Anda di halaman 1dari 16

A.

Struktur Jantung Berdasarkan Tumbuh Kembang Manusia


1. Janin
Embriogenesis Jantung
Proses embriogenesis jantung merupakan peristiwa kompleks yang terbagi
menjadi 4 tahapan, yakni tubing, looping, septasi dan migrasi ;
a. Tubing
Mulanya jantung hanya terbentuk menyerupai tabung lurus dari fusi
sepasang primordia yang simetris. Pada tabung tersebut terdapat
dilatasi, yaitu atrium primitif, komponen ventrikel yang terdiri dari
segmen inlet dan outlet, dan trunkus artetiosus yang kelak menjadi
aorta dan arteri pulmonalis. Keadaan ini terjadi pada embrio berusia 6
minggu dengan panjang kira-kira 10 mm.
b. Looping
Looping terjadi antara atrium dengan komponen inlet ventrikel, dan
juga antara komponen inlet dengan outlet ventrikel. Perkembangan
yang bertahap menyebabkan atrium primitif bergeser ke arah sinus
venosus, hingga terbentuk lengkungan ke kanan antara atrium dan
segmen inlet ventrikel. Pada komponen inlet dan outlet ventrikel juga
terbentuk lengkung dengan sudut 180o, sehingga trunkus berada di
depan dan kanan kanalis atrioventrikularis.
c. Septasi
Sistem vena yang simetris mengalami lateralisasi, dengan anastomosis
dari kiri ke kanan di daerah kepala dan abdomen.
1. Anastomosis superior pada daerah kepala berlangsung antara
sistem vena kardinalis, hingga vena kardinalis superior kiri
mengalir ke vena kardinalis kanan dan selanjutnya ke sinus
venosus. Vena kardinalis kanan ini kelak menjadi vena kava
superior. (Wahab, 2009)
2. Terdapat di daerah abdomen terjadi pada sistem vena vitelina dan
vena umbilikalis. Sistem vena ini membentuk saluran yang baru
yaitu duktus venosus, yang menemukan vena umbilikalis kiri ke
vitelina kanan untuk kemudian masuk ke dalam sinus venous. Vena
vitelina kanan ini kemudian menjadi vena kava interior. Vena-vena

lainnya mengalami regresi dan sebagian dari vena vitelina


bergabung dengan sistem vena porta. (Wahab, 2009)
Kanalis

atrioventrikularis

dibagi

oleh

bantalan

endokardium (endocardial cushion) superior dan interior, yang


bersatu di tengah, menjadi orifisium kanan dan kiri. Atrium
primitif disekat septum primium yang tumbuh dari atap atrium
mendekati bantalan endokranium. Celah antara septum primum
dan bantalan endoranium menutup ostium primum. Untuk
mempertahankan hubungan interatrial, tepi atas septum terlepas ke
bawah membentuk foramen sekundum. Kemudian lipatan yang
terbentuk di kanan dinding atrium primitif menutup foramen
sekundum dan melapisi bagian bawah septum primum. Celah
antara kedua sekat ini disebut foramen ovale.
Setelah looping maka akan terbentuk kantung-kantung dari
komponen inlet dan outlet ventrikel. Kantung yang terbentuk dari
komponen inlet menjadi daerah trabekular ventrikel kiri, sedang
kantung dari komponen outlet menjadi daerah trabekular ventrikel
kanan. Akibat pembentukan kantung-kantung ini terjadilah septum
trabekular yang kelak akan menjadi bagian bawah dari cincin lubang
antara komponen inlet dan outlet ventrikel. Pada stadium ini maka
seluruh aliran kanalis atrioventrikularis melalui tunkus akan berasal
dari area trabekular ventrikel kanan.
Septasi

tunkus

arteriosus

terjadi

dengan

terbentuk

dan

berfungsinya tonjolan-tonjolan endokranial yang dimulai dari segmen


outlet ventrikel. Mula-mula proses ini berlangsung seperti spiral, dan
selanjutnya pada saat fusi menjadi septum yang lurus. Proses ini
menjadi pemisah aorta dan atrieri polmonaris dan akhirnya keluar dari
jantung dalam posisi spiral.
d. Migrasi
Setelah proses septasi, terjadi migrasi segmen inlet ventrikel, sehingga
orifisium

atrioventrikular

kanan

berhubungan

dengan

daerah

trabekular ventrikel kanan. Saat itu juga ventikel kanan sudah memiliki
inlet dan outlet, sedangkan ventrikel kiri hanya inlet.

