Tanggal
Dosen
: 23 November 2015
: Dr. Ir. Mohamad Yani, MEng
PEMBUATAN BIOGAS
SJMP B/P1/Kel.
Dara Nabilah
J3E113037
Tri Ratna
J3E113067
Isnaiar A. Z.
J3E213120
Fathan Asad M
J3E113059
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat yang semakin
beranekaragam sehingga penggunaan energi untuk memenuhi kehidupan masyarakat
semakin tinggi. Penggunaan energi masyarakat pada dasarnya berbeda-beda
disesuaikan dengan aktifitasnya. Kebutuhan energi sebenarnya tidak lain adalah
energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan mendistribusikan secara merata
sesuai sarana pemenuhan kebutuhan pokok manusia.
Pemakaian energi terutama bahan bakar fosil (minyak dan batubara)
semakin lama akan berkurang. Bahan bakar fosil secara besar- besaran sebagai
sumber utama akan berkurang habis yang dapat mengakibatkan kebutuhan energi
masyarakat dan industri terganggu, bahkan dampak jangka panjang mungkin
masyarakat akan kembali ke masa sebelum modern.
Bahan bakar fosil sebagai penyedia sumber daya energi yang telah terbukti
ikut menambah beratnya pencemaran lingkungan. Sedangkan Indonesia yang akan
memasuki era industrialisasi jelas akan memerlukan tambahan energi dalam jumlah
yang relatif besar dan hal ini sudah barang tentu akan berdampak terhadap
lingkungan. Diversivikasi energi merupakan salah satu jawaban untuk mencukupi
kebutuhan yang terus meningkat dengan ketersediaan energi yang semakin menipis.
Berbagai bentuk energi yang telah digunakan manusia seperti batubara,
minyak bumi, gas alam, kayu, dll. Masing masing energi memiliki kelebihan dan
kekurangan tetapi permasalahan/kekurangan yang sama dari bentuk energi tersebut
adalah ketersediaannya, dampak terhadap lingkungan sehingga pencemaran tinggi,
membutuhkan waktu lama untuk memperbaharui energi tersebut.
Biogas merupakan substitusi atau pengganti dari bahan bakar fosil yang
dapat menghasilkan energi seperti bahan bakar fosil. Bahkan biogas dapat
II.
METODOLOGI
starter (kotoran
III. Ditambahkan
PEMBAHASAN
sapi)
A. Hasil
Tanggal
A1
9 Okt 2015
B1
1300 mL
10 Okt 2015
11 Okt 2015
B2
12 Okt 2015
13 Okt 2015
1500 mL
14 Okt 2015
300 mL
1400 mL
15 Okt 2015
300 mL
16 Okt 2015
300 mL
17 Okt 2015
1300 mL
18 Okt 2015
19 Okt 2015
300 mL
20 Okt 2015
700 mL
21 Okt 2015
300 mL
300 mL
22 Okt 2015
300 mL
23 Okt 2015
24 Okt 2015
25 Okt 2015
26 Okt 2015
300 mL
1200 mL
27 Okt 2015
28 Okt 2015
300 mL
29 Okt 2015
30 Okt 2015
300 mL
50 mL
31 Okt 2015
1000 mL
1 Nov 2015
2 Nov 2015
300 mL
3 Nov 2015
4 Nov 2015
300 mL
5 Nov 2015
1300 Ml
6 Nov 2015
300 mL
7 Nov 2015
8 Nov 2015
Ph
I.
Keterangan :
9 Oktober 2015 : Awal Praktikum kelompok B1 & B2
10 Oktober 2015
: Awal Praktikum kelompok A1 & A2
(--)
: Tidak terjadi reaksi
B. Pembahasan
Biogas adalah gas yang dihasilakn dari proses penguraian bahan bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen
biogas antara lain: 60% CH4, 38% CO2, dan 2% N2, O2, H2, H2S. Biogas
dapat dibakar seperti elpiji, dan dalam skala besar biogas dapat digunakan sebagai
pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi
alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan
untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil
menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah
buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada
batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida
yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam
manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih
berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh
fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran
bahan bakar fosil. Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas
yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan
dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.
dijadikan bahan baku untuk proses fermentasi non alkohol dalam pembuatan
biogas.
Proses Pembuatan Biogas
Pada praktikum ini limbah yang digunakan adalah limbah sayuran dan
limbah buah-buahan. Limbah tersebut dicacah terlebih dahulu menjadi ukuran
yang lebih kecil agar memperluar permukaan bahan sehingga mempercepat dan
mempermudah proses degradasi. Penambahan starter pada praktikum ini yaitu
dengan menambahkan starter 1:1 (kotoran sapi:limbah). Setelah penambahan
starter dilakukan proses pengadukan secara merata dengan penambahan air sedikit
demi sedikit sehingga menjadi bubur. Kemudian adonan tersebut dimasukkan ke
dalam alat reactor biogas dan dilakukan pengamatan selama satu bulan.
Secara garis besar proses pembentukan biogas dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu:
1. Tahap Hidrolisis (Hydrolysis)
Pada tahap ini, bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat kompleks;
protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek. Contohnya polisakarida diubah
menjadi monosakarida, sedangkan protein diubah menjadi peptide dan asam
amino.
2. Tahap Asidifikasi (Acidogenesis dan Acetogenesis)
Pada tahap ini, bakteri (Acetobacter aceti) menghasilkan asam untuk
mengubah senyawa rantai pendek hasil proses hidrolisis menjadi asam asetat,
hidrogen, dan karbon dioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerob yang
dapat tumbuh dan berkembang dalam keadaan asam. Bakteri memerlukan oksigen
dan karbondioksida yang diperoleh dari oksigen yang terlarut untuk menghasilkan
asam asetat. Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk
pembentukan gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain itu
bakteri tersebut juga mengubah senyawa berantai pendek menjadi alkohol, asam
organik, asam amino, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan sedikit gas
metana.Tahap ini termasuk reaksi eksotermis yang menghasilkan energi.
Kotoran sapi
65,7
27,0
2,3
0
0,1
0,7
6513
Pada praktikum biogas, gas yang telah dihasilkan dari proses fermentasi
anaerob diletakan tabung air sebagai indikator, apabila terdapat gas maka air dari
tabung akan mengalami penurunan.
ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan
pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline
dinamakan gas alam terbaharui.
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya
minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti
bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan
sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan
dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk
organik pada tanaman / budidaya pertanian. Potensi pengembangan Biogas di
Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup banyaknya populasi sapi,
kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500 ribu ekor kuda
pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m3 biogas per
hari. Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa 1
m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu
pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai
nilai ekonomis yang tidak kecil pula.
Selain bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah kelebihan
yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain:
1. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
2. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap.
3.
4.
Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga
tidak mencemari lingkungan.
5.
2.
IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan biogas
merupakan proses fermentasi limbah ternak berupa kotoran pada tempat tertutup
sehingga proses dilakukan pada kondisi anaerob.
DAFTAR PUSTAKA