pekerjaan yang dimulai dari
pembesian, bekisting dan yang terakhir adalah
pengecoran.

Minggu ke 90
3
4
5

205

79.4

79.4

Periode
3
79.4

4
79.4

4.5.1.2.

Jadwal induk produksi


Dengan diketahuinya durasi atau lama waktu yang
diperlukan oleh masing-masing item pekerjaan berikut
hubungan antar aktivitasnya, maka dapat disusun suatu jadwal
induk produksi dengan memasukkan data kuantitas pekerjaan
tiap periodenya ke dalam jadwal pekerjaan.
Berikut ini adalah contoh perhitungan kuantitas pekerjaan
bekisting balok per periode:
Vol.tot pek.bekisting balok zona 1 = 376.8 m2
Durasi pek. bekisting balok = 3 hari
Maka vol.pek.bekisting balok zona 1 per periode adalah:

Vol.tot pek.bekisting balok zona 2 = 238.20 m2


Durasi pek. bekisting balok = 3 hari
Maka vol.pek.bekisting balok zona 2 per periode adalah:

(2)
(1)

(2)

19

5
79.4

Jadwal induk produksi untuk selengkapnya disajikan


dalam bentuk tabel seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.6

berikut ini :

Tabel 4.6. Jadwal Induk Produksi


Struktur Pekerjaan Ground Floor
Uraian Pekerjaan
1. BALOK
- Bekisting Kayu

Volume
Pekerjaan
1102.1

- Besi Tulangan
* Besi 8
* Besi 10
* Besi D 10
* Besi D 13
* Besi D 16
* Besi D 19
* Besi D 22

162.9
2119.2
5590.6
73.2
2104.4
8471.6
619.8

- Beton K-300

130.2

2. PELAT
- Bekisting Kayu

1489.4

- Besi Tulangan
* Besi 8
* Besi 10
* Besi D 10
* Besi D 13
- Beton K-300
3. KOLOM
- Bekisting Kayu
- Besi Tulangan
* Besi D 10
* Besi D 13
* Besi D 22
* Besi D 25
- Beton K-350

3607.1
1258.0
7614.6
4530.2
195.8
453.7
2510.1
3890.2
5479.9
5593.3
91.8

4.5.2. Analisa
Kebutuhan Material
Per Periode
Kebutuhan
material per
periode dapat
dihitung
berdasarkan
jadwal
induk
produksi
dan
analisa bahan atau
material
untuk
masing-masing
item pekerjaan.
Kebutuhan
material
per
periode dihitung
dengan
memasukkan data
koefisien
atau
indeks
(angka)
analisa bahan pada

Sat

Durasi
( hari )

kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg

8
8
8
6
8
8
4

kg
kg
kg
kg

8
4
8
4
4

kg
kg
kg
kg

4
4
4
4

Minggu ke - 88
...
6
7

Mi
1
125.6

2
125.6

3
205.0
4.7
393.1
922.1
24.1
110.6
1679.9

217.4

217.4

jadwal
induk
produksi,
atau
secara matematis
dapat ditulisakan
sebagai berikut :

Vol.pekerjaan besi
tulangan balok 10
=
393,1 kg
Koefisien / indeks
analisa bahan untuk
pekerjaan 1
kg besi beton
polos
=
1,13 kg
maka :
Jml. bahan /
material yg
In
Jml.
bahan / d
material e
yg k
dibuts
uhka a
n
n
al
is
=
Vol. a
pek bahan

dibutuhkan
= 393,1 x
1,13 =
444,1 kg
Karena
satuan unit
pembelian
material besi
adalah dalam
satuan lonjor,
maka
kuantitas /
jumlah
material
besi dikonversikan
menjadi satuan lonjor.
Jika 1 lonjor
besi 10 memiliki
berat 7,4 kg/lonjor,
maka :

x
Apabila
satuan dalam
analisa bahan
berbeda
dengan satuan
unit
dalam
pembelian
material, maka
jumlah
kebutuhan
material
dikonversikan
ke
dalam
satuan
pembelian.
Berdasarkan
data
analisa
bahan
atau
material yang
diperoleh dari
proyek seperti
yang
dapat
dilihat
pada
lampiran
5,
berikut
ini
adalah contoh
perhitungan
jumlah
kebutuhan
material
untuk
pekerjaan besi
tulangan
balok
10
pada periode
hari
ke-3
minggu ke-89
:

lonjor
Analisa
kebutuhan
material
untuk semua
item
pekerjaan
secara
lengkap
disajikan
dalam tabel
4.7 dan tabel
4.8
Berdasar
kan
hasil
analisa
kebutuhan
material
tersebut,
maka
rekapitulasi
kebutuhan
material
untuk masingmasing item
pekerjaan per
periodenya
dapat disusun
dalam tabel
4.9.

Tabel 4.7. Analisa


Kebutuhan Material
Minggu Ke-89

Item Pekerjaan
a
l.BALOK
- Bek!stingKayu(m2)
* Multip1eks 15 mm
*Kavumera:tti. 5n
*KayuM ti6/12
* Kavu Meranti 8/12
Besi Tulangan (kg)
*Besi 0 8
*Besi 010
*Besi D 10
*Besi D 13
*Besi D 16
*Besi D 19
*Besi D 22
- BetonK-300 rn3
2.PELAT
- BekistingKayu(rn2)
* Multipleks 15 mm
*Kavumera:tti. 5n
* KMeranti 6/12
*KavuM ti8/12
- Besi Tulan).;an (kl2:)
*Besi 0 8
*Besi 010
*Besi D 10
*Besi D 13
- BetonK-300 rn3
3.KOLOM
Bek!stingKayu (m2)
* Multip1eks 15 mm
* Kayu Meranti 6/12
- Besi Tulangan (kg)
*BesiD 10
*Besi D 13
*Besi D 22
*Besi D 25
BetonK350 rnJ

18

1
b
125.6

2
c
125.6

Volwne PeN!rjaan
Harike4
5
e
f
d
3

205.0

794.

U61

Koef.
(lndeks)
6

7
h

66.7

95

95

229.6

229.6

9221

6539

6539

4.7
393.1
922.1
241
24.1
110.6
110.6
16799 1679.9

4.2
221.2

4.2
221.2

934.2

934.2

155.0

155.0

15.S
187.6
500.2
303.4
686.s

42B
2llA

2ll A

190.S

190.S

172.0

113
113
1 08
1 08
1 08
1.08
1.08
1.025

Satuan
7
q-(h*i I

lrnbr
1
m3 I bt - 0.014 rn3
m3 1 btg - 0.0 29 rn3
m3 1 btg - 0 038 m3
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
m3

11r
11r
1lqr 1 1rJr 1 1rJr 11nr
11r

9.4
538
182
6

9.4
538
182
6

4.74 kg
7.4 kg
7.4 kg
12 48 kg
18 96 kg
26.76 kg
35.76 kg
1

15.4
87 8
29 7
97

6. 0
340
11 5
38

11.0
626
212
7

5.0
286
97
Jl

12.2
69 6
235
77

1!'.:tnbar
batan&!:
batang
batan&!:

11
60.0
134 6
21
63
67.8

11
60. 0
134 6
21
63
67.8

23
35.1
954
04
126
37.7
4.7

2.3
35.1
95.4
0.4
1 26
37.7
4.7
43.9

3.8 lonor
28. 6 lonor
73 0 lonor
lonjor
173 lonor
27.7 lonor
lonor
m3

13 5
81.8
15.8
8. 0

135
8 1.8
15.8
8.0

122
73.7
14.2
7.2

122
73.7
14. 2
7. 2

lembar
bataruz
balang
batan&!:

955

955

1 58.2
90. 2

158.2
90.2

1187
26 6
55.6
105.8
63.7

118 7
266
55. 6
105.8

lonjor
lonor
lonor
lonjor
m3

172.0
0.071
0.006
0. 0024
0. 0016

497.7 497.7
113
113
1739 173.9
1084.1 108A1 3811
381.1
1.08
1042.1 10421 1223.0 1223.0
1.08
1.025
62l
400.5

Kebutuhan Material
Harike4
6
5
n-(e"'i o-(f*i I p-(gt

1
3
2
l k-(bi I 11-(c"'i)!j rn-(d*i

1624.
0.075
0 006
0 0042
0 0018

4.7
3931

Konversi

4005

lrnbr
m3 I bt
m3 I bt
m3 I bt
kg
kg
kg
kg
m3

1
0.014 rn3
0.029 rn3
0.038 rn3

1 1rJr - 4 74
7.4
11rJr 11r
7.4
11r
12.48
1

kg
kg
kg
kg

154
93.2
1 8.0
9.2

1 5.4
93.2
18.0
9.2

182.3
0.075 lrnbr
0.008 m3 I bt
U90.4
1.08
948.1
1 08
1094.7
1 08
1 08
4041.0
41.2 1.025

kg
kg
kg
kg
m3

1
0.0 29 rn3

11r
7.4 kg
1lqr - 12 48 kg
1 1rJr - 35 76 kg
1 1rJr - 46 2 kg
1

13 7 1emb ar
50. 3 batan;;:
217. 5
820
33 1
945
42.3

lonor
lonor
lonjor
lonor
m3

Tabel4.8. Analisa Kebutuhan Material Minggu Ke-90


VolwnePekerjaan

Koef.

Harike-

(Indeb)

Item Pekerjaan

a
l.BALOK
Bekisting Kayu (m2)
* Multipleks 15 mm
* Kayu meranti 5n
+

* Kayu.

1
b

2
c

95.8

95.8

Konversi

Kebutuhan Material
Harike5
1
2
3
4
6
k=(b*.Yi l- c*1)/i m=- d*i I n=(e*i)/1 e>= f*l)/1 p::::( *i

7
i

0 075
0.006
0 0042
0 001 8

Merantl 6112

*Kayo Meranti 8/12

lmbr
1
0.014 m3
m3 1 btg
m3 1 btg- 0 029 m3
m3 1 btg- 0 038 m3

72
41.0
139
45

72
41.0
139
45

4 74 kg
7.4 kg
7.4 kg
11nr- 12.48 kg
llnJr- 18 96 kg
llnJr- 2676 kg
35.76 kg
1 lnJr
1

38
286
73 0

12 3
38.1
105 0
0.7
23 8
37 7
4.7

Satuan
7

(h,y, r

lembar

batang
batang

batang

- Bes1 Tu langan (kg)

* Bes10 S
*Besi010
*Bes1DlO
*BesiD13
*Bes1Dl6
*BesiD19
*BesiD 22
- Beton K-300 (m3)
2. PELAT
- Bebst ngKayu (m2)
* Multipleks 15 mm
* Kayu meranu

15.8
187.6
500.2
303.4
686.8

51.4
249.4
719.1
8.3
417.1
934.8
155.0

29.3
164.6

113
113
1.08
1.08
1.08
1.08

51.4
249.4
719.1
8.3
417.1
934.8
155.0
23.2

kg
kg
kg
kg
kg
kg
1.08 kg
1025 m3

34.8

0.071
0.006
0 0024
0.0016

* KaVt.: Meranti 6/12


* Kayu Meranti 8/12
447.9

447.9

1550.3

1550.3

* Best010
*BesiD 10
* Bes1 D13
- Betm K-300 m3
3.KOLOM
- Bekisting Kayu (m2)
* Multipleks 15 mm
* Kayu Merantl 6112
- BeSI Tulangan (kg)_
*Bes1D10
* Bes1D13
*BesiD 22
* Bes1 D 25
- Betm K-350 (m3)