Aorta akan bergeser ke arah ventrikel kiri ini akan menyebabkan


septum outlet berada pada satu garis dengan septum inlet dan septum
trabekular. Kontak kedua ventrikel tetap ada dan lubang baru yang
terbentuk ini selanjutnya tertutup oleh septum membanous. Jadi
septum ventrikel terdiri dari 4 bagian, yaitu septum trabekular, septum
inlet, septum infunfibular, dan septum membranasea.
Lapisan superfisial dari segmen inlet ventikel, sedang katup arterial
(semilunar) dari outlet-truncal junction. Pada awalnya kedua katup
atrioventrikularis terpisah dari kedua katup arterial oleh lipatan
ventriko-infundibular ini terpisah dari kedua katup arterial oleh lipatan
ventrikulo-infundibular. Pada saat pergeseran aorta ke arah ventrikel
kiri, lipatan ini menghilang dan katup aorta berdekatan dengan katup
mitral. Sedang lipatan ventrikulo-infundibular antar katup pulmonal
dan trikuspidalis tetap ada, bahkan diperkuat oleh sejumlah sputum
infundibular. Kedua struktur ini berproses hingga menjadi tricuspidpulmonary discontinuity.
2. Todler hingga Remaja
a. Letak
Jantung terletak dalam rongga toraks di antara paru pada mediastrinum
dan di atas diafragma. Sekitar dua per tiga bagian jantung terletak di
dalam sisi kiri rongga dada, dengan satu per tiga bagian pada bagian
kanan melewati sterum (Wong, 2002).
Jantung diposisikan dalam toraks seperti trapezium:
1) Secara vertical sepanjang batas sternum kanan (Right Sternal
Border/RSB) dari iga ke dua sampai iga ke lima.
2) Secara horizontal (sisi panjang ) dari sternum kanan bagian bawah
ke iga ke lima pada garis midklavikula kiri (Left Midklavicular
Line/LMCL).
3) Secara diagonal dari batas sterna kiri (Left Sternal Borders/LSB)
pada iga ke dua sampai LMCL pada iga ke lima.
4) Secara horizontal (sisi pendek) dari RSB dan LSB pada ruang
intercostals ke dua.

b. Struktur dan Fungsi jantung


Struktur dan fungsi jantung menurut Muscari (2005):
1. Todler/Usia Prasekolah
TD : 80-100/64
Nadi : 80-105
Berat jantung meningkat empat kali lipat pada usia 5 tahun,
berkaitan dengan penurunan denyut jantung dan peningkatan
tekanan darah. Sinus aritmia tampak lebih jelas selama usia
prasekolah, suara tambahan fisiologis dapat muncul pada pertama
kali, dan murmur fungsional mungkin terdengar.
2. Anak Usia Sekolah
TD : 94-112/56-60
Nadi : 70-80
Berat jantung mencapai 10 kali berat saat lahir pada masa pubertas.
Akan tetapi, ukuran jantung anak usia sekolah secara proporsional
lebih kecil terhadap ukuran tubuhnya dibandingkan pada setiap
tahapan usia lain. Hal ini merupakan alasan mengapa anak sekolah
mudah lelah. Seiring dengan pertumbuhan, letak jantung menjadi
lebih vertical pada rongga toraks.
3. Remaja (12-21 tahun)
TD : 100-120/50-70
Nadi : 60-68

Pertumbuhan ukuran jantung terus berlanjut, pembuluh darah


memanjang dan melebar. Walaupun pertumbuhan jantung relative
lebih besar daripada pertumbuhan pembuluh darah, kemungkinan
menyebabkan remaja mengalami nyeri dada sepintas setelah
periode aktivitas.
3. Dewasa
a. Bagian Jantung
Ruang Jantung :
1) Atrium Kanan
Berada pada bagian superior kanan jantung dan terletak sebagian
besar dibelakang sternum. Menerima darah melalui:
a) Vena cava superior pada ujung atas
b) Vena cava inferior pada ujung bawahnya
c) Sinus coronarius (vena kecil yang mengalirkan darah dari
jantung sendiri).
2) Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan merupakan

ruang

berdinding

tebal

yang

membentuk sebagian besar sisi depan jantung.


Valva atrioventricular dextra (tricuspidalis)mengelilingi lubang
atrioventrikular kanan, pada sisi ventrikel.
Lubang pulmonalis ke dalam arteri pulmonalis berada pada ujung
atas ventrikel dan dikelilingi oleh valva pulmonalis, terdiri dari tiga
daun katup semilunaris.
3) Atrium Kiri
Atrium kiri merupakan ruang berdinding tipis yang terletak pada
bagian belakang jantung. Dua vena pulmonalis memasuki atrium
kiri pada tiap sisi, membawa darah dari paru. Atrium membuka ke
bawah ke dalam ventrikel kiri melalui lubang atrioventrikular.
4) Ventrikel kiri
Ventrikel kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan
belakang jantung. Dindingnya sekitar 3 kali lebih tebal dari
ventrikel

kanan.

Valva

atrioventricular

sinistra(

mitralis)

mengelilingi lubang atrioventrikular kiri pada bagian samping


ventrikel. Lubang aorta membuka dari ujung atas ventrikel ke
dalam aorta dan dikelilingi oleh ketiga daun katup aorta, sama
dengan katup pulmonalis.
b. Jaringan Jantung :

1) Myocardium
Myocardium

membentuk

bagian

terbesar

dinding

jantung.

Myocardium tersusun atas serat-serat otot jantung, yang bersifat


lurik dan saling berhubungan satu sama lain oleh cabang-cabang
muscular.
2) Pericardium
Pericardium adalah kantong fibrosa yang menutupi seluruh
jantung. Pericardium merupakan kantong berlapis dua, kedua
lapisan saling bersentuhan dan saling meluncur satu sama lain
dengan bantuan cairan yang mereka sekresikan dan melembabkan
permukaannya. Terdapat lapisan lemak diantara myocardium dan
lapisan pericardium di atasnya.
3) Endocardium
Endocardium melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi
katup pada kedua sisinya. Terdiri dari selapis sel endotel,
dibawahnya terdapat lapisan jaringan ikat, licin dan mengkilat.
4) Arteri Coronaria
Kedua arteri coronaria kanan dan kiri, menyuplai darah untuk
dinding jantung. Arteri ini keluar dari aorta tepat diatas katup aorta
dan berjalan ke bawah masing-masing pada permukaan sisi kanan
dan kiri jantung, memberikan cabang ke dalam untuk myocardium.
c. Struktur Otot Jantung
1) Serabut otot bercabang dan membentuk jaringan.
2) Nuleusnya tunggal dan terletak disentral.

3) Lurik menyilang saling berdekatan dan tidak terlihat sejelas seperti


pada otot rangka.
4) Diskus interkalasi, yang terlihat dibawah mikroskop sebagai pita
tebal bersilang, dan merupakan ciri khas otot jantung. Diskus ini
merupakan sambungan antara sel otot jantung dan area yang
tahanan listriknya rendah untuk memperluas kontraksi.
d. Struktur Katup jantung
1) Katup Trikuspidalis
Terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup ini
memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa iregular
yang dilapisi endokardium.
a) Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat pada korda
jaringan ikat fibrosa, chordae tendineae (hearth sting), yang
melekat pada otot papilaris. Chordae Tendineae mencegah
terjadinya pembalikan daun katup kearah belakang menuju
atrium.
b) Mekanisme aliran darah
Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada
tekanan darah diatrium kiri, daun katup trikuspidalis terbuka
dan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari
tekanan darah diatrium kanan, daun katup akan menutup dan
mencegah aliran balik ke dalam trium kanan.

2) Katup Bikuspidalis
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat
pada chordae tendineae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan
katup trikuspidalis.

3) Katup Semilunar aorta dan pulmonar


Terletak di jalur keluar ventrikular jantung sampai ke aorta dan
trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri dari tiga kupis
berbentuk bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian
dalam pembuluh darah. Tepi bebasnya memanjang ke dalam lumen
pembuluh.
a) Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
b) Katup semilunar pulmonar terletak antara ventrikel kanan dan
trunkus pulmonar.
c) Perubahan tekanan dalam ventrikel, dalam aorta, dan dalam
pembuluh pulmonar menyebabkan darah hanya mengalir ke
dalam pembuluh dan mencegah aliran balik kearah ventrikel.
e. Lokasi Jantung
Jantung terletak antara kedua paru-paru dibagian tengah rongga toraks.
Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis midsternal.

f. Besar Jantung
Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.
Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas melebar dan mengarah
kebahu kanan, ujung bawah mengerucut mengarah kepinggul kiri.
g. Proses Aliran Darah dalam Jantung
Jantung bekerja dengan cara kontraksi dan relaksasi. Mekanisme kerja
jantung adalah sebagai berikut. Pada saat kedua serambi mengembang
(relaksasi), darah dari pembuluh balik tubuh dan paru-paru masuk ke
serambi jantung, ketika kedua serambi menguncup (kontraksi) bilik
mengembang sehingga darah mengalir ke bilik, bila kedua bilik
menguncup, darah kelua dari bilik kiri melalui aorta ke seluruh tubuh
dan dari bilik kanan menuju paru-paru. Satu kali kontraksi dan

relaksasi menyebabkan denyut jantung yang menimbulkan denyut


nadi.
Sedangkan peredaran darah terdiri atas peredaran darah kecil dan
peredaran darah besar. Peredaran darah manusia dikenal dengan
peredaran darah rangkap (ganda) karena sekali beredar, darah dua kali
melewati jantung. Urutan peredaran darah besar adalah dari bilik kiri
menuju seluruh tubuh kembali ke serambi kanan, sedangkan urutan
peredaran darah kecil dari bilik kanan menuju paru-paru kembali ke
serambi kiri. Karena peredaran darah berlangsung di dalam pembuluh
darah maka sering disebut dengan perdaran darah tertutup.

Gb. Perubahan
tekanan pada siklus
jantung

4. Lansia
a. Struktur Jantung pada Lansia dan Perubahannya
Komponen utama pada sistem kardiovaskular adalah jantung dan
vaskularisasinya. Jantung pada lansia normal tanpa hipertensi atau
penyakit klinis tetap mempunyai ukuran yang sama atau menjadi
sedikit lebih kecil daripada usia setengah baya. Pada proses penuaan,
jantung dengan berat sekitar 250 gram ini justru mengalami hipertrofi
(pembesaran jantung karena sel-sel otot jantung membesar), padahal
organ-organ lain kebanyakan mengalami penciutan atau pengecilan
(Efendi & Makhfudi, 2009). Secara umum, frekuensi denyut jantung
menurun, isi sekuncup menurun dan curah jantungberkurang sekitar
30%-40%.
Perubahan juga terjadi pada katub mitra dan aorta, dinding kamar
jantung menebal, katup-katup tersebut mengalami sklerosis dan
penebalan. Endokardium menebal dan terjadi sklerosis, miokard
menjadi lebih kaku dan lebih lambat dalam pemulihan kontraktilitas
dan kepekaan, sehingga stres mendadak / lama dan takikardi kurang
diperhatikan. Peningkatan frekuensi jantung lebih lama untuk
pengembalian pada kondisi dasar. Untuk mengompensasi adanya
masalah dalam frekuensi jantung, maka isi sekuncup meningkat,

10

sehingga meningkatkan curah jantung yang dapat mengakibatkan


peningkatan tekanan darah. (Mryam, 2008)
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya. Kehilangan elastisitas pembuluh darah,
kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, sering
terjadi postural hipotensi, tekanan darah meningkat diakibatkan oleh
meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.
Dinding pembuluh darah juga mengalami penebalan dan pengerasan
sehingga menjadi kaku. Diameter rongga pembuluh darah mengecil
atau menyempit sehingga aliran darah tidak selancar pada orang
berusia muda. Hal ini menyebabkan elastisitas (kelenturan) pembuluh
darah berkurang. Inilah yang disebut dengan arteriosklerosis
(pengerasan pembuluh darah). Kadang-kadang terasa nyeri di dada kiri
karena ada penyempitan pembuluh darah jantung, sehingga aliran
darah kurang lancar. Penebalan dan pengerasan dinding pembuluh
darah ini terjadi karena adanya penambahan jaringan ikat, klasifikasi
dan penimbunan lemak. Kolesterol darah yang tinggi serta faktorfaktor beresiko lain, misalnya merokok, kurang olahraga, hipertensi,
diabetes, dan lain-lain sangat berperan dalam memercepat proses
arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner. (Santoso & Andar, 2008)
Pembesaran jantung ini, menyerupai kelainan jantung yang terjadi
akibat penyakit tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, perlu diperiksa
dengan teliti oleh dokter, apakah pembesaran ini masih dalam batasbatas normal atau akibat penyakit darah tinggi yang yang tidak
terdeteksi dan tidak terobati. Akibat pembesaran jantung ini, kadangkadang para lansia mengeluh sesak napas pada malam hari, dan
terbangun beberapa kali untuk buang air kecil.
b. Penyakit yang sering dialami para lansia antara lain:
1)

Penyakit jantung koroner, biasanya mulai terjadi diatas usia


65 tahun, dan merupakan penyebab kematian yang paling sering
pada kelompok lansia.

2)

Tekanan darah tinggi (hipertensi)


11

3)

Gangguan irama jantung (dalam hal ini dapat juga karena


obat-obatan yang dimakan oleh lansia untuk mengobati penyakit
lain).

B. Fungsi Jantung
Berikut adalah fungsi jantung secara keseluruhan dari awal perkembangan
manusia sampai lansia
1. Tempat

berpangkalnya emosi (the seat of emotion): kecemasan dan

ketegangan berpengaruh terhadap system kardiovaskuler yang dapat


tercermin pada detak jantung yang berdebar-debar, sesak nafas dan lainlain.
Jantung terkait dengan kadar emosi seseorang, karema jantung dianggap
sebagai tempat berpangkalnya emosi (the seat of emotion). Kecemasan
adalah salah satu bentuk emosi yang menyebabkan ketegangan jiwa dan
bila hal ini tidak disalurkan dengan baik, emosi yang tertekan itu akan
mencetuskan akibat-akibat yang negative yang berhubungan dengan
berbagai system organ tubuh. Bila yang terkena adalah jantung,da,paknya
akan luas. Karena itu kecemasan dan ketegangan berpengaruh terhadap
system kardiovaskuler yang dapat tercermin pada detak jantung yang
berdebar-debar, sesak nafas, dll (Soeharto, 2004).
Secara fisik, jantung berkomunikasi dengan otak dan seluruh bagian
tubuh. Alur dari komunikasi tersebut, bermula dari jantung, melewati
bagian emotional memory di otak dan menyebar sampai bagian otak atas,
yang bertanggungjawab untuk berfikir. Jantung memiliki sistem saraf yang
kompleks yang mampu mengingat.
2. Alat pemompa darah ke seluruh tubuh. Dari jantung, darah diatur dan
dialirkan melalui pembuluh-pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh.
Fungsi ini dijalankan oleh otot jantung,katup jantung, dan ruang jantung.
(Guyton, 1995)
Kerja pompa jantung sangat penting untuk mempertahankan aliran
oksigen. Perdarahan dan dehidrasi menurunkan keefektifan pompa dengan
menurunkan volume darah yang bersirkulasi, sehingga menurunkan
jumlah darah yang dikeluarkan dari ventrikel. Serabut otot jantung

