Identitas
Nama
: An. A
Usia
: 12 hari
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Gunung Guruh
Agama
: Islam
Tanggal masuk bangsal : 29 Mei 2015
Tanggal pemeriksaan : 30 Mei 2015
IDENTITAS ORANGTUA
Nama Ayah : Tn. S
Usia: 42 tahun
Pendidikan terakhir:
SD
Pekerjaan : buruh
Alamat: kp. Cikajang
RT 19/04 Gunung
Guruh Sukabumi
Nama Ibu
Usia
: Ny. E
: 37 tahun
Anamnesa
Laboratorium
Riwayat Keluarga
Riwayat kuning
pada anak
sebelumnya
disangkal
Diabetes Mellitus
disangkal
Hipertensi
disangkal
Alergi disangkal
Kanker disangkal
42
tahun
8
hari
Tinggal serumah
dengan ayah dan ibu
Satu rumah berisi 8
orang
2
tahu
n
7
tahu
n
37
tahu
n
8
tahu
n
10
tahu
n
15
tahu
n
Cara lahir
BBL
39 minggu
PSP
3500
37 minggu
PSP
2900
39 minggu
PSP
2800
39 minggu
PSP
3200
39 minggu
PSP
3000
37 minggu
PSP
3200
PBL
47 cm
Riwayat Makanan
0
Riwayat makan
Riwayat imunisasi
Polio : 1x di puskesmas
HB : 1x di puskesmas
Pemeriksaaan Fisik
Antropometri :
BB : 3100g
TB : 47 cm
LK : 34 cm
Pemeriksaan Fisik
HR
: 156 kali/menit
RR
: 70 kali/menit
Suhu
: 37,2 C
Saturasi
: 98%
Kepala
Toraks :
Paru :
Inspeksi : gerakan nafas kiri kanan tampak simetris,
retraksi interkostal minimal
Palpasi : gerakan nafas kiri kanan teraba simetris
Auskultasi : bronkovesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-, grunting Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 4
midklavikularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung 1,2 reguler, murmur -,
gallop -
Abdomen
Ekstremitas
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Saraf Kranial:
N I : sulit dinilai
N II: sulit dinilai
N III, IV, VI: pergerakan sulit dinilai
N V: sulit dinilai
N VII: Wajah simetris, perubahan ekspresi
dengan nyeri +
NVIII: sulit dinilai
N IX&X: reflek menelan dan batuk (+)
N XI : sulit dinilai
N XII :kesulitan menelan -
Hasil Laboratorium
Golongan darah : O +
Bilirubin total : 24,26
Bilirubin direk : 2,05
Bilirubin indirek : 22,21
FOLLOW UP
Hari 1
Sebjektif
Objektif
Analysis
Planning
Ikterus neonatorum
-ASI 12x20cc via OGT
-Ampicilin 3x150 mg IV
-Gentamicin 2x22,5 mg IV
- Fototerapi
Hari 2
Sebjektif
Objektif
Analysis
Planning
Ikterus neonatorum
ASI 12x20cc via OGT
Ampicilin 3x150 mg IV
Gentamicin 2x22,5 mg IV
Fototerapi
Hari 3
Sebjektif
Objektif
Analysis
Planning
Ikterus neonatorum
- ASI 12x20cc via OGT
Ampicilin 3x150 mg IV (50mg/kg/dosis)
Gentamicin 1x12 mg IV (~4mg/kg/dosis)
Fototerapi , cek ulang bilirubin jika <12 mg/dL stop
Resume
PF
HR
: 156 kali/menit
RR : 70 kali/menit
Suhu : 37,2 C
Saturasi : 98% (Down Score 2)
Resume
Kepala
Resume
Laboratorium :
Diagnosis kerja
Terapi
Saran pemeriksaan
prognosis
Quo ad vitam
: dubia
Quo ad sanactionam : dubia
Quo ad functionam : dubia
PEMBAHASAN
Definisi
BILIRUBIN I
unconjugated
bilirubin
BILIRUBIN I
BILIRUBIN II
Bayi Prematur, hati belum mampu proses bilirubin; minum lebih sedikit, BAB
lebih jarang
Riwayat saudara jaundice
Bruising (Perdarahan Di Bawah Kulit)
Feeding : Bayi Kurang Minum Jarang Bab
Ketidak Cocokan Gol Darah, Penyakit Hemolitik
Laki > Perempuan, Asia, Mediterranian
Bayi besar ibu DM
Obat-obatan menghambat glukoronil transferase
Polycytemia
Trisomi 21
Oxytocin induction
Kehilangan berat badan (dehidrasi atau kehilangan kalori)
Klasifikasi Ikterus
Normal bilirubin indirect pada serum tali pusat 1-3 mg/dL dan
meningkat kurang dari 5mg/dL/24 jam.
Jaundice fisiologis
Muncul > 24 jam
Memuncak 3-5 hari
6-8 mg/dL (BCB)
10-12 mg/dl (BKB)
Menurun hari ke 5-7 2
mg/dL
Prematur menghilang
bisa lebih lama (14 hari)
Akumulasi serum bilirubin
< 5 mg/dl
Akibat :
Belum matangnya
fungsi hati
Produksi bilirubin
setelah pemecahan sel
darah merah fetal
terbatasnya konjugasi
bilirubin oleh liver.
