Anda di halaman 1dari 12

1

UNIVERSITAS INDONESIA

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS


KOMPUTER
TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


Dosen Pengampu: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp., MARS
Disusun oleh
Rusmegawati
0906504940

MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


KEKHUSUSAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2010
JUDUL. Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer.
Data

Penulis.

Rusmegawati.

Mahasiswi

Magister

Kepemimpinan

Manajemen Keperawatan FIK UI 2010.E.Mail: rusmegawati@ui.ac.id.

dan

ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan kebutuhan peningkatan
mutu pelayanan keperawatan terutama dokumentasi asuhan keperawatan.
Makalah ini mengenai sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang
dilakukan melalui studi pustaka dan jurnal. Sistem informasi keperawatan melalui
dokumentasi asuhan keperawatan elektronik adalah bagian dari rekam medik
elektronik (Electronic Health Records) yang tidak lain adalah subsistem dari
sistem informasi rumah sakit. Sistem informasi sangat dipengaruhi oleh elemen
pelaku sistem dan elemen komponen, sistem informasi keperawatan berbasis
komputer dapat dikombinasi dengan teknologi lain misalnya smart card dengan
barcode, teknologi nirkabel dan personal digital assistant. Sistem informasi
keperawatan tidak hanya dalam bentuk dokumentasi asuhan keperawatan
elektronik tetapi dapat dikembangkan pada perencanaan ketenagaan sampai
dengan pengembangan tenaga, penjadwalan shift, penilaian kinerja, jenjang karir,
pengujian kompetensi, penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat
dan logistik, undangan rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutu
pelayanan keperawatan.
Kata kunci: Teknologi Informasi keperawatan, jaringan komputer.
A. Latar Belakang

Sistem informasi pelayanan kesehatan berbasis elektronik dimulai di akhir


tahun 1970 digambarkan sebagai sistem modular yang dirancang dengan
spesifik berfokus untuk perencanaan pasien pulang secara elektronik atau
semacam instruksi untuk tes diagnostik (Peterson & Jelger, 1988). Pemikiran
sistem informasi keperawatan berbasis komputer berawal sebagai salah satu
solusi dari pendokumentasian proses keperawatan yang tidak lengkap karena
tingginya beban kerja perawat. Masalah yang sering muncul dan dihadapi di
Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat
yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan
keperawatan.

Pelaksanaan

asuhan

keperawatan

juga

tidak

disertai

pendokumentasian yang lengkap (Hariyati, RT., 1999). Pendokumentasian


asuhan keperawatan yang tidak benar memberi peluang pelayanan yang tidak
baik dan dapat merugikan klien.
Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat meningkatkan
pelayanan kepada pasien dan membuat pelayanan keperawatan lebih
bermakna, karena

mengurangi kerja dengan kertas (paperless) dan

meningkatkan komunikasi serta menghemat waktu perawat, meningkatkan


Universitas Indonesia

keamanan dan keselamatan pasien. Informatika kesehatan berfokus pada ilmu


tentang cara memperoleh, menyimpan, mempresentasikan, menyebarluaskan
dan menggunakan data serta informasi untuk keperluan pelayanan kesehatan,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan (Sortlife dan Blois, 2001).
Tujuannya

adalah

meningkatkan

penggunaan

data

kesehatan

untuk

memberikan pelayanan kesehatan, riset dan pendidikan (Delaney, 2001).


Fokusnya lebih pada pengelolaan informasi yang sangat efektif menggunakan
komputer karena perkembangan teknologinya sangat pesat dan semakin tinggi
kemampuan

teknologi

komputer

disertai

semakin

murah

biaya

pemanfaatannya. Komputer telah menghasilkan jaringan komunikasi yang


kuat yang dapat digunakan organisasi untuk melakukan akses informasi
dengan cepat, tidak terbatas pada ruang dan waktu.
Sistem informasi keperawatan dan kesehatan telah dikembangkan di berbagai
negara.

