Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks.
Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan pendekatan
hipotesis deduktif, yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk
menguji penjelasan hipotesis dari fenomena-fenomena ekologis (Campbell,
2000). Secara singkatnya, ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkunganya. Ekologi merupakan ilmu karena memiliki objek berupa
makhluk hidup dan lingkunganya, sistematis, dapat diuji, memiliki
metode,ada permasalahan, ada produk/ hasil dan selalu berkembang.
Salahsatu pokok bahasan yang dipelajari dalam ekologi adalah ekosistem.
Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik.
Contoh faktor biotik adalah makhluk hidup baik itu manusia, hewan, ataupun
tumbuhan.Contoh faktor abiotik yaitu suhu, kelembaban, iklim, curah hujan,
dan sebagainya. Habitat habitat yang ada dalam ekositem sangatlah
mempengaruhi keberagaman suatu ekositem itu dan keseimbangan ekositem
itu, karena dalam faktor biotik itu terdiri 3 bagian, yaitu Produsen , konsumen
dan dekomposer. Jika salah satu dari ketiga faktor itu tidak ada
keseimbangan, maka ekosistem itu akan ada sebuah gangguan. Sebuah
wilayah satu dengan wilayah lainnya pasti akan berbeda tingkat
keberagamannya.
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu,
populasi, atau komunitas.Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya:
seekor kelinci seekor serigala, atau individu yang lainnya. Sejumlah individu
sejenis (satu species) pada tempat tertentu akan membentuk Populasi.
Contoh : di padang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok
srigala. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena

kelahiran, kematian, dan migrasi ( emigrasi dan imigrasi). Sedangkan


komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah
tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi. Contoh: di suatu
padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi rumput, populasi kelinci
dan populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati
tempat hidup tertentu yang disebut habitat.
Ekosistem tidak akan tetap selamanya, tetapi selalu mengalami
perubahan. Antara faktor biotik dan abiotik selalu mengadakan interaksi, hal
inilah yang merupakan salah satu penyebab perubahan. Perubahan suatu
ekosistem dapat disebabkan oleh proses alamiah atau karena campur tangan
manusia.
Untuk mengetahui komponen biotik dan komponen abiotik serta
hubungan antara komponen biotik dan komponen abiotik. Maka, kami
melakukan pengamatan di hutan biologi.

B. TUJUAN
1. Mengenal komponen penyusun ekosistem baik biotik maupun abiotik.
2. Mengklasifikasi komponen ekosistem yang teridentifikasi ke dalam
kelompok :
a. Edafik dan klimatik, organik dan anorganik untuk komponen abiotik
b. Nama jenis dan tingkatan trofik, untuk komponen biotik.
3. Mencari hubungan antara komponen penyusun ekosistem.
4. Mengevaluasi ekosistem yang dipelajari, berdasarkan kelengkapan
komponen penyusunnya.

BAB II
DASAR TEORI
Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi
hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta
kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi
lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri
atas komponen abiotik dan biotik.
Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem
tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem
dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar,
ekosistem tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin).
Komponen ekosistem terdiri dari dua macam, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik meliputi semua jenis makhluk hidup yang
ada pada suatu ekosistem. Contoh komponen biotik adalah manusia,hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme. Menurut peranannya dalam ekosistem,
komponen biotik dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen,
dan pengurai. Organisme yang berperan sebagai produsen

adalah semua

organisme yang dapat membuat makanan sendiri. Organisme ini disebut


organisme autotrof, contohnya adalah tumbuhan hijau. Sedangkan organisme yang
tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof ) berperan sebagai konsumen
( Sowarno, 2009 ).
Selain mampu mencukupi kebutuhannya akan energi, produsen juga
berperan sebagai sumber energi bagi organisme lain. Energi yang dihasilkan
produsen akan dimanfaatkan oleh organisme lain melalui proses makan dan
dimakan. Hewan pemakan tumbuhan memperoleh energi dari tumbuhan yang
dimakannya. Sedangkan hewan pemakan tumbuhan tersebut juga bisa dijadikan
sumber energi bagi hewan lain yang memakannya. Organisme yang memperoleh
makanan dengan cara demikian disebut konsumen. Jadi, organisme yang berperan
sebagai konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri
atau disebut organisme heterotrof ( Subardi, 2009 ).

Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup.Komponen


abiotik merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup. Contoh
komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan,udara, garam-garam
mineral, dan tanah. (Diah Aryulina, 2004:268)
a)

Suhu
Suhu atau temperature adalah derajat energy panas.Sumber utama energy panas
adalah radiasi matahari.suhu merupakan komponen abiotik di udara , tanah, air.
Suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan reaksi kimia
yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. (Diah Aryulina,2004:268)

b)

Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energy yang bersumber dari radiasi matahari.cahaya
matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang
gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari dengan
panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis. (Diah Aryulina,2004:269).

c)

Air
Air terdiri dari molekul-molekul H2O.Air dapat berbentuk padat, cair dan gas.Di
alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air.Dalam kehidupan, air sangat
diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air.
(Diah Aryulina,2004:269)

d)

Kelembapan
Kelembapan

merupakan

salah

satu

komponen

abiotik

di

udara

dan

tanah.Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan


kelembapan di tanah berarti kandungan air dalam tanah.Kelembapan diperlukan
oleh

mkhluk

hidup

agar

tubuhnya

tidak

cepat

kering

karena

penguapan.Kelembapan yang diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-beda.


(Diah Aryulina,2004:269)
e)

Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen
(20,93%), karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen diperklukan
makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup

untuk bernapas. Karbon dioksida digunakan tumbuhan utnuk fotosintesis. (Diah


Aryulina,2004:269)
f)

Garam-garam mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen. Fosfat, sulfur,kalsium dan
natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air. (Diah
Aryulina,2004:269)

g)

Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut,
dan pembusukan bahan organic. Tanah memilki sifat,tekstur dan kandungan
garam mineral tertentu. (Diah Aryulina,2004:269)

h)

Iklim
Iklim mempunyai hubungan yang erat dengan komunitas tumbuhan dan
kesuburan tanah. Contohnya adalah di daerah yang beriklim tropis, seperti
Indonesia, memiliki hutan yang lebat dan kaya akan keanekaragaman hayati yang
disebut hutan hujan tropis sedangkan di daerah subtropis hutan seperti itu tidak
dijumpai (Kistinnah, 2009 ).

BAB III
METODE
A. ALAT DAN BAHAN
1. Termometer
2. Luxmeter
3. Anemometer
4. Soiltester
5. Higrometer
6. Meteran
B. CARA KERJA
1. Menentukan lokasi pengamatan
2. Mengamati komponen biotik yang ada dilokasi pengamatan berupa
hewan dan tumbuhan
3. Mengamati dan mengukur komponen biotik yang ada dilokasi
pengamatan
4. Menuliskan data yang didapatkan setelah melakukan pengamatan dan
pengukuran
5. Melakukan analisis dan mengolah data

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL DAN DATA PERCOBAAN


1. Komponen biotik
Tumbuhan
Kelengkeng / Dimocarpus longan L.
Resede atau gamal / Glyricidia
maculata

Hewan
Semut besar
Semut kecil

Telang / Clitoria ternatea


Deffenbachia bowmannii
Getih getihan /Rivina humilis

Nyamuk
Lebah
Lalat daun
Laba- laba

Dracaena fragraus
Monstera sp
Pohon Randu
Pohon Wuni/ Antidesma bunius
Tanaman A
Tanaman B

2. komponen abiotik
Tanah
Ph: 7
Kelembaban: 25%

Udara
Suhu: 32 C
Intensitas cahaya: 2100 lux
Kelembaban: 55%

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum dengan pokok bahasan ekosistem ini memiliki
tujuan mengenali komponen penyusun ekosistem baik biotik maupun
abiotik,mengklasifikasi komponen ekosistem yang teridentifikasi ke dalam
kelompok (edafik dan klimatik, organik dan anorganik untuk komponen
abiotik, nama jenis dan tingkatan trofik,untuk komponen biotik),
kemudian mencari hubungan antar komponen penyusun ekosistem dan

mengevalusi ekosistem yang dipelajarinya, berdasarkan kelengkapan


komponen penyusunnya.
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi
kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen
abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua
komponen ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan
hewan dengan air. Komponen Abiotik, yaitu komponen yang terdiri atas
bahan-bahan tidak hidup (nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan
kimia, seperti tanah, air, matahari, udara, dan energi. Kondisi tanah pada
saat praktikum setelah diukur menggunakan ph meter memiliki PH sebesar
7 dan ketika diukur menggunakan alat pengukur kelembaban tanah
diperoleh hasil kelembaban sebesar 25%. Kemudian kondisi fisik udara
pada saat itu bersuhu 320C dengan intensitas cahaya 2100lux. Komponen
qselanjutnya adalah komponen Biotik, yang terdiri atas makhluk hidup
(organisme).Komponen Biotik yang ditemukan pada saat praktikum
adalah hewan dan tumbuhan. Ditemukan banyak tumbuhan diantaranya
Kelengkeng/ Dimocarpus longan L., Resede atau gamal / Glyricidia
maculate, Telang / Clitoria ternatea, Deffenbachia bowmannii, Getih
getihan /Rivina humilis, Dracaena fragraus, Monstera sp, Pohon Wuni/
Antidesma bunius, Tanaman B, Tanaman C

Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan


membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat
memiliki fungsinya masing-masing dan selama tidak ada fungsi yang
terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.
Berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan
menjadi dua komponen, yaitu Komponen abiotik dan komponen biotik.
Serta hewan yang ditemukan adalah sebagai berikut diantaranya
terdapat semut kecil, semut besar, laba-laba,nyamuk dan lalat.Berdasarkan
fungsi atau peranannya dalam ekosistem faktor-faktor biotik itu

dikelompokkan menjadi produsen dan konsumen. Produsen adalah semua


organisme yang mampu membuat zat organik yang dibutuhkannya dan zat
anorganik. Oleh karena itu, produsen termasuk organisme autotrof atau
organisme yang mampu membuat makanan sendiri. Tumbuhan hijau dapat
mengubah

senyawa

anorganik

menjadi

senyawa

organik

yang

diperlukannya dengan bantuan energi cahaya melalui proses fotosintesis.


Sedangkan konsumen merupakan organisme heterotrof, yaitu organisme
yang tidak dapat menghasilkan zat-zat organik yang dibutuhkannya dari
zat-zat anorganik. Pada praktikum kali ini praktikan hanya menemukan
produsen saja, yakni berupa berbagai jenis tumbuhan yang memiliki
kemampuan membuat makanan sendiri.
Pada tanah asam (pH rendah), tanah didominasi oleh ion Al, Fe,
dan Mn. Ion-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat dibutuhkan
tanaman, terutama unsur P (fosfor), K ( kalium), S (sulfur), Mg
(magnesium) dan Mo (molibdenum) sehingga tanaman tidak dapat
menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam
tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat keasaman tanah bernilai
<7.Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur hara, ion-ion tersebut
juga meracuni tanaman.Pada tanah asam, kandungan unsur mikro seperti
seng (Zn), tembaga (Cu) dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga meracuni
tanaman.pH netral bernilai 7, pada kondisi ini kebanyakan unsur hara
mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap
unsur hara. Pada tanah basa dengan nilai derajat keasaman (pH>7) unsur P
(fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium), sementara unsur mikro
molibdenum (Mo) berada dalam jumlah banyak. Unsur Mo pada tanah
basa menyebabkan tanaman keracunan. Tetapi, pH tanah yang terukur
pada hutan biologi adalah 7 (netral), sehingga tanaman dapat dengan
mudah menyerap unsur hara. Jadi, pada lokasi pengamatan terlihat
tanamaman tumbuh subur dan ditemukan berbagai jenis tanaman.
Lokasi yang kami amati terdapat pohon Randu yang bertindak
sebagai entropi bagi tanaman yang berada disekitarnya. Sehingga, intesitas
cahaya matahari yang diterima oleh taman disekitarnya menjadi

berkurang, yaitu sebesar 2100 lux. Namun,pada intesitas cahaya tersebut,


tanaman masih dapat hidup normal. Cahaya matahari menjadi faktor
abiotik yang sangat penting bagi ekosistem, karena cahaya matahari
merupakan sumber energi utama semua makhluk hidup, karena dengannya
tumbuhan

dapat

berfotosintesis.

Jika

produsen

(tanaman)

dapat

berfotosintesis, maka konsumen dapat memperoleh sumber makanan dan


keseimbangan ekosistem akan terjaga.
Suhu opimum tanaman di daerah tropis adalah 22 0C- 370C, suhu
terendah untuk tanaman didaerah tropis adalah kurang dari 10 0C dan suhu
tertingginya adalah 400C. Jadi, Suhu yang terukur ketika pengamatan
adalah Suhu 320C, suhu ini termasuk suhu optimum untuk tanaman yang
hidup didaerah tropis. Sehingga, pada tempat pengamatan tersebut
merupakan tempat yang cocok bagi kehidupan tanaman karena memiliki
suhu yang optimum.
Kelembaban tanah mempengaruhi komponen biotik karena pada
tanah yang lembab banyak mengandung air. Sehingga, kebutuhan air
untuk kelangsungan hidup makhluk hidup khususnya tanaman dapat
terpenuhi. Sehingga akan terjadi keseimbangan antara komponen biotik
dan abiotik dalam ekosistem. Kelembaban tanah yang terukur adalah 25%.
Mungkin, kelembaban tanah ini dipengaruhi oleh musim kemarau,
sehingga tanah menjadi kurang lembab. Tetapi, kelembaban tanah ini
masih memungkinkan tumbuhan untuk tetap hidup.
Antara komponen biotik dan abiotik pasti terjadi hubungan, baik
secara langsung maupun tak langsung. Sebagai contoh, tumbuhan
membutuhkan tanah sebagai tempat hidupnya, disini tumbuhan berperan
sebagai komponen biotik dan tanah berperan sebagai komponen abiotik.
Tidak hanya itu tumbuhan dapat hidup dengan baik juga dikarenakan
cahaya matahari,air dan udara. Interaksi ini menyebabkan terjadinya aliran
energi dalam ekosistem. Selain aliran energi di dalam ekosistem juga
terdapat struktur atau tingkatan trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus
materi.

Dengan

keseimbangannya.

demikian

ekosistem

dapat

mempertahankan

Dalam pengamatan ini kami belum dapat mengidentifikasi


kelengkapan komponen di hutan biologi. Karena, ketika pengamatan kami
hanya menemukan produsen yang berupa tumbuhan- tumbuhan, konsumen
pertama, seperti semut, lalat daun, lebah, nyamuk, serta konsumen tingkat
dua yaitu laba- laba. Tetapi, kami tidak mengamati adanya interaksi antar
komponen tersebut, Jadi kami menyimpulkan berdasarkan dasar teori yang
kami ketahui. Komponen decomposer pada lokasi pengamatan/ hutan
biologi tidak kami temukan, karena kondisi kelembaban tanah yang
kurang dan kekurang kami dalam pengamatan, karena kami tidak
mengamati secara detail dan menggali dalam tanah.
Selain itu, ada beberapa nama tanaman yang belum dapat kami
temukan namanya. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan kami
serta kurangnya dasar teori dan referensi yang kami gunakan.

BAB V
KESIMPULAN
1. Komponen biotik yang teramati adalah Kelengkeng/ Dimocarpus longan L.,
Resede atau gamal / Glyricidia maculate, Telang / Clitoria ternatea,
Deffenbachia bowmannii, Getih getihan / Rivina humilis, Dracaena fragraus,
Monstera sp, Pohon Wuni/ Antidesma bunius , Tanaman A, Tanaman B.
2. Komponen ekosistem edafik yang teramati adalah Ph 7 dan kelembaban
sebesar 25%. Sedangkan Komponen ekosistem klimatik yang teridentifikasi
adalah Suhu 32 C, Intensitas cahaya 2100 lux dan Kelembaban 55%.
3. Antar komponen biotik dan komponen abiotic terjadi interaksi untuk
mencapai keseimbangan ekosistem.

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Dyah.2004.Biologi I. Jakarta:Erlangga
Campbell, Neil A. dkk., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Kimball, John W., 1983. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Kistinnah, Idun, 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya, Putra
Nugraha. Jakarta.
Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Karya Mandiri Nusantara:
Jakarta.
Subardi, 2009. Biologi. Usaha Makmur: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai