Secara umum :
Demam tidak tinggi
Penurunan berat badan
Spesifik :
Kelenjar limfe :
Pembesaran kelenjar superfisialis
Yang sering : koli anterior dan posterior, bisa juga di axilla, inguinal, mandibulla, dan
supraklavikula
Biasaya multipel, unilateral, tidak nyeri tekan, mudah digerakkan, dapat saling melekat satu
sama lain.
Sistem skeletal :
Nyeri, bengkak pada sendi
Gangguan atau keterbatasan gerak
Kulit :
Skrofuloderma
PEMERIKSAAN FISIK
Paru :
Inspeksi
Bila lesi luas, dapat ditemukan bentuk dada yang tidak simetris.
Palpasi
Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berupa fremitus mengeras atau
melemah
Perkusi
Bila ada kelainan tertentu, dapat terdengar perubahan suara perkusi seperti
hipersonor pada pneumotoraks, atau pekak pada efusi pleura.
Auskultasi
Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berikut: Ronki basah kasar terutama
di apeks paru, suara napas melemah atau mengeras, atau stridor. suara
napas bronkhial/amforik/ronkhi basah/suara napas melemah di apeks paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji tuberkulin / Mantoux Test
Tuberkulin komponen protein kuman TB yang memiliki
sifat antigenik kuat.
Disuntikan secara intrakutan, 0,1 ml pada bagian volar
lengan bawah
Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan
Bila pasien telah terinfeksi TB maka akan tumbul reaksi
berupa indurasi pada kulit.
Jika diameter indurasi
10 mm positif
5-9 mm positif meragukan
0-4 mm negative
Pada imunokompromais 5 mm positif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji tuberkulin / Mantoux Test
Positif dapat dijumpai pada keadaan :
Infeksi alamiah TB
Infeksi TB tanpa sakit TB (iinfeksi laten)
Infeksi TB dan sakit TB
TB yang telah sembuh
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji tuberkulin / Mantoux Test
Positif palsu
Negatif palsu
Penyuntikan salah
Interpretasi yang tidak
betul
Reaksi silang dengan
Mycobacterium atipik
Penyuntikan salah
Masa inkubasi
Demam
Leukositosis
melnutrisi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Uji Interferon
Secara garis besar, pemeriksaan penunjang
ditujukan untuk mencari bukti adanya penyakit
infeksi, dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar :
Pertama, untuk menemukan kuman pathogen dalam
specimen, misalnya dengan pemeriksaan langsung,
pemeriksaan biakan , atau polymerase chain reaction
(PCR)
Kedua, pemeriksaan untuk mendeteksi respon imun
terhadap kuman tersebut, misalnya pemeriksaan repon
imun humoral (ELISA) (pemeriksaan serologi) dan
pemeriksaan imun selular (uji interferon/Interferon
Gamma release assay (IGRA)).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Radiologis
Tidak khas ; kelainan radiologis pada TB dapat juga dijumpai pada
penyakit lain
Foto toraks normal tidak dapat menyingkirkan dx TB jika klinis dan
pemeriksaan penunjang lain mendukung.
Secara umum, gambaran radiologis sugestif TB :
Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/ tanpa infiltrate
Konsolodari segmental / lobar
Milier
Kalsifikasi dengan infiltrate
Atelektasis
Kavitas
Efusi pleura
Tuberkuloma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. Mikrobiologis
Diagnosis pasti ditegakkan apabila ditemukan kuman BTA pada
pemeriksaan mikrobiologis.
Terdiri dari 2 macam :
Apusan langsung untuk menemukan BTA
Biakan kuman M.Tuberculosis
Namun sulit dilakukan karena sulit untuk mendapatkan sputum
Sebagai gantunya, dilakukan pemeriksaan bilas lambung 3 hari
berturut-turut, minimal 2 hari
Hasil pemeriksaan mikroskopik langsung sebagian besar pada anak
(-), sedangkan biakan M.Tuberculosis memerlukan waktu lama 6-8
minggu, namun kini sudah dapat lebih cepat (1-3 minggu) dengan
pemnggunaan Bactec, namun lebih mahal dan lebih rumit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
5. Patologi Anatomi
Dapat menunjukkan gambaran granuloma yang
ukurannya kecil, terbentuk dari agregasi sel
epiteloid yang dikelilingi limfosit. Granuloma
agregasi sel epiteloid yang dikelilingi limfosit.
memiliki karakteristik perkejuan atau area
nekrosis kaseosa di tengah granuloma.
Diagnosis histopatologis ditemukan perkijuan,
sel epiteloid, limfosit, sel datia langhans. Kadang
juga dapat ditemukan BTA.
Spesimen yang paling mudah dan paling sering
diperiksa adalah limfadenopati koli.