Tinea Capitis
Tinea Capitis
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tinea kapitis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur dermatofit
(biasanya berasal dari spesies microsporum dan trichophyton) yang terjadi pada
folikel rambut kulit kepala dan kulit sekitarnya (Wiliam D, Thimoty G et al,
2011).
2.2 Epidemiologi
Insidens tinea kapitis masih belum diketahui pasti, tersering dijumpai pada anakanak 3-14 tahun3 jarang pada dewasa, insiden lebih banyak terjadi pada laki-laki
daripada perempuan (Wiliam D, Thimoty G et al, 2011)
Di Surabaya kasus baru tinea kapitis antara tahun 2001 - 2006 insidennya
dibandingkan kasus baru dermatomikosis di Poli Dermatomikosis URJ Kulit dan
Kelamin RSU Dr. Soetomo antara 0,31% - 1,55%. Pasien tinea kapitis
terbanyakpada masa anak-anak < 14 tahun 93,33% anak laki-laki lebih banyak
(54,5%) dibanding anak perempuan (45,5%). Di Surabaya tersering tipe kerion
(62,5%) daripada tipe Gray Patch (37,5%). Tipe Black dot tidak diketemukan.
Spesies penyebab Microsporum gypseum (geofilik), Microsporum ferrugineum
(antropofilik) dan Trichophyton mentagrophytes (zoofilik yang dijumpai pada
hewan kucing, anjing,sapi, kambing, babi, kuda, binatang pengerat dan kera)
(Nelson, Martin et al, 2003).
2.3. Etiologi
Spesies dermatofit umumnya dapat sebagai penyebab, kecuali E. floccosum, T.
concentricum dan T. mentagrophytes var. interdigitale (T. interdigitale) yang
semuanya jamur antropofilik tidak menyebabkan tinea kapitis2 dan T. rubrum
jarang (Clayton YM, Moore MK, 2006). Tiap negara dan daerah berbeda-beda
untuk spesies penyebab tinea kapitis , Di Amerika kasus terbanyak disebabkan
oleh Trichophyton tonsurans,juga perubahan waktu dapat ada spesies baru karena
penduduk migrasi, pada imigran dari afrika dan arab penyebab tersering adalah
Trichophyton soudanense,Trichophyton violaceum and M. Audouinii(Wiliam D,
Thimoty G et al, 2011). Spesies antropofilik (yang hidup di manusia) sebagai
penyebab yang predominan.
2.4 Patogenesis
Periode inkubasi dari spesies antropofilik antara 2-4 hari, akan tetapi pada periode
tersebut bersifat asimtomatik. Hiffa kemudian turun menuju folikel rambut untuk
menembus kortek rambut, dan saai di intrafolikuler hiffa memecahkan rantai
spora. Pada periode penyebaran ini (4 hari sampai 4 bulan) yang mana selama itu
memperluas lesi dan membentuk lesi yang terlihat (Wiliam D, Thimoty G et al,
2011).
Hifa-hifa intrapilari kemudian turun ke batas daerah keratin, dimana rambut
tumbuh dalam keseimbangan dengan proses keratinisasi, tidak pernah memasuki
daerah berinti. Ujung-ujung hifa-hifa pada daerah batas ini disebut Adamsons
fringe, dan dari sini hifa-hifa berpolifrasi dan membagi menjadi artrokonidia yang
mencapai kortek rambut dan dibawa keatas pada permukaan rambut. Rambutrambut akan patah tepat diatas fringe tersebut, dimana rambutnya sekarang
menjadi sangat rapuh sekali (Fitzpatricks,Freedberg IM, et al, 2003).
Secara mikroskop hanya artrokonidia ektotrik yang tampak pada rambut
yang patah, walaupun hifa intrapilari ada juga. Patogenesis infeksi endotrik
(didalam rambut) sama kecuali kutikula tidak terkena dan artrokonidia hanya
tinggal dalam batang rambut menggantikan keratin intrapilari dan meninggalkan
kortek yang intak. Akibatnya rambutnya sangat rapuh dan patah pada permukaan
kepala dimana penyanggah dan dinding folikuler hilang meninggalkan titik hitam
kecil (black dot).Infeksi endotrik juga lebih kronis karena kemampuannya tetap
berlangsung di fase anagen ke fase telogen(Fitzpatricks,Freedberg IM, et al,
2003).
