Anda di halaman 1dari 17

KEPENDUDUKAN DAN KETEGAKERJAAN

PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan dari suatu tipe perekonomian
menjadi tipe lain yang lebih maju (Hirschman,1970). Sedangkan menurut Meier dan
Baldwin(1964), pembangunan ekonomi adalah suatu proses, dengan proses dimana
pendapatan nasional riil suatu perekonomian bertambah selama suatu periode waktu yang
panjang. Kadang-kadang istilah pembangunan ekonomi sering disamakan dengan
modernisasi, westernisasi, serta industrialisasi (Sitohang,1970).
Faktor-faktor yang dapat menghambat pembangunan ekonomi, diantaranya adalah :
(1) pertumbuhan penduduk yang cepat,
(2) sumberdaya alam yang tidak memadai,
(3) pemanfaatan sumberdaya yang tidak efisien,
(4) sumberdaya manusia yang tidak memadai (Lipsey, dkk, 1990).
Konsekuensi dari adanya faktor-faktor penghambat pembangunan ekonomi menurut
Lipsey (1990) dapat menyebabkan adanya pengangguran di suatu negara. Sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
(1) tanah dan kekayaan alam lainnya,
(2) jumlah dan mutu daripenduduk dan tenaga kerja,
(3) barang-barang modal dan tingkat teknologi,
(4) sistem sosialdan sikap masyarakat (Sukirno,1981).
Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup penduduk
negarayang bersangkutan yang biasa diukur dengan pendapatan riil perkapita. Standar hidup
tidak akan dapat dinaikkan kecuali jika output total meningkat dengan lebih cepat
daripadapertumbuhan jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output,
makadiperlukan

adanya

penambahan

investasi

yang

cukup

besar

untuk

dapat

menyerappertambahan penduduk.
Pada kesempatan kali ini, akan membahas tentang hubungan pertumbuhan penduduk
dengan perkembangan ekonomi khususnya tenaga kerja yang berpartisipasi dalam
perekonomian.Untuk mempelajari tenaga kerja dan kependudukan maka ada baiknya kita mengetahui
definisi dari masing-masing pengertian tersebut.kependudukan atau demografi merupakan
cabang ilmu yang mempelajari bagaimana dinamika kependudukan manusia. Meliputi di
dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk
1

berubah setiap waktu akibat kelahiran,kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis


kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang
didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
Sedangkan tenaga kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau
lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia
menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil Sensus Penduduk 1971,
1980 dan 1990). Namun sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan
internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.Pertumbuhan penduduk
ternyata banyak membantu ekonomi negara maju karena mereka sudah makmur dan
modalnya berlimpah, sedangkan jumlah buruh kurang. Pada kenyataannya bahwa kenaikan
jumlah penduduk justru menghasilkan GNP yang naik lebih tinggi dibandingkan hanya
sekedar proporsional.Akibat adanya pertumbuhan jumlah penduduk dalam pembangunan
berbeda dengan negara maju.
Hal ini disebabkan ekonomi dinegara berkembang, modalnya berkurang dan jumlah
buruhnya melimpah. Ini menunjukkanadanya perbedaan yang sangat tajam bahkan bertolak belakang
dengan kondisi di negara-negara kaya atau di negara maju. Oleh karena itu pertumbuhan
penduduk di negara-negara berkembang dianggap sebagai hambatan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan penduduk yang cepat berarti memperberat tekanan pada lahan pekerjaandan
menyebabkan terjadinya pengangguran. Juga masalah penyediaan pangan yang semakin
banyak jumlahnya. Pertumbuhan penduduk terutama berpengaruh yang sangat besar
baik dalam hal pendapatan per kapita, standar kehidupan, pembangunan pertanian, lapangan
kerja,tenaga buruh, maupun dalam hal pembentukan modal
KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
.
Pengertian Penduduk
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang
mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada
benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia,
maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia
selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan
tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu:
fertilitas, mortalitas dan migrasi.
2

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksiyang nyata dari seorang wanita
atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi
perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi
pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup.Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan
migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingatadanya densitas (kepadatan)
dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang
untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar. Migrasi adalah
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas
politik/negara atau pun batasadministratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan
sebagai perpindahanyang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
.
Teori penduduk modern
Pandangan-pandangan tentang Teori penduduk modern, diantaranya:
Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang penting
dalam kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam kekuatan negara
dan memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan kekayaan negara.
Pandangan Kaum Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian
dalam rangka menunjang pertambahan penduduk.
Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat
menentukan tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa jumlah
penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah makanan yang dapat
diproduksi oleh tanah.
Pandangan Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang
cukup banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf hidup yang layak.
Pertumbuhan penduduk (populatin growth) di suatu negara adalah peristiwa
berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dengan
migrasi neto. Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan penduduk yang
diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi neto (nett
migration) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran
dan jumlah emigran.

Faktor mendorong terjadinya kependudukan


Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, antara lain:
Kemajuan IPTEK.
Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik
dari sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.
Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang
diperlukan.
Pengertian Tenaga kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia,
karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan
selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan
penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak
pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun
ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun
karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
Peranan Penduduk dalam Pembangunan Ekonomi
Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan negara-negara sedang berkembang,yaitu:

Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi


Adanya struktur umum yang favorable
Tidak adanya distribusi penduduk yang merata
Tidak adanya tenaga kerja yang terlatih dan terdidik

Tingkat Perkembangan Penduduk yang Tinggi


Tidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang
negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara. Kaum klasik mengemukakan
bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat pada suatu negara yang maju, akan memberikan
dampak positif. Dengan bertambahnya penduduk maka daya beli masyarakat semakin
meningkat. Hal ini dikarenakan dalam negara maju, tingkat tabungan yang dimiliki mampu
mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, sehingga dengan penduduk yang banyak justru
meningkatkan purchasing power.
Permintaan akan meningkat seiring bertambahnya penduduk. Penawaranpun akan
bertambah pula karena semakin banyak kebutuhan penduduknya yang harus dipenuhi. Efek
yang lain, dengan semakin banyaknya penduduk yang berkualitas, maka sektor tenaga kerja ahli
mudah didapat. Apalagi di negara maju ditunjang oleh banyak faktor. Hal ini sesuai dengan pendapat
Keynes, bahwa dalam negara maju meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan permintaan
tenaga kerja akan selalu mengiringi kenaikan jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk di negara
berkembang umumnya memberikan efek yang negatif, karena pertumbuhan penduduk tidak
diimbangi dengan kualitas dan produktivitas manusianya tersebut.
Sebagaimana dijelaskan oleh Kaum Klasik bahwa selalu ada perlombaan antara
tingkat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk yang akhirnya akan
dimenangkan oleh perkembangan penduduk. Hal itu terjadi karena penduduk juga berfungsi
sebagai tenaga kerja, sehingga biasanya sering terdapat kesulitan dalam penyediaan lapangan
pekerjaan. Kalau misalnya penduduk tersebut dapat mendapatkan pekerjaan, maka akan dapat
meningkatkan kesejahteraan bangsanya, namun apabila tidak,mereka akan menjelma menjadi
pengangguran yang hanya akan meningkatkan angka ketergantungan dan otomatis
menurunkan tingkat kesejahteraan suatu negara. Produktivitas penduduk di negara
berkembang relatif rendah sehingga mengakibatkan rendahnya produksi.Hal itu dikarenakan
sebagian besar penduduk di negara berkembang berasal dari sektor agraris, sehingga hasil
dari produksinya biasanya hanya habis untuk dikonsumsi sendiri.Bahkan untuk konsumsi
sendiri saja masih kurang, sehingga mereka tidak terlalu memikirkan tentang menabung
(saving) apalagi investasi.
a) Isu Kependudukan
Di negara berkembang, masalah kependudukan merupakan masalah yang sulit
untuk diatasi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan tingkat
tabungan yang cukup. Apalagi jika kualitas penduduk itu sendiri tidak cukup bagus
setidaknya untuk memproduksi atau memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia akan menjadi
5