Pengembangan sistem informasi kesehatan juga telah dilakukan di

Yordania (Hasna, F. 2008). Di Skotlandia telah mengembangkan portal untuk


mendukung peningkatan informasi kesehatan sejak tahun 2009 (Strachan,
2009). Indonesia sendiri secara hukum telah ditetapkan melalui kebijakan
Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan
Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government dan kebijakan
pemerintah khususnya Inpres No.1 Tahun 2006 tentang Pengembangan
Pendayagunaan Telematika di Indonesia.
B. Kajian Literatur dan Pembahasan Sistem Informasi Keperawatan

berbasis komputer
1. Sistem Informasi
Sistem

informasi merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Karakteristik sistem,


memiliki komponen, batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem
(environment), penghubung sistem (interface), masukan sistem (input),
keluaran sistem (output), pengolah sistem (process),

sasaran sistem.

Klasifikasi Sistem terdiri atas sistem abstrak, sistem fisik, sistem alamiah,
sistem buatan manusia, sistem tertentu (deterministic system), sistem tak

Universitas Indonesia

tentu (probabilistic system), sistem tertutup (close system), sistem terbuka


(open system). Pelaku sistem terdiri dari kelompok pemakai, manajemen,
pemeriksa, penganalisa sistem, pendesain sistem, programmer, personel
pengoperasian. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang
disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari komponen input,
komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen
hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen
kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang
lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
a. Komponen input
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input
disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
b. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai
sistem.
d. Komponen teknologi
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi, teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital
bagi sistem informasi berfungsi sebagai tempat untuk menampung
database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan

Universitas Indonesia

informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem


informasi.
1) Input Hardware digunakan untuk mentransmisikan data ke
processing dan storage hardware. Peralatan yang paling populer
untuk memasukkan data yaitu kombinasi antara keyboard dan layar
monitor, mouse, scanner, voice recognition device, hard writing
recognition device, machine data input (misalnya: modem), light
pen, dan bar code reader.
2) Processing Hardware meliputi peralatan yang bertugas untuk
menghitung, membandingkan dan melaksanakan instruksi-instruksi
khusus. Dalam Central Processing Unit (CPU) terdapat control
unit, Arithmetic Logic Unit (ALU), dan sistem memory yang
kadang-kadang disebut main memory. Kontrol unit mengambil
instruksi-instruksi dari sistem memori dan menterjemahkannya.
ALU melaksanakan instruksi yang telah diterjemahkan. Sistem
memori digunakan untuk menyimpan instruksi data dan instruksi
program. Untuk menghubungkan CPU dengan peralatan komputer
lainnya digunakan data bus atau processor channel. Kapasitas
komputer

dapat

diukur

dari

kecepatan

pemrosesan

dan

kemampuan ALU untuk memanipulasi data dalam 1 cycle.


Kecepatan pemrosesan dapat dinyatakan dalam cycle per second
(biasanya dalam satuan MHz) atau dalam instruksi per second,
biasanya dalam satuan millions of instructions per second (MIPS).
Ada dua jenis dasar processor memory, yaitu read only memory
(ROM) yang bersifat non-volatile dan random access memory
(RAM) yang bersifat volatile (isi RAM akan hilang jika power off).
3) Storage Hardware RAM dipakai untuk menyimpan data atau
program yang sedang aktif diproses. RAM tidak dapat dipakai
sebagai storage hardware karena kapasitas RAM terbatas dan
RAM bersifat volatile, dimana data akan hilang jika sistem shut
down. Sebagai penggantinya dipakai external magnetic media

Universitas Indonesia

untuk menyimpan data dan program yang sedang tidak aktif


diproses. Media penyimpanan data:
(1) Magnetic storage hardware:
(a) Disk storage digunakan sebagai medium storage dalam

industri sistem informasi terdiri atas tracks dan sectors yang


merupakan tempat menyimpan data secara magnetik data
dibaca dan direkam dengan menggunakan read/write heads.
(b) Tape storage merupakan storage yang berbentuk magnetic
tape harganya relatif lebih murah, tetapi data hanya dapat
diakses secara berurutan.
(2) Optical storage hardware mempunyai kapasitas yang tinggi,
compact, dan durable storage tetapi untuk merubah data, dan
lebih mahal. Ada tiga macam optical storage hardware, yaitu:
CD-ROM