2.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tergantung etiologinya:
Ada 3 bentuk Tinea Capitis berdasarkan manifestasi klinisnya, yaitu:
1. Bentuk Gray patch :
a. inflamasi ringan /minimal
b. kulit kepala bersisik, rambut mudah putus, warna rambut menjadi abu
abu,mudahdicabut dari akarnya, kemudian terjadi alopesia.
c. Kadang terdapat keluhan adanya papul merah dan gatal
d. Biasa disebabkan oleh Microsporum audouinii dan Microsporum canisyang
bersifat antropofilik ektotrik.
2. Bentuk Black Dot ringworm :
a. tampak alopesia dengan titik-titik hitam di tengahnya, yang terdiri
daribatangrambut yang patah tepat pada permukaan kulit atau di bawah
permukaan kulit kepala.
b. Biasa disebabkan oleh Trichophyton tonsuran danTrychophytonviolaceu,
bersifatantropofilik endotrik
3. Bentuk Kerion Selsi :
a. Dimulai dengan ruam eritematosa, skuama, papul, disertai rambut yang
putus,dapat disertaiperadangan akut berupa indurasi yang mengeluarkan
pus,keadaan ini disebut sebagaikerion selsi
1. Bentuk Non- inflamasi, manusia atau epidemik.
Umumnya karena jamur ektotriks antropofilik, M. audouinii di Amerika dan
Eropanamun sekarang jarang atau M. ferrugineum di Asia. Lesi mula-mula berupa
papula kecil yang eritematus, mengelilingi satu batangrambut yang meluas
sentrifugal mengelilingi rambut-rambut sekitarnya. Biasanyaada skuama, tetapi
keradangan minimal. Rambut-rambut pada daerah yangterkena berubah menjadi
abu-abu dan kusam sekunder dibungkus artrokonidiadan patah beberapa milimeter
diatas kepala(Freedberg IM, Eisen AZ et al, 2003). Seringkali lesinya tampak
satuatau beberapa daerah yang berbatas jelas pada daerah oksiput atau
leherbelakang (Freedberg IM, Eisen AZ et al, 2003).
Gambar 2.2
Gambaran Gray Path pada Tinea kapitis akibat M. Canis
2. Bentuk inflamasi
Biasanya terlihat pada jamur ektotrik zoofilik (M. canis) atau geofilik
(M.gypseum). Keradangannya mulai dari folikulitis pustula sampai kerion
yaitupembengkakan yang dipenuhi dengan rambut-rambut yang patah-patah
danlubang-lubang folikular yang mengandung pus. Inflamasi seperti ini
seringmenimbulkan alopesia yang sikatrik. Lesi keradangan biasanya gatal dan
dapatnyeri, limfadenopati servikal, panas badan dan lesi tambahan pada kulit
halus (Fitzpatricks,Freedberg IM, et al, 2003).
Gambar 2.3
Gambaran tinea kapitis akibar microsporum aouudonii
Gambar 2.4
Gambara black dot akibat trichopypton tonsurans
Dermatitis atopik
Dermatitis atopik yang berat dan luas mungkin mengenai kepala
denganskuama kering putih dan halus. Khas tidak berhubungan dengan
kerontokanrambut, bila ada biasanya karena trauma sekunder karena
garukan kepalayang gatal. Disertai lesi dermatitis atopik di daerah lain
(Schroeder TL &Levy ML, 1997)
c.
Psoriasis
Psoriasis kepala khas seperti lesi psoriasis dikulit, plak eritematos
berbatasjelas dan berskuama lebih jelas dan keperakan diatasnya, dan
rambut-rambuttidak patah. Kepadatan rambut berkurang di plak psoriasis
jugameningkatnya menyeluruh dalam kerapuhan rambut dan kecepatan
rontoknya rambut telogen. 10% psoriasis terjadi pada anak kurang
10tahundan 50% mengenai kepala , dan sering lesi psoriasis anak
terjadipadakepala saja, maka kelainan kuku dapat membantu diagnosis
psoriasis (Fitzpatricks, Freedberg IM, et al, 2003).
d.
