Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat
serta mengatur dan mengorganisasikan kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan.
Dalam mencapai tujuan tersebut manusia tidak dapat melakukannya seorang diri.
Keterbatasan kemampuan manusia menyebabkan manusia tidak dapat mencapai
tujuan tanpa kerja sama. Sesuai dengan sifat manusia sebagai mahluk sosial,
manusia tidak dapat hidup tanpa berinteraksi/bergantung dengan orang lain. Hal
inilah yang mendasari manusia untuk hidup dalam berbagai organisasi. Organisasi
merupakan sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan wadah kegiatan dari
orang-orang yang saling bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan bersama.
Organisasi sebagai wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama
secara rasional dan sistematis, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kerjasama
yang terarah tersebut dilakukan dengan mengikuti pola interaksi antar setiap
individu atau kelompok dalam berinteraksi ke dalam maupun ke luar organisasi.
Pola interaksi tersebut diselaraskan dengan berbagai aturan, norma, keyakinan,
nilai-nilai tertentu sebagaimana ditetapkan organisasi pola interaksi tersebut
dalam waktu tertentu akan membentuk suatu kebiasaan bersama atau membentuk
budaya organisasi yang senantiasa mengontrol anggota organisasi, dengan
demikian budaya organisasi yang kuat merupakan pembentuk kinerja organisasi
yang tinggi.
Budaya organisasi kerap kali digunakan sebagai salah satu determinan alat
dan kunci untuk keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian strategi usaha
organisasi. Corporate culture will probably be an even more important factor in
determining the success or failure of firms in the next decade. Dengan kata lain,
terdapat kecenderungan pada budaya organisasi sebagai suatu pondasi yang harus
dimiliki organisasi, karena budaya organisasi sangat mendukung sukses atau

gagalnya organisasi. Upaya peningkatan kinerja organisasi memerlukan adanya


acuan baku yang diberlakukan oleh organisasi yang secara sistematis menuntun
anggotanya untuk meningkatkan komitmen kerja pada organisasi. created a
widely spread belief of corporate cultures being perhaps the significant factor
behind the performance of companies. Asumsinya sederhana, bahwa sebuah
kelompok manusia yang hidup dalam kebersamaan akan mempunyai nilai dan
dilaksanakan bersama. Dengan nilai bersama tersebut, di dalam organisasi
masingmasing anggota yakin dan rasa saling percaya satu sama lain, bahwa
masing-masing bekerja di dalam kultur organisasi yang sama dan bergerak
seirama.
Budaya organisasi merupakan bagian studi teori organisasi dilihat dari
aspek sekelompok individu yang bekerjasama untuk mencapai tujuan, atau
organisasi sebagai wadah tempat individu bekerjasama secara rasional dan
sistematis untuk mencapai tujuan. Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama
yang terarah pada pencapaian tujuan dengan mengikuti pola interaksi antar setiap
individu atau kelompok. Pola interaksi tersebut diselaraskan dengan berbagai
aturan, norma,dan nilai-nilai tertentu sebagaimana ditetapkan organisasi itu.
Keseluruhan pola interaksi tersebut akan membentuk suatu kebiasaan bersama
atau membentuk budaya organisasi. Teori organisasi berusaha menerangkan atau
memprediksi bagaimana organisasi dan orang-orang di dalamnya berperilaku
dalam struktur organisasi, budaya dan lingkungan. Selain itu Robbins (2002:8)
berpendapat teori organisasi memfokuskan dirinya pada perilaku dari organisasi
dan mengunakan pengertian yang lebih luas dari keefektifan organisasi. Budaya
merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi. Hal ini berarti
budaya organisasi sebagai salah satu aspek kajian teori organisasi, dapat dikaji
pada tingkatan analisis sistem organisasi.
Membahas budaya organisasi merupakan hal esensial bagi suatu organisasi
atau rumah sakit, karena budaya organisasi merupakan kebiasaan-kebiasaan yang
terjadi dalam hirarki organisasi yang mewakili norma-norma perilaku dan diikuti
oleh para anggota organisasi.
B. Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka pada makalah ini
penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari budaya organisasi?
2. Apa saja tingkatan-tingkatan budaya organisasi?
3. Apakah Ciri-ciri dari budaya organisasi?
4.