(compact

disk-read

only

memory),

populer

digunakan pada multimedia dan WORM (write-once/readmany), Erasable optical disks, dapat dibaca dan ditulisi.
4) Output Hardware
Printer dengan berbagai jenis dan model, voice output, plotter dan
layar monitor.
f. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan
memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan
suatu informasi.
g. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak
paket yang disebut Database Management System(DBMS).
h. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila
terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Universitas Indonesia

Elemen-elemen yang disebutkan diatas adalah sebuah pondasi untuk


membangun

sebuah

sistem

informasi

berbasis

komputer, sangat

mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan sebuah sistem informasi.


2. Sistem Informasi Keperawatan
Sistem informasi keperawatan difokuskan pada data dan struktur,
manajemen informasi dan teknologi termasuk database yang dibutuhkan
untuk mengelola informasi secara efektif. Namun juga termasuk
penggunaan teori dari linguistik, antarmuka manusia-mesin, konsep
pengambilan keputusan, kognitif, komunikasi, teknik, kepustakaan, dan
dinamika organisasi (Saba & McCormick 2006). Sistem informasi
keperawatan adalah ilmu

khusus yang mengintegrasikan keperawatan,

ilmu

ilmu

komputer,

dan

informasi

untuk

mengelola

dan

mengkomunikasikan data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan


dalam praktek keperawatan. (ANA, 2008). Sistem informasi keperawatan
merupakan kombinasi dari berbagai aspek sehingga dapat dihasilkan
sebuah informasi, pada prinsipnya hal mendasar yang perlu diperhatikan
dalam

pengembangan

sistem

adalah

produktifvitas,

realibilitas,

maintabilitas dari sistem tersebut


Penggunaan teknologi informasi selama dekade terakhir cenderung
meningkat, tetapi banyak juga dari sistem ini mengalami kegagalan
(Despont-Gros et al, 2005).

Kegagalan terkait dengan realisasi biaya

(Sicotte et al. 1998). Beberapa alasan dapat menyebabkan kegagalan


adopsi teknologi informasi dalam perawatan. Kegagalan sistem informasi
telah dikaitkan dengan komunikasi efektif, kompetensi pengguna, intuitif
dari desain sistem, sistem manajemen perubahan (Lorenzi & Riley 2000,
Alexander et al 2007).

Menurut

kerangka yang dikembangkan oleh

Ammenwerth et al. (2006), kegagalan untuk mengadopsi sistem teknologi


informasi keperawatan disebabkan individu pengguna akhir (misalnya
kecemasan terhadap komputer, motivasi), atribut teknologi (misalnya
kegunaan, kinerja) dan atribut tugas klinis

dan proses menggunakan

aplikasi teknologi informasi (kompleksitas tugas). Kegagalan teknologi

Universitas Indonesia

informasi sering disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara pengguna


dan desainer (Bussen & Myers, 1997) dalam Courtney, KL,. Et al (2008).
Selain faktor sistem sendiri yang berpengaruh terhadap pengembangan
sistem informasi dalam keperawatan, maka karena perawat sebagai
pelaku/pemakai dalam sistem informasi perlu sebuah manajemen
perubahan untuk mengelola perubahan dari sistem informasi yang bersifat
manual menjadi teknologi komputer. Tidak semua teknologi komputer
tepat dalam pelayanan keperawatan, karena pelayanan keperawatan
merupakan hubungan antar manusia dan komputer bukanlah pengganti
perawat, tetapi posisi komputer disini hanya membantu mengerjakan
pekerjaan yang dapat dilakukan oleh sebuah alat dan perawat dapat lebih
memfokuskan pelayanan keperawatan secara langsung. Komputer bukan
pembatas antara perawat dan kliennya.
3. Aplikasi Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer
Banyak sistem informasi dalam keperawatan yang dapat dilakukan
berbasis komputer seperti perencanaan ketenagaan sampai dengan
pengembangan tenaga, penjadwalan shift, penilaian kinerja, pengujian
kompetensi, penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan
logistik, undangan rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutu
pelayanan keperawatan dan yang sekarang sedang berkembang adalah
sistem

