Bab Ii Revisi (Ok)
Bab Ii Revisi (Ok)
KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan Guru
1. Pengertian Bimbingan
Pengertian bimbingan jika ditelaah dari berbagai sumber akan
dijumpai pengertian-pengertian yang berbeda, tergantung dari jenis
sumbernya dan yang merumuskan pengertian tersebut. Perbedaan tersebut
disebabkan karena berlainan pandangan atau titik tolak. Tetapi perbedaan itu
hanyalah perbedaan tekanan atau perbedaan dari sudut mana melihatnya.
Pada dasarnya, bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk
membantu mengoptimalkan individu. Berdasarkan pasal 27 Peraturan
Pemerintah No.20 Tahun 1990, Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan. Depdikbud 1994 (Ketut
Sukardi, 2000 : 18).
Bimbingan, menurut Aqib (2002 : 71) bahwa:
Definisi bimbingan sangat luas. Bimbingan ialah proses pemberian
bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri,
penemuan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam
mencapai tingkat perkembangan optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungan. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu
dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.
mengoptimalkan
kemampuan
individu
untuk
mengenal
10
program/pendidikan.
Dalam
bimbingan
akademik,
para
sosial
pribadi
merupakan
bimbingan
untuk
yang
kondusif,
interaksi
pendidikan
yang
akrab,
11
perencanaan
dan
pengembangan
karir,
kondisi
penyesuaian
12
13
menciptakan iklim yang baik yang dapat merangsang siswa untuk belajar
dan kebutuhan siswa terpenuhi, kemudian guru dapat menampilkan dirinya
sebagai figur bagi siswa-siswanya.
Peranan guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan
pendekatan bukan saja melalui pendekatan pengajaran akan tetapi dibarengi
dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar
mengajar. Dalam arti guru harus mampu memperhatikan aspek-aspek
pribadi setiap siswa, dengan demikian guru mudah untuk memberikan
bantuan secara optimal. Dengan pendekatan secara pribadi, guru akan secara
langsung mengenal dan memahami siswa-siswanya secara lebih mendalam
sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar. Berkenaan dengan
bimbingan dalam proses belajar mengajar, dilihat dari aspek prilaku guru
yang ditampilkannya pada saat mengajar. Prilaku guru yang dimaksud
adalah sejumlah ciri-ciri khas pribadi guru yang dapat menunjang
kelancaran proses belajar mengajar.
Guru mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang
harus dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan tugas ini dapat
memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan di
kelas. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa,
misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana belajar
yang tegang, hubungan guru dengan siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa
untuk mengungkapkan kesulitan sehubungan dengan pelajaran menjadi
14
terbatas, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan
fungsi bimbingan dalam proses belajar mengajar.
Natawidjaja dan Surya (Soetjipto dan Kosasi, 2004 : 108)
mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam proses
belajar mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pemimbing,
yaitu:
a. Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai
individu, siswa memiliki potensi untuk berkembang, terampil
berkomunikasi serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk
mandiri.
b. Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa.
c. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati dan
menyenangkan.
d. Pemahaman siswa secara simpatik empatik.
e. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.
f. Penampilan diri secara asli (genuine) tidak berpura-pura di depan
siswa.
g. Kekonkretan dalam menyatakan diri.
h. Penerimaan siswa secara apa adanya.
i. Perlakuan terhadap siswa secara terbuka dan demokratis.
j. Kepekaan terhadap masalah yang dinyatakan oleh siswa dan
membantu siswa untuk menyadari masalah tersebut.
k. Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan
siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut
pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa.
l. Penyesuaian diri (respon) terhadap keadaan yang khusus.
Proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru tidak sematamata merupakan kegiatan instruksional saja, tetapi merupakan suatu proses
untuk dapat memperhatikan aspek-aspek pribadi siswa. Dengan kata lain,
sambil mengajar guru selalu membimbing para siswanya. Keadaan
semacam itu akan dapat membuat guru lebih mampu mengenal siswa secara
pribadi sehingga guru akan lebih mudah membantu siswa memperoleh
15
16
B. Sarana Belajar
Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna jika disertai dengan
penyediaan sarana pembelajaran yang mendukung. Sarana belajar berfungsi
memudahkan terjadinya proses pembelajaran karena dengan sarana belajar
mudah
menarik
perhatian
siswa,
mencegah
verbalisme,
merangsang
17
18
Tempat kerja menunjukkan status dari suatu alat atau mesin dan
sekaligus merupakan satuan dari jumlah alat. Alat atau mesin
tersebut merupakan tempat siswa mempelajari satu atau beberapa
keahlian (kompetensi). Dilihat dari wujud dan fungsinya alat yang
berstatus working station disebut sebagai alat atau mesin utama.
c. Tempat Kerja Ganda (Double Working Station)
Tempat kerja ganda adalah alat atau mesin yang berstatus working
station tetapi menurut ketentuan pemakai harus dilayani oleh lebih
dari satu orang. Hal ini disebabkan oleh kekurangan alat (siswa
lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan alat utama),
sehingga diperlukan pengaturan sedemikian rupa.
d. Tempat Kerja Tunggal (Single Working Station)
Tempat kerja tunggal adalah alat yang berstatus working station
dan pengoperasiannya hanya boleh dilayani oleh satu orang. Dari
ketentuan ini tergambarkan bahwa jumlah working station sama
dengan student place.
e. Tempat Penyimpanan Alat (Working Tool Box/Set)
Tempat penyimpanan alat merupakan seperangkat alat-alat tangan.
Berlawanan dengan tempat kerja ganda, pada working tool
box/set alat yang digunakan hanya dimiliki atau dikuasai oleh satu
orang siswa selama praktik.
f. Alat Kelengkapan (Tool Equipment)
Alat kelengkapan adalah alat atau bagian-bagian sebagai
kelengkapan dari suatu alat atau mesin tersebut. Alat kelengkapan
ada yang bersifat standar dan yang bersifat tambahan.
g. Modul
Modul adalah satu satuan utuh dari suatu ruangan praktik sesuai
dengan jenis dan macamnya. Tanda modul ruang praktik
menunjukkan ukuran ruang praktik tersebut yang dinyatakan dalam
student place.
19
ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, oleh sebab itu dalam penilaian
hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku setelah terjadi proses
belajarnya.
Hasil belajar las busur manual dapat dilihat dari perubahan baik dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, sikap yang bersifat konstan.
Perubahan ini dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera berubah dari
prilaku nyata atau juga perubahan yang hanya berupa penyempurnaan terhadap
hasil belajar yang telah diperoleh. Hasil belajar hendaknya sesuai dengan apa
yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar adalah
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan model yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu pengenalan
guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa penting
sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai hasil belajar yang
seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing masing.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku yang dinyatakan dengan skor atau angka yang
diperoleh siswa dari serangkaian tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
proses pembelajaran. Hasil pembelajaran las busur manual yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam
nilai, yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar las busur manual setelah
melalui proses pembelajaran.
D. Faktor Faktor yang Menentukan Hasil Belajar
Menurut Slameto (1998 : 78) ada 3 faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Faktor faktor tersebut adalah :
20
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, yang meliputi dua
aspek adalah aspek fisiologis dan aspek psikologis, aspek fisiologis adalah
aspek yang menyangkut tentang keberadaan kondisi fisik siswa, sedangkan
aspek psikologis adalah aspek yang menyangkut kecerdasan, minat, bakat,
motivasi, dan kemampuan kognitif siswa.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang
meliputi faktor lingkungan sosial dan non sosial. Faktor sosial adalah faktor
yang meliputi keberadaan para guru, staf administrasi dan teman-teman
sekelas, sedangkan faktor non sosial adalah faktor keberadaan dan
penggunaannya dirancang dengan sesuai hasil belajar yang diharapkan.
Faktor tersebut diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya
tujuan yang telah dirancang yang meliputi keberadaan gedung sekolah,
gedung perpustakaan dan lain-lain. Faktor tersebut diatas turut menentukan
keberhasilan siswa dalam belajar.
c. Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi pelajaran. Oleh karena itu pengenalan guru terhadap
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa penting sekali artinya dalam
membantu siswa mencapai hasil belajar sesuai dengan kemampuan masingmasing. Pada bagian dan peluang ini lah dengan memperhatikan ramburambu yang tertuang dalam kurikulum didorong dalam kreatifitas dan
komitmen
keguruan,
diharapkan
guru
professional
dapat
kiranya
21
22
c. Machine dengan kombinasi arus yaitu searah (DC) dan bolak balik
(AC)
Adapun pemilihan parameter pengelasan las busur manual meliputi
beberapa hal. Panjang busur (Arc Length) yang dianggap baik lebih kurang
sama dengan diameter elektroda yang dipakai. Untuk besarnya tegangan
yang dipakai setiap posisi pengelasan tidak sama. Misalnya diameter
elektroda 3 mm 6 mm, mempunyai tegangan 20 30 volt pada posisi
datar, dan tegangan ini akan dikurangi antara 2 5 volt pada posisi diatas
kepala. Kestabilan tegangan ini sangat menentukan mutu pengelasan dan
kestabilan juga dapat didengar melalui suara selama pengelasan.
Besarnya arus juga mempengaruhi hasil pengelasan, dimana
besarnya arus listrik pada pengelasan tergantung dari bahan dan ukuran
lasan, geometri sambungan pengelasan, macam elektroda dan diameter inti
elektroda. Untuk pengelasan pada daerah las yang mempunyai daya serap
kapasitas panas yang tinggi diperlukan arus listrik yang besar dan mungkin
juga diperlukan tambahan panas. Sedang untuk pengelasan baja paduan,
yang daerah pengelasannya dapat mengeras dengan mudah akibat
pendinginan yang terlalu cepat, maka untuk menahan pendinginan ini
diberikan masukan panas yang tinggi yaitu dengan arus pengelasan yang
besar. Pengelasan logam paduan, untuk menghindari terbakarnya unsurunsur paduan sebaiknya digunakan arus las yang sekecil mungkin. Juga
pada pengelasan yang kemungkinan dapat terjadi retak panas, misalnya pada
pengelasan baja tahan karat maka penggunaan panas diusahakan sekecil
mungkin sehingga arus pengelasan harus kecil.
2. Pelaksanaan Pengelasan
23
(mengayunkan)
24
25
hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi dari cairan elektroda
las.
F. Kerangka Konseptual
26
G. Pertanyaan Penelitian
Adapun yang dijadikan beberapa pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah topik yang diberikan akan diselesaikan siswa?
2. Bagaimana target hasil belajar yang dicapai?
3. Apakah dengan memberikan bimbingan guru dalam menggunakan sarana
belajar siswa mampu meningkatkan hasil belajar dengan baik?