inilah yang mengatur dan memelihara, sehingga disebut Maha pemelihara dan bersifat Maha
bijaksana. Wujud yang hidup itu adalah Tuhan.
Pembuktian Aristoteles secara Kosmologis tentang adanya Tuhan, sebagaimana dalam
karyanya Metaphysics adalah bahwa Tuhan dipandang sebagai penggerak pertama. Teori ini pada
dasarnya berpangkal dari pemikirannya mengenai Hylemorphism, yaitu materi (hyle) dan bentuk
(Morphe). Materi bersifat potensial, yakni mempunyai kemungkinan untuk berubah-ubah. Sedangkan
bentuk bersifat aktual, tetap, tidak berubah-ubah dan yang memberi gerak pada materi.
Keduanya dihubungkan dengan gerak. Adanya gerak karena adanya penggerak pertama yang tidak
bergerak dan merupakan wujud yang tidak digerakkan. Semua tergantung dari diri-Nya, maka ia
pastilah Tuhan.
c. Via Teleologi
Pembuktian teolologis merupakan pembuktian yang lebih spesifik dari pembuktian kosmologis.
Pembuktian ini pada dasarnya berangkat dari kenyataan tentang adanya aturan-aturan yang terdapat
dalam alam semesta yang tertib, rapi dan bertujuan. Dengan demikian, secara sederhana,
pembuktian ini beranggapan adalah:
1). Serba teraturnya alam memiliki tujuan.
2). Serba teraturnya dan keharmonisan alam ini tidaklah oleh kemampuan alam itu sendiri.
3) Di balik alam ini ada sebab yang maha bijak.
Apa yang bisa dicapai oleh pembuktian ini hanyalah adanya arsitek alam yang dibatasi pada
adanya persediaan materi alam, dan bukan adanya pencipta alam dimana segala sesuatunya tunduk
kepadanya. Berangkat dari realitas tersebut di atas, maka dengan memperhatikan setiap susunan
alam semesta yang sangat tertib dan bertujuan dapat kita pastikan bahwa terdapat suatu zat yang
Maha pengatur dan Pemelihara, sekaligus menjadi tempat tujuan dari alam semesta. Bukti teologis ini
dianggap oleh para teolog maupun filosof sebagai bukti yang cukup kuat diantara bukti-bukti klasik
lainnya.