1 lnJr

17 3
27 7
30 0

12 3
38.1
105 0
0.7
238
37 7
4.7
23 8

lonJ
lonjcr
lonJ
lon'cr
lonJ
lon'cr
lonjcr
m3

35 7

164.6

sn

- Bes1 Tu langan (kg)


*Besi0 8

llnJr1 lnJr

457.4
455.1
791.8

52.9

39.5

122.3

41.4

11nr - 4.74
llnJr7.4
11nr7.4
1 lnJr- 12.48
1

kg
kg
kg
kg

11.7
70.5
136
69

11.7
70.5
136
6.9

1068

106.8

2263

226.3

54 2

lembar
batang

batang
batang
109.0
69 5
115.6

lon'cr
lonJ
lon'cr

109.0
69 5
115.6

42 3

lonJ
m3

40 5

107.7

509.9
1234.7
1936.8
776.2
23.0

113 kg
113 kg
1.08 kg
1.08 kg
1 025
m3

457.4
455.1
791.8

41.3

lmbr
1
0.014 m3
m3 1 btg
m3 1 btg- 0 029 m3
m3 1 btg- 0038 m3

509.9
693.3
806.3

9.2
33 7

7.4 kg
1 lnJr 1 lnJr- 12 48 kg
11nr- 35.76 kg
1 lnJr- 46 2 kg
1

74.4
106 8
58. 5
181
23.5

1.08
108
1.08
108
1.025

1014.2
1642.1
776.2
20.4

7.3

0.075 lmbr
1
0 008 m3 1 btg- 0 029 m3
kg
kg
kg
kg
m3

3.1
114

600
24.4
7.4

8.1
297

lembar
batang

74.4
878
49. 6
181
20. 9

ion cc
lonJ
lon'cc
lonJ
m3

Tabel 4.9. Rekapitulasi Kebutuhan Material Per Periode


Uraian Pekerjaan
l.BALOK
- B ekisting Kayu
* Multipleks 15 mm
* Kavu merantt 5n
* Kayu Merantt 6/12
* Kayu Meranti 8/12
- B esi Tulangan
* Besi 0 8
* Besi010
*BesiD 10
* BesiD 13
* BesiD 16
* BesiD 19
* BesiD 22
-Beton K -300
2.PELAT
- BekistingKayu
* Multipl eks 15 mm
* Kayu meranti 5n
* Kayu Merantt 6/1 2
* Kayu Meranti 8/12
- Besi Tulangan
* Besi 0 8
*Besi010
* BesiD 10
* BesiD 13
- B etonK-300
3.KOLOM
- B ekisting Kayu
* Multiplek s 15 mm
* Kayu Meranti 6/12
- B esi Tulangan
*BesiD 10
* BesiD 13
* Besi D 22
* Besi D 25
- Beton K -350

4.6.

Kebutuhan
Material

Sat

Mimr2llke 88
6
7

...

Min=ke - 89
3
4
5

9.4
53.8
18.2
5.9

9.4
53.8
18.2
5.9

15.4
87.8
29.7
9.7

5.0
28.6
9.7
3.2

12.2

7.2
41.0
13.9
4.5

7.2
41.0
13.9
4.5

Min22U ke - 90
3
4
5

!embar
batan
batang
batang

38. 83
323 61
815.92
634
11 9.87
341.90
1 8 72

lon1_cr
l onJ(;.('
lonoc
lonJ(;.('
lonoc
lonj(;.('
l onJ(;.('

133.40

m3

105 75
638.31
123 26
62.71

!onbar
batang
batang
batang

859 93
19210
1111 32
39204
200 70

l onJ(;.('
lonjoc
lonJ(;.('
lonoc
m3

34.03
125.17

!embar
batang

13.7
50.3

9.2
33.7

3.1
11.4

8.1
29.7

366. 34
336 65
165. 50
130 75

lonjoc
lonJ(;.('
lonoc
lonJ(;.('

217.5
82.0
33.1
94.5

74.4
106.8
58.5
18.1

60.0
24.4

74.4
87.8
49.6
18.1

94.14

m3

42.3

23.5

7.4

20.9

l.l
l.l
60.0
60.0
134.6 134.6
2.1
2.1
6.3
6.3
67.8
67.8

15.4
93.2
18.0
9.2

15.4
93.2
18.0
9.2

13.5
81.8
15.8
8.0
95.5
158.2
90.2

11.0
62.6
21.2

82. 66
472 35
159 62
52. 21

Biaya-Biaya Persediaan
Biaya persediaan adalall semua pengeluaran dan kerugian
yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Dalam tugas
akhir 1m biaya persediaan yang ditinjau adalall biaya
persediaan untuk item pekerjaan struktur ground floor yang
meliputi biaya pembelian,
biaya pengadaan
dan
biaya

6.0
34.0
11.5
3.8

6.9
2.3
35.1
95.4
0.4
12.6
37.7
4.7

13.5
81.8
15.8
8.0

69.6
23.5
7.7

2.3
35.1
95.4
0.4
12.6
37.7
4.7
43.9

3.8
28.6
73.0

12.2
73.7
14.2
7.2

12.2
73.7
14.2
7.2

95.5 118.7
26.6
158.2
55.6
90.2 105.8
63.7

17.3
27.7

3.8 12.3
38.1
28.6
73.0 105.0
0.7
17.3
23.8
27.7
37.7
4.7
30.0

11.7
70.5
13.6

6.9

12.3
38.1
105.0
0.7
23.8
37.7
4.7
35.7

23.8

11.7
70.5
13.6

6.9

118.7 106.8 106.8


26.6
55.6 226.3 226.3
105.8
54.2

109.0
69.5
115.6

109.0
69.5
115.6

42.3

40.5

penYJ.mpanan. Beberapa asurns1 yang di amb1l dalarn


perhitungan biaya persediaan ini antara lain :
a. Harga material tetap untuk pembelian dalarn jumlall
berapapun.
b. Biaya pemesanan dan lead time tetap setiap kali
melakukan pemesanan.

4.6.1. Biaya pembelian


Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan
untuk membeli material. Besarnya biaya pembelian
tergantung pada jumlah material yang dibeli dan harga
satuan material. Data mengenai harga material
diperoleh dari jurnal harga material tahun 2010 seperti
yang terlihat pada tabel 4.10 berikut ini :
Tabel 4.10. Daftar Harga Material
Satuan Harga Material
Lokasi
No.
Jenis Material
per unit
per unit
Supplier
lmbr Rp
319,000.00 Gresik
1 Multipleks 15 mm
2 Kayu meranti 5/7
batang Rp
59,500.00 Gresik
3 Balok kayu meranti 6/12 batang Rp
150,000.00 Gresik
4 Balok kayu meranti 8/12 batang Rp
220,000.00 Gresik
5 Besi beton 8
lonjor Rp
39,000.00 Surabaya
6 Besi beton 10
lonjor Rp
61,300.00 Surabaya
7 Besi beton D10
lonjor Rp
92,500.00 Surabaya
8 Besi beton D13
lonjor Rp
162,500.00 Surabaya
9 Besi beton D16
lonjor Rp
254,500.00 Surabaya
10 Besi beton D19
lonjor Rp
342,000.00 Surabaya
11 Besi beton D22
lonjor Rp
462,500.00 Surabaya
12 Besi beton D25
lonjor Rp
601,500.00 Surabaya
13 Beton ready mix K-300
m3 Rp
675,000.00 Sepanjang
14 Beton ready mix K-350
m3 Rp
700,000.00 Sepanjang

yaitu sebanyak 5 lembar cetak dokumen. Dengan


estimasi biaya cetak sebesar Rp 250,-/lembar,
maka biaya administrasinya adalah 5 x Rp 250,yaitu sebesar Rp 1250,-.
Dari biaya-biaya tersebut maka total biaya
pemesanan merupakan jumlah dari biaya telepon,
biaya fax dan biaya administrasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12. Total Biaya Pemesanan
Biaya Tlp Biaya Fax Biaya Admin Total Biaya
No.
Jenis Material
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)

Sumber data : Jurnal


Harga Material

4.6.2. Biaya
pengadaan
Biaya
pengadaan
yang
ditinjau
adalah
biaya
pemesanan
yang
merupakan
semua
pengeluaran
yang timbul
untuk
mendatangk
an material
dari
luar.
Besar
kecilnya
biaya
pemesanan
tergantung
pada
jumlah
(frekuensi)
pemesanan.
Adapun
biaya
pemesanan
yang
diperhitung
kan
meliputi :
a. Biaya
untuk
melakuka
n
pemesana
n
material

20

kepada
supplier
yang berupa
biaya dalam
penggunaan
jasa
telekomunik
asi.
Biaya
ini
terdiri
dari biaya
telepon
untuk
ongkos
menghubun
gi supplier
dan
biaya
fax
untuk
pengiriman
pesanan.
Biaya
telepon
dipengaruhi
oleh lokasi
pemesanan
material
dan
lamanya
durasi
percakapan
yang
diperkirakan
selama 10
menit
dalam
setiap kali
pemesanan.
Karena
lokasi
supplier
berada
di
Surabaya,
Gresik dan
Sepanjang
yang
memiliki
kode
area
sama maka
untuk
biaya
telepon
setiap
pemesanan
material
adalah
sama yaitu
sebesar Rp
125,-.
Sedangkan
untuk biaya

fax
tergantung
pada jumlah
lembar
pesanan
yang
dikirim
melalui fax
dalam
setiap kali
pemesanan
yang
diperkiraka
n sebanyak
2
lembar.
Biaya fax
dapat
dilihat pada
tabel 4.11.