Jaundice patologis
Timbul <24 jam
Bilirubin direct >2 mg/dl
Akumulasi serum bilirubin >5 mg/dl
Bilirubin total serum >17 mg/dl
(bayi dengan ASI)
Ikterus menetap
BCB 8 hari
BKB 14 hari
Riwayat keluarga (+)
Pucat, hati-limpa besar
PT gagal turunkan TSB
rhesus incompatibility
ABO incompatibility
infeksi berat (sepsis)
G6PD
memar berat
Meningkatnya
produksi bilirubin
Menurunnya
ekskresi bilirubin
HIPERBILIRUBINEMIA PENYEBAB
PRODUKSI BERLEBIHAN (HEMOLISIS)
HIPERBILIRUBINEMIA PENYEBAB
HIPERBILIRUBINEMIA PENYEBAB
KEKURANGAN SEKRESI
(UNDERSECRETION)
Prematuritas
Hipotiroidisme
Bayi dari ibu penderita diabetes
Defisiensi enzim konjugasi uridin difosfat
glukuronil transferase herediter
Kelainan metabolisme lain
GANGGUAN OBSTRUKTIF :
Hiperbilirubinemia Direk
Kolestasis
Atresia biliaris
Kista koledokus
45
Diagnosis Banding
Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama
Inkompatibilitas darah Rh,ABO, atau golongan lain
Infeksiintra uterine
Kadang-kadang karena defisiensi enzim G-6-PD
Ikterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir
Biasanya ikterus fisiologis
Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah Rh, ABO
atau golongan lain
Defisiensi enzim G-6-PD atau enzim eritrosit lain juga
masih mungkin.
Policitemia
Hemolisis perdarahan tertutup *(perdarahan
subaponerosis,perdarahan hepar, sub capsula dll)
PEMERIKSAAN FISIK
Di bawah sinar lampu/ cahaya
matahari (terang) :
# Tekan kulit dengan jari untuk
melihat warna kulit dan jaringan
subkutan (bagian kening, puncak
hidung:, dll) ---------- tampak
kuning
# Periksa sklera------ tampak ikterik
Progresivitas dengan laju sefalokaudal -----
KRAMER
dengan skala
Wajah: 5 mg/dl
Dada atas: 10 mg/dl
Abdomen dan paha atas: 15
mg/dl
Telapak kaki: 20 mg/dl
Kramer scoring
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Apusan darah tepi
A. LABORATORIUM
Laboratorium darah rutin : Hitung retikulosit
Bila ada hemolisis; Hb
hb, ht, leuko
electrophoresis, Skrining
Serum bilirubin total,direk
G6PD, fragilitas osmotik
dan indirek
Golongan darah, Rh, dan
antibodi pada ibu
Golongan darah bayi, Rh,
dan Tes Coombs direk pada
bayi
ASI vs Ikterus
Pemberian
Breastfeeding Jaundice
BreastMilk Jaundice
INKOMPATIBILITAS ABO
Potensial Inkompatibilitas ABO fetal-maternal
Golongan Darah Maternal
A atau B
A atau AB
B atau AB
Kern Ikterus
Patologis
Bili terlalu tinggi
menembus otak
kerusakan otak!!
Jangka panjang:
Ketulian
Gangguan
penglihatan
Gangguan
perkembangan
Cerebral Palsy
Lesu, ngantuk
rewel tidak sadar,
koma
Lemah lunglai otot
menegang kaku
seperti busur
Tidak mau minum
high-pitched cry
57
Klasifikasi
Kern ikterus
Stadium 1
Refleks moro jelek, hipotoni, letargi, poor feeding,
vomitus, high pitched cry, kejang.
Stadium 2
Opistotonus, panas, rigiditas, occulogyric crises, mata
cenderung deviasi ke atas.
Stadium 3
Spastisitas menurun, pada usia sekitar 1 minggu.
Stadium 4
Gejala sisa lanjut; spastisitas, atetosis, tuli
parsial/komplit, retardasi mental, paralisis bola mata ke
atas, displasia mental
TATALAKSANA
a.
b.
c.
d.
c)
d)
Terapi fototerapi
FOTOTERAPI
Jaundice secara klinis dan hiperbilirubinemia indirect
akan menurun pada paparan spectrum cahaya intensitas
tinggi.
Bilirubin dapat mengabsorpsi cahaya maksimal pada
blue range (420-470 nm), tetapi cahaya putih spectrum
luas, biru, cahaya biru spektum sempit (super), dan
kadang cahaya hijau, diketahui efektif dalam
menurunkan kadar bilirubin.
Fototerapi juga mengubah bilirubin dengan reaksi
ireversibel, menjadi isomer structural lumirubin, yang
akan dieksresikan melalui ginjal dalam bentuk tidak
terkonjugasi.
Pertimbangk
an terapi
sinar
2548
> 12 mg/dl
4972
> 15 mg/dl
>72
> 17 mg/dl
Terapi sinar
> 15 mg/dl
> 18 mg/dl
> 20 mg/dl
Transfusi
tukar
> 20 mg/dl
> 25 mg/dl
> 25 mg/dl
Transfusi tukar
dan Terapi sinar
> 25 mg/dl
> 30 mg/dl
> 30 mg/dl
Terapi sinar
Transfusi
ganti
Terapi
sinar
Transfusi
ganti
5-7
10
4-6
8-10
1.001-1.500
g
7-10
10-15
6-8
10-12
1.501-2.000
g
10
17
8-10
15
10-12
18
10
17
Berat
Hingga
1.000 g
> 2.000 g
<1000
Fototerapi,.
transfusi ganti pada kadar 10-12 mg/dl
1000-1.500
1500-2000
2000-2500
>2500
Kapan penghentian
Fototerapi ?
Prosedur
Acidosis
abnormalitas elektrolit
Hipoglikemia
Trombositopenia
volume overload
Aritmia
Infeksi
kematian
TERIMAKASIH
Kramer