STATUS PSIKIATRI
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku
Fakultas Kedokteran Atma Jaya
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 39 tahun
Status Pernikahan : Sudah menikah
Suku Bangsa : Padang
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Islam
Alamat : Condet, Jakarta Timur
Tanggal Masuk : 02 Desember 2015
A. Keluhan utama:
1
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
3
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Efek
Tidak diketahui Tidak ada
Samping Tidak ada
(lost to follow up)
Obat
Lama
Masih mengkonsumsi obat
Konsumsi 3 minggu 1 minggu
Obat
- interaksi sosial - interaksi sosial terganggu
- interaksi sosial terganggu - aktivitas sehari-hari
Fungsi
terganggu - aktivitas sehari- terganggu
hari terganggu
4
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
5
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
e. Aktivitas Sosial
Pasien tidak pernah terlibat dalam aktivitas sosial
apapun.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat
pelanggaran hukum sebelumnya.
g. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah menjalani pembelajaran atau
kegiatan yang berkaitan dengan militer selama hidupnya.
H. Riwayat Psikoseksual
Pasien mengaku hanya berhubungan seksual dengan suaminya.
I. Riwayat Keluarga
Ny. W, 39 tahun
Laki-laki Perempuan
Meninggal Menikah
Meninggal Pasien
6 Sudah bercerai
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Anak Angkat
C. PEMBICARAAN
7
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
D. GANGGUAN PERSEPSI
Ilusi : tidak ditemukan
Halusinasi : tidak ditemukan saat pemeriksaan, namun terdapat
riwayat adanya halusinasi auditorik yang berifat
commenting dimana pasien merasa selalu dikomentari
oleh suara-suara yang tidak dikenal mengenai
perilakunya
Depersonalisasi : tidak ditemukan
Derealisasi : tidak ditemukan
E. PIKIRAN
1. Proses pikir / bentuk pikiran
a. Produktivitas : cukup. Pasien mampu menjawab pertanyaan
dengan spontan. Ide-ide cukup.
b. Kontinuitas : koheren
2. Isi pikiran
a. Preokupasi pikiran : tidak ditemukan
b. Waham : tidak ditemukan saat pemeriksaan, namun
terdapat riwayat waham curiga dimana pasien
merasa yakin bahwa tetangganya membicarakan
hal-hal buruk mengenai dirinya meskipun hal ini
tidak benar.
c. Ide bunuh diri : tidak ditemukan
G. PENGENDALIAN IMPULS
Pasien mampun mengendalikan impuls, tidak membahayakan diri sendiri
maupun orang lain pada saat dilakukan wawancara.
B. Status Neurologik
GCS : E4V5M6
Pemeriksaan Saraf Kranial : kesan dalam batas normal
Rangsal meningeal : tidak ada
Refleks : refleks fisiologis +/+/+/+
refleks patologis -/-/-/-
Motorik : koordinasi baik
sensorik : Terhadap rangsang raba dan nyeri +/+
Otonom : Miksi, defekasi dan sekresi keringat
baik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dalam batas normal.
Status Mental
Pada pemeriksaan status mental ditemukan:
Deskripsi umuum : pasien usia 39 tahun , berpenampilan sesuai
usia, cara berpakaian baik dan rapi, menggunakan pakaian dan celana
10
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
11
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Pedoman diagnostik:
a. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
b. Sebagai tambahan:
1. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi pluit (whistling), mendengung (humming) atau bunyi
tawa (laughing).
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh. Halusinasi visual
mungkin ada tetapi jarang menonjol.
c) Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of influence) atau passivity (delusion of
passivity) dan keyakinan dikejar-kejar beraneka ragam adalah
yang paling khas.
2. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relatif nyata/tidak menonjol.
b) Diagnosis aksis II
Z. 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II. Pada pasien tidak ditemukan
adanya gangguan kepribadian atau retardasi mental.
c) Diagnosis aksis III
Pada pasien tidak ditemukan adanya kelainan pada kondisi medis
secara umum.
d) Diagnosis aksis IV
Pada aksis ini ditemukan masalah berkaitan dengan ekonomi, dimana
pasien merasa kebutuhan dirinya serta anak-anaknya tidak dapat
terpenuhi dengan penghasilan saat ini.
e) Diagnosis aksis V
- Current GAF : 90 - 81 (gejala minimal,
berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang
biasa)
12
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Faktor memperberat :
Pasien memiliki riwayat penyakit seperti ini sebelumnya.
Keterbatasan care giver pasien, yaitu suami pasien yang tampak kurang
suportif
Dukungan keluarga pasien dalam pengobatan dan perawatan kurang.
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit dan rencana
pengobatan pasien.
13
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Pasien mengalami putus obat karena tingkat kepatuhan minum obat yang
buruk.
Tilikan pasien derajat 2, yaitu pasien agak menyadari bahwa ia sakit dan
membutuhkan bantuan, tapi dalam waktu yang bersamaan juga menyangkal
penyakitnya
Faktor memperingan :
Faktor pencetus diketahui
Kondisi umum baik
Tidak ada riwayat penyalahgunaan zat
X. RENCANA PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
- Risperidone 2 x 2 mg PO
- Triheksifenidil 2 x 2 mg PO (bila perlu)
2. Terapi non farmakologi
- Edukasi pasien dan keluarga
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya (suami dan
anak-anaknya) mengenai penyakit pasien, dan tanda dan gejala
yang perlu diawasi agar dapat segera membawa pasien berobat jika
hal tersebut timbul. Menjelaskan dan menegaskan kepada pasien
dan keluarga mengenai pentingnya meminum obat serta perlunya
untuk tetap kontrol ke poli setelah pasien dipulangkan.
Menjelaskan sediaan, cara penggunaan, dan efek samping obat.
- Psikoterapi
Membina rapport, agar pasien lebih percaya dan mau
menceritakan hal-hal apapun kepada dokter saat
kontrol/berkonsultasi. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi
dokter karena dapat mengetahui keadaan pasien bila ada masalah
dan dapat dicari segera solusinya. Membantu pasien memahami
bahwa suara-suara yang didengarnya tidak nyata dan bagaimana
mengatasinya saat suara-suara tersebut terdengar, contohnya, bila
pasien terganggu dengan suara-suara di telinganya, ia dapat
melakukan kegiatan kegiatan lain yang dapat mengalihkan
perhatiannya seperti mengobrol dengan orang lain, mengerjakan
pekerjaan rumah dan lain sebagainya. Memotivasi pasien untuk
mengkonfirmasi terlebih dahulu kecurigaan-kecurigaan yang
14
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
XI. FOLLOW UP
- Memantau perkembangan gejala, seperti halusinasi auditorik dan
waham referensi.
- Memantau kemungkinan efek samping obat seperti gejala
ekstrapiramidal.
- Memantau kemungkinan muncul perilaku agresif dan tanda-tanda
percobaan bunuh diri
XII. DISKUSI
Skizofrenia merupakan gangguan mental berupa sindrom klinis dari berbagai
psikopatologi yang melibatkan aspek kognitif, emosi, persepsi, dan aspek
perilaku lainnya. Manifestasi klinis yang tampak pada pasien skizofrenia
bervariasi antara pasien yang satu dan pasien lainnya, namun biasanya bersifat
berat serta bertahan lama. Gangguan skizofrenia umumnya ditandai oleh distorsi
pikiran dan persepsi yang khas, namun kesadaran dan kemampuan intelektual
umumnya dipertahankan.
15
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Faktor Genetik
16
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Riwayat Kehamilan
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa beberapa
keadaan dalam kehamilan dapat menyebabkan skizofrenia. Berikut
adalah faktor-faktor yang dapat berperan, baik sebelum (prenatal),
sekitar (perinatal), atau setelah kelahiran:
17
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
yang paling aktif yaitu di masa kanak-kanak dan remaja yang disebut
dengan proses eliminasi kompetitif. Gen-gen yang terlibat pada proses
perkembangan neuron adalah DISC1 (terganggu pada skizofrenia),
ErbB4, neuregulin (NRG), dysbindin, regulator of protein signaling 4
(RGS4), D-amino acid oxidase activator (DAOA), dan gen untuk
AMPA. Gen-gen yang rentan ini memengaruhi berbagai
neurotransmiter yang terlibat.
Faktor Lingkungan
Faktor Neurotransmiter
18
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
-Struktur Limbik
-Hipokampus
-Nukleus Akumben
19
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
-Amigdala
-Korteks Singulat
-Area Korteks
Korteks Prefrontal
20
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Talamus
Ganglia Basalis
21
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Hipotalamus
Serebelum
22
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Harus ada sedikitnya satu gejala yang amat jelas (biasanya dua gejala atau
lebih apabila gejala-gejala itu kurang jelas) dari gejala (a) sampai (d) , atau
paling sedikit 2 gejala dari gejala (e) sampai (h), yang harus selalu ada secara
23
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
jelas selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Gejala pada skizofrenia antara
lain:
24
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
25
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Waham curiga pada pasien ditemui dari adanya keyakinan pasien bahwa
dirinya tidak disukai dan dibicarakan keburukannya oleh tetangga di sekitar
tempat tinggalnya
26
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Psikoterapi suportif
27
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Lebih dari 50% pasien skizofrenia memiliki prognosis yang kurang baik,
dengan berulang kali dirawat di rumah sakit, kekambuhan gejala, episode
gangguan mood yang berat dan percobaan bunuh diri. Hal ini dapat ditemukan
pada pasien Ny. W, dimana episode kali ini merupakan kekambuhan ketiga,
dengan serangan pertama pada tahun 2011 dan serangan kedua pada tahun
2013.
28
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Sadock VA. Synopsis of Psychiatry: 11th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2010.
2. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III. Jakarta: Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma
Jaya. 2001.
3. Dharmady, Agus. Psikopatologi: Dasar di dalam Memahami Tanda dan Gejala
dari Suatu Gangguan Jiwa. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku
Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya. 2009.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia: Seksi Skizofrenia. From
Curing to Caring: Achieving Patients Recovery. Rekomendasi Tata Laksana Layanan
Skizofrenia. Jakarta: Centra Communications. 2014.
29