12

(miokard) memiliki kontraktil yang memungkinkan akan meregang selama


proses pengisian darah. (Perry dan Potter, 2005)
3. Mengantarkan oksigen, nutrient dan substansi lain ke jaringan dan
membuang produk sisa metabolism selular melalui pompa jantung, system
vascular sirkulasi dan integral system lainnya. (Perry dan Potter, 2005).
Oksigen dan gizi masuk ke dalam jaringan tubuh melalui pembuluh
kapiler. Sisa buangan ditukar dari jaringan ini yang kemudian masuk ke
pembuluh vena, di mana darah yang kurang oksigen dan nutrient mengalir
kembali ke jantung.
C. Pemeriksaan Fisik Jantung
Perawat harus mampu mengamati posisi jantung dan mengetahui batasbatasnya dari luar saat melakukan pemeriksaan fisik jantung,. Pada orang
dewasa, sebagian besar jantung terletak di samping kiri sternum dan sebagian
kecil berada di samping kanan sternum. Dasar jantung terlentak di bagian atas
dan apek jantung di bagian bawah. Apek ventrikel kiri menyentuh dinding
anterior dada, sejajar pada garis midklavikula dan pada atau dekat dengan
spasium interkostalis ke-7. Pemeriksaan jantung perlu dilakukan untuk
beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengetahui adanya ketidaknormalan denyut jantung
2. Mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar
3. Mengetahui bunyi jantung normal atau abnormal
4. Mendeteksi gangguan kardiovaskuler
Prosedur dari pemeriksaan ini ada empat cara, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi. Berikut adalah penjelasannya:
1. Inspeksi dan Palpasi
a. Bantu pasien pada posisi supinasi dan perawat berdiri di sisi kanan
klien.
b. Tentukan lokasi sudut Louis dengan palpasi. Sudut sternal yang teraba
seperti suatu tonjolan datar memanjang pada sternum ini terletak

13

diantara manubrium dan badan sternum, kurang lebih 5 cm di bawah


takik sternal.
c. Gerakkan jari-jari sepanjang sudut pada masing-masing sisi sternum
untuk meraba iga kedua yang berdekatan.
d. Palpasi spasium interkostal ke-2 kanan untuk menentukan area aorta
dan spasium interkostal ke-2 kiri adalah letak area pulmonal.
e. Inspeksi dan kemudian palpasi area aorta dan area pulmonal untuk
mengetahui adanya pulsasi atau tidak.
f. Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui area
trikuspidalis atau ventrikuler dan amati adanya pulsasi atau tidak.
g. Dari area trikuspidalis pindah tangan secara lateral 5-7 cm ke garis
midklavikula kiri dimana akan ditemukan area apical atau PMI (point
of maximal impuls)
h. Inspeksi dan palpasi area apical tersebut, amati adanya pulsasi.
i. Inspeksi dan palpasi pada area epigastrik tepat dibawah ujung sternum
untuk mengetahui pulsasi aorta.
2. Perkusi
a. Membuka area dan memberitahu klien.
b. Perkusi dari lateral kiri ke medial untuk mengetahui batas kiri jantung.
c. Perkusi dari sisi kanan ke kiri untuk mengetahui batas kanan jantung.
d. Perkusi dari atas ke bawah untuk menentukan batas atas jantung.
e. Suara redup menunjukkan jantung dibawah area yang diperkusi.
3. Auskultasi
a. Anjurkan klien bernafas normal dan kemudian tahan nafas saat
ekspirasi.
b. Dengarkan suara jantung S1 sambil palpasi nadi karotis, perhatikan
adanya splitting S1 (bunyi S1 ganda yang terjadi dalam waktu yang
sangat berhimpitan).
c. Pada awal sistole, dengarkan secara seksama untuk mengetahui adanya
bunyi tambahan atau murmur S1.

14

d. Pada periode diastole, dengarkan dengan seksama untuk mengetahui


adanya bunyi tambahan atau murmur.
e. Anjurkan klien bernafas normal, dengarkan S2 secara seksama untuk
mengetahui apakah ada splitting S2 saat inspirasi.
f. Untuk memeriksa frekuensi jantung: Setelah kedua bunyi terdengar
jelas seperti lup dup, hitung setiap kombinasi S1 dan S2 sebagai satu
denyut jantung. Hitung banyaknya denyut selama 1 menit.

15

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry & Makhfudli.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas:Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Guyton, Arthur C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Gybson, John.2002. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: EGC
Kusyati, Eni, dkk. 2003. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar.
Semarang: Kilat Press
Maryam,R.Siti dkk.2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika
Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Perry dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Priharjo, Robert. 1996. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
Ronny, dkk. 2008. Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan.
Jakarta : EGC
Santoso, Hanna & Andar Ismail.2008. Memahami Krisis Lanjut Usia.
Jakarta:BPK Gunung Media
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Soeharto, Imam. 2000. Penyakit Jantung Koroner Dan Serangan Jantung.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Wahab, Samik. 2009. Kardiologi Anak. Jakarta : EGC
Wong, Donna L. 2002. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Edisi 6, Vol 1.
Jakarta: EGC

16

Anda mungkin juga menyukai