informasi

pendokumentasian

asuhan

keperawatan

berbasis

komputer sistem ini dapat menjadi bagian dari sistem informasi rumah
sakit dan menjadi rekam medik elektronik. Teknologi yang digunakan
dalam sistem informasi ini sebagai dasar adalah komputer dan perangkat
aksesoris pendukungnya sistem ini juga dapat dikombinasi dengan:
a. Teknologi penyimpan portable seperti smart card dengan barcode
untuk mengakses rekam medik elektronik ketika klien kembali
membutuhkan pelayanan pada instansi kesehatan dan kartu tersebut
menjadi milik klien. Selain jenis smart card dengan barcode ada juga
radio

frequency

identifier

(RFID)

yang

memungkinkan

pengidentifikasian identitas melalui radio frekuensi. Jika menggunakan

Universitas Indonesia

barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode reader, maka


penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut. Setiap
barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai
dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam
database komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara
otomatis.
b. Teknologi nirkabel, pada teknologi ini komputer tidak dihubungkan
melalui jaringan kabel tetapi melalui local area network (LAN)
sehingga pemakai dapat mengakses informasi ke berbagai komputer di
pelayanan kesehatan dari satu tempat tanpa terganggu oleh mobilitas
kabel.
c. Komputer genggam, penggunaan komputer genggam/Personal Digital
assistant (PDA) sangat menghemat waktu dan tempat, karena melalui
sistem PDA ini perawat dapat mengisi rekam medik klien tanpa harus
duduk di depan komputer.
Meskipun demikian canggihnya teknologi pendukung sistem informasi
dalam keperawatan tak akan ada maknanya bagi profesi bila sistem
kesatuan bahasa belum distandarkan dengan baik. Teknologi komputer
hanya bisa digunakan dengan bahasa standar dan hal ini berdampak baik
bagi profesi keperawatan Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan
komputer sebaiknya mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta
sesuai dengan standar pendokumentasian internasional seperti NANDA,
NIC & NOC. Selain sebagai alat menilai kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan

dalam

mengevaluasi

perkembangan

klien,

sistem

dokumentasi elektronik yang menggunakan istilah keperawatan terstruktur


dapat memperluas lingkup penelitian dokumentasi (Saranto, K &
Kinnunen UM, 2009). Kesatuan bahasa saja tidak cukup tetapi motivasi
dan sikap positif dari perawat dalam menggunakan sistem informasi
menjadi sangat penting. Sebuah penelitian deskriptif dari 100 personil
keperawatan pada rumah sakit di Southwest Florida dilakukan untuk
menilai kebutuhan mereka, preferensi, dan persepsi yang terkait dengan
Electronic Health Records (EHRs) ditemukan bahwa sikap perawat sangat
Universitas Indonesia

10

positif tentang penggunaan EHRs untuk meningkatkan dokumentasi klinis


(Moody, et al, 2004).
Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, (2003)
beberapa institusi kesehatan yang menerapkan sistem komputer, setiap
perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang
dipakai untuk dokumentasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam
dokumentasi keperawatan. Diikuti dari hasil penelitian di RS Universitas
Kyorin Jepan, sebanyak 83% responden menyatakan pelaporan insiden
kesalahan medis dengan administrasi data base (Electronics Health
Record) dapat menghemat waktu dan mudah untuk menganalisa struktur
asuhan keperawatan. (Seto, R et al, 2009). Rumah Sakit Mikkeli Finlandia
sejak

tahun

2003

s.d.

2004

mengembangkan

sistem

informasi

pendokumentasian keperawatan dan hasilnya sangat membantu proses


asuhan keperawatan (Kivekas, E and Raija EH, 2009). Berbagai data hasil
penelitian di luar sana telah begitu banyak dilakukan, dukungan
pemerintah melalui peraturan telah ada tetapi sistem informasi
keperawatan berbasis komputer masih belum membumi, sistem ini masih
seperti barang langka. Jika di analisa dari sudut pelaku sistem informasi
yang terdiri dari kelompok pemakai, manajemen, pemeriksa, penganalisa
sistem, pendesain sistem, programmer, personel pengoperasian maka perlu
mensosialisasikan manfaat dan betapa mudahnya untuk menggunakan
sistem informasi ini terutama kepada pemakai dan manajemen karena
kelompok pelaku lainnya telah beberapa langkah lebih maju dan siap
berada di sistem informasi.

C. Kesimpulan dan Rekomendasi

1.

Kesimpulan
a. Diantara beberapa elemen sistem informasi maka elemen pelaku sistem
(kelompok pemakai, manajemen,

pemeriksa, penganalisa sistem,

pendesain sistem, programmer, personel pengoperasian) dan elemen

Universitas Indonesia

11

komponen (komponen input, komponen model, komponen output,


komponen teknologi, komponen hardware, komponen software,
komponen basis data, dan komponen kontrol) mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi.
b. Dokumentasi asuhan keperawatan elektronik sebagai bagian dari
rekam medik elektronik (Electronic Health Records) berdampak positif
dapat terhadap mutu pelayanan dan dapat dipertanggungjawabkan,
menghemat waktu dan mengurangi penggunaan kertas (paper less).
Membantu mengurangi

permasalahan ketidaklengkapan pengisian

rekam medik.
c. Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat dikombinasi
dengan teknologi lain misalnya smart card dengan barcode, teknologi
nirkabel dan Personal Digital Assistant (PDA).
2.

Rekomendasi
Sistem informasi keperawatan tidak hanya dalam bentuk dokumentasi
asuhan keperawatan elektronik tetapi dapat dikembangkan pada
perencanaan

ketenagaan

sampai

dengan

pengembangan

tenaga,

penjadwalan shift, penilaian kinerja, jenjang karir, pengujian kompetensi,


penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan logistik,
undangan rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutu pelayanan
keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
American Nursing Association ANA (2008), Developing telehealth Protocol: A
Blueprint for Success Washington DC . American Nurses Publication.

Universitas Indonesia

12

Courtney, KL,. Et al (2008). Information technology from novice to expert:


implementation Implications. Journal of Nursing Management, 2008,
16, 692699.
Delaney, (2001). Health Informatics and Oncology Nursing. Oncology Nursing
Journal 17 (1) 2-6
Hasna, F. (2008). Nursing information systems in Jordan. International Journal of
Nursing Practice 2009; 15: 6973.
Kivekas, E and Raija-E, H (2009). The Development and the Trial of the
Nationally Standardized Electronic Nursing Documentation (NSEND)in
Southern Savos Hospital District. Connecting Health and Humans K.
Saranto et al. (Eds.)IOS Press.
Moody, LE et al (2004). Electronic Health Records Documentation in Nursing:
Nurses' Perceptions, Attitudes, and Preferences. Medscape Journal
electronik
Peterson, H., & Jelger, U.G. (1988). Hospital information systems. In M.J. Ball,
NewYork: Springer.
Saba, V. K. & McCormick, K. A. (2001). Inti komputer untuk perawat (4th ed).
New York: McGraw Hill, p 184.Simpson 2006
Saranto, K & Kinnunen UM, .(2009). Evaluating nursing documentation research
designs and methods: systematic review. Journal of Advanced Nursing
Seto, R et al, (2009). Development of the Incident Reporting System Using the
Nursing Administrative Database. Connecting Health and Humans K.
Saranto et al. (Eds.) IOS Press.
Sortlife dan Blois, (2001) The Computer meet Medicine: Emerge of Discipline .
Medical Informatics: Computer Application in Healthcare 3-40 New
York Springer.
Strachan, H and Dallest, K.(2009). An Electronic Portal to Support Using
Information to Improve Healthcare. Connecting Health and Humans K.
Saranto et al. (Eds.).IOS Press.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai