Makalah Blok1 Modul 1
Makalah Blok1 Modul 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Defenisi bioetik
Perkembangan yang begitu pesat dibidang biologi dan ilmu kedokteran membuat
etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang hidang medis dan profesi kedokteran
saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat dan teman sejawat.oleh
karena itu, sejak 3 dekade terakhir ini telah dikembangkan bietika atau disebut juga etika
biomedis.
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti normanorma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama,
ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti
abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik,
membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan
masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi,
dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan
pada manusia dan hewan percobaan.
2.2
Pembahasan Masalah
Kaidah kaidah bioetik merupakah sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter. Seorang
dokter wajib mengamalkan prinsip prinsip yang ada dalam kaidah tersebut, tetapi pada
beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk
digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Kondisi seperti ini disebut Prima Facie.
Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat,
menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar
moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, yaitu:
Beneficence
Non - Maleficence
Justice
Autonomi
2.2.1
Beneficence
Dalam arti bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia,
dokter tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat. Perlakuan
terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah beneficence
menegaskan peran dokter untuk menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien
mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk.
Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;
Mengutamakan Alturisme
Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
orang lain inginkan
pasien. (Paragraf 4). Dokter bagus memberikan obat penunjang untuk meminimalisasi akibat
buruk agar pasien tidak terlalu menderita.
6.Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak
tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. (Paragraf 5). Disini dokter Bagus
menunjukkan sisi paternalisme penuh kasih sayang dan bertanggung jawab sebagai seorang
dokter dalam menangani pasiennya.
7.Demikianlah kegiatan sehari-hari dokter Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun dokter
Bagus mengabdi di desa tersebut dan kini usianya sudah memasuki 55 tahun, namun belum
ada sedikitpun dibenaknya dokter Bagus untuk mencari pendamping hidupnya, yang ada
hanya bagaimana mengobati pasien-pasiennya (Paragraf 7). Disini dokter Bagus
menunjukkan sisi altruisme, ia menolong dan rela berkorban demi kepentingan orang lain,
dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
2.2.2
Non Malficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya
bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap
berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:
Menghindari misrepresentasi
Autonomi
Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Setiap
individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib
sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan
sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan
membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip prinsip
sebagai berikut:
Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
Baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan oralit untuk anak ibu, nanti ibu
berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering
mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat
kondisi keadaan anak ibu, kata dokter Bagus. (Paragraf 3). Disini dokter Bagus
menunjukkan bahwa setiap keputusan itu berada di tangan pasien, dan dokter bagus tidak
mengintervensi keputusan dari ibu tersebut. Dia juga tetap menjaga hubungan atau kontrak
dengan pasien, dengan berjanji akan mengunjungi anak dari ibu tersebut.
2.Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan
yang harus dilakukan adalah amputasi. (Paragraf 5). Disini dokter bagus berterus terang dan
tidak berbohong demi kebaikan pasien itu sendiri.
3.Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang
dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.
(Paragraf 5). Dapat dilihat bahwa dokter Bagus sepenuhnya memberikan keputusan kepada
pasien, apakah dia mau dirawat atau tidak, dan dokter Bagus pun tetap menjaga hubungannya
dengan pasien melalui kontrol rutin yang dilakukannya.
4.Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya,
pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut. (Paragraf 6) Dapat kita lihat juga
dalam paragraph ini, bahwa dokter Bagus selalu menerapkan prinsip prinsip yang ada
didalam kaidah Autonomi. Dalam kasus ini, dokter Bagus menerapkan prinsip ke 3, yaitu
berterus terang kepada pasiennya
2.2.4
Justice
Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan
perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan
tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,
kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter
terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :
Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan
sebagainya
Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat
Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai kasus dokter Bagus, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dokter Bagus melaksanakan segala tugas praktek kedokterannya berdasarkan prinsip-prinsip
yang ada di dalam kaidah bioetika kedokteran, yaitu beneficence, non maleficence, justice
dan autonomi.
Sesuai prinsip beneficence dokter Bagus memberikan usaha yang terbaik untuk
kesembuhan pasien. Ia mengutamakan kepentingan pasien. Kemudian sesuai prinsip non
maleficence, dokter bagus mengutamakan keselamatan pasien, terutama pada saat pasien
dalam keadaan darurat. Yang ketiga sesuai prinsip justice, dokter Bagus mengutamakan
keadilan baik untuk pasien itu sendiri maupun keluarga pasien. Dan yang terakhir menurut
prinsip autonomi, dokter Bagus mengutamakan hak-hak pasien dalam mengambil keputusan
tentang penanganan terhadap penyakit yang pasien alami dan menghormati hak pasien dalam
menentukan nasibnya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika, Humaiora
dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA.
2. Chang, William. 2009. Bioetika : Sebuah Pengantar . Yogyakarta :Kanisius. Hal 13-16.4.
3.
Hanafiah, M.Jusuf, Amri Amir. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan. Jakarta:EGC.
Hal 3-4
4. Budi S, Zulhasmar S, Tjetjep DS. Bioetik dan Hukum kedokteran. Ed 1. Jakarta : Pustaka
Dwipar; 2005.h.29-31
5. Sachrowardi, Qomariyah S., Ferryal Basbeth. 2011. Bioetika : Isu & Dilema. Jakarta :Pensil324. Hal 21-23.
Makalah PBL
Kaidah Dasar Bioetik dr.Bagus
Nama
: Stephani Gualagetzsa
NIM
: 102013069
Kelas
:F
Kelompok: F6
Fakultas : Kedokteran