Bagaimana peranan atau fungsi budaya organisasi?

5. Apakah aspek-aspek dari budaya organisasi?


C. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulis yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui:
1.

Pengertian budaya organisasi.

2. Tingkatan-tingkatan budaya organisasi.


3.

Ciri-ciri dari budaya organisasi.

4.

Peranan atau fungsi budaya organisasi.

5. Aspek-aspek budaya organisasi.

BAB II
TEORI DASAR
A.

Pengertian

A.1. Budaya
Kita tinjau Pengertian budaya itu sendiri menurut : The International
Encyclopedia of the Social Science (1972) dapat dilihat menurut dua pendekatan
yaitu pendekatan proses (process-pattern theory, culture pattern as basic)
didukung oleh Franz Boas (1858-1942) dan Alfred Louis Kroeber (1876-1960).
Bisa juga melalui pendekatan structural-fungsional (structural-functional theory,
social structure as abasic) yang dikembangkan oleh Bonislaw Mallllinowski
(1884-1942) dan Radclife-Brown yang kemudian dari dua pendekatan itu Edward
Burnett Tylor (1832-1917 secara luas mendefinisikan budaya sebagai :culture
or civilization, taken in its wide ethnographic ense, is that complex whole wich
includes knowledge,belief, art, morals, law, custom and any other capabilities and
habits acquired by man as a memmmber of society atau Budaya juga dapat
diartikan sebagai : Seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya
melalui proses belajar (Koentjaraningrat, 2001: 72 ) sesuai dengan kekhasan
etnik, profesi dan kedaerahan(Danim, 2003:148).
Arti Kata Budaya Secara Etimologis menurut kamus Bahasa Indonesia,
kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta Bodhya yang berarti akal budi,
sinonimnya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris Culture atau Cultuur
dalam Bahasa Belanda. Kata Culture sendiri berasal dari bahasa Latin Colere
(dengan akar kata Calo yang berarti mengerjakan tanah, mengolah tanah atau
memelihara ladang dan memelihara hewan ternak.
Arti Kata Budaya Secara Terminologis, budaya adalah suatu hasil dari
budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang

secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab.
Dikatakan membudaya bila kontinu.
Sweeney & McFarlin (2002:334) mengemukakan bahwa budaya secara
ideal mengkomunikasisak secara jelas pesan-pesan tentang bagaimana kita
melakukan sesuatu atau bertindak secara jelas pesan-pesan tentang bagaimana kita
melakukan sesuatu atau bertindak, berperilaku di sekitar sini (how we do things
around here). Dari pemikiran tersebut dapatlah diinterpretasikan bahwa budaya
memberikan arahan mengenai bagaimana seseorang harus berperilaku, bersikap,
bertindak dalam suatu komunitas, kata here dalam pengertian di atas mengacu
kepada suatu komunitas tertentu, baik berbentuk organisasi, perusahaan, atau
masyarakat.
Pengertian lainnya menyatakan bahwa budaya merupakan pola asumsiasumsi dasar yang oleh suatu kelompok tertentu telah ditemukan, dibuka, atau
dikembangkan melalui pelajaran untuk memecahkan masalah-masalah adaptasi
eksternal dan intergrasi internal, dan yang telah berjalan cukup lama untuk
dipandang sahih, dan oleh sebab itu diajarkan kepada anggota-anggota baru
sebagai cara yang benar untuk memandang, berpikir, dan merasa dalam kaitannya
dengan masalah-masalah tersebut (Schein, 1992).
Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan tersebut, dapatlah
dinyatakan bahwa budaya ini merupakan cara hidup termasuk didalamnya cara
berpikir,

bertindak

dan

sebagainya

dalam

suatu

komunitas

tertentu

(organisasi/perusahaan/masyarakat), sehingga membedakan karakteristik atau


komunitas denga yang lainnya.
A.2. Organisasi
Arti Kata Organisasi Secara Etimologis Tubuh atau alat tubuh, aturan,
susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu dengan dasar ideologi yang sama.
Arti Kata Organisasi Secara Terminologis, Organisasi adalah kesatuan (Entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