2. Diagnosis banding tinea kapitis yang alopesia jelasScott M & Lee T,2008) :
a. Alopesia areata
Alopesia areata mempunyai tepi yang eritematus pada stadium
permulaan,tetapi dapat berubah kembali ke kulit normal1,6. Juga jarang
ada skuama danrambut-rambut pada tepinya tidak patah tetapi mudah
dicabut (Scott M & Lee T,2008)
b. Trikotilomania
Khas adanya alopesia yang tidak sikatrik berbatas tidak jelas
karenapencabutan rambut oleh pasien sendiri. Umumnya panjang
rambutberukuran macam-macam pada daerah yang terkena. Tersering di
kepala
atas, daerah oksipital dan parietal yang kontra lateral dengan
tangandominannya. Kadang-kadang ada gambaran lain dari kelainan
bsesifkompulsifmisalnya menggigit-gigit kuku, menghisap ibu jari atau
ada depresiatau kecemasan. Dapat disertai efek efluvium telogen yaitu
berupatumbuhnya kembali rambut yang terlambat atau rontoknya rambut
meningkatsebelum tumbuh kembali (Fitzpatricks,Freedberg IM, et al,
2003).
c.
Pseudopelade
Dari kata Pelade yang artinya alopesia areata. Pseudopelade
adalahalopesia sikatrik progresif yang pelan-pelan, umumnya sebagai
sindromaklinis sebagai hasil akhir dari satu dari banyak proses patologis
yangberbeda (yang diketahui maupun yang tidak diketahui), walaupun
klinisspesifik jenis tidak beradang selalu dijumpai misalkan karena likhen
planus,lupus eritematus stadium lanjut (Fitzpatricks,Freedberg IM, et al,
2003).
kulit
karena
bakteri
Staphylococcus
aerius
atau
Folliculitis decalvans
Adalah
sindroma
yang
sikatrikprogresif8.
klinis
berupa
Folikulitis
folikulitis
atrofik
pada
kronis
sampai
dermatitis
dan skuama kulit. Skuama kulit akan terisi hifa dan artrokonidia. Yang
menunjukkan elemen jamur adalah artrokonidia oleh karena rambutrambut yang lebih panjang mungkin tidak terinfeksi jamur. Pada
pemeriksaaan mikroskop akan tampak infeksi rambut ektotrik yaitu
pecahan miselium menjadi konidia sekitar batang rambut atau tepat
dibawah kutikula rambut dengan kerusakan kutikula. Pada infeksi
endotrik, bentukan artrokonidia yang terbentuk karena pecahan miselium
didalam batang rambut tanpa kerusakan kutikula rambut(Wiliam D,
Thimoty G et al, 2011).
c. Kultur
Memakai swab kapas steril yang dibasahi akua steril dan digosokkan
diatas kepala yang berskuama atau dengan sikat gigi steril dipakai untuk
menggosok rambut-rambut dan skuama dari daerah luar di kepala, atau
pangkal rambut yang dicabut langsung ke media kultur. Spesimen yang
didapat dioleskan di media Mycosel atau Mycobiotic (Sabourraud dextrose
agar + khloramfenikol + sikloheksimid) atau Dermatophyte test medium
(DTM). Perlu 7 - 10 hari untuk mulai tumbuh jamurnya. Dengan DTM ada
perubahan warna merah pada hari 2-3 oleh karena ada bahan fenol di
medianya, walau belum tumbuh jamurnya berarti jamur dematofit positif
(Fitzpatricks,Freedberg IM, et al, 2003).
2.8. Komplikasi
1. Infeksi sekunder
2. Alopesia sikatrik permanen
3. Kambuh
Terapi Medis
Diminum
bersama
susu
atau
es
krim
oleh
karena
obat
berguna
mencegahkekambuhan
untuk
mempercepat
penyembuhan,
dan
mencegah
penularanserta
pasien,
seminggu
kali
selama
minggu.
dan
kortikosteroid
sebagai
terapi
ajuvan
BAB 3
KESIMPULAN
Tinea kapitis adalah infeksi yang sering terjadi pada anak-anak dengan
bermacammacamgejala klinis. Keadaan penduduk yang padat menyimpan jamur
penyebabdan adanya karier asimtomatis yang tidak diketahui menyebabkan
prevalensipenyakit (Wiliam D, Thimoty G et al, 2011).
Tablet griseofulvin adalah pengobatan yang efektif dan aman, sebagai obat
linipertama (gold standard). Obat lini kedua yaitu Itrakonazol, terbinafin atau
kalauterpaksa dengan flukonazol diberikan untuk pasien yang tidak sembuh
dengangriseofuvin, atau dapat sebagai obat jamur lini pertama. Terapi ajuvan
denganshampo
anti
jamur
untuk
membasmi
serpihan
(fomites)
yang
DAFTAR PUSTAKA
AS,
Mancini
AJ,
Hurwitz
Clinical
Pediatric
Dermatology.