No.
a
1
2
3

Biaya
administrasi
yang terdiri
dari biayabiaya yang
berkaitan
dengan
proses
pencatatan
pesanan,
pengiriman
pesanan, dan
pendataan
pada
saat
kedatangan
material.
Biaya
administrasi
T
yang
a
Lokasi
Jml
Biaya / Dokumen Teks Total
Biaya
diperhitungk
b
Pesan Lembar
(Rp)
an (Rp)adalah
e
biaya
c
d
e
f=d*e
l
pencetakan
Gresik
2
2,175.00
4,350.00
dokumen
Surabaya
24
1,375.00
2,750.00
yang
Sepanjang
2.
1,575.00
3,150.00
diasumsikan
1
sama untuk
1
setiap
.
material
B
i
a
y
a
F
a
x

b.

a
c

b
d
f=c+d+e

1 Multipleks 15 mm
1,250.00
4,350.00
1,250.00
6,850.00
2 Kayu meranti 5/7
1,250.00
4,350.00
1,250.00
6,850.00
3 Balok kayu
meranti 6/12
1,250.00
4,350.00
1,250.00
6,850.00
4 Balok kayu
meranti 8/12
1,250.00
4,350.00
1,250.00
6,850.00
5 Besi beton 8
1,250.00
2,750.00
1,250.00
5,250.00
6 Besi beton 10
1,250.00
2,750.00
1,250.00
5,250.00
7 Besi beton D10
1,250.00
2,750.00
1,250.00
5,250.00
8 Besi beton D13
1,250.00
2,750.00
1,250.00
5,250.00
9 Besi beton D16
1,250.00
2,750.00
1,250.00
5,250.00
10 Besi beton D19
1,250.00
2,750.00
1,250.00
5,250.00

d
a
t
a

11 Besi beton D22


1,250.00
2,750.00
1,250.00
5,250.00

P
T
.
T
e
l
k
o

3,150.00
1,250.00
5,650.00

S
u
m
b
e
r

21

12 Besi beton D25


1,250.00
2,750.00
1,250.00
5,250.00
13 Beton ready mix
K-300 1,250.00
3,150.00
1,250.00
5,650.00
14 Beton ready mix
K-350 1,250.00

4
.
6
.
3
.
B
i
a
y
a
p
e
n
y
i
m
p
a
n
a
n
Bia
ya
pen
yi
mp
ana
n
ada
lah
se
mu
a
pen
gel
uar
an
atau
biaya
yang
timbul
akibat
menyim
pan
barang
maupun
bahan.
Biaya
penyim
panan
yang
diperhit
ungkan
berupa
biaya
karena
memili
ki
persedi
aan
(biaya
modal)
dan
biaya

kerusak
an atau
penyus
utan.
Biaya
karena
memili
ki
persedi
aan
(biaya
modal)
dapat
diukur
dengan
suku
bunga
bank
sebesar
6.5 %
per
tahun
(berdas
arkan
suku
bunga
BI
2010)
dari
harga
materia
l
per
unit.
Untuk
biaya
penyus
utan
atau
kerusak
an
dapat
dihitun
g
berdasa
rkan
penyus
utan
atau
kerusak
an
materia
l
selama
penyim
panan
yang
diasum
sikan
sebesar
0,5%
dari
harga
materia
l
per
unit
untuk
materia
l besi,
sedang
kan
untuk
jenis

material
kayu
sebesar
2%.
Dengan
asumsi
bahwa 1
tahun ada
365 hari,
maka
perhitunga
n
biaya
penyimpa
nan
m
a
t
e
r
i
a
l

M
a
t
e
r
i
a
l
B
e
s
i

Perhitu
ngan
biaya
penyim
panan
untuk
masingmasing
material
disajika
n dalam
tabel
4.13
berikut
ini.

p
e
r
h
a
r
i
a
d
a
l
a
h
s
e
b
a
g
a
i
b
e
r
i
k
u
t
:
M
a
t
e
r
i
a
l
K
a
y
u

22

No.

Tabel 4.13. Biaya Penyimpanan


Harga Material Biaya Simpan
Jenis Material
%
per unit
/unit /hari

a
b
1 Multipleks 15 mm
2 Kayu meranti 5/7
3 Balok kayu meranti 6/12
4 Balok kayu meranti 8/12
5 Besi beton 8
6 Besi beton 10
7 Besi beton D10
8 Besi beton D13
9 Besi beton D16
10 Besi beton D19
11 Besi beton D22
12 Besi beton D25

c
8.50%
8.50%
8.50%
8.50%
7.00%
7.00%
7.00%
7.00%
7.00%
7.00%
7.00%
7.00%

d
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Tabel 4.14. Biaya Persediaan Material


Satuan
No.

Biaya
Biaya
Biaya
Jenis Material
per unit
Pembelian

e = (c/365)*d

319,000.00Rp
59,500.00 Rp
150,000.00 Rp
220,000.00 Rp
39,000.00 Rp
61,300.00 Rp
92,500.00 Rp
162,500.00 Rp
254,500.00Rp
342,000.00Rp
462,500.00Rp
601,500.00 Rp

Pemesanan
Penyimpanan

74.29
13.86
34.93
51.23
7.48
11.76
17.74
31.16
48.81
65.59
88.70
115.36

4.6.4. Biaya
persediaan
material
Biaya
persedi
aan
materia
l
merupa
kan
biaya
yang
terdiri dari
biaya
pembelian,
biaya
pemesanan
dan biaya
penyimpana
n material.
Dari hasil
perhitungan
untuk
masingmasing
biaya diatas
maka
rekapitulasi
biaya
persediaan
material
dapat
dilihat
dalam tabel
4.14 berikut
ini.

1
Multipleks 15 mm
lmbr
Rp 319,000.00
Rp
6,850.00
Rp
74.29
2
Kayu meranti 5/7
batang
Rp 59,500.00
Rp
6,850.00
Rp
13.86
3 Balok kayu meranti
batang
6/12
Rp
150,000.00 Rp 6,850.00
Rp
34.93
4 Balok kayu meranti
batang
8/12
Rp
220,000.00 Rp 6,850.00
Rp
51.23
5
Besi beton 8
lonjor
Rp 39,000.00
Rp
5,250.00
Rp
7.48
6
Besi beton 10
lonjor
Rp 61,300.00
Rp
5,250.00
Rp
11.76
7
Besi beton D10
lonjor
Rp 92,500.00
Rp
5,250.00
Rp
17.74
8
Besi beton D13
lonjor
Rp 162,500.00
Rp
5,250.00
Rp
31.16
9
Besi beton D16
lonjor
Rp 254,500.00
Rp
5,250.00
Rp
48.81
10 Besi beton D19
lonjor
Rp 342,000.00
Rp
5,250.00
Rp
65.59
11 Besi beton D22
lonjor
Rp 462,500.00
Rp
5,250.00
Rp
88.70
12 Besi beton D25
lonjor
Rp 601,500.00
Rp
5,250.00
Rp
115.36
13 Beton ready mix Km3
300
Rp
675,000.00
Rp
5,650.00 Rp
14 Beton ready mix Km3
350
Rp
700,000.00
Rp
5,650.00 Rp
-

4.7.
Perhitungan
Kebutuhan Kotor Material
Kebutu
han
kotor

mate
rial
meru
paka
n
juml
ah
setia
p
item
mate
rial
yang
dibu
tuhk
an
untu
k
diko
nsu
msi.
Keb
utuh
an
mate
rial
dala
m
satu
perio
de
meru
paka
n
hasil
penj
umla
han
kebu
tuha
n
mate
rial
dari
sem
ua
item
peke
rjaan
yang
men
ggun
akan
mate
rial
terse
but
dala
m
peri
ode
yang

sama.
Berdasar
kan
jadwal
induk
produksi
dan
kebutuha
n
material
per
periode
yang
sudah
diperhitu
ngkan
sebelum
nya,
maka
kebutuh
an kotor
material
untuk
setiap
item
pekerjaa
n
struktur
ground
floor
podium
B
dituliska
n dalam
tabel
4.15.
Dar
i
hasil
perhitun
gan
kebutuha
n kotor
untuk
setiap
item
pekerjaa
n
tersebut,
maka
rekapitul
asi
kebutuha
n kotor
setiap
material
nya
adalah
seperti
pada
tabel
4.16.

Item Pekerjaan

Tabel
4.15.
Kebutu
han
Kotor
Materi
al
Setiap

Tabel 4.16. Rekapitulasi Kebutuhan Kotor Material


Kebutuhan Kotor Multipleks 15 mm
Minggu ke 88
Periode
...
7
Kebutuhan Kotor

1
9.4

2
24.9

Minggu ke 89
3
4
5
30.8
19.5
24.5

6
17.2

7
38.1

1
18.9

2
28.0

3
0.0

Minggu ke 90
4
5
3.1
0.0

6
8.1

7
0.0

(lembar)
222.4

Kebutuhan Kotor Kayu Meranti 5/7


Minggu ke 88
Periode
...
7
Kebutuhan Kotor

1
53.8

2
147.0

Minggu ke 89
3
4
5
181.0 115.8 144.3

6
102.3

7
143.3

1
111.6

2
111.6

3
0.0

Minggu ke 90
4
5
0.0
0.0

6
0.0

7
0.0

(batang)
1110.7

Kebutuhan Kotor Kayu Meranti 6/12


Minggu ke 88
Periode
...
7
Kebutuhan Kotor

1
18.2

2
36.2

Minggu ke 89
3
4
5
47.7
27.3
36.9

6
23.9

7
88.1

1
27.5

2
61.2

3
0.0

Minggu ke 90
4
5
11.4
0.0

6
29.7

7
0.0

(batang)
408.1

Kebutuhan Kotor Kayu Meranti 8/12


Minggu ke 88
Periode
...
7
Kebutuhan Kotor

1
5.9

2
15.1

Minggu ke 89
3
4
5
18.9
11.8
14.9

6
10.4

7
14.9

1
11.5

2
11.5

3
0.0

Minggu ke 90
4
5
0.0
0.0

6
0.0

7
0.0

(batang)
114.9

Kebutuhan Kotor Besi Tulangan 8


Minggu ke 88
Periode
...
7
Kebutuhan Kotor

1
0.0

2
0.0

3
1.1

Minggu ke 89
4
5
96.6
97.7

6
120.9

7
122.4

1
110.6

2
119.0

Minggu ke 90
3
4
5
121.3 109.0
0.0

6
0.0

7
0.0

(lonjor)
898.8

Kebutuhan Kotor Besi Tulangan 10


Minggu ke 88
Periode
...
7
Kebutuhan Kotor

1
0.0

2
0.0

Minggu ke 89
3
4
5
60.0
60.0
35.1

6
61.6

7
55.2

1
28.6

2
38.1

Minggu ke 90
3
4
5
107.6 69.5
0.0

6
0.0

7
0.0

(lonjor)
515.7

25

Total

Total

Total

Total

Total

Total

Kebutuhan Kotor Besi Tulangan D10


Minggu ke 88
...
7

2
0.0

Minggu ke 89
3
4
5
134.6 292.8 253.7

1
0.0

2
0.0

Minggu ke 89
3
4
5
2.1
92.3
90.5

6
106.2

7
187.9

1
0.0

2
0.0

3
6.3

Minggu ke 89
4
5
6.3
12.6

6
12.6

1
0.0

2
0.0

Minggu ke 89
3
4
5
67.8
67.8
37.7

6
37.7

1
0.0

2
0.0

Minggu ke 89
3
4
5
0.0
0.0
4.7

6
4.7

7
33.1

Kebutuhan Kotor

1
0.0

2
0.0

3
0.0

Minggu ke 89
4
5
0.0
0.0

6
0.0

Kebutuhan Kotor Beton Ready Mix K-300


Minggu ke 88
Periode
...
7
Kebutuhan Kotor

1
0.0

2
0.0

3
0.0

Minggu ke 89
4
5
0.0
0.0

6
107.5

2
0.0

Minggu ke 89
3
4
5
0.0
0.0
0.0

Periode
Kebutuhan Kotor

1
0.0

6
151.1

Total

2
405.6

Minggu ke 90
3
4
5
220.5 115.6
0.0

1
0.0

2
107.6

Minggu ke 90
3
4
5
0.7
60.0
0.0

6
87.8

7
0.0

(lonjor)
735.0

7
17.3

1
17.3

2
23.8

Minggu ke 90
3
4
5
23.8
0.0
0.0

6
0.0

7
0.0

(lonjor)
119.9

7
27.7

1
27.7

2
37.7

Minggu ke 90
3
4
5
37.7
0.0
0.0

6
0.0

7
0.0

(lonjor)
341.9

1
0.0

2
63.2

Minggu ke 90
3
4
5
4.7
24.4
0.0

6
49.6

7
0.0

(lonjor)
184.2

7
94.5

1
0.0

2
18.1

3
0.0

Minggu ke 90
4
5
0.0
0.0

6
18.1

7
0.0

(lonjor)
130.8

7
0.0

1
84.2

2
0.0

Minggu ke 90
3
4
5
66.1
0.0
76.2

6
0.0

7
0.0

2
23.5

Minggu ke 90
3
4
5
0.0
7.4
0.0

7
346.1

1
299.3

6
74.4

7
0.0

Kebutuhan Kotor Besi Tulangan D13


Minggu ke 88
...
7

Periode
Kebutuhan Kotor

Total

Kebutuhan Kotor Besi Tulangan D16


Minggu ke 88
...
7

Periode
Kebutuhan Kotor

Total

Kebutuhan Kotor Besi Tulangan D19


Minggu ke 88
...
7

Periode
Kebutuhan Kotor

Total

Kebutuhan Kotor Besi Tulangan D22


Minggu ke 88
...
7

Periode
Kebutuhan Kotor

Total

Kebutuhan Kotor Besi Tulangan D25


Periode

Minggu ke 88
...
7

Kebutuhan Kotor Beton Ready Mix K-350


Minggu ke 88
Periode
...
7
Kebutuhan Kotor

4.8.