pengangguran yang tentunya akan mengurangi tingkat kesejahteraan. Oleh karena itu, di
negara berkembang dibutuhkan suntikan investasi untuk mengembangkan perekonomian.
b) Trend Fertilitas dan Mortalitas
Pada umumnya tingkat kelahiran yang tinggi dihubungkan dengan kemiskinannasional.
Namun adalah keliru bila kita menyiimpulkan bahwa berhubung angka kelahiran yang tinggi
pada umumnya terdapat di negara miskin. Sedangkan angka kelahiran rendah terdapat di
negara maju. Maka dengan meningkatkan pendapatan per kapita lalu tingkat kelahiran akan
menurun. Juga tidak ada kepastian hubungan antara laju pertumbuhanpendapatan nasional
per kapita dengan tingkat kelahiran. Namun jelas ada bukti bahwa ada hubungan positif
antara distribusi pendapatan dengan tingkat kelahiran. Akhirnya kita dapat menyimpulkan
bahwa negara-negara yang berjuang untuk mengurangi tidak meratanya penghasilan atau
dengan kata lain berusaha menyebarkan hasil (benefit) dari pembangunan ekonomi ke
sebagian besar penduduk akan mungkin sekali mampu menurunkan tingkat kelahiran
daripada negar-negara yang kurang memperhatikan pemerataan hasil pembangunan
ekonominya.
c) Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Investasi
Untuk meningkatkan output, tambahan investasi harus cukup besar sehingga dapat
meningkatkan penghasilan riil per kapita. Tetapi kesulitan dalam hal ini sering dialami oleh
negara berkembang, sesuai dengan Teori Perangkap pada Keseimbangan Pendapatan yang
Rendah Malthus. Kesimpulannya untuk dapat mempertinggi penghasilan per kapitanya negara
berkembang memerlukan kebijakan dorongan yang besar. Atau perekonomian harus memenuhi apa yang
disebut usaha minimum yang sangat perlu. Pembangunan yang secara sedikit demi sedikit
pun bisa dilakukan asal dengan memilih sektor yang yang mempunyai kapasitas berkembang
yang cepat.
Struktur Umur yang Tidak Favorable
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pada umumnya pada negarayang
berkembang

memiliki

angka

ketergantungan

yang

tinggi

karena

besarnya

jumlahpenduduk usia muda. Proporsi yang besar dari penduduk usia muda ini tidak
menguntungkanbagi pembangunan ekonomi, karena:
Penduduk golongan usia muda, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan
per kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukan produsen dalam
perekonomian tersebut. Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu
negara akan mengakibatkan lebih banyak alokasi faktor-faktor produksi ke arah

investasi-investasi sosial dan bukan ke investasi-investasi kapital. Oleh karena itu,


paling tidak ia akan menunda perkembangan ekonomi.
Distribusi Penduduk yang Tidak Seimbang
Tingkat urbanisasi yang tinggi pada umumnya terjadi pada daerah-daerah yang
sudahmaju. Sebab para penduduk lebih banyak berpindah dari daerah yang kurang
maju ke daerah yang lebih maju, sehingga pada negara maju tingkat urbanisasi lebih
kecil. Adanya tingkat upah yang leih menarik di sektor industri mendorong penduduk yang ada
di desa berpindah ke kota yang menyebabkan penduduk di negara maju yang bekerja di
sektor pertanian lebih sedikit. Berbeda dengan di negara yang berkembang.
Urbanisasi yang tinggi menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses perkembangan
ekonomi antara sektor pertanian dengan sektor industri. Ketidakseimbangan distribusi
penduduk baik antara desa dan kota maupun antara daerah yang lebih berkembang dan
daerah yang kurang berkembang akan menghambat jalannya pembangunan ekonomi karena
pembangunan ekonomi memerlukan mobilitas tenagakerja yang lebih mudah, yang
didapati di negara-negara atau daerah-daerah yang memiliki distribusi penduduk yang
lebih merata.
Kualitas Tenaga Kerja yang
RendahRendahnya kualitas penduduk merupakan penghalang pembangunan ekonomi
suatunegara disebabkan oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan tenaga kerja yang
rendah. Makamenurut Schumacher pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar
manfaatnyadibandingkan faktor-faktor produksi yang lain

Jumlah Penduduk dan Pembangunan


Salah satu tanda negara berkembang umumnya terletak pada jumlah penduduk yang
begitu banyak, sedangkan jumlah yang banyak itu sebagian besar tidak produktif, karena
kualitasnya yang sangat rendah. Banyaknya jumlah penduduk di negara-negara berkembang
disebabkan tidak seimbangnya jumlah kelahiran dan kematian. Walaupun sudah sejak lama
diadakan pengendalian melalui keluarga berencana. Masalah jumlah penduduk yang begitu
banyak baik di negara-negara yang terbelakang maupun negara-negara berkembang
sebenarnya sudah sejak lama dikhawatirkan oleh hipotesis Malthus yang mengatakan bahwa
konsumsi keseimbangan jangka panjang tidak terletak lebih tinggi dari pada tingkat
subsistence. Bahkan secara umum para mahasiswa lebih kenal dengan teori Malthus yang
7

menekankan bahwa jumlah produksi makanan menurut deret hitung, sedangkan jumlah
pertumbuhan penduduk menurut deret ukur. Walau teori Malthus akhirnya juga ditolak oleh
para ahli yang menyatakan bahwa
1. Teori

Malthus

tidak

memperhitungkan

peranan

serta

pengaruh

adanya

kemajuanteknologi.
2. Teori itu hanya didasarkan pada satu hipotesis, yang berkaitan dengan
hubunganmakro antara jumlah pertumbuhan penduduk dan pendapatan perkapita,
yang ternyatatidak tahan uji secara empiris.
3. Teori Malthus hanya menitik beratkan pada variabel yang ternyata dianggap
keliru,dimana pendapatan perkapita sebagai determinan utana dalam pertumbuhan
pendudul.Tapi seharusnya berdasarkanp pada mikro ekonomi yang menitik beratkan
pada taraf hidup individu, dimana determinan utamanya bagi keluarga adalah
keputusanmengenai jumlah anak, dan bukannya pada taraf hidup masyarakat
secarakeseluruhan.

Penduduk dan lapangan kerja


yang meningkat dengan cepat menjerumuskan perekonomian pengangguran dan
kekurangan lapangan kerja. Kerena penduduk meningkat proporsi pekerja pada penduduk
total menjadi naik. Tetapi karena ketiadaaan sumber pelengkap, tidaklah mungkin untuk
mengembangkan lapangan pekejaan. Akibatnya tenaga buruh, pengangguran dan kekurangan
lapangan kerja meningkat. Penduduk yang meningkat dengan cepat mengurangi pendapatan,
tabungan dan investasi. Karenanya pembentukan modal menjadi lambat dan kesempatan
kerja kurang dan dengan begitu meningkatkan pengangguran. Lebih dari itu , apabila tenaga
buruh dibandingkan dengan lahan meningkat, sumber modal dan sumber lainnya, faktor
komplemen tersedia per pekerja merosot dan akibatnya pengangguran dan kekurangan
pekerjaan meningkat.
LEDAKAN PENDUDUK
Dari banyak penelitian kita mengetahui bahwa faktor utama yang menentukan
perkembangan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran dan tingkat perpindahan
penduduk (migrasi).

Tingkat Kematian
Ada empat factor yang menyumbang terhadap penurunan angka kematian pada umumnya
Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan meningkatnya
produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian dunia yag cukup lama.
Adanya perbaiakan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat), maupun
kesehatn individu.
Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya lembagalembaga kesehatan umum yang modern.
Meningkatnya pengahsilan rill per kapita, sehingga orang mampu membiayai hidupnya
dan bebas dari kelaparan dan penyakit,dan selanjutnya dapat hidup sehat.
Tingkat Kelahiran
Di Negara-negara industry pertumbuhan pendududuk berlangsung terus di samping
adanya penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan dengan
perkembangan ekonomi melalui pola-pola kebudayaan seperti : umur perkawinan, status
wanitanya, kedudukan antara rural dan urban serta sifat-sifat dari dari system family yang
ada.

Migrasi
Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk.
Oleh karena itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat
kelahiran dan tingkat kematian saja. Penduduk di amerika latin dan amerika utara meningkat
karena alas an migrasi.
PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN
Dari pembicaraan mengenai ledakan penduduk yang terjadi di Negara-negar sedang
berkembang, dapatlah kita menyimpulkan bahwa masalah penduduk merupakan masalah
yang sangat sukar untuk diatasi. Sebenarnya kita dapat menterapkan suatu kebijakan dari
sudut tingkat kematian untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk, yaitu dengan
mencegah penurunan tingkat kematian: atau dengan kata lain meningkatkan adanya

kematian. Tetapi tindakan ini jelas bertentangan dengan hati nurani manusia yang pada
umumnya ingin hidup lama di dunia dan tentunya tidak dapat dilaksanakan.
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Sedangkan Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
.
Klasifikasi Tenaga Kerja
Berdasarkan penduduknya

Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan
sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja,
mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun
sampai dengan 64 tahun.

Bukan Tenaga Kerja


Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau
bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13
Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15
tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia
(lanjut usia) dan anak-anak.
Berdasarkan batas kerja

Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan.

Bukan angkatan kerja


Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya
hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:

10

anak sekolah dan mahasiswa


para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
para pengangguran sukarela
Berdasarkan kualitasnya

Tenaga kerja terdidik


Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal.
Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

Tenaga kerja terampil


Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang
tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara
berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli
bedah, mekanik, dan lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga
saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

Rendahnya kualitas tenaga kerja


Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat
pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya
masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya
produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas
hasil produksi barang dan jasa.
Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja
akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung
dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah,
semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
11

Persebaran tenaga kerja yang tidak merata


Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain
masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan
kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah
lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia
mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain
itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan
kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian
pengangguran akan semakin banyak
Konsep dan Definisi
Tenaga kerja dipilah pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah adalah penduduk berumur 15 tahun
keatas yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya pekerjaan tetapi
sementara tidak bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan
yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja,
tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari kerja
Angkatan kerja itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan pengangur. Yang
dimaksud dengan pekerja adalah adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja
pada pengusaha dengan menerima upah (www.tempointeraktif.com). Pengangguran
merupakan usaha mendapatkan pekerjaan yang tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu
yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu sebelumnya asalkan masih dalam status
menunggu jawaban lamaran, dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan.
Penganguran semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur terbuka.
Pemanfaatan Sumberdaya Manusia
Beberapa Konsep KetenagakerjaanYang dimaksud dengan human resource disini
adalah penduduk yang berupa tenagakerja (human power) yang dianggap sebagai faktor
produksi. Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15-64 tahun.Beberapa
konsep/definisi yang digunakan dalam ketenagakerjaan adalah sbb:

12

1. Penduduk Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia


selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam
bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
2. Usia kerja Indonesia menggunakan batas bawah usia kerja (economically active
population) 15 tahun (meskipun dalam survei dikumpulkan informasi mulai dari
usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja.
3. Angkatan Kerja Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang
dilakukan oleh penduduk usia kerja selama periode tertentu. Angkatan Kerja
adalah penduduk usia kerja yang bekerja, ataupunya pekerjaan namun sementara
tidak bekerja, dan pengangguran.
4. Bukan angkatan kerja
Penduduk usia kerja tidak termasuk angkatan kerja mencakup penduduk yang
bersekolah,mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainya.
5. Bekerja
Kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh pendapatan atau keuntingan paling sedikit 1(satu) jam
secara tidak terputus selama seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup,
baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu
yang lalu sementara tidak bekerja, misal karena cuti, sakit dan sejenisnya. Kriteria satu
jam (the one-hour criterion) digunakan dengan pertimbangan untuk mencakup
semua jenis pekerjaan yang mungkin ada pada suatu negara, termasuk didalamnya
adalah pekerja dengan waktu singkat (short-time work), pekerja bebas, stand-by
work dan pekerja yang tak beraturah lainnya. Kriteria satu jam juga dikaitkan
dengan definisi bekerja dan pengangguran yang digunakan, dimana pengangguran
adalah situasi dari ketiadaan pekerja secara total, sehingga jika batas minimum dari
jumlah jam kerja dinaikkan maka akan mengubah definisi pengangguran yaitu bukan lagi
ketiadaan pekerjaan secara total.

Keadaan Tenaga Kerja di Negara-Negara Berkembang


Sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang berada dalam keadaan yang
ditandai dengan kemiskinan massal. Pertumbuhan penduduk yang dialami oleh negara-negara
berkembang sangat cepat laju pertumbuhannya. Sehingga hal tersebut merupakan faktor
dinamika yang paling penting, sebab faktor penduduk mempengaruhi serta menentukan arah
perkembangan suatu negara di masa yang akan datang. Pertumbuhan penduduk merupakan
13

masalah pokok dalam pembangunan ekonomi. Pengaruh pertambahan penduduk ini terlihat
pada pengadaan kebutuhan-kebutuhan pokok secara total harus ditambah terutama pengadaan
pangan dan mengakibatkan naiknya angkatan kerja
Apabila jumlah penduduk tumbuh sama cepat dengan pendapatan nasional, maka
pendapatan per kapita tidak bertambah. Salah satu implikasi yang menonjol dalam masalah
pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang yaitu angkatan kerja produktif harus
menanggung beban yang lebih banyak untuk menghidupi anggota keluarga secara
proporsional jumlahnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan yang ada di negaranegara maju. Artinya, negara-negara berkembang tidak hanya dibebani oleh tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi tetapi juga angkatan kerjanya harus menaggung beban
ketergantungan yang lebih berat. Bagi negara-negara berkembang pada umumnya mengalami
ledakan angkatan kerja, namun gelombang pekerja yang belum ada tarafnya sekarang sedang
memasuki pasaran kerja, tetapi tidak diikuti dengan peningkatan lowongan kerja yang baru.
Sehingga pengangguran di kota-kota dan di desa-desa semakin meningkat terus.
Pengangguran yang terjadi di negara-negara berkembang disebabkan oleh banyaknya
penduduk usia produktif yang kurang memiliki keahlian dalam bekerja dengan didukung oleh
sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Sebagian besar penduduk di negara-negara
berkembang bekerja di daerah pedesaan.Lebih dari 65% penduduknya tinggal secara
permanen bahkan turun-temurun. Demikian pula sekitar 58% angkatan kerja di negara-negara
berkembang mencari nafkah di sektor pertanian yang menyumbang GNI sebesar 14%.
(Smith,2006).
Banyaknya penduduk di negara-negara berkembang yang bekerja di sektor
pertanianserta memproduksi output primer (bahan-bahan mentah) dikarenakan pada suatu
kenyataan bahwa tingkat pendapatan yang rendah sehingga prioritas pertama bagi penduduk
tersebut adalah pangan, pakaian dan papan. Selain itu juga dikarenakan tenaga kerja di
negara-negara berkembang memiliki kualitas yang rendah bila dibandingkan dengan negaranegara maju sehingga tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja di negara-negara maju.
Indikator dari rendahnya kualitas tenaga kerja di negara-negara berkembang salah satunya
dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Pendidikan merupakan faktor yang menentukan
terhadap kualitas dari tenaga kerja disuatu negara dan merupakan unsur yang mendasar bagi
pertumbuhan ekonomi. Modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian
atas investasi pendapatan. Sebagian besar tenaga kerja di negara-negara berkembang hanya
menempuh pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar dibandingkan dengan negara maju yang
standarisasi pendidikannya lebih tinggi, yaitu tenaga kerja yang berpendidikan sarjana
14

Jumlah penduduk, Kesempatan Kerja dan pengangguran


Jumlah penduduk yang besar pada dasarnya merupakan potensi yang sangat berharga
ditinjau dari segi tenaga kerja, jika dapat didayagunakan dengan baik, penduduk yang
sangatbanyak dan memiliki keterampilan ini merupakan potensi yang berharga. Jumlah
penduduk yang besar dan tidak memiliki keterampilan ini adalah kerugiannya yang dapat
menyebabkanpengangguran di mana-mana. Hal yang diharapkan kesempatan seimbang
dengan angkatankerja tetapi hal ini tidak terwujud.
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan ekonomi, manusia,
sosial budaya, dan politik, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.
Dalam melaksanakan pembangunan nasional, perluasan lapangan kerja dan peningkatan
kualitas tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku
dan tujuan pembangunan. Masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara berkembang
yaitu laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat sehingga menjadi masalah pokok dalam
pembangunan ekonomi. Pengaruh pertambahan penduduk ini terlihat pada pengadaan
kebutuhan-kebutuhan pokok secara total harus ditambah terutama pengadaan pangan dan
mengakibatkan naiknya angkatan kerja.
Negara-negara berkembang tidak hanya dibebani oleh tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi tetapi juga angkatan kerjanya harus menaggung beban ketergantungan yang lebih
berat. Selain itu, ledakan angkatan kerja banyak dialami oleh negara-negara berkembang
yang tidak diikuti dengan meningkatnya perluasan lapangan kerja sehingga terjadi
pengangguran baik di kota-kota maupun di desa-desa. Jumlah penawaran tenagakerja yang
tinggi di negara-negara berkembang tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas tenaga
kerja. Tenaga kerja di negara-negara berkembang memiliki kualitas yang rendah bila
dibandingkan dengan negara-negara maju sehingga tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja
di negara-negara maju. Indikator dari rendahnya kualitas tenaga kerja di negara-negara
berkembang salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Pembangunan ekonomi
harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas
tenaga kerja. Salah satu peningkatan pendidikan terhadap tenaga-tenaga kerja di negaranegara berkembang, yaitu dengan melakukan inovasi pendidikan dalam semua aspek.
Keberhasilan usaha pembangunan ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan
oleh banyak faktor, salah satunya yaitu faktor tenaga kerja. Peranan tenaga kerja dalam
pembangunan ditentukan oleh jumlah dan mutu tenagakerja yang tersedia sebagai pelaksana
berbagai usaha dilapangan pekerjaan.
15

Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di negara-negara berkembang, khususnya


tenaga kerja yang menganggur tidak selalu menjadi bahaya stagnasi dalam pembangunan
ekonomi. Tenagakerja yang terpaksa menganggur dapat dimanfaatkan dengan menciptakan
lapangan kerja, yang direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan umum. Sehingga
permasalahan mengenai tenaga kerja di negara-negara berkembang dapat teratasi dengan baik
dan tidak lagi menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan ekonomi. Peningkatan
kualitas tenaga kerja yang direalisasikan melalui peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi
solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi mengenai tenaga kerja di negara-negara
berkembang dapat teratasi dengan baik dan tidak lagi menjadi permasalahan yang
menghambat pembangunan ekonomi. Peningkatan kualitas tenaga kerja yang direalisasikan
melalui peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi solusi dalam melaksanakan
pembangunan ekonomi mengenai tenaga kerja di negara-negara berkembang dapat teratasi
dengan baik dan tidak lagi menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan ekonomi.
Peningkatan kualitas tenaga kerja yang direalisasikan melalui peningkatan mutu pendidikan
dapat menjadi solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi.

16

Daftar Pustaka
Ananta, Aris, Ismail Budhiarso dan Turro S. Wongkaren. 1995, Revolusi Demografi dan
Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam buku: Prospek Ekonomi Indonesia
Jangka Pendek: Sumber Daya, Teknologi dan Pembangunan, editor Mohamad
Arsyad Anwar, Faisal H. Basri, Mohamad Ikhsan. Jakarta: Kerjasama Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia dengan Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Ananta, Aris & Anwar Evi, 1994, Proyeksi Penduduk dan Angkatan Kerja di Indonesia 1995
2025. Jakarta: Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Hal Hill, 1996, Transformasi Ekonomi Indonesia Sejak 1996: Sebuah Studi Kritis dan
Komprehensif, PAU (Studi Ekonomi) UGM & PT. Tiara Wacana, Yogyakarta.
Hull, Terry, 2001, Preliminary Calculation of Exponential Rate for Population Enumerations
of Indonesia, 1980 2000, perhitungan disajikan dalam diskusi ilmiah yang
diselenggarakan oleh LD-FEUI di Kampus UI Depok, tanggal 19 Januari 2001

17

Anda mungkin juga menyukai