Dari percobaan kelarutan dan ekstraksi protein didapatkan hasil sampel A
[protein] maksimum pada pH 8, [garam] ditambah 20%, dan pada perbandingan sampel dengan aseton 2:1. Sampel B maksimum pada pH 6, [garam] ditambah 20%, dan pada perbandingan sampel dengan aseton 3:1. Sampel C maksimum pada pH 6, [garam] ditambah 60% dan 70%, dan pada perbandingan sampel dengan aseton. Sampel D tidak didapat adanya protein dengan perlakuan pH, namun [protein] maksimum jika [garam] ditambah 70% dan perbandingan sampel dengan aseton 3:1. Jadi kesimpulannya pH, penambahan garam, dan polaritas berpengaruh terhadap kelarutan protein. Kelarutan protein menurun seiring dengan penambahan senyawa non-polar. Protein mengendap ketika pH larutan = pI protein, pada kondisi ini protein tidak bermuatan sehingga interaksi antar molekul protein menguat. Untuk mengekstraksi protein dari susu metode yang baik digunakan adalah penurunan pH. Namun, penambahan garam juga baik untuk mengekstraksi protein, tidak hanya pada susu tapi juga pada tepung cacing dan putih telur.