1
0.0

Proses Explosion
Proses explosion merupakan proses perhitungan
kebutuhan kotor untuk tingkat item/komponen yang lebih
bawah. Proses ini menunjukkan kapan material harus dipesan
atau kapan produksi harus dimulai untuk memenuhi kebutuhan
produk jadi pada suatu waktu tertentu. Dalam proses explosion
ini data mengenai struktur produk sangat memegang peranan
karena atas dasar struktur produk inilah proses explosion akan
berjalan dan dapat menentukan ke arah komponen mana harus
dilakukan eksplosion.
Level

6
0.0

7
42.3

1
0.0

(lonjor)
2293.6

Total

Total
m3
334.1

Total
6
20.9

7
0.0

m3
94.1

Untuk melakukan proses explosion ini diperlukan datadata mengenai gambar struktur produk (BOM) struktur ground
floor podium B, jadwal pelaksanaan proyek, volume
pekerjaan, dan jadwal induk produksi. Sebelum melakukan
proses explosion perlu dilihat kembali level pekerjaan /
material yang telah ditentukan sebelumnya pada struktur
produk beserta kuantitasnya. Berikut ini adalah level pekerjaan
/ material yang dituliskan dalam bentuk tabel pada tabel 4.17

Tabel 4.17. Level Pekerjaan / Material


Item Pekerjaan / Material
0
Str.ground floor podium B
1
Balok
1
Plat lantai
1
Kolom
2
Bekisting kayu (balok)
2
Besi tulangan balok
2
Beton K-300 (balok)
2
Bekisting kayu (plat lantai)
2
Besi tulangan plat lantai
2
Beton K-300 (plat lantai)
2
Bekisting kayu (kolom)
2
Besi tulangan kolom
2
Beton K-350
3
Multipleks 15 mm (balok)
3
Kayu meranti 5/7 (balok)
3
Kayu meranti 6/12 (balok)
3
Kayu meranti 8/12 (balok)

Satuan
m3
m3
m3
m3
m2
kg
m3
m2
kg
m3
m2
kg
3
m
lembar
batang
batang
batang

Volume
417.8
130.16
195.69
91.84
1102.14
19141.60
133.40
1489.4
17009.98
200.70
453.74
17473.45
94.14
82.66
472.35
159.62
52.21

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sebelum melakukan proses explosion ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan berkaitan dengan proses explosion
diantaranya :
1. Sesuai dengan struktur produk, produk yang berada pada
level 0 yaitu struktur ground floor podium B merupakan
produk akhir dari struktur ini, sedangkan produk yang
berada dibawahnya merupakan komponen penyusunnya.
2. Struktur ground floor podium B dikatakan selesai apabila
struktur balok, plat lantai, kolom, yang merupakan
komponennya sudah selesai dirakit (sudah di cor). Begitu
pula untuk struktur balok, plat lantai, kolom dikatakan
selesai apabila pekerjaan bekisting, penulangan dan
pengecoran telah selesai dilakukan. Hal ini juga
diterapkan untuk produk lain yang berada di level bawah.
3. Lead time adalah waktu menunggu sejak memesan
sampai memperoleh pesanan tersebut. Lead time dalam

27

Besi tulangan 8 (balok)


Besi tulangan 10 (balok)
Besi tulangan D10 (balok)
Besi tulangan D 13 (balok)
Besi tulangan D16 (balok)
Besi tulangan D 19 (balok)
Besi tulangan D 22 (balok)
Multipleks 15 mm (plat lantai)
Kayu meranti 5/7 (plat lantai)
Kayu meranti 6/12 (plat lantai)
Kayu meranti 8/12 (plat lantai)
Besi tulangan 8 (plat lantai)
Besi tulangan 10 (plat lantai)
Besi tulangan D10 (plat lantai)
Besi tulangan D 13 (plat lantai)
Multipleks 15 mm (kolom)
Kayu meranti 6/12 (kolom)
Besi tulangan D10 (kolom)
Besi tulangan D 13 (kolom)
Besi tulangan D 22 (kolom)
Besi tulangan D 25 (kolom)

4.

lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lembar
batang
batang
batang
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lembar
batang
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor

38.83
323.61
815.92
6.34
119.87
341.90
18.72
105.75
638.31
123.26
62.71
859.93
192.10
1111.32
392.04
34.03
125.17
366.34
336.65
165.50
130.75

proses ini adalah waktu tunggu dalam beberapa aktivitas


yang meliputi waktu tunggu perakitan dan waktu tunggu
kedatangan material dari supplier. Waktu perakitan untuk
struktur ground floor,balok,plat lantai dan kolom adalah
sama dengan waktu pengecoran yaitu 1 hari. Waktu
perakitan bekisting dan penulangan adalah sesuai dengan
jadwal pekerjaan struktur ground floor podium B.
Kebutuhan pada level yang lebih atas akan menjadi total
kebutuhan untuk level yang berada dibawahnya.

Dengan menggunakan informasi ini, disusun tabel proses


explosion untuk memenuhi kebutuhan akan produk jadi yaitu
struktur ground floor podium B. Hasilnya ditunjukkan dalam
tabel 4.18.

Tabel 4.18. Proses Eksplosion


Level 0 Struktur ground floor podium B
Minggu ke 88
Periode
6 I 7
Total Kebutuhan (m 3)
I
Perakitan
I

Minggu ke 89
2

1 I
I
I

I
I
I

I
I
I

Minggu ke 90
5

I
I
I

6
I
104.9 I
104.9 I

I
I
I

7
41.2
41.2

1
82.2
82.2

I
I
I

2
230
230

29.3

Total

I
I
I

3
5
I 4 I
I 6 I 7
64.5 I 7.31 74. 3 1 204 I
64.5 I 7.31 74.3 1 2o 4 I

23.2

417.8
417.8

Levell. Balok
iPerakitan
I
L eve! 2. Bekistinkayu (b alok)
!Total Kebutuhan (m2)
I
i Perakitan
I
Level2. Besi tulangan (balok)
!Total Kebutuhan (kg)
I
I Perakitan
I
L eve! 2. Beton K-300 (b alok)
!Total Kebutuhan (m3)
I
I Perakitan
I
Level3. Multipleks 15 mm (balok)
jTotal Kebutuhan Gembar)
I
Level3. Kayu mer anti 517 (balok)
!Total Kebutuhan (batang)
I
Level3. Kayu mer anti 6112 (balok)
!Total Kebutuhan (batang)
I
Level3. Kayu mer anti 8112 (balok)

I
I

125. 6 1 125.6

I
I

I
I

I
I

!Total Kebutuhan (batang)


I
Level3. Besi tulan an
jTotal Kebutuhan Oonjor)
I
Level3. Besi tulangan 010 (balok)
jTotal Kebutuhan Oonjor)
I
L eve! 3. Besi tulangan D10 (b alok)
!Total Kebutuhan Oonjor)
I
L eve! 3. Besi tulan an
!Total Kebutuhan Oon jor)
I
L eve! 3. Besi tulangan D16 (b alok)
!Total Kebutuhan Oonjor)
I
L eve! 3. Besi tulangan D 19 (b alok)
!Total Kebutuhan Oonjor)
I
L eve! 3. Besi tulana
!Total Kebutuhan Oonjor)
I

2o. o

\\

9.4

146.1 I

I
I

9.4 I 9

53.8

b7
76

6 26

I
I

43.9
43.9

I
I

I
I

6. 0

11.0

5.0

87.8

34. 0

62.6

28.6

18. 2 1 18. 2

29.7

11.5

21.2

9.7

23.5

s.9 1 5.9

9.7

3.8

6.9

3.2

1.1

1.1

2.3

2.3

60. 0

60. 0

134.6

35.1

95.4

134. 6 I

2.1

21

6. 3

6.3

12.6

67.8

37.7

67.8

0.4

7. 2

\ \ \'
3.
2 1.8

I
I

I 19,141.6 1

35.7 I
35.7 I

130. 2
1,1o2.2 I
1,102.21

19,14 1.61

133.4 I
133.4 I
82.7

I\

I s,o7oJ

7. 2

Total Kebutuhan (m3)


Perakitan

41. 0

I 4n.3 I

1 3. 9

13.9

159.6

7.7

4.5

4.5

II

52.2

3.8

3.8

12.3

1 .3

II

38.8

35.1

28.6

8.1

323.6 I

95.4

730

12.6

37.7

69. 6

I
I

28.6

38.1

730

1os.o I

lOSt

II

815.9

0.7

JJ
0.7 J

6.3

23.8

A I

119.9 1

11 1

341.9

18.7

17.3

27.7

17.3

238

27.7

;.

/. I

37. 7

37.7

JJ

4.7

4.7

4.7

4.7

L evelO Str uktur gronndfloorpod"1wn B

Penode

41.0

0.4

12. 2

30. 0
30. 0

34.8 I
287.3 I

4,414. 9 1
3,387. 5
1,693.74 I 1,693.74 I 2,535.16 2,535.16

53.

200.0 I

I
I

95.8

15.4

238. 2 I
95.8 I

162.4 I

J.

