Anda di halaman 1dari 3

1.

Hiponatremia pada chf


Hiponatremia merupakan kondisi natrium serum <135 mmol/L. Penyebab
hiponatremia

dapat

dikategorikanmenjadi

dua

yaitu

delusional

dan

deplesional. Hiponatremia delusional merupakan hiponatremia yang paling


sering

terjadi

dan

biasanya

disebabkan

karena

retensi

air

berlebih.

Hiponatremia deplesioal merupakan hiponatremia yang terjadi pada kondisi


hipovolemik dengan defisiensi air absolute namun terjadi kelebihan relative
dari cairan tubuh dibandingkan konsentrasi sodium. Hiponatremia pada gagal
jantung kongestif disebut sebagai faktor risiko yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas pada pasien. Hiponatremia pada pasl jantung
kongestif secraa primer disebabkan oleh peningkatan aktivitas arginin
vasopressor (AVP). AVP merupakan hormone yang disintesis di nucleus
supraoptik dan paaventrikuler hipotalamus dan dilepaskan oleh hipofisis
posterior. Efek AVP bervariasi tergantung dari reseptor yang dipengaruhi.
Aktvasi reseptor VIA pada otot polos pembuluh darah menyebabkan
vasokontriksi. Aktivasi V2 pada medulla renal menyebabkan reabsorpsi cairan
oleh duktus kolektivus. Aktivasi v2 pada membrane basolateral duktus
kolektivus kortikal menyebabkan peningkatan aquaporin yang mengakibatkan
peningkatan permeabilitas tubular terhadap cairan sehingga air berpindah
dari tubulus ke interstisium medullaAVP meningkatan resorbsi cairan di
duktus

kolektivus

ginjal

sehingga

meningkatkan

volume

plasma

dan

mengencerkan (dilusi) konsentrasi natrium. Sekresi AVP dari hipofisis


posterior diregulasi oleh osmolalitas plasma dan cardiac output serta stimulus
volume intravaskular. Pada chf, kadar AVP plasma berkaitan dengan
osmolalitas plasma namun set point nya berubah atau bergeser lebih tinggi
sehingga terjadi ketidaksinambungan antara penurunan osmolalitas plasma
dan kadar AVP. Penurunan osmolalitas plasma atau penurunan crdiac output
pada pasien chf tidak disertai penurunan AVP yang seharusnya. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena karena stimulasi nonosmotik AVP pada chf
timbul dari stimulasi sentral sebagai akibat dari up-regulation aktivitas
simpatis.
Hiponatremia pada gagal jantung kongestif juga dapat dicetuskan oleh
penggunaan terapi diuretic pada pasien.1
2. Mekanisme hiponatremia menyebabkan fibrilasi atrium
Bebera[a kondisi seperti pneumonia, ckd, chf, hipomagnesemia, dan operasi
bypass aerteri koroner dapat menyebabkan hiponatremia yang dapat
megakibatkan fibrilasi atrium. Pembukaan kanal Na menyebabkan Na masuk
ke dalam sel sehingga menyebabkan perubahan voltase potensial yang

disebut dengan depolarisasi. Oto jantung membutuhkan kadar Na yang cukup


untuk

bekerja

secara

regular.

Penurunan

Na

serum

dihipotesiskan

mengakibatkan depolarisasi yang tidak efektif dan dapat menghambat fungsi


inhibisi AV node pada jalur aksesori. Hal ini dibuktikan dengan penelitian
cagdas dkk (2) yang menunjukkan bahwa kadar Na serum pasien AF lebih
rendah secara signifikan dibandingkan pada kelompok control.
3. S1 mengeras
suara jantung dihasilkan oleh getaran pada katup yang tegang segera setelah
penutupan bersama dengan getaran dinding jantung yg berdekatan dan
pembulu-pembuluh utama sekitar jantung. Suara jantung pertama (S1)
dicetuskan oleh kontraksi ventrikel yang menyebabkan aliran balik darah
secraa tiba-tiba yang mengenai katup AV (katup mitral dan tricuspid)
sehingga katup ini menutup dan mencembung kea rah atrium sampai korda
tendinea secra tiba2 mengehentikan pencembungan inielastisitas korda
tendinea dan katup yang tegang kemudian akan mendorong darah yang
bergerak kembali ke ventrikel-ventrikel yang bersangkutan. Peristiwa ini
menyebabkan kdarah dan dinding ventrikel serta katup yang tegang bergetar
dan menimbulkan turbulensi getaran dalam darah. Getaran kemudian
merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada sehingga dapat
terdengar dengan stetoskop.(guyton)
S1 engeras merupakan tanda dari stenosis mitral. Stenosis mitral yang kaku
menghasilkan suara jantung yang keraskarena exkursi katup saat penutupan
akibat peningkatan tekanan atrium kiri menyebabkan katup relative melebar.
Selain itu, katup dan korda tendon yang kaku menyebabkan resonasi dengan
peningkatan amplitude. Mekanisme serupa juga dapat terjadi pada atrial
myxoma.
Kondisi-kondisi yang menyebabkan peningkatan kontraktilitas miokard seperti
latihan, anemia, cemas, demam, kehamilan, dan tirotksikosis juga dapat
menyebabkan

s1

mengeras.

Hal

ini

disebabkan

peningkatan

laju

perkembangan tekanan di ventrikel.


4. Digitalisasi cepat pada pasien af
Digitalisasi cepat adalah pemberian digoksin 0,25-0,5 mg IV (0,01-0,03
mg/kg/hari) dengan bolus selama 2 menit yang diencerkan dalam 10 cc
larutan isotonis. Bila laju jatung belum terkontrol bolus digoksin dapat diulang
4 jam setelah pemberian pertama dengan dosis maksimal 1,5 mg per 24 jam.
Digitalisasi cepat dapat dilakukan pada pasien gagal jantung akut.

Daftar pustaka
1. Oren, R.M., Hiponatremia in congestive heart failure. American journal of
cardiology 95(9A):2B-7B. 2005.
2. Cagdas, C., Gulacti, U., Kurtoglu, E., Celik, A., Lok, U., Topacoglu, H., The
relationship between serum sodium concentration and atrial fibrillation
among adult patients in emergency department setting. The journal of
academic emergency medicine. 2014. Available at: www.akademikaciltip.com

Anda mungkin juga menyukai