James D. Mooney memberikan pengertian Organisasi adalah sebagai bentuk


setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama
(Organization is the form of every human association for the attainment of
common purpose).
Chester L. Barnard Organisasi adalah sebagai sebuah sistem tentang aktivitas
kerjasama dua orang atau lebih dari sesuatu yang tidak berwujud dan tidak
pandang bulu, yang sebagian besar tentang persoalan silaturahmi (Organization is
a system of cooperative activities of two or more person something intangible and
impersonal. Largely a matter of relationship).
Dwight Waldo Organisasi adalah sebagai suatu struktur dari kewenangankewenangan dan kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan antara orang-orang pada
suatu sistem administrasi (Organization is the structure of authoritative and
habitual personal interrelations in an administrative system),
Prof Dr. Sondang P. Siagian, organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam
rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana
terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok
orang yang disebut dengan bawahan. dan masih banyak lagi lainnya.
Terdapat dua pendekatan dalam memahami organisasi, yaitu pendekatan
objektif dan pendekatan subjektif. Makna objektif dalam konteks ini merujuk
kepada pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku, dan peristiwa-peristiwa
eksis di dunia nyata dan terlepas dari pengamatnya, sedangkan subjektif
menunjukkan bahwa realitas itu sendiri adalah konstruksi sosial, realitas sebagai
suatu proses kreatif yang memungkinkan orang menciptakan apa tang ada di luar
sana (Pace & Faules, 2011: 11).
Menurut pendekatan objektif, organisasi merupakan sesuatu yang bersifat
fisik dan kongret, dan merupakan sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti,
sesuatu yang stabil. Istilah organisasi mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata
merangkum orang-orang, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan. Pendekatan
subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang,
terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang-

orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus


menerus berubah yang dilaku orang-orang antara yang satu dengan lainnya dan
tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk
organisasi tersebut.
Jadi berdasarkan pendekatan objektif, organisasi berarti struktur, sedangkan
berdasarkan pandangan subjektif, organisasi berarti proses (mengorganisasikan
perilaku). Implikasinya, menurut pendekatan objektif mempelajari organisasi
adalah mempelajari keseluruhan, bagaimana organisasi dapat beradaptasi dengan
cara terbaik terhadap lingkungan untuk mengembangkan diri dan berlangsung
hidup, sedangkan menurut pendekatan subjektif pengetahuan mengenai organisasi
diperoleh dengan melihat perilaku-perilaku dan apa makna perilaku-perilaku itu
bagi mereka yang melakukannya, struktur diakui tapi tekanannya pada perilaku
manusia dalam arti tidak independen dari tindakan-tindakan manusia. Kedua
pendekatan tersebut, baik objektif maupun subjektif tidah hanya mempengaruhi
cara pandang terhadap budaya organisasi, tapi juga dalam memahami aspek-aspek
lainnya yang terkait dengan perilaku organisasi.
A.3. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan
nilainilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku
anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan
kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi
organisasi. Robbins (2002) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem
makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi
tersebut dengan organisasi lain. Schein (1985) mendefinisikan budaya organisasi
sebagai pola asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh suatu
kelompok orang selagi mereka belajar untuk menyelesaikan problemproblem,
menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal, dan berintegrasi dengan
lingkungan internal. Sedangkan Brown (1998) seperti yang dikutip oleh Kenneth
et al., (2007) mendefinisikan budaya organisasi sebagai pola kepercayaan,
nilainilai, dan cara yang dipelajari menghadapi pengalaman yang telah

dikembangkan

sepanjang

sejarah

organisasi

yang

memanifestasi

dalam

pengaturan material dan perilaku organisasi.


Berdasarkan beberapa definisi budaya organisasi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan norma-norma, nilai, asumsi,
kepercayaan, kebiasaan yang dibuat dalam suatu organisasi dan disetujui oleh
semua anggota organisasi sebagai pedoman atau acuan dalam organisasi dalam
melakukan aktivitasnya baik yang diperuntukkan bagi karyawan maupun untuk
kepentingan orang lain.
B. Asal muasal budaya organisasi
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang
ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah
dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di
masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para
pendirinya.
Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap
budaya awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena
kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan
organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada
seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara.
Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran
dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan
menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir,
perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan
untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan,
nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi
pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini,
seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi.
Pada dasarnya apabila dilihat dari bentuknya, organisasi merupakan
sebuah masukan (input) dan luaran (output) serta bisa juga dilihat sebagai living
organism yang memiliki tubuh dan kepribadian, sehingga terkadang sebuah
organisasi bisa dalam kondisi sakit (when an organization gets sick). Sehingga

organisasi dianggap Sebagai suatu output (luaran) memiliki sebuah struktur


(aspek anatomic), pola kehidupan (aspek fisiologis) dan system budaya (aspek
kultur) yang berlaku dan ditaati oleh anggotanya.
Dari pengertian Organisasi sebagai output (luaran) inilah melahirkan
istilah budaya organisasi atau budaya kerja ataupun lebih dikenal didunia
pendidikan sebagai budaya akademis.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya Organisasi
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang
diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam
keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat
satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu
pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan
pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring
dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula
dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara
keseluruhan.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut
beberapa ahli:
Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391),
budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan
oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu
sendiri.
Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263),
budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan
pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian
organisasi.

Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama


yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu, yang memberi pengertian budaya
organisasi antara lain sebagai:
1.

Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi.

2.

Falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan

pelanggan.
3.

Cara pekerjaan dilakukan di tempat itu.

4. Asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi.


Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima
oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan
yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota
organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru
sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah
yang dihadapi.
Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem
nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para
karyawan berperilaku.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
makalah ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi,
yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota
organisasi.
B. Tingkatan-tingkatan budaya organisasi
Selanjutnya budaya organisasi dapat ditemukan dalam tiga tingkatan, yaitu:
1. Artefak
Pada tingkat ini budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidak dapat diartikan,
misalnya lingkungan fisik organisasi, teknologi, dan cara berpakaian. Analisis
pada tingkat ini cukup rumit karena mudah diperoleh tetapi sulit ditafsirkan.
2. Nilai
Nilai memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artefak. Nilai ini sulit
diamati secara langsung sehingga untuk menyimpulkannya seringkali diperlukan

wawancara dengan anggota organisasi yang mempunyai posisi kunci atau dengan
menganalisis kandungan artefak seperti dokumen.
3. Asumsi dasar
Merupakan bagian penting dari budaya organisasi. Pada tingkat ini budaya
diterima begitu saja, tidak kasat mata dan tidak disadari. Asumsi ini merupakan
reaksi yang bermula dari nilai-nilai yang didukung. Bila asumsi telah diterima
maka kesadaran akan menjadi tersisih. Dengan kata lain perbedaan antara asumsi
dengan nilai artefak terletak pada apakah nilai-nilai tersebut masih diperdebatkan
dan diterima apa adanya atau tidak.
C. Ciri-ciri budaya organisasi
Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
1.

Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk

menjadi inovatif dan mengambil resiko.


2.

Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan

kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.


3.

Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya

pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4.

Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek

pada orang-orang di dalam organisasi itu.


5.

Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim,

ukannya individu.
6.

Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.

7.

Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi

yang sudah baik.


Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk
perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi
itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota
berperilaku (Robbins, 1996 : 289).
D. Peranan /fungsi budaya organisasi

Dari sudut pandang karyawan, budaya memberi pedoman bagi karyawan akan
segala sesuatu yang penting untuk dilakukan. Sejumlah peran penting yang
dimainkan oleh budaya perusahaan adalah:
1.

Membantu pengembangan rasa memiliki jati diri bagi karyawan.

2.

Dipakai untuk mengembangkan keterkaitan pribadi dengan organisasi.

3.

Membantu stabilitas organisasi sebagai suatu sistem sosial.

4.

Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma perilaku yang sudah

dibentuk.
Budaya organisasi yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat atau bahkan diubah,
memerlukan praktik yang dapat membantu menyatukan nilai budaya anggota
dengan nilai budaya organisasi. praktik tersebut dapat dilakukan melalui induksi
atau sosialisasi, yaitu melalui transformasi budaya organisasi. Sosialisasi
organisasi merupakan serangkaian aktivitas yang secara substantif berdampak
kepada penyesuaian aktivitas individual dan keberhasilan organisasi, antara lain
komitmen, kepuasan dan kinerja. Beberapa langkah sosialisasi yang dapat
membantu dan mempertahankan budaya organisasi adalah melalui seleksi calon
karyawan, penempatan, pendalaman bidang pekerjaan, penilaian kinerja, dan
pemberian penghargaan, penanaman kesetiaan pada nilai-nilai luhur, perluasan
cerita dan berita, pengakuan kinerja dan promosi.
Berbagai praktik di atas dapat memperkuat budaya organisasi dan memastikan
karyawan yang bekerja sesuai dengan budaya organisasi, memberikan imbalan
sesuai dukungan yang dilakukan. Sosialisasi yang efektif akan menghasilkan
kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan,
mengurangi tekanan serta kemungkinan keluar dari pekerjaan. Beberapa hal yang
dapat dilakukan organisasi untuk mempertahankan organisasi adalah menyusun
asumsi dasar, menyatakan dan memperkuat nilai yang diinginkan dan
menyosialisasikan melaui contoh.
Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
a.

Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang

lain.
b.

Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

c.

Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas

daripada kepentingan diri individual seseorang.


d.

Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi

itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh


karyawan.
e.

Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan

membentuk sikap serta perilaku karyawan.


Veithzal. R (2003:430) mengemukakan bahwa budaya organisasi berperan dalam
a.

Menetapkan tapal batas, dalam arti menciptakan perbedaan yang jelas antara

satu organisasi dengan organisasi lainnya


b.

Memberikan cirri identitas bagi anggota organisasi

c.

Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada kepentingan

individu
d.
e.

Meningkatkan kemantapan system sosial


Memandu dan membentuk sikap anggota organisasi( budaya sebagai

mekanisme pembuat makna dan kendali


Dalam konteks diatas makabudaya organisasi merupakan kerangka kerja yang
menjadi pedoman tingkah laku dan pembuatan keputusan anggota organisasi serta
mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
E. Aspek-aspek budaya organisasi
Untuk menentukan aspek-aspek secara pasti mengenai budaya organisasi jauh
lebih sulit tetapi penulis mengambil dari beberapa pendapat para ahli:
Khun Chin Sophonpanich memasukan budaya pribadi ke dalam Bank Bangkok 50
tahun yang lalu dengan beberapa aspek antara lain :
o Ketekunan (dilligency),
o Ketulusan (sincerity),
o Kesabaran (patience) dan
o Kewirausahaan (entrepreneurship).
Sedangkan Amnuai dan Schien membagi budaya organisasi kedalam beberapa
Aspek yaitu antara lain
o Aspek kualitatif (basic)

o Aspek kuantitatif (shared) dan aspek terbentuknya


o Aspek komponen (assumption dan beliefs),
o Aspek adaptasi eksternal (eksternal adaptation)
o

Aspek Integrasi internal (internal integration) sebagai proses penyatuan

budaya melalui asimilasi dari budaya organisasi yang masuk dan berpengaruh
terhadap karakter anggota.
Lebih jelas lagi diungkapkan oleh Desmond graves (1986:126) mencatat sepuluh
item research tool (dimensi kriteria, indikator) budaya organisasi yaitu :
o Jaminan diri (Self assurance)
o Ketegasan dalam bersikap (Decisiveness)
o Kemampuan dalam pengawasan (Supervisory ability)
o Kecerdasan emosi (Intelegence)
o Inisatif (Initiative)
o Kebutuhan akan pencapaian prestasi (Need for achievement)
o Kebutuhan akan aktualisasi diri (Need for self actualization)
o Kebutuhan akan jabatan/posisi (Need for power)
o Kebutuhan akan penghargaan (Need for reward)
o Kebutuhan akan rasa aman (Need for security).

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa
pokok kesimpulan sebagai berikut:

Budaya organisasi tidak muncul dengan sendirinya di kalangan anggota


organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya
budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang
dipelajari, dimiliki bersama, oleh semua anggota organisasi dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Budaya organisasi sangat penting peranannya dalam mendukung


terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih
spesifik, budaya organisasi dapat berperan dalam menciptakan jati diri,
mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan
pedoman perilaku kerja bagi karyawan.

DAFTAR PUSTAKA
Adam Ibrahim Indrawijaya, Teori, Prilaku dan Budaya Organisasi, Refika
Aditama, Bandung, 2010
Sondang P Siagian, Filsafat Administrasi, Edisi Revisi cetakan kelima, Bumi
Aksara, Jakarta, 2008
http://www.scribd.com/doc/24369362/Budaya-Organisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/teori-budaya-organisasi.html
http://nazlahanum.blogspot.com/2010/04/budaya-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas PBPAB
    Tugas PBPAB
    Dokumen3 halaman
    Tugas PBPAB
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Free 5x5 Risk Matrix
    Free 5x5 Risk Matrix
    Dokumen2 halaman
    Free 5x5 Risk Matrix
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Menejemen MKLH
    Menejemen MKLH
    Dokumen18 halaman
    Menejemen MKLH
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kuliah Semester 9
    Jadwal Kuliah Semester 9
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Kuliah Semester 9
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Outline Ta
    Outline Ta
    Dokumen1 halaman
    Outline Ta
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Atmos Fer
    Atmos Fer
    Dokumen7 halaman
    Atmos Fer
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Ta 1
    Ta 1
    Dokumen3 halaman
    Ta 1
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Plambing Cutit
    Plambing Cutit
    Dokumen55 halaman
    Plambing Cutit
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Atmos Fer
    Atmos Fer
    Dokumen7 halaman
    Atmos Fer
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Tugas PBPAB
    Tugas PBPAB
    Dokumen3 halaman
    Tugas PBPAB
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • 1275 2406 1 PB
    1275 2406 1 PB
    Dokumen8 halaman
    1275 2406 1 PB
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • No
    No
    Dokumen1 halaman
    No
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Cara Menghitung Emisi
    Cara Menghitung Emisi
    Dokumen2 halaman
    Cara Menghitung Emisi
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • 1001 Soal Solusi Uts Kalkulus II
    1001 Soal Solusi Uts Kalkulus II
    Dokumen43 halaman
    1001 Soal Solusi Uts Kalkulus II
    Muhammad Afif
    100% (1)
  • 16 Lamp Iran
    16 Lamp Iran
    Dokumen12 halaman
    16 Lamp Iran
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Outline PKP
    Outline PKP
    Dokumen2 halaman
    Outline PKP
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen22 halaman
    Tugas
    Uswatun Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Artikel Organizational Culture
    Artikel Organizational Culture
    Dokumen13 halaman
    Artikel Organizational Culture
    Heru Prabowo Hadi
    Belum ada peringkat
  • Gartek-David Hendri Faisal
    Gartek-David Hendri Faisal
    Dokumen114 halaman
    Gartek-David Hendri Faisal
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Sampah Cutit2
    Sampah Cutit2
    Dokumen37 halaman
    Sampah Cutit2
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • 23 Artikel6 PDF
    23 Artikel6 PDF
    Dokumen6 halaman
    23 Artikel6 PDF
    Muhammad Noble Hidayatullah
    Belum ada peringkat
  • Klasifikasi Plta
    Klasifikasi Plta
    Dokumen27 halaman
    Klasifikasi Plta
    Cortney Johnson
    100% (3)
  • 00 Pdriau 007
    00 Pdriau 007
    Dokumen11 halaman
    00 Pdriau 007
    Erin Febrian
    Belum ada peringkat
  • Unit Aerasi
    Unit Aerasi
    Dokumen17 halaman
    Unit Aerasi
    Meey R. Ahmad
    Belum ada peringkat
  • JURNAL Putu
    JURNAL Putu
    Dokumen9 halaman
    JURNAL Putu
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Digital 125038 R210833 Analisa Perbandingan Lampiran
    Digital 125038 R210833 Analisa Perbandingan Lampiran
    Dokumen6 halaman
    Digital 125038 R210833 Analisa Perbandingan Lampiran
    Nadia Amelia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Spam Cubit
    Kata Pengantar Spam Cubit
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar Spam Cubit
    David Jonathan
    Belum ada peringkat
  • Chapter I
    Chapter I
    Dokumen7 halaman
    Chapter I
    David Jonathan
    Belum ada peringkat