I
I

r 2, 2o7.4Q

3,134.45 l 3,134.45l 2,207.46

l\ \

42.8

Mmgguke 88
6 I 7
I
I

1 I 2 I 3 I
1
l
I
I
I
I

Mmgguke89
4
5
I

1
I

6
l 104 9
I 104.9

Levell. Plat lantai

I Total Kebutuhan (m3)


jPerakitan
Level 2. Bekisting kayu (p lat lantaij
I Total Kebutuhan (in2)
Perakitan

Level2. Beton K-300 (plat l3I1tai)


I Total Kebutuhan (m3)
Perakitan

21 7.41 2174

\\

Lev el 2. Besi tulangan (plat lantai)

Total Kebutuhan (kR)


jPerakitan

62 1
62.1

5z 9 I
52.9 l

1\\

1908

43 8
17 0

190 8

381 5 I
164 6

1720

1 2,526 7 r

637

jl 4

5.4 1

Level 3. Kavu mer3Ilti 517 (plat l3I1tau


!Total Kebutuhan (batang)

I 93 21

3 2 1 818 I

1 180 18 o I

15 8 I

jTotal Kebutuhan (batang)

1 9.2 1 n I

8. 0

Level 3. Besi tul3Ilgan 08 (plat l3I1taU


jTotal Kebutuhan OooJCC)

95. 5 I

Level3. Besi tul3Ilgan 010 (plat lantai)


!Total Kebutuhan OooJcr)

Level3. Kayu meranti 6/12 (plat lantai)

41 3 I
41.3 J

395 I
39.5 1

1 1 95. 8

344 o I

329 1 1

1 1, 4894

1 17010

I 2001
200 7

1646

I 195 8

1, 4894

13. 5 I

13. 5 I

818 I

15 8 I

12.2

73.7
14 2

40 5
405

17010

54 2 I
542

42 3 I
42 3

12 2

1u I

11.7 I

1 1 05.7

73

70.5

70. 5 I

I 638. 3

14 2

13 6 I

136 I

I 1 z3 3

7.

6.9

6. 9

1 62.7

lo9. o 1 109. o I

I 859. 9

69 5 I

69 5 I

I 192 1

11 5. 6

115. 6

637

417 8
417.8

Total

-h 5,0534
--;!. 4,551 5
-b3,996 5
3,408 6
2,5267 1 2,275 7 2,275 7 1,998 2 j l ,998 2 ] 1 ,704 3 I' 1 ,704 3 ]
I

Level 3. Mllltip leks15mm (plat l3I1taij


jTotal Kebutuhan Qembar)

!Total Kebutuhan (batang)

Mmgguke 90
3
4
1 I
2
5
I
I
I
I 6 I 7
82 2 l 23 o 1 645 I 73 I 743 1 204 1
82.2 I no I 64. 5 I 7.3 I 74.3 I 2o.4 I

7
412
41.2

Level 3. Kayu meranti 8/12 (plat lantai)

Lev el 3. Besi tul3Il gan DlO (plat l3I1taij


Total Kebutuhan OooJcr)
Lev el 3. Besi tul3Il gan D 13 (plat lantai)
jTotal Kebutuhan Oonlcr)

158.2

8.0

7.2

95. 5 I 118.7

I
158.2

266

55.6

11 .7

106.8 I 106.8 I

26 </

55.6

J 90. 2 J 90. 2 l 105.8 105.8

226.3

I
226.3

1111.3

1392. 0

Level 0. Struktur ground floor podium B


Periode

Minggu ke 88
6
7

Minggu ke 89
4
5

6
104.9
104.9

Total Kebutuhan (m3)


Perakitan
Level 1. Kolom
Total Kebutuhan (m3)
Perakitan

7
41.2
41.2

41.2
41.2

Level 2. Bekisting kayu (kolom)


Total Kebutuhan (m2)
Perakitan

1
82.2
82.2

2
23.0
23.0

23.0
23.0

3
64.5
64.5

Minggu ke 90
4
5
7.3
74.3
7.3
74.3

Total
6
20.4
20.4

7
417.8
417.8

7.3
7.3

20.4
20.4

91.8
91.8

182.3
182.3

122.3
122.3

41.4
41.4

107.7
107.7

453.7
453.7

Level 2. Besi tulangan kolom


Total Kebutuhan (kg)
Perakitan

7,574.1
7,574.1

4,457.5
4,457.5

1,499.5
1,499.5

3,942.3
3,942.3

17,473.5
17,473.5

Level 2. Beton K-350 (kolom)


Total Kebutuhan (m3)
Perakitan

42.3
42.3

23.5
23.5

7.4
7.4

20.9
20.9

94.1
94.1

Level 3. Multipleks 15 mm (kolom)


Total Kebutuhan (lembar)

13.7

9.2

3.1

8.1

34.0

Level 3. Kayu meranti 6/12 (kolom)


Total Kebutuhan (batang)

50.3

33.7

11.4

29.7

125.2

Level 3. Besi tulangan D10 (kolom)


Total Kebutuhan (lonjor)

217.5

74.4

74.4

366.3

Level 3. Besi tulangan D 13 (kolom)


Total Kebutuhan (lonjor)

82.0

106.8

60.0

87.8

336.7

Level 3. Besi tulangan D 22 (kolom)


Total Kebutuhan (lonjor)

33.1

58.5

24.4

49.6

165.5

Level 3. Besi tulangan D 25 (kolom)


Total Kebutuhan (lonjor)

Kebutuhan kotor yang ditunjukkan dalam tabel 4.18


dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Level 0 :
Struktur ground floor podium B yang merupakan
produk akhir dalam struktur produk ini diselesaikan
dalam beberapa tahap.
Waktu perakitan produk akhir ini adalah sama
dengan waktu pengecoran komponen struktur balok,
plat lantai, dan kolom (berada pada level 1),
sehingga waktu perakitannya adalah sesuai dengan
jadwal pekerjaan struktur ground floor podium B
yaitu hari ke 6 dan 7 pada minggu ke 89 serta hari ke
1 sampai dengan hari ke 6 pada minggu ke 90.
Total kebutuhan pada level ini merupakan volume
pekerjaan struktur ground floor podium B.
Level 1 :
Total kebutuhan pada level 0 menjadi total
kebutuhan pada level 1 sesuai dengan waktu
perakitan pada level 0.
Waktu perakitan balok, plat lantai, dan kolom adalah
sama dengan waktu pengecoran. Berdasarkan jadwal
pekerjaan struktur ground floor podium B,
pengecoran balok dan plat lantai adalah bersamaan
yaitu pada hari ke 6 minggu ke 89 dan hari ke 1, 3, 5
minggu ke 90, sedangkan untuk kolom pada hari ke
7 minggu ke 89 dan hari ke 2, 4, 6 minggu ke 90.
Level 2 :
Total kebutuhan pada level 1 menjadi total
kebutuhan pada level 2 dan disesuaikan dengan
waktu perakitan level 1 serta kebutuhan pada level 2.
Waktu perakitan adalah sesuai dengan jadwal induk
produksi (tabel 4.6)

29

94.5

18.1

18.1

130.8

Level 3 :
Total kebutuhan pada level 2 menjadi total
kebutuhan pada level 3 dengan waktu sesuai dengan
perakitan level 2.
Total kebutuhan pada level 3 sesuai dengan
kebutuhan material per periode (tabel 4.9)
4.9.

Perhitungan Kebutuhan Bersih Material (Netting)


Perhitungan kebutuhan bersih adalah proses perhitungan
untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya
merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan persediaan
yang dimiliki pada awal perencanaan, atau secara matematis
dapat dituliskan:
Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan di tangan
Data yang diperlukan dalam proses ini adalah data
kebutuhan kotor setiap periodenya dan data persediaan yang
dimiliki di awal perencanaan. Karena di dalam tugas akhir ini
diasumsikan bahwa tidak ada persediaan di awal perencanaan,
maka kebutuhan bersihnya adalah sama dengan kebutuhan
kotor yang telah diperhitungkan pada sub bab sebelumnya
yang hasilnya dituliskan dalam tabel 4.18.

4.10.

Penentuan Ukuran Pemesanan (Lotting) dan Waktu


Rencana Pemesanan (Offsetting)
Penentuan ukuran pemesanan (lotting) bertujuan untuk
menentukan jumlah pesanan yang optimal berdasarkan hasil
perhitungan kebutuhan bersih. Proses ini dilakukan pada level
paling bawah berdasarkan struktur produk yaitu untuk setiap
jenis material. Teknik penentuan ukuran pemesanan yang akan
digunakan dalam tugas akhir ini antara lain :
a. Teknik Lot for Lot (L4L)
b. Teknik Economic Order Quantity (EOQ)
c. Teknik Periodic Order Quantity (POQ)
d. Teknik Part Period Balancing (PPB)

Dalam proses perhitungan penentuan ukuran pemesanan


dengan keempat teknik tersebut diatas akan dilakukan dengan
menggunakan program bantu komputer yaitu Production and
operation Management Quantitative Method V.3.0 (POM
QM V.3.0)
Proses offsetting dilakukan untuk menentukan waktu
rencana pemesanan material sesuai dengan kebutuhan
sehingga material dapat tersedia tepat pada waktu yang
dibutuhkan. Waktu rencana pemesanan ini diperoleh dengan
memperhitungkan besarnya lead time pengadaan material
yaitu waktu yang diperlukan suatu material pada saat mulai
material dipesan sampai material diterima dan siap digunakan
dimana dalam tugas akhir ini besarnya lead time diasumsikan
1 hari untuk masing-masing material.
Data masukan yang diperlukan dalam perhitungan
penentuan lot size dengan program bantu POM-QM V.3.0
antara lain :
a. Kebutuhan bersih material per periode (tabel 4.18)
b. Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
c. Lead time

4.10.2. Teknik Economic Order Quantity (EOQ)


Penetapan ukuran lot dengan teknik EOQ masih
sering digunakan dalam lingkungan MRP karena
teknik ini sangat populer dalam persediaan tradisional.
Pada teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap.

4.10.1. Teknik Lot for Lot (L4L)


Pada teknik penetapan ukuran lot ini, jumlah
material yang dipesan sama dengan jumlah material
yang dibutuhkan. Teknik ini merupakan cara paling
sederhana dari semua teknik ukuran lot yang ada.

Hasil-hasil output dari program POM-QM V.3.0 untuk


penentuan lot size dengan teknik Lot for Lot, Economic Order
Quantity, Period Order Quantity dan Part Period Balancing
dapat dilihat pada lampiran 7. Untuk memudahkan dalam
pembacaan output program POM-QM berikut ini dituliskan
beberapa hasil output dalam bentuk tabel yaitu tabel 4.19
hingga tabel 4.22, sedangkan tabel selengkapnya ada pada
lampiran 8.

4.10.3. Teknik Period Order Quantity (POQ)


Jumlah pesanan berkala (POQ) merupakan jumlah
yang sama dengan jumlah yang dibutuhkan selama
beberapa periode sejak bahan yang dipesan diterima,
ditambah dengan jumlah sediaan pengaman dan
dikurangi dengan jumlah sediaan awal atau sediaan
ditangan.
4.10.4. Teknik Part Period Balancing (PPB)
Part Period Balancing (PPB) adalah sebuah
pendekatan
yang
lebih
dinamis
untuk
menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan. PPB menggunakan informasi tambahan
dengan mengubah ukuran lot untuk menggambarkan
kebutuhan ukuran lot berikutnya di masa datang.

Minggu 88

T
a
b
e
l
4
.
1
9
.
H
a
s
i
l
O
u
t
p
u
t
P
r
o
g
r
a
m
P
O
M
Q
M

L
o
t

V
.
3
.
0

f
o
r

T
e
k
n
i
k

L
o
t
6

Item
Period
1

Minggu 89
Minggu 90
7
1
4
5
1
2
5
6

2
6
3
7

3
7
4

To
tal

Per Per Per Per Per Per Per Per Per Per Per Per Per Per P
iod iod iod iod iod iod iod iod iod iod iod iod iod iod e
2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1r
0 1 2 3 4 5i
o
d
1
6

Mu
ltip
lek
s
15
m
m

Demand
17.2
0.0
Inventory
0
0
Order Receipt
17.2
222.4
Order Release
Ka 38.1
yu
Demand
Mer
102.3 143.3
anti
5/7
Inventory
0
Be 0
si Order Receipt
Pol 102.3 143.3
os Order Release
8 143.3 111.6
Demand
120.9 122.4
Be
si
Pol
os
1
0

Be
si
Uli
r
D2
2

Be
si
Uli
r
D2
5

Bet
on
K30
0

Inventory
0
0
Order Receipt
120.9 122.4
Order Release
122.4 110.6
Demand
61.6
0.0
Inventory
0
0
Order Receipt
61.6
107.6 69.5
Order Release
55.2
515.7
Demand
4.7
0.0
Inventory
0
0
Order Receipt
4.7
63.2
24.4
184.2
Order Release
33.1
24.4
Demand

0.0
38.1
222.4
0
0
0.0

0.0
111.6
0.0
0
0
0.0
111.6
111.6
0.0
110.6
898.8
0
0
0.0

0.0
18.9

9.4
28.0

24.9
0.0

30.8
3.1

19.5
0.0

24.5
8.1

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

9.4
38.1

24.9
18.9

30.8
28.0

19.5
3.1

24.5
8.1

24.9
30.8
28.0
3.1
53.8 147.0
0.00.0

19.5
8.1
181.0
0.0

9.4
18.9
0.0
111.6
1110.7
0
0

0
0

0
0

53.8 147.0
111.6
1110.7
53.8 147.0 181.0
1110.7
0.0
0.0
0.0
119.0 121.3 109.0
0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

181.0

115.8

144.3

115.8

144.3

102.3

1.1
0.0

96.6
0.0

97.7
0.0

0
0

0
0

0
0

96.6

97.7

97.7

120.9

60.0
0.0

35.1
0.0

0
0

0
0

60.0
28.6

35.1
38.1

35.1
107.6

61.6
69.5
4.7
49.6

1.1
109.0
898.8
1.1
96.6
119.0 121.3 109.0
898.8
0.0
0.0
0.0
0.0
60.0
55.2
28.6
38.1 107.6 69.5
515.7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
60.0
55.2
515.7
60.0
60.0
28.6
38.1
110.6

0.0
33.1
184.2
0
0
0.0

119.0

24.5
17.2
222.4
115.8 144.3
0.0

121.3

0.0
0.0

0.0
63.2

0.0
4.7

0.0
24.4

0.0
0.0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0
4.7
33.1
4.7
49.6

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

4.7
63.2
49.6
184.2
0.0

4.7
4.7

0.0

0.0
94.5
0.0
18.1
0.0
0.0
0.0
18.1
0.0
130.8
Invent
ory
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
Order Receipt
94.5
18.1
18.1
130.8
Order Release
94.5
18.1
18.1
130.8
Demand
107.5
0.0
Inventory
0
0
Order Receipt
107.5
84.2
66.1
76.2
334.1
Order Release
84.2
76.2

0.0
0.0
334.1
0
0
0.0

0.0

0.0
84.2

0.0
0.0

0
0

0
0

0.0
66.1
0
0

0.0
0.0

0.0
76.2

0.0
0.0

0
0

0
0

0
0

107.5
66.1
334.1

Tabel 4.20. Hasil Output Program POM-QM V.3.0


Teknik Economic Order Quantity
Minggu 88
6
7

Minggu 89
4

Minggu 90
4

Total
Ite
m
P
ri
d
1

32

P
e
r
i
o
d
1
5

Period
Multipleks Demand
15 mm
222.4
Inventory
477.1
Order Receipt
Kayu
255.0
Meranti
Order Release
5/7
255.0
Demand
Besi Polos 1110.7
Inventory
8
199.3 2029.1
Order Receipt
1310.0
Besi Polos Order Release
10
1310.0
Demand
898.8
Besi Ulir Inventory
D22
225.4 2060.2
Order Receipt
1124.0
Besi Ulir Order Release
1124.0
D25
Demand
515.7
Inventory
Beton K164.3 1128.2
300
Order Receipt
680.0
Order Release
680.0
Demand
184.2
Inventory
156.4
Order Receipt
185.0
Order Release
185.0
Demand
130.8
Inventory
125.2
Order Receipt
135.0
Order Release
135.0
Demand
334.1
Inventory
0.0
Order Receipt
351.0
Order Release
351.0

1
0.0

6
0.0

9.4

24.9

30.8

19.5

24.5

17.2

38.1

18.9

28.0

0.0

3.1

0.0

8.1

0.0

41.6

16.7

36.9

17.4

43.9

26.7

39.6

20.7

43.7

43.7

40.6

40.6

32.5

32.5

0.0

51.0
51.0
0.0

0.0

51.0
51.0

51.0

115.8

144.3

102.3

143.3

111.6

111.6

0.0

0.0

0.0

0.0

208.2

61.2

142.2

26.4

144.1

41.8

160.5

48.9

199.3

199.3

199.3

199.3

199.3

262.0
262.0

0.0

0.0

262.0
262.0

0.0

0.0

262.0

0.0

0.0

120.9

122.4

110.6

119.0

121.3

109.0

0.0

0.0

279.9

183.3

85.6

245.7

123.3

12.7

174.7

53.4

225.4

225.4

225.4

281.0
281.0

0.0

0.0

0.0

0.0

281.0

35.1

61.6

55.2

28.6

38.1

107.6

69.5

0.0

0.0

110

50

14.9

123.3

68.1

39.5

1.4

63.8

164.3

164.3

164.3

170.0

170.0

170.0
170.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

170.0

170.0

4.7

33.1

0.0

63.2

4.7

24.4

0.0

49.6

0.0

32.3

27.6

31.5

31.5

5.3

0.6

13.2

13.2

0.6

0.6

37.0
37.0

0.0

0.0

37.0
37.0

0.0

117.0

37.0
37.0

37.0
37.0

94.5

0.0

18.1

0.0

0.0

0.0

18.1

0.0

13.5

13.5

22.4

22.4

22.4

22.4

4.3

4.3

27.0
27.0

107.5

0.0

84.2

0.0

66.1

0.0

76.2

0.0

0.0

117.0

78.0
78.0

78.0
78.0

78.0
78.0

Tabel 4.21. Hasil Output Program POMQM V.3.0


Teknik Period Order
Quantity
Minggu 88
6

Period
1

Kayu
Meranti
5/7

33

1
7

Minggu 89
Minggu 90
6
7

Total

Period Period Period Period Period Period Period Period Period Period Period Period Period Period Period
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Item

Multiplek
s
15 mm

7
6

Besi Polos
8

Besi Polos
10

0.0

4.7

108.0
0.0

281.0

60.0

108.0

0.0

0.0

60.0

37.0
0.0

281.0

281.0

37.0

0.0

262.0

97.7

170.0
0.0

262.0

96.6

170.0

0.0

262.0

1.1

281.0
0.0

51.0

181.0

281.0

0.0

51.0

147.0

262.0
0.0

51.0

51.0

53.8

262.0

0.0

51.0

BDema
s nd
U0.0
ir 0.0
D9.4
2 24.9
30.8
19.5
24.5
B17.2
s 38.1
U18.9
ir 28.0
D0.0
2 3.1
0.0
8.1
0.0
B222.4
toInvent
n ory
K75.2
3050.3
0 19.5
99.3
74.8
57.6
19.5
0.6
3.7
3.7
0.6
0.6
0.6
0.6
406.6
Order
Recei
pt
84.6
99.3
31.1
8.1
223.1
Order
Releas
e
84.6
99.3
31.1
8.1
223.1
Dema
nd
0.0
0.0
53.8
147.0
181.0
115.8
144.3
102.3
143.3
111.6
111.6
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
1110.7
Invent
ory
443.8
296.8
115.8
505.7
361.4
259.1
115.8
4.2
4.2
4.2
4.2
4.2
4.2
4.2
2127.
8
Order

Receipt
497.6
505.7
111.6
1114.9
Order
Release
497.6
505.7
111.6
1114.9
Demand
0.0
0.0
0.0
0.0
1.1
96.6
97.7 120.9
122.4
110.6 119.0
121.3
109.0
0.0
0.0
0.0
898.8
Inventory
437.6
341
243.3
122.4
582.3
471.7
352.7
231.4
122.4
122.4
122.4

122.4 3272.0
Order Receipt
1021.0
Order Release
1021.0
Demand
515.7
Inventory
997.6
Order Receipt
515.7
Order Release
515.7
Demand
184.2
Inventory
124.4
Order Receipt
184.4
Order Release
184.4
Demand
130.8
Inventory
144.8
Order Receipt
148.8
Order Release
148.8
Demand
334.1
Inventory
0.0
Order Receipt
334.1
Order Release
334.1

438.7

582.3

438.7
0.0

0.0

0.0

0.0

582.3
60.0

60.0

35.1

61.6

55.2

28.6

38.1

107.6

211.9

151.9

116.8

55.2

215.2

177.1

69.5

271.9

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

4.7

4.7

33.1

0.0

63.2

4.7

37.8

33.1

29.1

24.4

0.0

0.0

0.0

24.4

0.0

49.6

0.0

92.3

42.5
0.0

0.0

243.8

42.5

0.0

0.0

243.8

271.9
0.0

69.5

0.0

0.0

49.6

92.3
0.0

0.0

49.6

94.5

0.0

18.1

0.0

0.0

0.0

18.1

0.0

18.1

18.1

18.1

18.1

18.1

18.1

18.1

18.1

112.6
112.6

18.1

18.1

18.1

18.1

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

107.5

0.0

84.2

0.0

66.1

0.0

76.2

0.0

0.0

107.5
107.5

84.2
84.2

66.1
66.1

76.2
76.2

34

Tabel 4.22. Hasil Output Program POM-QM V.3.0


Teknik Part Period Balancing
Minggu 88
6
7

Minggu 89
4
5

Minggu 90
4
5

Total
PPPPPPPPPPPPPPP
Iteeeeeeeeeeeeeeee
P
r rr rrrr r rr rr rr r
1 iiiiiiiiiiiiiii
ooooooooooooooo
ddddddddddddddd
78
1
6
M Demand
15
0.0
0.0
K
M 9.4
24.9
B
830.8
19.5
B 24.5
1
17.2
38.1
B
D218.9
28.0
B
0.0
D2
3.1
B 0.0
300
8.1
0.0
222.4
Inventory
55.7
30.8
0
41.7
17.2
0
50
31.1
3.1
3.1
232.7
Order Receipt
65.1
61.2
88.1
8.1
222.5
Order Release
65.1
61.2
88.1
8.1
222.5
Demand
0.0
0.0
53.8 147.0
181.0 115.8
144.3 102.3
143.3 111.6
111.6
0.0
0.0
0.0
0.0

0.0 1110.7
Inventory
328
181
0
246.6 102.3
0
223.2 111.6
1192.7
Order Receipt
381.8
362.4
366.5
1110.7
Order Release
381.8
362.4
366.5
1110.7
Demand
0.0
0.0
96.6

109.0
Order Release
898.6
Demand
515.7
Inventory
997.6
Order Receipt
515.7
Order Release
515.7
Demand
184.2
Inventory
124.4
Order Receipt
184.4
Order Release
0.0 184.4
0.0 Demand
1.1 130.8
Inventory
36.2
122.4
Order Receipt
121.3
130.7
0.0
0.0 Order Release
130.7
Demand
120.9 334.1
Inventory
121.3 0.0
Order Receipt
334.1
Order Release
334.1

97.7 120.9
110.6 119.0
109.0
0.0
898.8
Inventory
315.2 218.6
0
350.9 240.3
1367.2
Order Receipt
316.3
473.3

0.0

0.0

0.0

0.0

473.3
60.0

35.1

61.6

55.2

28.6

38.1

107.6

211.9

151.9

116.8

55.2

215.2

177.1

69.5

271.9

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

222.5
1110.7
408.1
114.9
898.6
515.7
2293.7
735.1
120
341.8
184.4
130.7
334
94.1

0.0

0.0

4.7

4.7

33.1

0.0

63.2

4.7

24.4

0.0

49.6

0.0

37.8

33.1

29.1

24.4

92.3

0.0

0.0

49.6

92.3
0.0

0.0

94.5

0.0

18.1

18.1

49.6
18.1

0.0

0.0

0.0

18.1

112.6

0.0

18.1

112.6

18.1

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

107.5

0.0

84.2

0.0

66.1

0.0

76.2

0.0

0.0

107.5
107.5

Tabel 4.23. Total Biaya


Pembelian Material
Teknik Lot for Lot dan Part Period
BalancingTotal
Order

0.0

42.5
0.0

0.0

243.8

42.5

0.0

69.5

243.8

271.9

Perhitungan Biaya Total Persediaan


Berdasarkan hasil output program POMQM V.3.0
dilakukan perhitungan biaya total persediaan untuk
masing- masing material dari setiap teknik lot
sizing. Biaya total
persediaan didapatkan dari hasil penjumlahan biaya
pembelian material, biaya pemesanan (setup
cost), dan biaya penyimpanan (holding cost).
Pada perhitungan total biaya pembelian, jumlah
total pemesanan untuk masing-masing material
adalah berdasarkan
hasil output program POM-QM V.3.0. Dalam hal
ini tidak ada pengaruh faktor diskon pada biaya
pembelian sehingga total

Jenis Material

109.0

60.0

4.11.

No

m
3

898.6
316.3

Satuan Biaya Pembelian /Unit


lmbr
batang
batang
batang
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
m3
m3

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

319,000.00
59,500.00
150,000.00
220,000.00
39,000.00
61,300.00
92,500.00
162,500.00
254,500.00
342,000.00
462,500.00
601,500.00
675,000.00
700,000.00

84.2
84.2

66.1
66.1

76.2
76.2

biaya pembeliannya adalah sesuai dengan jumlah


total pemesanan material. Sedangkan untuk biaya
pesan dan biaya simpan masing-masing material
diperoleh dari hasil output program POM-QM
V.3.0.
Hasil-hasil perhitungan biaya persediaan
tersebut dituliskan dalam bentuk tabel yaitu pada
tabel 4.23 sampai dengan tabel 4.30. Pada Tabel
4.23, berdasarkan hasil output program POM-QM
V.3.0 menunjukkan bahwa jumlah order untuk
teknik Lot for Lot dan Part Period Balancing
adalah sama, sehingga total biaya pembelian
untuk kedua teknik inipun sama.

Total Biaya
Pembelian

Tabel 4.24. Total Biaya Pembelian


Material
Teknik Economic Order
Quantity
Total

No
Jenis Material
Satuan Biaya
Rp 70,977,500.00
Rp 66,086,650.00
Pembelian /Unit
O
Rp 61,215,000.00
r
d
Rp 25,278,000.00
e
Rp 35,045,400.00
r
Rp 31,612,410.00
Rp212,167,250.00
1 Multipleks 15 mm
255
lmbr Rp
319,000.00
Rp119,453,750.00
Rp 30,540,000.00
2 Kayu meranti 5/7
1310
batang Rp
Rp116,895,600.00
59,500.00
Rp 85,285,000.00
3 Balok kayu meranti 6/12
500
batang Rp
Rp 78,616,050.00
150,000.00
Rp225,450,000.00
4 Balok kayu meranti 8/12
132
batang Rp
Rp 65,870,000.00
220,000.00
5 Besi beton 8
6 Besi beton 10
7 Besi beton D10
8 Besi beton D13

1124
39,000.00
680
61,300.00
2328
92,500.00
744

lonjor

Rp

lonjor

Rp

lonjor

Rp

lonjor Rp
162,500.00

9 Besi beton
D16
120
lonjor Rp
254,500.00
10 Besi beton
D19
348
lonjor Rp
342,000.00
11 Besi beton
D22
185
lonjor Rp
462,500.00
12 Besi beton
D25
135
lonjor Rp
601,500.00
13 Beton ready
mix K-300
351
m3
Rp
675,000.00
14 Beton ready
mix K-350
100

R
p
2
3
6
,
9
2
5
,
0
0
0
.
0
0
R
p
7
0
,
0
0
0
,
0
0
0
.
0
0

Tabel 4.25. Total Biaya Pembelian Material


Teknik Period Order Quantity
No

Jenis Material

Total
Order

Satuan Biaya Pembelian /Unit

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

223.1
1114.9
419.5
114.9
1021
515.7
2370.4
737.8
120
351.8
184.4
148.8
334
94.1

lmbr
batang
batang
batang
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
m3
m3

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

319,000.00
59,500.00
150,000.00
220,000.00
39,000.00
61,300.00
92,500.00
162,500.00
254,500.00
342,000.00
462,500.00
601,500.00
675,000.00
700,000.00

Tabel 4.26. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan


Teknik Lot for Lot
Total Satuan
Inventory

Total Biaya
Pembelian

No

Jenis Material

Rp 71,168,900.00
Rp 66,336,550.00
Rp 62,925,000.00
Rp 25,278,000.00
Rp 39,819,000.00
Rp 31,612,410.00
Rp219,262,000.00
Rp119,892,500.00
Rp 30,540,000.00
Rp120,315,600.00
Rp 85,285,000.00
Rp 89,503,200.00
Rp225,450,000.00
Rp 65,870,000.00

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Frekunsi Biaya Simpan Biaya Pesan Total Biaya


/pesan
Simpan
Pesan /unit/periode

lmbr
batang
batang
batang
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
m3
m3

11
9
11
9
9
9
10
9
8
8
7
3
4
4

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

74.29
13.86
34.93
51.23
7.48
11.76
17.74
31.16
48.81
65.59
88.70
115.36
157.19
163.01

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

6,850.00
6,850.00
6,850.00
6,850.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,650.00
5,650.00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Total Biaya
Pesan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

75,350.00
61,650.00
75,350.00
61,650.00
47,250.00
47,250.00
52,500.00
47,250.00
42,000.00
42,000.00
36,750.00
15,750.00
22,600.00
22,600.00

Tabel 4.27. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan


Teknik Economic Order Quantity
No

Jenis Material

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

Total
Inventory

Satuan

477.1
2029.1
748.3
305.2
2060.2
1128.2
1752.9
606.8
134.4
258.1
156.4
125.2
0
0

lmbr
batang
batang
batang
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
m3
m3

Frekunsi Biaya Simpan


Pesan
/unit/periode
5
5
5
3
4
4
7
6
3
5
5
2
4
3

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

74.29
13.86
34.93
51.23
7.48
11.76
17.74
31.16
48.81
65.59
88.70
115.36
-

Biaya Pesan
/pesan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

6,850.00
6,850.00
6,850.00
6,850.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,650.00
5,650.00

Total Biaya
Simpan
Rp35,443.76
Rp28,123.32
Rp26,138.12
Rp15,635.40
Rp15,410.30
Rp13,267.63
Rp31,096.45
Rp18,907.89
Rp 6,560.07
Rp16,928.77
Rp13,872.68
Rp14,443.07
Rp
Rp
-

Total Biaya
Pesan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

34,250.00
34,250.00
34,250.00
20,550.00
21,000.00
21,000.00
36,750.00
31,500.00
15,750.00
26,250.00
26,250.00
10,500.00
22,600.00
16,950.00

Tabel 4.28. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan


Teknik Period Order Quantity
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

37

Jenis Material
Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

Total
Frekunsi Biaya Simpan
Satuan
Inventory
Pesan
/unit/periode
406.6
2127.8
623.9
234.4
3272
997.6
2522.3
1605.4
209.9
457.1
124.4
144.8
0
0

lmbr
batang
batang
batang
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
m3
m3

4
3
4
2
2
2
5
3
2
3
3
3
4
2

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

74.29
13.86
34.93
51.23
7.48
11.76
17.74
31.16
48.81
65.59
88.70
115.36
-

Biaya Pesan
/pesan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

6,850.00
6,850.00
6,850.00
6,850.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,650.00
5,650.00

Total Biaya
Simpan
Rp30,206.32
Rp29,491.31
Rp21,792.83
Rp12,008.31
Rp24,474.55
Rp11,731.78
Rp44,745.61
Rp50,024.25
Rp10,245.22
Rp29,981.19
Rp11,034.28
Rp16,704.13
Rp
Rp
-

Total Biaya
Pesan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

27,400.00
20,550.00
27,400.00
13,700.00
10,500.00
10,500.00
26,250.00
15,750.00
10,500.00
15,750.00
15,750.00
15,750.00
22,600.00
11,300.00

Tabel 4.29. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan


Teknik Part Period Balancing
No

Total
Satuan
Inventory

Jenis Material

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

232.7
1192.7
657.5
220.3
1367.2
997.6
1112.5
473.7
209.9
274
124.4
36.2
0
0

lmbr
batang
batang
batang
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
lonjor
m3
m3

Setelah dilakukan perhitungan terhadap total biaya


pembelian, total biaya pemesanan dan total biaya
penyimpanan, untuk selanjutnya dilakukan perhitungan total
biaya persediaan dengan menjumlahkan ketiga biaya-biaya

Frekunsi Biaya Simpan


Pesan
/unit/periode
4
3
3
2
3
2
5
5
2
3
3
2
4
2

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

74.29
13.86
34.93
51.23
7.48
11.76
17.74
31.16
48.81
65.59
88.70
115.36
-

Biaya Pesan
/pesan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Total Biaya
Simpan

6,850.00
6,850.00
6,850.00
6,850.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,250.00
5,650.00
5,650.00

Rp17,287.28
Rp16,530.82
Rp22,966.48
Rp11,285.97
Rp10,226.65
Rp11,731.78
Rp19,735.75
Rp14,760.49
Rp10,245.22
Rp17,971.66
Rp11,034.28
Rp 4,176.03
Rp
Rp
-

Total Biaya
Pesan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

27,400.00
20,550.00
20,550.00
13,700.00
15,750.00
10,500.00
26,250.00
26,250.00
10,500.00
15,750.00
15,750.00
10,500.00
22,600.00
11,300.00

tersebut. Tabel 4.30 sampai dengan tabel 4.33 berikut ini


merupakan hasil perhitungan biaya total persediaan material
dengan ke empat teknik lot sizing.

Tabel 4.30. Total Biaya Persediaan Material


Teknik Lot for Lot
No

Jenis Material

Total Biaya
Pembelian

Total Biaya
Pemesanan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

Rp 70,977,500.00
Rp 66,086,650.00
Rp 61,215,000.00
Rp 25,278,000.00
Rp 35,045,400.00
Rp 31,612,410.00
Rp212,167,250.00
Rp119,453,750.00
Rp 30,540,000.00
Rp116,895,600.00
Rp 85,285,000.00
Rp 78,616,050.00
Rp225,450,000.00
Rp 65,870,000.00

Rp
75,350.00
Rp
61,650.00
Rp
75,350.00
Rp
61,650.00
Rp
47,250.00
Rp
47,250.00
Rp
52,500.00
Rp
47,250.00
Rp
42,000.00
Rp
42,000.00
Rp
36,750.00
Rp
15,750.00
Rp
22,600.00
Rp
22,600.00

Total Biaya
Total Biaya Persediaan
Penyimpanan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
71,052,850.00
Rp
66,148,300.00
Rp
61,290,350.00
Rp
25,339,650.00
Rp
35,092,650.00
Rp
31,659,660.00
Rp
212,219,750.00
Rp
119,501,000.00
Rp
30,582,000.00
Rp
116,937,600.00
Rp
85,321,750.00
Rp
78,631,800.00
Rp
225,472,600.00
Rp
65,892,600.00

Tabel 4.31. Total Biaya Persediaan Material


Teknik Economic Order Quantity
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Jenis Material
Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

Total Biaya
Pembelian
Rp 81,345,000.00
Rp 77,945,000.00
Rp 75,000,000.00
Rp 29,040,000.00
Rp 43,836,000.00
Rp 41,684,000.00
Rp215,340,000.00
Rp120,900,000.00
Rp 30,540,000.00
Rp119,016,000.00
Rp 85,562,500.00
Rp 81,202,500.00
Rp236,925,000.00
Rp 70,000,000.00

Total Biaya
Pemesanan

Rp
34,250.00
Rp
34,250.00
Rp
34,250.00
Rp
20,550.00
Rp
21,000.00
Rp
21,000.00
Rp
36,750.00
Rp
31,500.00
Rp
15,750.00
Rp
26,250.00
Rp
26,250.00
Rp
10,500.00
Rp
22,600.00
Rp
16,950.00

Total Biaya
Penyimpanan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Total Biaya Persediaan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
215,407,846.45
Rp
120,950,407.89
Rp
Rp
119,059,178.77
Rp
Rp
0.00 Rp
0.00 236,947,600.00
Rp

Tabel 4.32. Total Biaya Persediaan Material


Teknik Period Order Quantity
No

Jenis Material

Total Biaya
Pembelian
Rp 71,168,900.00
Rp 66,336,550.00
Rp 62,925,000.00
Rp 25,278,000.00
Rp 39,819,000.00
Rp 31,612,410.00
Rp219,262,000.00
Rp119,892,500.00
Rp 30,540,000.00
Rp120,315,600.00
Rp 85,285,000.00
Rp 89,503,200.00
Rp225,450,000.00
Rp 65,870,000.00

Rp
27,400.00
Rp
20,550.00
Rp
27,400.00
Rp
13,700.00
Rp
10,500.00
Rp
10,500.00
Rp
26,250.00
Rp
15,750.00
Rp
10,500.00
Rp
15,750.00
Rp
15,750.00
Rp
15,750.00
Rp
22,600.00
Rp
11,300.00
Tabel 4.33. Total Biaya Persediaan Material
Teknik Part Period Balancing

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Jenis Material
Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Balok kayu meranti 6/12
Balok kayu meranti 8/12
Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

Hasil perhitungan dari total biaya persediaan material


dengan ke empat teknik lot size tersebut diatas menunjukkan
hasil yang berbeda untuk setiap teknik. Untuk lebih
memudahkan dalam mengetahui perbedaan hasil perhitungan

39

Total Biaya
Pemesanan

Total Biaya
Pembelian
Rp 70,977,500.00
Rp 66,086,650.00
Rp 61,215,000.00
Rp 25,278,000.00
Rp 35,045,400.00
Rp 31,612,410.00
Rp212,167,250.00
Rp119,453,750.00
Rp 30,540,000.00
Rp116,895,600.00
Rp 85,285,000.00
Rp 78,616,050.00
Rp225,450,000.00
Rp 65,870,000.00

Total Biaya
Pemesanan

Rp
27,400.00
Rp
20,550.00
Rp
20,550.00
Rp
13,700.00
Rp
15,750.00
Rp
10,500.00
Rp
26,250.00
Rp
26,250.00
Rp
10,500.00
Rp
15,750.00
Rp
15,750.00
Rp
10,500.00
Rp
22,600.00
Rp
11,300.00

Total Biaya
Penyimpanan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Total Biaya Persediaan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
219,332,995.61
Rp
119,958,274.25
Rp
Rp
120,361,331.19
Rp
Rp
0.00 Rp
225,472,600.00
0.00 Rp

Total Biaya
Penyimpanan

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Total Biaya Persediaan

Rp
71,022,187.28
Rp
66,123,730.82
Rp
61,258,516.48
Rp
25,302,985.97
Rp
35,071,376.65
Rp
31,634,641.78
Rp
212,213,235.75
Rp
119,494,760.49
Rp
30,560,745.22
Rp
116,929,321.66
Rp
85,311,784.28
Rp
0.00 78,630,726.03
Rp
0.00 225,472,600.00
Rp
65,881,300.00

tersebut, maka dibuatkan sebuah tabel yang dapat


menunjukkan perbandingan total biaya setiap material di
setiap teknik lot size yang digunakan. Tabel tersebut seperti
yang dapat dilihat pada tabel 4.34.

Tabel 4.34. Rekapitulasi Total Biaya Persediaa Material


No
1

Jenis Material

Teknik Lot Size


Lot for Lot
Economic Order
Multipleks 15 mm
QuantityOrder Quantity
Periodic
Part Period
Balancing
Lot
for Lot
Economic Order
Kayu meranti 5/7
Quantity
Periodic Order Quantity
Part Period
Balancing
Lot for Lot
Economic Order
Balok kayu meranti 6/12
QuantityOrder Quantity
Periodic
Part Period
Balancing
Lot
for Lot
Economic Order
Balok kayu meranti 8/12
QuantityOrder Quantity
Periodic
Part Period
Balancing
Lot
for Lot
Economic Order
Besi beton 8
QuantityOrder Quantity
Periodic
Part Period
Balancing
Lot for Lot
Economic Order
Besi beton 10
Quantity
Periodic Order
Quantity
Part
Period
Balancing
Lot
for Lot
Economic Order
Besi beton D10
QuantityOrder Quantity
Periodic
Part Period
Balancing

Total Biaya Persediaan


Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

No
8

10

11

12

13

14

Dari tabel 4.35 tersebut diatas dapat dilihat bahwa teknik


lot size yang dapat membentuk total biaya persediaan
minimum untuk hampir di setiap material adalah teknik Part
Period Balancing kecuali untuk jenis material beton ready mix,
karena sifatnya yang tidak bisa disimpan maka total biaya
persediaan minimumnya diperoleh dari teknik lot for lot.
Namun untuk beberapa jenis material, total biaya persediaan
minimumnya didapat dari teknik Period Order Quantity yaitu
material besi beton 10, besi beton D16, besi beton D22.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa metode MRP dengan
perhitungan lot sizing menggunakan teknik Lot for Lot,
Economic order Quantity, Periodic Order Quantity dan Part
Period Balancing pada proyek pembangunan Trillium Office
and Residence Surabaya menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Teknik lot sizing yang menghasilkan jumlah pemesanan
yang optimal dan dengan biaya persediaan minimal untuk
setiap jenis material adalah :
a. Untuk material multiplek 15 mm, kayu meranti 5/7,
kayu meranti 6/12, kayu meranti 8/12, besi beton
8, besi beton D10, besi beton D13, besi beton D19,
dan besi beton D25 dapat menggunakan teknik Part
Period Balancing.
b. Untuk material besi beton 10, besi beton D16 dan
besi beton D22 dapat menggunakan teknik Periodic
Order Quantity dan Part Period Balancing.
c. Sedangkan untuk beton ready mix K-300 dan K-350
dapat menggunakan teknik Lot for Lot.
2. Total biaya persediaan untuk setiap material yang
diperhitungkan adalah :

Teknik Lot Size


Lot for Lot
Economic Order
Besi beton D13
QuantityOrder Quantity
Periodic
Part Period
Balancing
Lot
for Lot
Economic Order
Besi beton D16
Quantity Order
Periodic
Quantity
Part
Period
Balancing
Lot for Lot
Economic Order
Besi beton D19
QuantityOrder Quantity
Periodic
Part Period
Balancing
Lot
for Lot
Economic Order
Besi beton D22
Quantity Order
Periodic
Quantity
Part Period
Balancing
Lot
for Lot
Economic Order
Besi beton D25
QuantityOrder Quantity
Periodic
Part Period
Balancing
Lot
for Lot
Economic Order
Beton ready mix K-300
Quantity
Periodic Order Quantity
Part Period Balancing
Lot for Lot
Economic Order
Beton ready mix K-350
QuantityOrder Quantity
Periodic
Part Period Balancing

d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

BAB V KESIMPULAN dan


SARAN
5.1.

Jenis Material

5.2.

Kayu meranti 8/12


Besi beton 8
Besi beton 10
Besi beton D10
Besi beton D13
Besi beton D16
Besi beton D19
Besi beton D22
Besi beton D25
Beton ready mix K-300
Beton ready mix K-350

Total Biaya Persediaan


Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

: Rp. 25.302.985,97
: Rp. 35.071.376,65
: Rp. 31.634.641,78
: Rp. 212.213.235,75
: Rp. 119.494.760,49
: Rp. 30.560.745,22
: Rp. 116.929.321,66
: Rp. 85.311.784,28
: Rp. 78.630.726,03
: Rp. 225.472.600,00
: Rp. 65.892.600,00

Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil analisa
dalam tugas akhir ini yaitu mengenai kelemahan teknik lot size
yang digunakan dalam tahapan lotting pada metode MRP,
kelemahan tersebut adalah apabila terjadi lonjakan kebutuhan
pada masa yang akan datang dan terjadi keterlambatan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dapat menyebabkan dilakukannya
pembatalan pemesanan maka harus dilakukan penjadwalan
dan perhitungan kembali untuk setiap material agar tidak
terjadi penumpukan material di lapangan.

a.
b.
c.

Multipleks 15 mm
Kayu meranti 5/7
Kayu meranti 6/12

: Rp. 71.022.187,28
: Rp. 66.123.730,82
: Rp. 61.258.516,48

Anda mungkin juga menyukai